1. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah perusahaan yang dibangun oleh seorang
pengusaha saja. Karena itu, jenis usaha ini tergolong kecil dan sederhana.
Ciri-ciri badan usaha ini ialah produksi barang/jasa yang dihasilkan
berskala kecil dengan menggunakan alat produksi yang juga sederhana.
Hal ini disebabkan modal usaha dari pengusaha sendiri yang sangat
minim.
2. Persekutuan Perdata
Bentuk-bentuk badan usaha yang kedua adalah Persekutuan Perdata.
Jenis usaha yang dijalankan oleh dua orang atau lebih yang didasarkan
atas perjanjian kerjasama. Termasuk kesepakatan untuk membangun
usaha dengan menggunakan nama perusahaan bersama.
Kesepakatan di dalam badan usaha ini tidak hanya mengatur tentang
kisaran modal yang harus dikeluarkan oleh setiap pemilik. Tetapi juga
pembagian profit atau keuntungan yang harus dibagikan secara adil.
3. Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan terbatas adalah badan usaha yang dibangun dari berbagai
modal saham. Sedangkan yang dianggap pemilik perusahaan adalah
orang yang menanamkan modal terbesar.
Di dalam perusahaan yang berbentuk PT, modal saham bisa
diperjualbelikan sesuai perjanjian. Artinya, yang memiliki modal
terbanyak di perusahaan tersebut selalu dinamis. Maka dari itu, pemilik
suatu PT bisa permanen bisa pula berganti tergantung kepemilikan modal
sahamnya.
Perseroan Terbatas atau PT adalah bentuk badan usaha yang paling
banyak di Indonesia. Bahkan perusahaan-perusahaan jenis ini banyak
yang menggalang kerjasama dengan pemerintah.
4. Persekutuan Firma
Persekutuan firma nyaris sama dengan persekutuan perdata, hanya saja
bentuknya lebih khusus – persekutuan firma didirikan oleh dua orang
atau lebih yang menggunakan nama bersama untuk menjalankan
perusahaan, dengan tanggung jawab masing-masing pemilik atau sekutu
ditentukan berdasarkan tanggung rentang.
Maksud dari istilah tanggung rentang misalnya apabila salah satu sekutu
membuat utang, utang tersebut juga akan mengikat para sekutu lain. Di
samping itu, tanggung jawab yang dikenakan bukan hanya terbatas dalam
modal yang disetor, tapi juga seluruh kekayaan pribadi masing-masing
sekutu.
5. Persekutuan Komanditer
Persekutuan komanditer bisa dibilang merupakan pengembangan dari
persekutuan firma, namun terdapat sekutu pasif yang hanya menanamkan
modal – sekutu yang ikut menjalankan perusahaan disebut sebagai sekutu
aktif. Karenanya, ketentuan terkait dengan pembagian keuntungan
sebagai hasil dari operasional perusahaan juga tidak selalu sesuai
berdasarkan proporsi modal yang disetor terhadap total modal yang ada,
tapi juga berdasarkan kontribusi sekutu dalam operasional perusahaan.
Tentunya, ketentuan tersebut juga tertuang di dalam surat perjanjian yang
mengikat seluruh sekutu.
6. Perum (Perusahaan Negara Umum)
Perum adalah bentuk perusahaan negara yang juga bertujuan untuk
mencari keuntungan. Selain mencari keuntungan, Perum juga
memperhatikan kesejahteraan masyarakat. Walaupun modal usaha
dimiliki oleh pemerintah, namun tidak menutup kemungkinan Perum
membuka penanaman modal kepada pihak swasta.
7. PD (Perusahaan Daerah)
Perusahaan Daerah adalah perusahaan yang saham-sahamnya dimiliki
oleh pemerintah daerah (pemda). Tujuan dididirikannya PD ini adalah
untuk mencari keuntungan yang dapat digunakan untuk pembangunan
daerah.
8. Persero (Perseroan Terbatas Negara)
Persero adalah bentuk perusahaan milik negara yang sebelumnya
bernama Perusahaan Negara. Umumnya Persero ini terjadi dari
Perusahaan Negara yang kemudian diadakan penambahan modal yang
ditawarkan kepada pihak swasta.
9. Koperasi
Koperasi adalah perkumpulan orang-orang yang memiliki tujuan untuk
mengadakan kerja sama. Koperasi bertujuan untuk menampung kegiatan
perekonomian pada tingkat lapisan bawah.
10. Yayasan
Umumnya yaysasan adalah sebuah badan hujum dengan kekayaan yang
dipisahkan. Tujuan pendirian yayasan bukanlah untuk mencari
keuntungan, namun untuk tujuan sosial.