Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN

CIDERA OTAK RINGAN (COR) DAN CEPALGIA

Oleh
Rima Dewi Asmarini, S.Kep
NIM !"#!!$
!"#!!$

PROGRAM PENDIDIKAN PRO%ESI NERS (P#N)


PROGRAM STUDI ILMU KEPERA&ATAN
UNI'ERSITAS EMER 
"!*
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERA&ATAN PADA PASIEN DENGAN
CIDERA OTAK RINGAN (COR) DAN CEPALGIA
O+e- Rima Dewi Asmarini, S.KepNIM !"#!!$

A. CIDE
CIDERA
RA OT
OTA
AK RIN
RINGA
GAN
N
. De/inisi
Trauma atatu cidera kepala dapat dikenal juga sebagai cidera otak adalah
gangguan fungs normal otak karea trauma baik trauma tumpul ataupun
trauma tajam (Batticaca, 2008). edera kepala adalah cedera !ang dapat
mengakibatkan kerusakan otak akibat perdarahan dan pembengkakan otak 
sebagai respon terhadap cedera dan pen!ebab peningkatan tekanan intra
kranial (T"#). ($melt%er & Bare, 2002).
idera otak ringan merupakan suatu kondisi dimana terjadi kehilangan
fung
fungsi
si neur
neurol
olog
ogis
is seme
sement
ntara
ara dan
dan tanp
tanpaa adan
adan!a
!a keru
kerusak
sakan
an struk
struktu
tur 

(Batticaca, 2008).

". K+as
+asi/i0
i/i0a
asi
'eimer
'eimer (dalam Barbara ()),
()), mengklasifi
mengklasifikasikan
kasikan cidera kepala
kepala akut
sebagai berikut*
a) #eadaan
#eadaan kulit
kulit kepala dan
dan tulang
tulang tengkorak*
tengkorak*
) Traum
raumaa kep
kepal
alaa tert
tertut
utup
up
#ead
#eadaa
aan
n trum
trumaa kepa
kepala
la tert
tertut
utup
up dapa
dapatt meng
mengak
akib
ibat
atka
kan
n kond
kondis
isii
komo
komosio
sio,, kont
kontus
usio
io,, epid
epidur
uraa hema
hemato
toma
ma,, subd
subdur
ural
al hema
hemato
toma
ma,,
intrakranial hematoma.
2) Traum
raumaa kep
kepal
alaa ter
terbu
buka
ka
#erusakan otak dapat terjadi bila tulang tengkorak masuk dalam
 jaringan otak dna melukai atau merobek dura mater dan
men!ebabkan airan $erebro $pinal ($$) merembes, serta terjadi
kerusakan s!araf otak dan jaringan otak.
 b) Trauma pada jaringan otak*
otak*
) #onkusio
#onkusio (ditandai
(ditandai dengan
dengan adan!
adan!aa kehilanga
kehilangan
n kesadara
kesadaran
n sementa
sementara
ra
tanpa adan!a kerusakan jaringan otak, dan terjadi edema serebral).
2) #ontusio (ditandai leh adan!a perlukaan pada permukaan jaringan
otak !ang men!ebabkan perdarahan pada area !ang terluka,
 perlukaan pada permukaan jaringan otak ini dapat terjadi pada sisi
!ang terkena (coup) atau pada sisi !ang berla+anan (contra coup)
) -aserasi (ditandai oleh adan!a perdarahan ke ruang sub arakhnoid,
ruang epidural atau sub dural).

Berdasarkan hasil pemeriksaan $ atau berta ringann!a cidera kepala,


idera kepala dibagi menjadi , !aitu*
a) idera kepala ringan, bila $* /1
 b) idera kepala sedang, bila $ /21
c) idera kepala berat, bila $ kurang atau sama dengan 8.

