Anda di halaman 1dari 22

STUDI ANALISIS MATERI POKOK BAHASAN MATA PELAJARAN

FIQIH MTs KELAS VII SEMESTER 1 KURIKULUM 2013

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah

Studi Materi Fiqih di MTs/MA

Dosen Pengampu:

Frandy Argadinata., M.H.

Disusun Oleh: Kelompok 1/PAI.I/Semester 5

Abdul Fatah Ash Shidiq(201190306)

Adi Ikhwanul Muslim(201190307)

Adil Gumelar Akbar(201190308)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas


limpahan nikmat, taufiq serta hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah tentang “Studi Analisis Materi Pokok Bahasan Mata Pelajaran
Fiqih MTs Kelas VII Semester 1 Kurikulum 2013”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Studi Materi Fiqih
di MTs/MA. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan penulis dan
pembaca pada khususnya dalam matakuliah Studi Materi Fiqih di MTs/MA.

Masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dalam menyelesaikan


tugas makalah ini dan tak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
Bapak Frandy Argadinata., M.H. selaku dosen pengampu mata kuliah ini dan
rekan-rekan yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Kritik dan
saran sangat kami perlukan dari pembaca , semoga untuk kedepannya kami bisa
lebih baik lagi.

Ponorogo, 24 Agustus 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................. ii

DAFTAR ISI........................................................................................... iii

BAB I: PENDAHULUAN...................................................................... iv

a. Latar Belakang............................................................................ iv
b. Rumusan Masalah....................................................................... iv
c. Tujuan.......................................................................................... iv

BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 1

A. Alat-Alat Bersuci......................................................................... 1
B. Bersuci Dari Hadats Dan Najis................................................... 2
C. Sholat Fardhu Lima Waktu......................................................... 2
D. Sholat Berjamaah........................................................................ 5
E. Dzikir Dan Doa Setelah Sholat................................................... 7
F. Analisis Studi Materi Fiqih Kelas VII Semester 1...................... 17

KESIMPULAN....................................................................................... 18

a. Penutup........................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengajaran pendidikan agama islam sangat penting untuk
memebentuk generasi bangsa indonesia yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah yang Maha Kuasa serta berakhlaqul karimah dan mampu
menjaga kerukunan dan toleransi antar umat beragama.
Sebagai ajaran yang sempurna dan fungsional , ajaran agama islam
harus diajarkan dan diamalkan sehingga mampu menciptakan kehidupan
yang teratur dan tentram. Oleh karena dalam fiqih diajarkan hukum dan
tata cara dalam melaksanakan ajaran agama islam sehingga nantinya kita
bisa menjalankannnya dengan baik dan benar.
Dalam materi ini, akan dibahas mengenai alat-alat bersuci, cara
bersuci dari Najis dan Hadats, sholat fardhu lima waktu, sholat berjamaah,
berdzikir dan berdoa setelah sholat dan kami akan menganalisis studi
materi fikih untuk kelas VII pada semester 1 yang berlandaskan kurikulum
2013.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja alat-alat bersuci?
2. Bagaimana cara bersuci dari Najis dan Hadats?
3. Bagaimana cara Sholat fardhu lima waktu?
4. Bagaimana cara Sholat Berjamaah?
5. Bagaiamana cara berdzikir dan berdoa setelah sholat?
6. Analisis studi materi Fikih kelas VII semester 1 kurikulum 2013?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui alat-alat bersuci
2. Untuk mengetahui bersuci dari Najis dan Hadast
3. Untuk mengetahui sholat fardhu lima waktu
4. Untuk mengetahui sholat berjamaah
5. Untuk mengetahui berdzikir dan berdoa setelah sholat
6. Untuk mengetahui analisis studi materi Fikih kelas VII semeseter
1 kurikulum 2013.

