Anda di halaman 1dari 7

Nama Mafiq Aufa Hilmi

NIM 205100501111022
Kelas RE
Kelompok RE7

RESUME KULIAH TAMU TAB


SESI 1: SAFETY IN LABORATOTY

Pemateri 1: Syamsih, S.Farm., Apt


Poin Pembahasan:
- Keselamatan kerja Laboratorium
- Penanganan Bahan Kimia Berbahaya
- Penyimpanan bahan kimia
- Penanganan Tumpahan bahan kimia
- Pengelolaan limbah laboratorium
- Apa yang dapat menambah support keselamatan
KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM :
Kasus yang pernah terjadi : 3 siswa terkena luka bakar akibat botol asm nitrat yang pecah
Kecelakaan bisa dan harus dicegah
Pemicu kecelakaan kerja :
- Kesalahan kelengkapan bangunan laboratorium
- Kesalahan penanganan bahan kimia
- Kesalahan penyimpanan bahan kimia
- Informasi yang kurang tentang hazard (MSDS)
Laboratorium yang aman :
- Menciptakan lingkungan kerja yang aman
- Mengurangi resiko kehilangan staff
- Mengurangi resiko kehilangan alat dan bahan
Ciri lab yang aman:
- Bersih dari sampah dan tidak licin
- Lampu penerangan yang tertutup
- Dilengkapi peralatan keselamatan dan penanganan kecelakaan kerja (APAR, Emergency
shower, P3K, Pintu darurat dll.)
- Dilengkapi grounding.
Peralatan Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Kerja
- Memiliki pembasuh badan darurat dan pembasuh mata (standart air minum/PDAM), aliran
air tidak berhenti otomatis, dapat di set)
- APAR
- Kotak P3K beserta isinya (kasa steril, kasa steril, obat meraah dll)
Nama Mafiq Aufa Hilmi
NIM 205100501111022
Kelas RE
Kelompok RE7

- Selimut/Baju tahan api, digunakan untuk kebakaran kecil.


Berbagai jenis kecelakaan kerja :
- Terluka oleh glassware
- Terbakar oleh api
- Terbakar oleh asam
Penanganan :
- Terbakar ringan, didinginkan dengan air mengalir 10 menit
- Terbakar parah, didinginkan dengan air kemudian diberi antiseptic dan konsultasi ke dokter
- Terbakar karena asam, diolesi, antiseptic
Apabila terjadi kecelakaan:
- Menenangkan korban
- Apabila terjadi kebakaran, jangan lari-lari, rebahkan korban di lantai dan diselimuti baju
ahan api atau goni basah
Pasang system telepon darurat
Penanganan kebakaran dan prosedur evakuasi:
- Segera keluar ke tempat yang aman
- Dahulukan orang disabilitas
- Hindari elevator
- Jangan panik
- Turun ke tempat terbuka
- Pergilah ke assembly point, jangan kkembali ke Gedung.
Aturan dasar Laboratorium:
- Selalu menggunakan APD (Pelindung mata, sarung tangan disesuaikan, jas lab, masker
jika perlu, celana panjang, sepatu tertutup rapat, Memberi label bahan kimia).
- Bekerja di area dengan ventilasi yang baik (gunakan respirator jika diperlukan).
- Bekerja dengan volume yang dibutuhkan.
- Jangan makan, minum atau menggunakan kosmetik.
- Membuang limbah dengan prosedur yang sesuai.
Lab cleaners :
- Menggunakan extran untuk mencuci glassware atau alat lab
- Drying agents (silica el
Pemahaman karakteristik bahaya :
Picktogram (cari di google)
Kita juga harus melihat safety data sheet (MSDS)
Bisa mendownlooad aplikasi My M safety
Nama Mafiq Aufa Hilmi
NIM 205100501111022
Kelas RE
Kelompok RE7