Berdasarkan morfologin!a cidera kepala dibagi menjadi*


a) raktura tengkorak 
) #al3aria
• -inear atau stelata

• 4epressed atau nondepressed

• Terbuka atau tertutup

2) 4asar tengkorak 
• 4engan atau tanpa kebocoran 5$

• 4engan atau tanpa paresis 5 6""

 b) -esi intrakranial


) okal
• 7pidural

• $ubdural

• "ntraserebral

2) 4ifusa
• #omosio ringan

• #omosio klasik 

• edera aksonal difusa


#. E1i2+23i
enurut or+in (200), pen!ebab dari cedera kepala adalah kecelakaan
lalu lintas, perkelahian, jatuh dan cedera olah raga. edera kepala terbuka
sering disebabkan oleh peluru atau pisau.
#ecelakaan,jatuh, kecelakaan kendaraan motor atau sepeda, dan mobil.
#ecelakaan pada saat olah raga, anak dengan ketergantungan, dan dapat
terjadi pada anak !ang cedera akibat kekerasan, ($uriadi & 9uliani 200).
idera kepala tumpul dapat terjadi karena adan!a kecelakaan dengan
kecepatan tinggi misaln!a kecelakaan bemotor, kecepatan rendah biasan!a
terjadi akibat jatuh dari ketinggian, dipukul dengan benda tumpul. idera
kepala tembus dapat disebabkan oleh peluru, tusukan.
:dan!a penetrasi selaput dura menentukan apakan suatu cedera termasuh
cidera tembus ataupun cidera tumpul.

*. Pa12/isi2+23i
;ada cedera kepala, kerusakan otak dapat terjadi dalam dua tahap !aitu
cedera primer dan cedera sekunder. edera primer merupakan cedera pada
kepala sebagai akibat langsung dari trauma, dapat disebabkan benturan
langsung kepala dengan suatu benda keras maupun oleh proses akselarasi/
deselarasi gerakan kepala (ennarelli, <). 4alam mekanisme cedera
kepala dapat terjadi peristi+a coup dan contrecoup. edera primer !ang
diakibatkan oleh adan!a benturan pada tulang tengkorak dan daerah
sekitarn!a disebut lesi coup. ;ada daerah !ang berla+anan dengan tempat
 benturan akan terjadi lesi !ang disebut contrecoup (;erdosi, 200=).
:kselarasi/deselarasi terjadi karena kepala bergerak dan berhenti secara
mendadak dan kasar saat terjadi trauma. ;erbedaan densitas antara tulang
tengkorak  (substansi solid) dan otak (substansi semisolid) men!ebabkan
tengkorak bergerak lebih cepat dari muatan intrakranialn!a. Bergerakn!a
isi dalam tengkorak memaksa otak  membentur permukaan dalam
tengkorak pada tempat !ang berla+anan dari benturan (contrecoup)
(>icke!, 200).
edera sekunder merupakan cedera !ang terjadi akibat berbagai proses
 patologis !ang timbul sebagai tahap lanjutan dari kerusakan otak primer,
 berupa perdarahan, edema otak, kerusakan neuron berkelanjutan, iskemia,
 peningkatan tekanan intrakranial dan perubahan neurokimia+i.

$. Tan4a 4an 3e5a+a


#onkusio otak setelah cidera kepala adalah kehilangan fungsi neurologis
sementara tanpa adan!a kerusakan struktural, umumn!a terjadi periode
ketidaksadaran !ang bersangsung beberapa detik sampai beberapa menit.
etaran otak mungkin sangat ringan sehingga han!a man!ababakan
 pusing dan mata berkunang/kunang. ?ika mengenai lobus frontalis pasien
mungkin menunjukkan perilaku kacau (bi%are) irasional. ?ika terkena
lobus temporalis, pasien akan menunjukkan amnesia temporee atau
disorientasi (Baughman & >ackle!, 2000).
;ada cidera kepala ringan terdapat tanda dan gejala !ang mungkin muncul,
antara lain (utta@in, 2008) *
a) 4isfungsi neurologis sementara dan dapat pulih kembal
 b) >ilang kesadaran sementara, krang lebih 0/20 menit, beberapa
literatur men!ebutkan sampai 0 menit
c) 5teri kepala
d) ;using
e) untah
f) 4isorientasi sementara
g) Tidak ada gejala sisa

6. K2mp+i0asi
#omplikasi !ang muncul dari #' !aitu dapat men!ebabkan kemunduran
 pada kondisi pasien karena perluasan hematoma intrakranial, edema
serebral progressif dan herniasi otak. 7dema serebral adalah pen!ebab
 paling umum dari peningkatan tekanan intrakranial pada pasien !ang
mendapat cedera kepala.
#omplikasi lain !aitu defisit neurologi dan psikologi (tidak dapat
mencium bau/bauan, abnormalitas gerakan mata, afasia, defek memori dan
epilepsi) (Brunner & $uddarth, 2002).

