Anda di halaman 1dari 43

PEMBENTUK CITRA

Imroatul Khuluqi Izzah, S.Kom. M.TI.


khuluqi.izzah@gmail.com
2 MACAM CITRA

Citra Kontinu Dihasilkan dari Contoh :


sistem optik yang - mata manusia,
menerima - kamera analog
sinyal analog.

Citra Diskrit/ Dihasilkan melalui Contoh :


Citra Digital proses digitalisasi - kamera digital,
terhadap citra - scanner
kontinu.
MODEL CITRA

Secara matematis citra adalah fungsi intensitas cahaya pada


bidang dua dimensi disimbolkan dengan 𝑓(x,y) yang dalam hal
ini:
(x,y) : Koordinat pada bidang dua dimensi
𝑓(x,y) : Intensitas cahaya (brightness)
pada titik (x,y)
➢ Nilai atau amplitude dari fungsi 𝑓pada koordinat spasial(x,y) :
- Besaran scalar positif
- Physical meaning : ditentukan oleh sumber gambar

➢ Fungsi 𝑓 dapat dicirikan oleh 2 komponen :


- Jumlah sumber yang menerangi objek di scene tempat objek yang
sedang dilihat.
- Jumlah iluminasi yang dipantulkan oleh objek dalam scene tersebut.
- Dua Komponen ini disebut dengan : the illumination and reflectance
components 𝑖(x,y) dan 𝑟(x,y)
Karena cahaya merupakan bentuk energi, maka intensitas cahaya
bernilai antara 0 sampai tidak berhingga, 0 ≤ 𝑓(x,y) ≤∞
𝑓(x,y) = 𝑖(x,y) . 𝑟(x,y)
Dimana :
– i(x,y) : jumlah cahaya yang berasal dari sumbernya (illumination)
yang nilainya 0 ≤i(x,y) ≤∞
Nilai i(x,y)ditentukan oleh sumber cahaya
–r(x,y) : derajat kemampuan obyek memantulkan cahaya(reflection)
yang nilainya 0 ≤r(x,y) ≤1
Nilai r(x,y) ditentukan oleh karakteristik obyek di dalam citra.
r(x,y)=0 mengindikasikan penyerapan total. r(x,y)=1
mengindikasikan pemantulan total
Sinyal 𝑓(x,y) yang
akan ditangkap oleh
mata atau kamera
➢ Reflectance :
Dibatasi dengan nilai 0 (total absorption) dan 1 (total reflectance)

➢ 𝑖(x,y) ditentukan oleh sumber iluminasi

➢ 𝑟(x,y) ditentukan oleh karakteristik objek yang dicitrakan

➢ Note :
- Model ini juga berlaku untuk citra yang terbentuk melalui transmisi
iluminasi melalui media, seperti rontgen dada.
- Dalam hal ini : fungsi transmissivity menggantikan fungsi reflectivity
AKUISISI CITRA MENJADI CITRA DIGITAL
CONTOH TINGKAT ILUMINATION DAN
REFLECTANCE
➢ Illuminance :
● Matahari :
- Hari cerah : 90.000 lm/m2 di permukaan bumi
- Hari berawan : 10.000 lm/m2
● Saat malam cerah : bulan purnama : 0,1 lm/m2

➢ Reflectance :
● Black velvet : 0,01
● Stainless steel: 0,65
● Flat-white wall paint: 0,80
● Silver-plated metal: 0,90
● Snow : 0,93
ELEMEN CITRA DIGITAL
ELEMEN CITRA DIGITAL
1. Brightness (kecerahan)
Nama lain dari intensitas cahaya, dimana tiap pixel dalam citra bukan
intensitas riil, namun merupakan intensitas rata-rata dari suatu area yang
melingkupinya.

2. Contrast (kontras)
Sebaran lightness (terang) & darkness (gelap) dalam suatu citra.
Jika sebagian besar komposisi citra terang atau sebagian besar gelap
maka dikatakan citra tersebut kontrasnya rendah. Jika komposisi gelap &
terang tersebar merata maka dikatakan kontras citra baik.

3. Contour (kontur)
Kontur : keadaan yg ditimbulkan oleh perubahan intensitas pada pixel-
pixel yang bertetangga. Dengan adanya perubahan intensitas, secara
mata kita mampu mendeteksi edge (tepi) objek dalam citra.
ELEMEN CITRA DIGITAL
4. Colour (warna)
Persepsi yg dirasakan oleh sistem visual manusia terhadap panjang
Gelombang cahaya yg dipantulkan oleh objek.
Setiap warna mempunyai panjang gelombang (λ) yang berbeda
Merah memiliki λ paling panjang
Ungu (violet) memiliki λ paling pendek
Warna yang diterima oleh mata: hasil kombinasi cahaya dgn λ yang
berbeda. Kombinasi warna yg memberikan rentang (spektrum) warna
paling lebar adalah red, green, dan blue (RGB)