Sumber bahaya
1. Bahaya kebakaran
-bahan mudah terbakar, oksigen, panas, listrik statis
Bahan mudah terbakar secara spontan
Gas mudah terbakar
Cairan mudah terbakar
Bahan kimia mudah terbakar saat bereaksi dengan air
2. Bahan beracun
- Sangat beracun
- Toxic beracun
- harmful
3. bahan korosif (asam kuat, basa kuat)
4. Iritant (beriritasi pada mata, beriritasi pada kulit
5. Orang sebagai sumber bahaya
- Orang yang jenuh, kurang supervise, orang dalam masa pemulihan, salah dalam
penempatan kerja, orang yang kurang sehat, orang yang kelelahan, salah instruksi, kurang
pelatihan, orang yang dalam tekanan)
Bagaimana penyimpanan bahan kimia yang benar:
Tipe-tipe penyimpanan :
- Lemari penyimpanan safety, (jangan menyimpan bahan di lemari asam)
Cara penyimpanan bahan kimia
- Penyimpanan didasarkan pada jenis bahaya bahan bukan abjad
- Bahan disimpan tidak boleh bersebelahan dengan bahan lain yang mudah untuk saling
bereaksi
- (Pembagian kelas penyimpanan oleh merc
Nama Mafiq Aufa Hilmi
NIM 205100501111022
Kelas RE
Kelompok RE7

Penanganan tumpahan

Ketika membuka packaging material harus menggunakan suitable tools

Pengelolaan limbah laboratorium:


Nama Mafiq Aufa Hilmi
NIM 205100501111022
Kelas RE
Kelompok RE7

Jangan membuang residu sat kimia ke saluran pembuangan air. Limbah kimia berbahaya harus
dilakukan pengumpulan terlebih dahulu sesuai dengan karakteristik bahan. Kemudian diambil oleh
perusahaan pengelolaan limbah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan limbah
laboratorium adalah sebagai berikut:
- Limbah dikumpulkan dan dibuang dalam wadah terpisah menurut tipe bahan kimia.
- Dipastikan bahan kimia terkumpul dalam satu kategori agar tidak saling bereaksi.
- Dilakukan pengecekan untuk kandungan asam dan basa bahan kimia.
- Dilakukan penetralan bahan kimia dengan larutan penetral.
Adapun pemilihan wadah untuk cairan pelarut organik juga perlu diperhatikan:
- Dapat tahan terhadap bahan kimia yang disimpan.
- Tidak mudah pecah atau rusak.
- Antibocor dan rapat gas.
- Memiliki sertifikat UN untuk pengangkutan limbah internasional.
- Ditempatkan di ruang dengan ventilasi yang baik.
- Disimpan secara tertutup rapat untuk mencegah penguapan bahan berbahaya.
- Dipilih wadah yang tepat untuk mencegah kebocoran.
Nama Mafiq Aufa Hilmi
NIM 205100501111022
Kelas RE
Kelompok RE7

RESUME KULIAH TAMU TAB


SESI 2: PCR TECHNOLOGY UPDATE

Pemateri : Edwin Yulian E., M. Si, M. Eng


Materi : PCR Technology Update

• PCR workflow
- Sample collection: bisa dilakukan dengan berbagai cara, sumbernya bisa dari darah,
makanan, sumber mata air panas selama ada potensi mikroorganisme
- Sample preparation:
a) Homogenisasi dan lisis sampel : perlu dipecahkan agar sampel keluar, selanjutnya
pengikatan menempelnya asam nukleat pada specific matrix, dicuci untuk
menghilangkan pengotor, terus dielusi untuk melepaskan produk murni. Jenis bahan
yang digunakan untuk separasi : organic extraction (low), silika membrane (medium),
magnetic beads (high), process automation (ultra high).
- Magnetic beads technology, kelebihannya cepat dan mudah digunakan, luas
permukaan lebih lebar jadi materi genetic yang terikat lebih banyaj, sampel yang
ditambahkan bervariasi, sangat mudah dikembangkan. Menyelesaikan masalah
waktu yang lama dan hasil yang tidak sesuai. Prosesnya : sampel dilisiskan →
magnetic partikel terkumpul → pengikatan DNA/RNA → washing DNA/RNA
o Komponen di dalam PCR dan fungsinya masing-masing adalah sebagai berikut:
- DNA template : sebagai segmen DNA yang akan diamplifikasi dan dapat berupa
genomic DNA atau cDNA.
- DNA polymerase : sebagai katalis dalam replikasi DNA.
- Primer (forward dan reverse) : sebagai titik permulaan replikasi DNA.
- Nukleotida triosfosfat (dNTP) : sebagai building block dalam pembuatan untaian
DNA yang baru.
- Garam : sebagai stabilisator interaksi di dalam PCR (i.e. Mg2+)
- Buffer : sebagai regulator pH agar aktivitas enzimatik tetap optimal. Proses
amplifikasi DNA dengan PCR merupakan thermocycle sehingga terdiri beberapa
tahap yang dilakukan secara berulang-ulang (35−45 siklus) dengan setiap
tahapnya dilakukan pada suhu tertentu.
o Tahapan PCR :
a) Denaturasi, suhu 94-98 untuk memisahkan DNA untai ganda menjadi tunggal
b) Annealing, suhu 55-65 untuk menempelkan primer ke DNA target dan menjadi untai
ganda
c) Extenstion, suhu 68-72 untuk memperpanjang primer dengan penambahan dNTPs
sintesis strands baru ke template
Nama Mafiq Aufa Hilmi
NIM 205100501111022
Kelas RE
Kelompok RE7