7. Pena1a+a0sanaan
;enatalaksanaan cedera kepala sesuai dengan tingkat keparahann!a,
 berupa cedera kepala ringan, sedang, atau berat. Tidak semua pasien
cedera kepala perlu di ra+at inap di rumah sakit. "ndikasi ra+at antara
lain*
a) :mnesia posttraumatika jelas (lebih dari  jam)
 b) 'i+a!at kehilangan kesadaran (lebih dari  menit)
c) ;enurunan tingkat kesadaran
d) 5!eri kepala sedang hingga berat
e) "ntoksikasi alkohol atau obat
f) raktura tengkorak 
g) #ebocoran $$, otorrhea atau rhinorrhea
h) edera pen!erta !ang jelas
i) Tidak pun!a orang serumah !ang dapat dipertanggungja+abkan
 j) CT scan abnormal
;rinsip penanganan a+al pada pasien cedera kepala meliputi sur3ei primer 
dan sur3ei sekunder. 4alam penatalaksanaan sur3ei primer hal/hal !ang
diprioritaskan antara lain air+a!, breathing, circulation, disabilit!, dan
eAposure, !ang kemudian dilanjutkan dengan resusitasi. ;ada penderita
cedera kepala khususn!a dengan cedera kepala berat sur3ei primer 
sangatlah penting untuk mencegah cedera otak sekunder dan mencegah
homeostasis otak.
"ndikasi untuk tindakan operatif pada kasus cedera kepala ditentukan oleh
kondisi klinis pasien, temuan neuroradiologi dan patofisiologi dari lesi.
$ecara umum digunakan panduan sebagai berikut *
a) 3olume masa hematom mencapai lebih dari 0 ml di daerah
supratentorial atau lebih dari 20 cc di daerah infratentorial
 b) kondisi pasien !ang semula sadar semakin memburuk secara klinis,
serta gejala dan tanda fokal neurologis semakin berat
c) terjadi gejala sakit kepala, mual, dan muntah !ang semakin hebat
d) pendorongan garis tengah sampai lebih dari  mm
e) terjadi kenaikan tekanan intrakranial lebih dari 2 mm>g.
f) terjadi penambahan ukuran hematom pada pemeriksaan ulang T scan
g) terjadi gejala akan terjadi herniasi otak 
h) terjadi kompresi C obliterasi sisterna basalis
#ontusio ringan atau sedang biasan!a diterapi dengan obser3asi dan tirah
 baring. ungkin diperlukan ligasi pembuluh darah !ang pecah dan
e3akuasi hematoma searah bedah.

8. Pemeri0saan 4ia3n2s1i0 
;emeriksaan diagnostik tengkorak dengan sinar D dapat mengidentifikasi
lokasi fraktur atau hematoma. T $can atau '" dapat dengan cermat
menentukan letak dan luas cedera. (7li%abeth, ?. 200).
;emeriksaan radiologis !ang paling sering dan mudah dilakukan adalah
rontgen kepala !ang dilakukan dalam dua posisi, !aitu anteroposterior dan
lateral. "dealn!a penderita cedera kepala diperiksa dengan T $can,
terutama bila dijumpai adan!a kehilangan kesadaran !ang cukup
 bermakna, amnesia, atau sakit kepala hebat. "ndikasi pemeriksaan T $can
 pada kasus cedera kepala adalah *
a)  bila secara klinis (penilaian $) didapatkan klasifikasi cedera kepala
sedang dan berat.
 b) cedera kepala ringan !ang disertai fraktur tengkorak 
c) adan!a kecurigaan dan tanda terjadin!a fraktur basis kranii
d) adan!a defisit neurologi, seperti kejang dan penurunan gangguan
kesadaran
e) sakit kepala !ang hebat
f) adan!a tanda/tanda peningkatan tekanan intrakranial atau herniasi
 jaringan otak 
g) kesulitan dalam mengeliminasi kemungkinan perdarahan intraserebral.
ambar . Glasgow Coma Scale

