RASULULLAH
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya, kepada kelompok 8, sehingga kelompok 8 dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “kepemimpinan islam pada masa Rasulullah“
Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi-materi yang ada. Materi-
materi bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa dalam
belajar kepemimpinan modern yang baik sesuat ajaran islam. Serta mahasiswa juga dapat
memahami nilai – nilai dasar yang direfleksikan dalam berpikir dan bertindak.
Kemampuan maksimal dan usaha yang keras telah kelompok 8 curahkan dalam
menyusun makalah ini. Semoga usaha kelompok 8 tidak sia-sia dan mendapatkan hasil
yang baik.Akhirnya, saya menyadari bahwa makalah yang saya susun ini masih jauh dari
sempurna, karena saya menyusun ini dalam rangka mengembangkan kemampuan diri.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun baik lisan maupun tulisan
sangat diharapkan.
Kelompok 8
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................5
1. TEORI KEPEMIMPINAN DAN KEPEMIMPINAN RASULULLAH..............................5
2. AMANAH DAN DEKAT DENGAN ALLAH DALAM KEPEMIMPINAN...................14
3. PEMIMPIN YANG PENOLONG DAN BAGUS MORALNYA...................................17
BAB III...............................................................................................................................20
A. KESIMPULAN............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20
1.3 Tujuan
1. Mengkaji teori kepemimpinan dan kepemimpinan dimasa Rasullullah
2. Mengkaji kepemimpinan yang amanah, dekat dengan Allah serta bersikap efisien
3. Menciptakan para pemimpin yang memiliki jiwa penolong disertai dengan moral
yang bagus serta profesional
Secara etimologi, kepemimpinan berasal dari kata dasar pemimpin, dalam bahasa
Inggrisnya “leadership” yang berati kepemimpinan, dari kata dasar “leader” berarti
pemimpin dan akar katanya “to lead” yang terkandung beberapa arti yang saling erat
berhubungan: bergerak lebih awal, berjalan di awal, mengambil langkah awal, berbuat
paling dulu, mempelopori, mengarahkan pikiran-pendapat-orang lain, membimbing,
menuntun, menggerakkan orang lain melalui pengaruhnya.
Secara terminologi terdapat beberapa definisi tentang kepemimpinan. Seseorang
pemimpin, baik ia merupakan pemimpin formal maupun informal menjalankan atau
melaksanakan “kepemimpinan” yang dengan sendirinya berbeda: derajatnya, bobotnya,
daerah jangkauannya dan sasaran-sasarannya.
B. Gaya Kepemimpinan di masa Rasulullah
Seorang pemimpin harus memiliki hubungan yang dekat dengan Allah agar
selalu ingat akan tanggung jawabnya. Secara kategorial Al-Qur’an mendudukan manusia
kedalam dua fungsi pokok, yaitu sebagai hamba (‘abd ) Allah ( Priatna, 2004 ).
Pandangan kategorikal ini tidak mengisyaratkan suatu pengertian yang bercorak dualisme
dikotomik. Dengan penyebutan kedua fungsi ini, al-Quran ingin menekankan muatan
fungsional yang harus diemban oleh manusia dalam melaksanakan tugas - tugas
kesejarahan dalam kehidupannya di muka bumi. Pertama, manusia sebagai hamba
(‘abid), dituntut untuk sukses menjalin hubungan secara vertikal dengan Tuhan. Kedua,
manusia sebagai khalifah, dituntut untuk sukses menjalin hubungan secara horizontal
dengan sesama makhluk. Tidak sukses sebagai hamba, jika seseorang gagal dalam
menjalani tugasnya sebagai khalifatullah. Begitu sebaliknya, tidak sukses sebagai
khalifah, jika seseorang gagal menjalin hubungan sebagai hamba dengan Tuhan. Manusia
yang paripurna atau manusia seutuhnya (insan kamil) adalah orang yang sukses sebagai
hamba juga sebagai khalifah ( Shihab, 2007 ).