iv
A. Alat-alat untuk bersuci
Bersuci menurut bahasa berarti bersuci atau bersih dan membebaskan diri
dari hadas dan najis. Secara istilah berarti menghilangkan hukum hadas untuk
menunaikan shalat atau ibadah lainya yang mensyaratkan untuk bersuci dengan
air atau pengganti air (tayamum). Bersuci hukumnya wajib bagi seorang muslim
yang akan melaksanakan shalat atau ibadah. Dalam hal ini Islam mensyariatkan
beberapa alat bersuci, diantaranya sebagai berikut:
1. Air
Air yang di maksudkan yaitu air suci yang mensucikan, yang di sebut air
mutlaq. 1 Adapun yang termasuk jenis air ini adalah sebagai berikut: air hujan, air
es, air embun, air laut, air sungai, air sumur, dan mata air. 2 Selain air mutlaq ada
beberapa jenis air yang lain, namun tidak bisa menyucikan. Air yang dimaksud
adalah air mustamal dan air mutanajis. Air mustamal adalah air suci tapi tidak
menyucikan, jenis air ini antara lain: air teh, air kopi, air sedikit yang telah
digunakan untuk bersuci, air kelapa. Adapun air mutanajjis adalah air yang
terkena najis, yang berubah salah satu sifatnya (warna, rasa dan baunya). Dalam
thaharah atau bersuci air yang suci dan menyucikan (air mutlaq) yang bisa
digunakan untuk berwudhu, dan mandi wajib.
2. Tanah/Debu
Tanah yang dimaksudkan di sini tentu saja tanah atau debu yang suci dan
bersih dari kotoran (najis). Dalam bersuci, tanah atau debu biasanya digunakan
untuk bertayammum sebagai pengganti air apabila tidak didapati, baik guna
menghilangkan hadas kecil (wudhu) maupun mandi besar (mandi jinabah).
3. Batu

1
Reza, Ahmad, 2013, Panduan Lengkap Bersuci untuk Muslim dan Muslimah, Yogjakarta: DIVA
Press, Anggta IKAPI hlm. 11
2
Jamhari dan Tasimin, 2016, Ayo Memahami Fiqih untuk MTs Kelas VII Jilid 1 Berdasarkan
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013, Jakarta: Penerbit Erlangga, hlm. 5

1
Batu dapat digunakan untuk beristinja, yaitu membersihkan dubur atau alat
kemaluan setelah kita buang air. Batu bisa digunakan sebagai alat bersuci dengan
syarat tiga buah batu atau satu batu minimal bersegi, keras, dan tentu saja suci.3
B. Bersuci dari Hadas dan Najis
1. Hadas ialah keadaan tidak suci pada diri seorang muslim yang
menyebabkan ia tidak boleh shalat, tawaf dan lain sebagainya. Hadas
menurut cara mensucikan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu hadas besar
dan hadas kecil. Hadas besar adalah hadas yang harus di sucikan dengan
cara mandi besar atau mandi junub. Contoh hadas besar adalah haid,
junub, nifas dan keluar air mani. Sedangkan hadas kecil adalah hadas yang
dapat disucikan dengan cara berwudhu atau tayamum. Contoh hadas kecil
adalah buang air kecil, besar atau keluar udara dari dubur.
2. Najis secara bahasa berarti kotor, kotor yang menjadi sebab terhalangnya
seseorang untuk beribadah kepada Allah.
Ada 3 macam najis dan cara mensucikan sebagai berikut:
a. Najis Mukhafafah, cara mensucikan nya yaitu cukup dengan beberapa
percikanbair. Yang termasuk dalam najis mukhaffafah ialah air kencing
bayi lakilaki yang belum makan apa-apa selain air susu Ibu.
b. Najis Mutawasitoh, cara mensucikanya yaitu yaitu menghilangkan rasa,
bau, dan warnaya dengan menggunakan air. Adapun najis yang sudah
hilang rasa, bau, dan warnanya, An-Nawawi berpendapat yang dikutip
oleh Ash-shiddieqy adalah wajib membasuh sekali saja tidak lebih dari
pada itu.
c. Najis Mugholadzoh, cara mensucikanya yaitu dengan cara mencuci tujuh
kali dengan air salah satu diantaranya dengan debu tanah.

C.. Pengertian Shalat Fardhu Lima Waktu


Shalat secara bahasa berarti doa, secara istilah shalat adalah ibadah yang
terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu, yang dimulai dengan takbir dan

3
Reza, Ahmad, 2013, Panduan Lengkap Bersuci untuk Muslim dan Muslimah, Yogjakarta: DIVA
Press, Anggta IKAPI,. hlm.12

2
diakhiri dengan salam, shalat wajib juga disebut dengan shalat fardu atau shalat
maktubah yang berarti yang berarti harus di kerjakan umat yang sudah memenuhi
shalat, shalat wajib di bagi menjadi dua macam, yaitu shalat fardu ain dan shalat
fardu kifayah. Dasar hukum di wajibkan shalat adalah firman Allah SWT:
      

43. dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'[44].
[44] Yang dimaksud Ialah: shalat berjama'ah dan dapat pula diartikan: tunduklah kepada perintah-
perintah Allah bersama-sama orang-orang yang tunduk.
SYARAT SHALAT
Adapun syarat shalat terdiri dari dua jenis :
- Syarat Sah Sholat :
1. Suci dari hadas besar dan kecil.
2. Suci badan, pakaian dan tempat dari najis
3. Menutup aurat
4. Telah masuk waktu shalat (shalat tidak wajib di lakukan bila belum
masuk waktunya, begitu pula tidak sah di lakukan bila belum
masuk waktunya.
5. Menhadap kiblat.4
Syarat Wajib Shalat
1. Dilakukan oleh pemeluk agama Islam
2. Suci dari hadast seperti haid ataupun nifas
3. Orang yang berakal sehat
4. Baligh atau sudah mengalami masa kedewasaan (pubertas)
5. Telah menerima perintah Rasulullah untuk mengerjakannya.
6. Dapat melihat atau mendengar. Disebutkan jika seseorang yang
buta dan tulis sejak dilahirkan, tidak dituntut kewajiban hukum
7. Orang yang terjaga (tidak sedang tidur ataupun tidak sedang lupa)5
SUNAH SHALAT
1. Sunah ab`ad

4
Abdul Khadir Ahmad, fikih pendekatan saintifik kurikulum, kementrian agama, Jakarta, 2014. 19
5
Ibid

3
dalam salat meliputi qunut, tasyahud awal, shalawat pada Nabi
pada saat tahiyyat, shalawat pada keluarga Nabi pada saat tahiyyat
akhir, dan duduk tasyahud awal. Ketika seseorang meninggalkan
salah satu dari berbagai macam sunnah ab'ad tersebut maka ia
disunnahkan melaksanakan sujud sahwi.6
2. Sunah hai`at
Sunnah hai'at dalam sholat adalah gerakan atau bacaan yang perlu
ditunaikan untuk meningkatkan kualitas sholat. Jika seseorang
terlupa atau sengaja meninggalkan sunnah hai'at dalam sholat,
tidak ada konsekuensi apa pun baginya dan sholatnya tetap sah.
YANG MEMBATALKAN SHALAT
1. Berbicara dengan sengaja.
2. Tertawa
3. Berhadas besar
4. Terbuka auratnya
5. Merubah niat
6. Membelakangi kiblat
7. Makan dan minum
8. Mertad
9. Meningalkan salah satu rukun shalat7

KETENTUAN WAKTU SHALAT :


1. Shalat Zuhur : ketika matahari mulai condong ke barat dari
pertengahan langit.
2. Shalat Ashar : seteah sholat duhur, sampai terbenamnya
matahari
3. Shalat Maghrib : ketika terbenamnya matahari
4. Shalat Isya’ : hilangnya syafaqmerah sampai terbit fajarshodiq
5. Shalat Shubuh : terbit fajar sampai munculnya matahari
6
https://smp.alhasanah.sch.id di akses pada tanggal 22 agustus 2020 pukul 21.03
7
Abdul Khadir Ahmad, fikih pendekatan saintifik kurikulum, kementrian agama, Jakarta, 2014

4
NILAI NILAI PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG DALAM
SHALAT:
1. Mendidik siswa untuk selalu bersuci.
2. Shalat mendidik untuk berlaku jujur
3. Melatih keiikhslasan siswa untuk beribadah

d. Pengertian Shalat Berjamaah


Jamaah secara bahasa berartikan kumpulan atau bersama sama,
menurut istilah shalat jamaah adalah shalat yang dilakukan secara bersama
sama oleh dua orangatau lebih secara bersamaan dan salah satu nya
menjadi imam sedangkan lainya menjadi makmum.8
1. Hukum dan dalil shalat jamaah
Dari ibnu umar bahwasanya rasulullah saw. Bersabda : shalat
berjaaah itu lebihutama darupada shalat sendirian sebnayak 27 derajat
( H. R Muslim )
2. Syarat menjadi imam
1. Beragama islam
2. Berakal sehat
3. Baligh
4. Laki laki
5. Suci dari hadast besar kecil
6. Bagus bacaan dan paham rukun shalat
7. Di utamakan orang lebih tua
3. Syarat makmum
1. Berniat menjadi makmum
2. Mengetahui dan mengikuti gerakan imam
3. Tidak mendahukui imam
4. Berada dalam satu tempat yang sama dngn imam
5. Berada di belakang imam
4. Cara melakukan shalat jamaah