. CEPALGIA
. De/inisi
hefalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama
manusia. $akit kepala pada ken!ataann!a adalah gejala bukan pen!akit
dan dapat menunjukkan pen!akit organik ( neurologi atau pen!akit lain),
respon stress, 3asodilatasi (migren), tegangan otot rangka (sakit kepala
tegang) atau kombinasi respon tersebut (Brunner & $uddart). 5!eri
#epala (>eadacheCcephalgia) rasa n!eri atau rasa tidak mengenakkan pada
seluruh daerah kepala dengan batas ba+ah dari dagu sampai kedaerah
 belakang kepala (daerah oksipital dan sebahagian daerah tengkuk) ($jahrir,
2008).
hepalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama
 pada manusia. $akit kepala pada ken!ataann!a adalah gejala bukan
 pen!akit dan dapat menunjukkan pen!akit organik (neurologi atau
 pen!akit lain), respon stress, 3asodilatasi (migren), tegangan otot rangka
(sakit kepala tegang) atau kombinasi respon tersebut. #arena n!eri kepala
sering men!ertai pada pen!akit/pen!akit lainn!a, terkadang pasien
mengobati sendiri n!eri kepalan!a, padahal ban!ak n!eri kepala !ang
disebabkan karena pen!akit serius seperti infeksi dan tumor intracranial,
meningitis, infeksi akut, cedera kepala, hipoksia serebral, atau pen!akit
kronis dan akut pada mata, hidung, dan tenggorokan. 5!eri kepala terjadi
ketika area sensitif pada kepala distimulus kemudian dipro!eksikan ke
 permukaan dan dirasakan di daerah distribusi s!araf !ang bersangkutan.
:rea/area tersebut diantaran!a kulit kepala, periosteum, s!araf kranial 6,
"D, D, daerah meningen(Tar+ono, 200=)

". K+asi/i0asi
Berdasarkan klassifikasi "nternasional 5!eri #epala dari  Internasional 
 Headache Society (">$), dibagi menadi*
a) 5!eri kepala primer*
)  Migraine
2) Tension-type headache
) Cluster headache and other trigeminal autonomic ce phalalgias
) Other primary headaches
 b) 5!eri kepala sekunder*
) 5!eri kepala !ang disebabkan trauma kepala atau leher
2)  Headache attributed to cranial or cervical vascular disorder
)  Headache attributed to non-vascular intracranial disorder
)  Headache attributed to a substance or its withdrawal
)  Headache attributed to infection
<)  Headache attributed to disorder of homeoeostasis
=)  Headache or facial pain attributed to disorder of cranium nec!
eyes ears nose sinuses teethmouth or other facial or cranial 
 structures"
8)  Headache attributed to psychiatric disorder 
) Cranial #euralgias and facial pains
0) Cranial neuralgias and central causes of facial pain
) Other headache cranial neuralgia central or primary facial pain"
#. E1i2+23i
a) igren
aktor/faktor pencetus !ang dapat men!ebabkan timbuln!a migren*
) ;erubahan hormone. 7strogen dan progesterone merupakan
hormone utama !ang berkaitan dengan serangan migren, baik pada
saat maupun di luar periode menstruasi. ;enurunan konsentrasi
estrogen dan progesteron pada fase luteal siklus menstruasi
merupakan saat terjadin!a serangan migren. 5!eri kepala migrain
dipicu oleh turunn!a kadar =/b estradiol plasma saat akan haid.
$erangan migrain berkurang selama kehamilan karena kadar 
estrogen !ang relatif tinggi dan konstan, sebalikn!a minngu
 pertama post partum, 0E pasien mengalami serangan !ang hebat,
karena turunn!a kadar estradiol. ;emakaian pil kontrasepsi juga
meningkatkan serangan migrain.
2) akanan. akanan !ang sering men!ebabkan n!eri kepala pada
 beberapa orang antara lain* makanan !ang bersifat 3asodilator 
(histamin, contoh* anggur merah, natrium nitrat), 3asokonstriktor 
(tiramin, contoh* keju1 feniletilamin, contoh* coklat1 kafein), dan
%at tambahan pada makanan (natrium nitrit, monosodiaum
glutamatC$, dan aspartam).
) $tres
) 'angsangan sensorik. $inar !ang terang dan sinar !ang
men!ilaukan. Bau men!engat, termasuk bau !ang tidak 
men!enangkan seperti tinner dan asap rokok.
) aktor fisik. #egiatan fisi !ang berlebihan termasuk akti3itas
seksual. ;erubahan pola tidur, termasuk terlalu ban!ak tidur atau
terlalu sedikit tidur, dan gangguan saat tidur. ;erubahan
lingkungan. $eperti* cuaca, musim, tingkat dataran tinggi, tekanan
 barometer, atau %ona +aktu.
<) :lkohol.
=) erokok.