5. Shape (bentuk)
Properti intrinsik dari objek 3 dimensi yang merupakan properti intrinsic
utama untuk sistem visual manusia. Manusia lebih sering
mengasosiasikan objek dengan bentuknya daripada properti lainnya.
ELEMEN CITRA DIGITAL

6. Texture (tekstur)
Didefinisikan sebagai distribusi spasial dari derajat keabuan di
dalam sekumpulan pixel-pixel yg bertetangga.
Sebuah pixel saja tidak dapat didefinisikan sebagai tekstur.
Tekstur merupakan karakteristik untuk menganalisa permukaan
berbagai jenis citra objek.
ELEMEN SISTEM PEMROSESAN
CITRA DIGITAL
ELEMEN SISTEM PEMROSESAN
CITRA DIGITAL
1. Digitizer
Digitizer (Digital Acqusition System) : sistem penangkap citra
digital yang melakukan penjelajahan citra dan mengkonversinya ke
representasi numerik sebagai masukan bagi komputer digital.

Hasil dari digitizer adalah matriks yang elemen-elemennya


menyatakan nilai intensitas cahaya pada suatu titik. Contoh: scanner,
kamera digital

Digitizer terdiri dari 3 komponen dasar :


– Sensor citra yang bekerja sebagai pengukur intensitas cahaya
– Perangkat penjelajah yang berfungsi merekam hasil pengukuran
intensitas pada seluruh bagian citra
– Pengubah analog ke digital yang berfungsi melakukan sampling
dan kuantisasi.
2. Komputer Digital
Komputer digital digunakan pada sistem pemroses
citra, mampu melakukan berbagai fungsi pada citra
digital resolusi tinggi.

3. Piranti Tampilan
Peraga berfungsi mengkonversi matriks intensitas tinggi
merepresentasikan citra ke tampilan yang dapat diinterpretasi
oleh manusia.
Contoh : Monitor, printer
4. Media Penyimpanan
Media penyimpanan, piranti yang mempunyai kapasitas memori
besar sehingga gambar dapat disimpan secara permanen agar
dapat diproses lagi pada waktu yang lain.
DIGITALISASI CITRA
DIGITALISASI CITRA
● Digitalisasi citra : representasi citra dari fungsi kontinu menjadi
nilai-nilai diskrit, sehingga disebut Citra Digital.
- Citra digital berbentuk empat persegi panjang dan dimensi
ukurannya dinyatakan sebagai tinggi x lebar
- Citra digital yang tingginya N, lebarnya M dan memiliki L derajat
keabuan dapat dianggap sebagai fungsi :

● Digitalisasi sinyal analog melibatkan 2 operasi:


1. Digitalisasi spasial (x,y) disebut penerokan (sampling)
2. Digitalisasi intensitas f(x,y) disebut kuantisasi
SAMPLING (Penerokan)

● Sampling : Proses untuk mendigitalisasi suatu fungsi kontinu menjadi


fungsi diskrit.
● Citra kontinu disampling menjadi grid-grid yang berbentuk bujursangkar.
● Sampling bertujuan untuk menentukan seberapa banyak pixel yang
diperlukan untuk merepresentasikan citra kontinu dan bagaimana
pengaturannya.
SAMPLING
● Resolusi (derajat rincian yang dapat dilihat) citra ditentukan oleh pembagian
gambar menjadi jumlah piksel tertentu. Semakin banyak jumlah pixel, semakin
tinggi resolusi gambar (gambar semakin halus secara visual), karena informasi
yang hilang akibat pengelompokan intensitas saat sampling, semakin kecil.
SAMPLING

● Jumlah terokan biasanya diasumsikan perpangkatan dari dua,


N = 2n
yang dalam hal ini,
N = jumlah penerokan pada suatu baris/kolom
n = bilangan bulat positif.

● Contoh ukuran penerokan (sampling):


256 X 256 pixel
128 X 256 pixel
512 X 1024 pixel
CONTOH SAMPLING
Suatu gambar yg ukurannya 5 x 5 inci akan dinyatakan dalam matriks ukuran 4 x
5 (4 baris dan 5 kolom) sebagai sebuah citra biner yang hanya mempunyai dua
derajat keabuan saja:
● 0 (black)
● 1 (white)

Tiap elemen gambar lebarnya 1 inchi & tingginya 1,25 inchi akan
direpresentasikan dengan suatu nilai yang mewakili rata-rata intensitas cahaya
pada area tersebut
Area 1 x 1,25 inci pd sudut kiri atas gambar direpresentasikan oleh (0,0)
Area 1 x 1,25 inci pd sudut kanan bawah gambar direpresentasikan oleh (3,4)
KUANTISASI