8
ibid

5
1. Niat
2. Posisi Sholat Berjamaah : Dalam sholat berjamaah seorang muslim
diharuskan mengikuti apa yang telah Nabi Muhammad SAW
ajarkan, yaitu dengan merapatkan barisan, antara bahu, lutut dan
tumit saling bertemu, dilarang saling renggang (berjauhan) antara
yang lain.
3. Bagi umat muslim laki-laki mengisi shaf paling depan terlebih
dahulu, sedangkan bagi wanita mengisi shaf paling belakang
terlebih dahulu.
4. Makmum mengetahui gerakan imam.
5. Makmum tidak mendahului gerakan imam, jadi tunggu sampai
imam menyempurnakan gerakannya, setelah itu makmum
mengikutinya.
6. Makmum harus memperhatikan bacaan imam dan ikut membaca al
fatihah, namun cukup lirih saja. Jika imam sedang membaca surat
di Alquran, maka makmum cukup dengarkan dan diam.
7. Menjawab amin dengan suara lantang
8. Makmum masbuk, atau makmum yang terlambat dan ingin
menyusul sholat, ia bisa menyusul dengan berjalan pelan, luruskan
shaf, kemudian bertakbir dan ikuti gerakan yang lain. Setelah
salam, makmum masbuk harus menyempurnakan rakaat sholatnya.
9. setelah selesai sholat, imam menghadapkan dirinya ke arah
makmum.9
5. Cara mengingatkan imam yang lupa:
cukup dengan bertasbih dengan niat zikir.
6. Cara mengantikan imam yang batal :
Orang yang berada di belakang imam wajib mengantikan, maka sebab
itu di anjurkan orang yang berdiri di belakang imam yang lebih faham
dan mengerti agama.

9
https://www.brilio.net/wow/tata-cara-sholat-berjamaah-sesuai-ajaran-nabi-beserta-
keutamaannya-210415z.html di akses pada tanggal 22 agustus tahun 2021 pukul 22.03

6
E. Berdzikir dan berdoa setelah shalat.

1. pengertian zikir dan doa.

Kata zikir berasal dari kata “zakaro” ‫“ َذ َك َر‬yazkuru” ‫ يَ ْذ ُك ُر‬zikran” ‫ ِذ ْك ًر‬artinya :


mengingat, menyebut, menuturkan, atau merenungi. Sedangkan menurut istilah
adalah mengingat Allah SWT. Dengan cara menyebut semua sifat-sifat
keagungan-Nya atau kemulian-Nya , seperti membaca tasbih, tahmid, takbir dan
tahlil.10 Sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an:

      

152. karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu[98],
dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.

[98] Maksudnya: aku limpahkan rahmat dan ampunan-Ku kepadamu.

       

41. Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah,
zikir yang sebanyak-banyaknya.

2. Ketentuan doa.

Doa (‫ ) ال ُدعَاء‬menurut bahasa adalah memanggil atau memohon sesuatu sedangkan


menurut istilah adalah permohonan sesuatu yang disampaikan manusia sebagai
makhluk Allah SWT sebagai sang pencipta dengan merendahkan diri dan tunduk
kepada-Nya. Baik untuk kepentingan hidup di dunia maupun di akhirat.

          


          
    

10
Kementrian Agama Republik Indonesia. Buku Siswa Fikih Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013
Madrasah Tsanawiyah VII. (Jakarta: Kementrian Agama: 2014), hlm. 55.

7
55. Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas[549].

56. dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat
kepada orang-orang yang berbuat baik.

[549] Maksudnya: melampaui batas tentang yang diminta dan cara meminta.

            
      

186. dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka


(jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang
yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu
memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar
mereka selalu berada dalam kebenaran.

Bagi seorang mukmin yang ingin berhasil dalam kehidupan ini , ada dua cara
yang harus ditempuh nya yaitu: berusaha dan berdoa kepada Allah . kedua hal ini
harus ditempuh , karena di dalam kehidupan ini ada hal-hal yang dapat dijangkau
oleh pemikiran manusia , tetapi ada pula yang tidak menjangkaunya. Oleh karena
itu kedua cara ini harus ditempuh secara bersama-sama.