Secara terminologi Hasan Langgulung ( 1989 ) membagi pengertian khalifah
berdasarkan siapa menggantikan siapa dalam kata khalifah disimpulkan menjadi tiga
pendapat. Pertama, mengatakan bahwa umat manusia sebagai makhluk yang
menggantikan makhluk yang lain yang telah menempati bumi ini. Dipercayai bahwa
makhluk itu adalah jin. Kedua, khalifah hanya bermakna mana–mana kumpulan manusia
menggantikan yang lain. Ketiga, Khalifah tidak sekadar seorang yang menggantikan
orang lain, tapi ia (manusia) adalah pengganti Allah. Khalifah bertindak dan berbuat
sesuai dengan perintah Allah ( Langgulung, 1989 ).
Peta dan kompas itu adalah al Qur’an. Allah SWT menyatakan, al Qur’an adalah
petunjuk bagi manusia (hudan linnas). Hal ini sesuai dengan firman allah yang artinya
“Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
B. Bagus Moralnya
a. Tauhid ( kebebasan ).
Tauhid merupakan satu kunci utama dalam agama Islam, artinya seseorang
dikatakan beragama jika tidak lepas dari tauhid. Pengertian tauhid sendiri adalah percaya
kepada Tuhan atau meng-Esa-kan Tuhan ( hanafi, 1996 ). Sekalipun tauhid sebagai
bentuk manifestasi dari sikap percaya kepada tuhan yang dilakukan oleh penganut agama
tetapi cara bertauhidnya berbeda-beda. ( Nurulyamin, 2004 ). Karena bagaimanapun
tingkat kepercayaan kepada Tuhan dalam diri seseorang tidak dapat dilihat dan dihitung
dengan angka dengan oleh manusia lainnya.
Adapun ajaran tauhid dalam islam sebagaimana difirmankan oleh Allah swt dalam surat
Al-baqarah ayat 163 yang artinya : “ Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa, tidak
ada Tuhan selain Dia yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”. ( Universitas Islam
Indonesia, 2003 ).
Manusia semuanya dimata Allah itu sama sedrajat. Hal ini dijelaskan pula dalam
pancasila sila ke 2 yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab, dijelaskan pula dalam surat
al-hujarat ayat 13 yang artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” ( Universitas Islam
Indonesia, 2003 ).
A. KESIMPULAN
Gaya kepemimpinan akan bersifat membangun jika gaya kepemimpinan yang
digunakan sesuai dengan para followers/pengikutnya. Pemimpin harus bersifat amanah,
dan harus dekat dengan Allah agar mengetahui tanggung jawabnya sebagai pemimpin dan
bersifat lebih efisien dalam memimpin. Mewujudkan pemimpin yang penolong yaitu
peduli dengan sesama, professional dapat menciptakan para SDM yang bagus mutunya
serta baik moralnya. Dan kita perlu meneladani sikap kepemimpinan Rasulullah
Kepemimpinan nabi Muhammad terbagi didua kota yaitu di Makkah ( selama 13 tahun )
dan di Madinah ( selama 10 tahun ). Namun, di waktu yang lebih singkat jika
dibandingkan dengan periode Makkah, Rasulullah berhasil menjadikan masyarakat di
kota Madinah sejahtera, atau yang biasa disebut masyarakat madani. Terminologi
masyarakat madani pertama kali dipopulerkan oleh Mohammad An-Nuqaib Al-Attas,
yaitu Mujtamak madani yang secara etimologi mempunyai dua arti: pertama, masyarakat
kota. Kedua masyarakat yang beradap (masyarakat tamaddun). Dalam bahasa Inggris
dikenal dengan civilty atau civilation, dalam makna ini masyarakat madani dapat berarti
dengan Civil Society yaitu masyarakat yang menjunjung peradaban.
http://umifadill.blogspot.com/2013/07/kepemimpinan-rasulullah-sebagai.html