● Kuantisasi berkaitan dengan diskritisasi nilai intensitas cahaya pada koordinat (x, y).
● Tujuan kuantisasi adalah memetakan nilai dari sinyal kontinu menjadi K buah nilai
diskrit (K buah level)
● Kuantisasi : pembagian skala keabuan (0,L) menjadi G level yang dinyatakan dengan
suatu harga bilangan bulat (integer), biasanya G diambil perpangkatan dari 2.
G = 2m
dimana G : derajat keabuan
m : bilangan bulat positif
KUANTISASI

G = 2m

Pixel depth : Jumlah bit untuk merepresentasikan nilai keabuan


pixel. Citra biasanya diasosiasikan dengan pixel
depth-nya.
Contoh : Citra dengan pixel depth 8 bit disebut citra 8-bit
atau citra 256 warna
PEMILIHAN K

Original Image K = 2 gray level K = 4 gray level

K = 16 gray level K = 32 gray level


CONTOH HASIL KUANTISASI
JENIS CITRA
JENIS CITRA
1. Citra biner(1 pixel = 1 bit)
Gray level hanya 0 dan 1 (hitam dan putih)
2. Citra grayscale (1 pixel umumnya 8 bit)
Gray level dari 0 sampai 255 (hitam ke putih)
3. Citra berwarna (24-bit RGB)
Terdiri dari tiga kanal warna: red(R), green(G), dan blue(B)
Gray level pada setiap kanal warna panjangnya 8 bit
Color image.

Color image (24-bit RGB) Grayscale image (8-bit) Binary image (1-bit)
KANAL CITRA
KANAL CITRA

➢ Pada citra berwarna, maka citra memiliki kanal sesuai

dengan ruang warna yang digunakan.


➢ Jika kita menggunakan citra dengan ruang warna CMYK,

maka kanal pada citra tersebut memiliki 4 buah kanal,


yakni cyan (C), magenta (M), yellow (Y), dan black (K)
➢ Ruang warna yang sering digunakan adalah RGB, CMYK,

HSV, YCbCr dan Lab


1. GrayScale

➢ Pada citra grayscale hanya memiliki 1 kanal warna (monochrome).


➢ Masing-masing piksel memerlukan 8-bit data dengan rentang 0-
255
2. RGB (Red, green, Blue)

➢ Ruang warna RGB memiliki 3 buah kanal : red, green, blue


➢ Masing-masing kanal memiliki rentang nilai dari 0 – 255.
3. CMYK (Cyan, Magenta, Yellow, Black)
➢ Ruang warna CMYK memiliki 4 buah kanal : cyan, magenta, yellow, black
➢ Masing-masing kanal memiliki rentang nilai dari 0 – 100 %
4. HSV (Hue, Saturation, Value)
➢ Ruang warna CMYK memiliki 3 buah kanal : hue, saturation, value
➢ Rentang kanal hue dari 0-360o, rentang kanal saturation & value 0-100%
KANVAS & MATRIKS

➢ Setelah itu kita dapat menggambar menggunakan warna-


warna dalam palet tersebut di atas sebuah kanvas
➢ Sebuah kanvas dapat kita anggap sebagai sebuah matriks
dimana setiap elemen dari matriks tersebut bisa kita isikan
dengan salah satu warna dari palet
➢ Sebuah citra direpresentasikan dalam sebuah matriks yang
berisi angka-angka
CONTOH
UKURAN FILE CITRA
UKURAN FILE CITRA

➢ Citra grayscale memiliki ukuran file lebih kecil bila


dibandingkan dengan citra berwarna.
➢ 8 bit = 1 byte
CONTOH

➢ Sebuah citra grayscale dengan resolusi 320 X 240 piksel akan memiliki ukuran
file sebesar 320 X 240 X 1 kanal X 8 bit = 614.400 bit = 76.800 byte
➢ Sebuah citra berwarna RGB dengan resolusi 320 X 240 piksel akan memiliki
ukuran file sebesar 320 X 240 X 3 kanal X 1 byte = 230.400 byte.
➢ Sebuah citra berwarna dengan transparansi dengan resolusi 320 X 240 piksel
akan memiliki ukuran file sebesar 320 X 240 X 4 kanal X 1 byte = 307.200 byte.
TERIMA
KASIH
TUGAS INDIVIDU

1. Jelaskan proses akuisisi citra dari cahaya sampai menjadi citra digital di
komputer!
2. Terdapat sebuah citra berwarna RGB dengan resolusi 1024 X 768.
● Berapa bit ukuran file citra tersebut?
● Jika citra tersebut dikonversi menjadi citra grayscale. Berapa bit ukuran file
citra hasil konversi?
3. Sebutkan 3 format file citra/image yang umum digunakan, dan jelaskan
karakteristiknya!

Tugas dikumpulkan ke email : khuluqi.izzah@gmail.com


Subject email: kelas-nim-nama (3A-123-Budi)

Anda mungkin juga menyukai