Indonesia adalah negara yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi; potensi yang
mulai diperhatikan dunia internasional. Indonesia - ekonomi terbesar di Asia
Tenggara - memiliki sejumlah karakteristik yang menempatkan negara ini dalam
posisi yang bagus untuk mengalami perkembangan ekonomi yang pesat. Selain itu,
dalam beberapa tahun terakhir ada dukungan kuat dari pemerintah pusat untuk
mengekang ketergantungan Indonesia pada ekspor komoditas (mentah), sekaligus
meningkatkan peran industri manufaktur dalam perekonomian. Pembangunan
infrastruktur juga merupakan tujuan utama pemerintah, dan yang perlu menyebabkan
efek multiplier dalam perekonomian.
Konsumsi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia dengan menggunakan
serta mengurangi daya guna dari suatu barang maupun jasa yang memiliki tujuan untuk
memenuhi kebutuhan hidup serta kepunahan manusia baik secara perlahan atau sekaligus.
Barang yang paling sering dikonsumsi oleh manusia adalah bahan pokok, yang
merupakan menu wajib untuk manusia. Bahan pokok adalah kebutuhan seharihari
manusia yang harus dipenuhi. Bahan pokok juga biasa disebut dengan sembako yang
merupakan singkatan dari sembilan bahan pokok yang namanya sudah tidak asing
lagi bagi Indonesia. Terdiri atas berbagai bahan-bahan makanan dan minuman yang
secara umum sangat dibutuhkan manusia terutama masyarakat indonesia. Kesembilan
jenis sembako adalah sebagai berikut: 1) Beras, Sagu dan Jagung. 2) Gula pasir. 3)
Sayur-sayuran dan Buah-buahan. 4) Daging Sapi, Ayam, dan Ikan. 5) Minyak
Goreng dan Margarin. 6) Susu. 7) Telur. 8) Minyak Tanah atau gas ELPIJI. 9) Garam
berIodium dan berNatrium.2
PEMBAHASAN
Harga merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam transaksi jual beli yaitu adanya
harga yang jelas dari benda yang diperjualbelikan. Oleh karena itu harga suatu produk
merupakan salah satu penentu atas besarnya permintaan pasar. Demikian harga selalu
menjadi ukuran apakah seseorang akan melakukan pembelian atau tidak untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Dimana sekarang ini harga sembako melonjak (naik) sebab kebutuhan
pokok selalu mengalami fluktuasi harga. Ada kalanya harga mengalami kenaikan dan
penurunan. Hal ini berakibat pada tinggi rendahnya permintaan dan penawaran konsumen
terhadap suatu barang tertentu maupun pada proses produksi. Kenaikan harga juga
disebabkan karena adanya faktor yang mempengaruhi kenaikan harga kebutuhan pokok
(sembako) yaitu kelangkaan barang atau ketersediaan terbatas. Karena keperluan akan
bahan pokok tersebut, para pedagang memanfaatkan dengan menjual kebutuhan bahan
pokok, salah satunya adalah menjual sembako. Meskipun sebenarnya harga sembako sering
mengalami ketidakstabilan harga, bahkan sering mengalami kenaikan yang disebabkan
faktor-faktor tertentu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi
kenaikan harga sembako di pasar Raman Utara, serta untuk mengetahui tinjauan Ekonomi
Islam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan harga.
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara dan dokumentasi.
Wawancara dilakukan terhadap pedagang sembako, dan kepala dinas pasar Raman Utara.
Selanjutnya dokumentasi sebagai pelengkap untuk memperoleh data tambahan.
Dari hasil penelitian, ternyata kenaikan harga dipengaruhi oleh keterlambatan barang
kebutuhan pokok (sembako), menurunya hasil produksi yang disebabkan oleh cuaca yang
tidak mendukung, sumber pasokan, dan penawaran permintaan. Hal ini menjadikan
pedagang sembako merasa kesulitan untuk mendapatkan barang dagangnya. Bila ditinjau
dari Ekonomi Islam, pedagang sembako dalam mementukan harga dan saat berdagang
sudah sesuai dengan beberapa prinsip Ekonomi Islam.
Sembilan Bahan Pokok atau sering disingkat Sembako adalah sembilan jenis kebutuhan
pokok masyarakat menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor
115/MPP/Kep/2/1998 tanggal 27 Februari 1998 (disingkat: "Kepmenperindag 115/1998").[1]
Kementerian Perdagangan menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 27/M-
DAG/PER/5/2017 tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan
Penjualan di Konsumen ("Permendag 27/2017") yang mulai berlaku pada 16 Mei 2017. [
Dapat disimpulkan bahwa kenaikan harga barang terutama bahan pokok disini dapat
mmempengaruhi kesejahteraan konsumen dan produsen sekaligus pemerintah. Kenaikan
harga dapat pula berampak dan menyebabkan efek buruk terhadap masyarakat, baik
kalangan menengah ke awah maupun kalangan menengah ke atas. Ketidaksetujuan
masyarakat terhadap inflasi dapat di salurkan dengan beberapa cara. Contohnya adalah aksi
unjuk rasa. Jika kebutuhan pokok tidak dapat terpenuhi maka kelangsungan hidup manusia
akan terlambat. Maka sebaiknya jika akan melakukan inflasi masyarakat sebaiknya terlebih
harus mempertimbangkan dahulu kondisi dan kesanggupan masyarakat menerima atau
tidaknya qakan keputusan yang di rencanakan pemerintah. Jika tidak, maka pemerintah
akan menganggung akibat dari rencananya itu. Maka dari itu pemerintah harus
mempertimbangkan dahulu yang demikian agar tidak tercipta kerusuhan. Bukankan suasana
damai lebih tentram dari pada harus terjadi pertentangan.
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Kenaikan Harga Barang Pokok
Mengakibatkan Keresahan", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/faiq17/57fa3a96d27e613b058b4567/kenaikan-harga-
barang-pokok-mengakibatkan-keresahan
antara lain:
a. Pendapatan konsumen
dan jasa.
b. Preferensi konsumen
c. Biaya produksi
mereka.
d. Keadaan perekonomian
apabila harga naik kebanyakan orang akan merasa lebih miskin dari
kecil.
e. Persaingan
pasar.16
dan oligopoly.
2) Monopoli
Hanya terdapat satu produsen atau pejual yang menjual barang di
3) Oligopoly
f. Tujuan Perusahaan
tertentu.
g. Pengawasan Pemerintah
pemerintaan.
a. Bahan baku
menjadi barang jadi. Sumber bahan baku yang berjarak jauh dapat
pembeli.
b. Proses produksi
mendatang.23
lainnya.
c. Distribusi
konsumen.24
diantarnnya:
1) Produsen – konsumen
kepada konsumen.
sebelum ke pengecer.26
Selain biaya atau ongkos kerja jarak bagi pelaku distribusi juga
barang tersebut.27
e. Sumber Pasokan
f. Kebijakan Pemerintah
mengahadapi masalah inflasi dan pengangguran. Kebijakan fiskal dan moneter merupakan
tindakan untuk mengatasi kenaikan harga