 b) Tension t!pe headache (5!eri kepala tegang)


) ;eristi+a stres tertentu. $tress dan depresi pada umumn!a berperan
sebagai faktor pencetus sekitar 8=E, eAacerbasi maupun
mempertahankan laman!a n!eri kepala. ;re3alensi life time
depresi pada penduduk adalah sekitar =E. ;ada penderita depresi
dijumpai adan!a defisit kadar serotonin dan noradrenalin di
otakn!a.
2) depresi
) kecemasan
) kurang tidur atau perubahan pola tidur rutin . ?ad+al tidur !ang
 berubah juga bisa membuat sakit kepala, misaln!a tidur terlambat.
$ebisa mungkin tidur teratur.
) tidak makan. >indari makan atau minum sesuatu !ang sensitif,
khususn!a sebelum melakukan kegiatan fisik. 'asa lapar juga bisa
membuat kita sakit kepala. ;asaln!a, pembuluh darah akan
melebar setiap kali kadar gula darah turun. ?adi, sebisa mungkin
makan secara teratur.
<) ;osisi tubuh !ang salah saat tidur . $akit kepala karena tegang.
ejalan!a dia+ali dengan ketegangan di otot leher, bahu, dan
tengkorak akibat tekanan emosional. $akitn!a selalu bera+al dari
kepala belakang, merambat ke depan, lalu ke kedua sisi kepala.
=) Bekerja dalam posisi !ang tidak enak . -eher tegang akibat bekerja
sambil duduk !ang terlalu lama.
8) kurangn!a aktifitas fisik . kegiatan fisik !ang intens, termasuk 
aktifitas seksual, perubahan hormonal !ang berhubungan dengan
menstruasi, kehamilan, atau penggunaan hormon
) penggunaan obat untuk sakit kepala !ang berlebihan.
c) luster 
;en!ebab pasti sakit kepala cluster tidak diketahui, tetapi ketidak 
normalan pada h!pothalamus sepertin!a berperan. $erangan cluster 
terjadi seperti rutinitas harian, dan siklus periode cluster sering
mengikuti musim dalam setahun. ;ola ini menunjukkan pola jam
 biologis tubuh terlibat. ;ada manusia, jam biologis tubuh terdapat pada
h!pothalamus, !ang berada di dalam pada tengah otak.
#etidaknormalan h!pothalamus menerangkan +aktu dan siklus alami
sakit kepala cluster. ;enelitian mendeteksi peningkatan aktifitas pada
h!pothalamus menajdi sumber sakit kepala cluster. aktor lain !ang
mungkin juga terlibat adalah*
) >ormon. Orang dengan sakit kepala cluster memiliki
ketidaknormalan tingkat hormon tertentu, seperti melatonin dan
cortisol, terjadi saat periode cluster.
2) 5eurotransmitter . Berubahn!a tingkat beberapa reaksi kimia !ang
memba+a impuls s!araf pada otak (neurotransmitter), seperti
serotonin, mungkin memiliki peran dalam tumbuhn!a sakit kepala
cluster. Tidak seperti migrain atau sakit kepala karena ketegangan,
sakit kepala cluster umumn!a tidak berkaitan dengan pemicu
seperti makanan, perubahan hormon atau stress. Tapi sekali periode
cluster mulai, mengkonsumsi alkohol dapat dengan cepat memicu
 pecahn!a sakit kepala karena alkohol adalah pemicu tercepat
terjadin!a sakit kepala selama periode klaster dan juga dapat
memiliki efek bahkan sebelum minuman pertama selesai. Fntuk 
alasan ini, ban!ak orang dengan sakit kepala cluster menghindari
alkohol pada saat durasi periode cluster. ;emicu lain !ang mungkin
 juga termasuk adalah penggunaan obat medis, seperti nitrogl!cerin,
obat !ang digunakan untuk pen!akit jantung.
*. Pa12/isi2+23i
a) igren
igren headache merupakan gangguan n!eri kepala ditandai dengan
adan!a serangan n!eri !ang berkepanjangan dan tiba/tiba dengan
3asokonstriksi !ang diikuti dengan 3asodilatasi. igren headache
dapat dia+ali dengan adan!a aura atau berbagai sensasi prodromal
seperti silau, penglihatan ganda dsb dimana ini merupakan indikasi
adan!a disfungsi serebral fokal. Berkenaan dengan migren ini
dikatakan bah+a kemungkinan disebabkan oleh ketegangan emosional
!ang berkepanjangan. "ni akan men!ebabkan reflek 3asospasmus dari
 beberapa arteri di kepala termasuk arteri !ang mensuplai otak.
6asospasmus akan men!ebabkan sebagian otak menjadi iskemik dan
men!ebabkan gejala prodromal. "skemik !ang berkepanjangan
men!ebabkan dinding 3askular menjadi flasik dan tidak mampu
mempertahankan tonus 3askular. 4esakan darah men!ebabkan
 pembuluh darah berdilatasi dan terjadi peregangan dinding arteri
sehingga men!ebabkan n!eri atau migren.
 b) Tension t!pe headache (5!eri kepala tegang)
Tension headache merupakan n!eri kepala !ang pada umumn!a
disebabkan oleh ketegangan dan kontraksi otot/otot leher dan kepala.
"ni akan men!ebabkan tekanan pada serabut s!araf dan konstriksi
 pembuluh darah pada dasar leher !ang pada gilirann!a akan makin
menambah tekanan dan men!ebabkan buangan sisa (asam laktat)
menumpuk. :kumulasi ini men!ebabkan timbuln!a n!eri. #etegangan
otot ini pada umumn!a merupakan reaksi !ang tidak disadari terhadap
stres. :kan tetapi, aktifitas/aktifitas !ang membutuhkan kepala harus
 bertahan pada satu posisis dapat men!ebabkan n!eri kepala jenis ini,
ataupun tidur dengan letak leher !ang tidak benar(tegang)dapat
merpakan pen!ebab tension headache.
c) luster 
ocus patofisiologi di arteri karotis intraka3ernosus !ang merangsang
 pleksus perikarotis. ;leksus ini mendapat rangsangan dari cabang 
dan 2 ner3us trigeminus, ganglia ser3ikalis superiorC$ (simpatetik)
dan ganglia sfenopalatinumC$; (parasimpatetik). 4iperkirakan focus
iritatif di dan sekitar pleksus memba+a impuls/impuls ke batang otak 
dan mengakibatkan rasa n!eri di daerah periorbital, retroorbital dan
dahi.