o Data anayliss. Proses analisis dilakukan dengan agarose gel elektroforesis. Fragment
DNA yang ukuran kecil akan bergerak lebih jauh dari posisi awalnya, sedangkan
fragment besar tidak terlalu jauh. Pada proses ini juga dilakukan pewarnaan dan diamati
dibawah gel block atau bisa juga dengan UV
• PCR technology update
o Conventional PCR (endpoint PCR)
Proses : reagentnya dicairkan, preparasi campuran kecuali template, dimasukkan ke tube
PCR, set up conditions, Analisa gel, result. Pre denaturasi (94 celcius 2 menit) →
denaturasi (94 celcius 15 detik) → annealing (50-65 celcius dicari yang paling optimal
suhu berapa 20 detik) → extension (72 celcius 1 menit per 1 kb) →final extension
(menyempurnakannya). Saat mendapat primer kita harus mencari dulu suhu optimal
annealing. Kalau dulu dicoba satu persatu, kalau sekarang sudah bisa langsung dan diatur
semua suhu yang dipakai, sehingga dapat diketahui suhu optimum dalam sekali uji. Tahap
setelah final extension adalah Proses analisis dilakukan dengan agarose gel elektroforesis.
Fragment DNA yang ukuran kecil akan bergerak lebih jauh dari posisi awalnya,
sedangkan fragment besar tidak terlalu jauh. Pada proses ini juga dilakukan pewarnaan
dan diamati dibawah gel block atau bisa juga dengan UV.
o Quantitative PCR (realtime PCR)
a) Prosesnya : pewarna yang digunakan ditambahkan diawal, tidak seperti konvensional
yang ditambahkan di akhir.
b) Intercalating dye, insert ke dsDNA dan fluoresce. Ada saturating dan nonsaturating
dyes. Dalam intercalating dye harus ada analisis tambahan dengan sequencing, gel
analysis dan dissociation analysis.
c) 5’ nuclease taqman assay, menggunakan 2 primer. 5’ nuclease akan memotong probe
sehingga akan terbentuk pendaran. Awalnya taqman ukurannya Panjang, jadi Ketika
tidak sesuai masih bisa nempel sehingga masih bisa mendapat sinyal walaupun bukan
targetnya. Jadi dibuat taqman MGB (minor groove binder) untuk menanggulanginya.
Kelebihan taqman : lebih spesifik, no concern about dimers, bisa untuk multiplexing
(bermacam-macam), dan minimal optimation.
d) Fase realtime PCR : 1 stage (Initial phase) sedikit perubahan siklus 3-5 → 2 stage
(exponential phase) peningkatan significant) → 3 stage (plateu phae) fase landai
komponen yang dibutuhkan mulai habis.
o Digital PCR
Kuantifikasi asam nukleat target tanpa kurva standar dengan membagi bulk reaction
menjadi ribuan yang lebih kecil dan independent reaction. Prosesnya : set up reaction →
load plate → PCR dan mengumpulkan data → Analisa data. Plate yang digunakan
maksimal 16 sampel dan paling tidak 4 dan kelipatan 4. Membaca datanya : kalau
wildtype semua warna biru, kalau campuran merah dan biru menjadii hijau, kalau
seluruhnya mutan warna merah.

Anda mungkin juga menyukai