$. Tan4a 4an 3e5a+a


a) igren
Tanda dan gejala migren ber3ariasi di antara penderita. Terdapat  fase
!ang umum terjadi pada penderita migren, tetapi semuan!a tidak harus
selalu dialami oleh penderita. ase/fase tersebut antara lain*
) ase ;rodromal. ase ini dialami 0/<0E penderita migren.
ejalan!a berupa perubahan mood, iritabel, depresi atau euforia,
 perasaan lemah, letih, lesu, tidur berlebihan, menginginkan jenis
makanan tertentu (coklat) dan gejala lainn!a. ejala ini muncul
 beberapa jam atau hari sebelum fase n!eri kepala. ase in memberi
 pertanda kepada penderita atau keluarga bah+a akan terjadi
serangan migren.
2) ase :ura. :ura adalah gejala neurologis fokal kompleks !ang
mendahului atau men!ertai serangan migren. ase ini mucul
 bertahap selama /20 menit, dan bertahan kurang dari <0 menit.
:ura ini dapat berupa sensasi 3isual, sensorik, motorik, atau
kombinasi dari aura/aura tersebut.
:ura 3isual muncul pada <E kasus dan merupakan gejala neurologis
!ang paling umum terjadi. 9ang khas untuk migren adalah  scintillating 
 scotoma* tampak bintik/bintik kecil !ang ban!ak, gangguan 3isual
homonim, gangguan salah satu sisi lapangan pandang, persepsi adan!a
caha!a berbagai +arna !ang bergerak pelan (fenomena positif).
#elainan 3isual lainn!a adalah adn!a skotoma ( fenomena negatif)
!ang bisa timbul pada salah satu mata atau kedua mata. #edua
fenomena ini bisa timbul bersamaan dan berbentuk %ig/%ag. :ura pada
migren biasan!a hilang dalam beberapa menit dan kemudian diikuti
dengan periode laten sebelum timbul n!eri kepala. Galaupun ada juga
!ang melaporkan tanpa periode laten.
) ase 5!eri #epala. 5!eri kepala migren biasan!a berden!ut,
unilateral dan a+aln!a berlokasi di daerah frontotemporalis dan
okular, kemudian setelah /2 jam men!ebar secara difus ke arah
 posterior. $erangan berlangsung selama /=2 jam pada orang
de+asa, sedangkan pada anak/anak berlangsung pada /8 jam.
"ntensitas n!eri nerkisar dari sedang sampai berat dan dapat
mengganggu pasien dalam melakukan akti3itas sehari/hari.
2) ase ;ostdromal. ;asien mungkin merasa lelah, iritabel,
konsentrasi terganggu, dan perubahan mood . :kan tetapi, beberapa
orang merasa HsegarI atau euforia setelah serangan, sedangkan
!ang lainn!a merasa depresi dan lemas.
 b) Tension t!pe headache (5!eri kepala tegang). ejala klinis !ang dapat
ditemukan pada tension-typeheadache adalah*
) Tidak ada gejala prodnormal atupun aura1
2) 5!eri dapat ringan hingga sedang maupun berat1
) Tumpul, seperti ditekan atau diikat. Tidak berden!ut,
) en!eluruh atau difus (tidak han!a pada satu titik atau satu sisi),
n!eri lebih hebat di daerah kulit kepala, oksipital, dan belakang
leher1
) Terjadi secara spontan1
<) emburuk atau dicetuskan oleh stres dan kelelahan1
=) :dan!a insomnia1
8) "ritabilitas1
) angguan konsentrasi1
0) #adang/kadang disertai 3ertigo1
) Beberapa orang mengeluh rasa tidak n!aman didaerah leher,
rahang, dan temporomandibular.

c) luster. Tanda dan gejala kususn!a adalah*


) $akit !ang mengerikan, biasan!a terdapat pada atau sekitar mata,
tapi dapat merambat pada area lain di +ajah, kepala, leher dan
 pundak.
2) $akit pada satu sisi
) #egelisahan
) #eluar air mata secara berlebihan
) ata merah sebagai efek samping
<) -endir atau basah pada lubang hidung sebagai efek samping pada
+ajah
=) Berkeringat, kulit pucat pada +ajah
8) Bengkak di sekitar mata sebagai efek samping pada +ajah
) Fkuran pupil !ang mengecil
0) #elopak mata !ang la!u

6. Pemeri0saan pen9n5an3
T $can, menjadi mudah dijangkau sebagai cara !ang mudah dan aman
untuk menemukan abnormalitas pada susunan saraf pusat. '" $can,
dengan tujuan mendeteksi kondisi patologi otak dan medula spinalis
dengan menggunakan tehnik scanning dengan kekuatan magnet untuk 
membuat ba!angan struktur tubuh.
;ungsi lumbal, dengan mengambil cairan serebrospinalis untuk 
 pemeriksaan. >al ini tidak dilakukan bila diketahui terjadi peningkatan
tekanan intrakranial dan tumor otak, karena penurunan tekanan !ang
mendadak akibat pengambilan $.

7. Pena1a+a0sanaan
a) igren, penatalaksanaann!a terdiri dari 2 macam, !aitu*
) ;engobatan akutCsegera (abortif). ?enis obat !ang dipakai adalah*
• :spirin dan 5$:"4 dosis tinggi (00 mg) untuk serangan ringan
serta sedang.
• #ombinasi analgesik dan antiemetik, contoh* aspirin dengan
metoklopramid atau parasetamol dengan domperidon untuk 
serangan ringan sampai sedang.
• :nalgesik !ang mengandung opiat, contoh* almotriptan,
eletriptan, fro3atriptan, naratriptan, sumatriptan, ri%atriptan,
%olmitriptan !ang terdapat dalam bentuk sediaan oral, semprotan
hidung, subkutan, dan rektal supositoria. $ediaan oral sesuai
untuk intensitas n!eri kepala ringan sampai sedang untuk menjaga
absorbsin!a. Obat ini harus diberikan dengan dosis optimal dan
sebaikn!a diulang setiap 2 jam (untuk naratriptan setiap  jam),
sampai n!eri kepala hilang sepenuhn!a atau telah mecapai dosis
maksimal. olongan triptan sebaikn!a tidak digunakan dalam 2
 jam setelaj pemakaina triptan jenis lain.
• 4ihidroergotamin (4>7) untuk semua jenis serangan.

2) ;engobatan pre3entif (profilaksis). acam/macam obat pilihan


 pertama !ang dianggap efektif dalam pengobatan pre3entif adalah*
• J bloker misaln!a atenolol, bisoprolol, metoprolol, nadolol,
 propanolol, dan timolol.
• ;emakaian K bloker dikontraindikasikan pada sinus bradikardi,
 pen!akit paru obstruktif (asma), dan 4.
• :ntagonis serotonin (/>T2), misaln!a* metisergid dan
siproheptadin.
• :ntidepresan trisiklik, misaln!a amitriptilin.

• ;en!ekat/a, misaln!a* flunarisin dan 3erapramil.


eningkatkan ambang rangsang n!eri
• :ntikom3ulsan, misaln!a* 5a 3alproat dan topiramat.

 b) Tension t!pe headache (5!eri kepala tegang). Terapi 5on/farmakologi*


) melakukan latihan peregangan leher atau otot bahu sedikitn!a 20
sampai 0 menit
2) perubahan posisi tidur 
) pernafasan dengan diafragma atau metode relaksasi otot !ang lain
) ;en!esuaian lingkungan kerja maupun rumah. ;encaha!aan !ang
tepat untuk membaca, bekerja, menggunakan komputer, atau saat
menonton tele3isi
) >indari eksposur terus/menerus pada suara keras dan bising
<) >indari suhu rendah pada saat tidur pada malam hari
Terapi farmakologi-
) enggunakan analgesik atau analgesik plus aju3an sesuai tingkat
n!eri. ontoh * Obat/obat OT seperti aspirin, acetaminophen,
ibuprofen atau naproAen sodium. ;roduk kombinasi dengan kafein
dapat meningkatkan efek analgesik 
2) Fntuk sakit kepala kronis, perlu assesment !ang lebih teliti
mengenai pen!ebabn!a, misaln!a karena anAietas atau depresi
 pilihan obatn!a adalah antidepresan, seperti amitriptilin atau
antidepresan lainn!a. >indari penggunaan analgesik secara kronis
memicu rebound headache
c) luster 
$asaran terapi* menghilangkan n!eri (terapi abortif), mencegah
serangan (profilaksis). $trategi terapi* menggunakan obat 5$:"4,
3asokonstriktor cerebral. Obat/obat terapi abortif*
) Oksigen
2) 7rgotamin
) 4osis sama dengan dosis untuk migrain
) $umatriptan
Obat/obat untuk terapi profilaksis*
) 6erapamil
2) -itium
) 7rgotamin
) etisergid
) #ortikosteroid
<) Topiramat
Terapi 5onfarmakologi headache*
) Terapi :kupuntur. ;enggunaan akupuntur dilakukan di titik/titik !ang
direkomendasikan menggunakan 0 sampai 2 jarum, 0 menit per 
minggu, selama 0 hingga 2 minggu.
2) -atihan fisik. -atihan fisik mengurangi intensitas dan bahkan
membebaskan sakit kepala sebagian pasien hingga enam bulan. $elain
itu juga bisa dilakukan latihan olahraga !ang mengarah pada otot/otot
 bahu dan leher, masing/masing selama 00 kali, dan ditambah pula
dengan menga!uh sepeda ergonomik serta peregangan.
) -atihan relaksasi. -atihan relaksasi mencakup latihan pernapasan,
teknik mengendalikan stres, serta bagaimana bersikap rileks selama
 berakti3itas dan dalam menjalani hidup sehari/hari.
PATH&A:S
 Trauma langsung
(jatuh, kecelakaan)

Benturan pada kepala,


trauma tertutup

Cidera kepala

Perdarahan

hematoma

Perubahan sirkulasi #angguan


autoregulasi
Peningkatan TIK 
$liran darah ke otak
Rangsangan saraf  terganggu
ketegangan

Peningkatan seksresi
%uplai &' menurun
asam lambung Kontraksi otot leher da
kepala

Iritasi lambung $sam laktat


 Tekanan pada serabut
ual !nausea saraf 
&edem otak

Konstriksi pada
muntah pembuluh dash dasar
Ketidakefektifan
perfusi jaringan*
Kehilangan cairan
Pusing
secara masi"

#irus medialis lobus


Kekurangan "olume eri akut temporalis tergeser

+erniasi ulkus

esensefalon

 Ketidakefektifan pola #angguan kesadaran

Anda mungkin juga menyukai