3. Manfaat Zikir Dan Doa

a. dapat menentramkan hati

          
 

28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.

b. dapat menimbulkan kesabaran

8
c. menambah pahala dan menambah rasa kasih sayang kepada kita semua

d. menimbulkan sifat berhati-hati11

Manfaat sering berdoa setelah sholat fardu banyak manfaat yang akan diperoleh,
diantaranya:

a. Agar terhindar dari sifat sombong dan congkak


b. Agar terhindar dari sifat gampang dan putus asa
c. Hati dan pikiran kita akan tenang dan tentram
d. Akan memberi motivasi atau dorongan yang kuat dalam menjalani
kehidupan ini
e. Memberikan perlindungan dalam menempuh kehidupan
f. Kita akan merasa semakin dekat dengan Allah SWT
g. Di akhirat kelak, kita akan mendapat tempat yang mulia di sisi Allah ,
yaitu di surga

4. Tata Cara Dzikir Dan Berdoa

Berdasarkan firman Allah SWT dalam surat Al-A’raf ayat 205 , terdapat tata cara
atau adab dalam berdzikir diantaranya adalah:

a. Zikir hendaknya dilakukan dengan sikap tadarru’ . dengan demikian orang


yang berdzikir harus memperlihatkan sikap tawadu’ kepada-Nya.
b. Zikir dilakukan dengan rasa takut kepada Allah SWT. Takut kepada
keagungan dan kemuliaan Allah SWT.
c. Zikir dilakukan dengan suara yang lembut, pelan dan khusyuk.
cara berdzikir ada 3 macam:
a. Berdzikir dengan hati
b. Zikir dengan perbuatan
c. Zikir dengan ucapan

11
hlm. 56.

9
Adab berdoa

a. Menghadap kiblat.
b. Memperhatikan saat yang tepat untuk berdoa, seperti di tengah malam dan
sehabis shalat fardhu.
c. Mengangkat kedua tangan setentang kedua bahu
d. Memulai dengan istighfar, memuji Allah dan membaca shalawat
e. Harus ada sikap tawadhu’ (rendah hati) dan tadharru’ (rendah diri) dan
rasa takut.
f. Hendaklah disertai dengan hati yang khusyu’ dan meyakini bahwa doanya
akan dikabulkan oleh Allah SWT.
          
    
1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
3. dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang
tiada berguna,

g. Menyederhanakan suara , antara bisik-bisik dengan suara keras . Firman


Allah:
           
          
 
110. Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. dengan nama yang
mana saja kamu seru, Dia mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama yang
terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah
pula merendahkannya[870] dan carilah jalan tengah di antara kedua itu".
[870] Maksudnya janganlah membaca ayat Al Quran dalam shalat terlalu keras
atau terlalu perlahan tetapi cukuplah sekedar dapat didengar oleh ma'mum.
h. Tidak berdoa untuk keburukan atau memutus tali silaturrahim.
i. Tidak terburu-buru, maka doanya tidak akan dikabulkan.

10
j. Memilih milih kalimat yang luas maknanya , tidak tertuju kepada
kepentingan yang sesaat dan ruang lingkupnya sempit, misalnya:
perkataan pangkat, jabatan, lulus ujian diganti kebaikan dunia. Perkataan
uang , materi tertentu diganti dengan rezeki yang luas , perkataan badan
langsing, kurus, kuat dan lain-lain diganti dengan kesehatan. Perkataan
pintar , ilmu tinggi diganti dengan ilmu manfaat. Perkataan anak yang
bergelar tinggi diganti dengan anak yang soleh.
k. Jangan mendoakan diri, keluarga, anak, harta , pelayan dengan doa yang
buruk, Isi doanya dimulai dari mendoakan diri sendiri dulu baru orang
lain.
l. Menyapu muka dengan kedua telapak tangan setelah selesai berdoa.
doa yang tidak/belum terkabulkan
dalam melaksanakan doa ada beberapa sebab mengapa doa seseorang tidak atau
belum dikabulkan yaitu:
a. Ditunda untuk lain waktu
b. Ditangguhkannya pengabulannya di akhirat atau dikabulkan dalam
bentuk lain
c. Jika dikabulkan akan berakibat tidak baik bagi pemohon

Waktu waktu yang utama untuk berdoa

a. Pada bulan ramadan ,terutama pada malam lailatul qadr


b. Pada waktu wukuf di arafah ketika menunaikan ibadah haji
c. Pada hari jumat (waktu antara dua khutbah)
d. Pada waktu seseorang sedang berpuasa
e. Ketika turun hujan
f. Sebelum dan sesudah
g. Sesudah shalat lima waktu
h. Di tengah malam(sepertiga malam yang terakhir)
i. Diantara azan dan iqamah
j. Ketika I’tidal yang akhir dalam salat
k. Ketika sujud dalam salat

11
l. Ketika khatam (tamat) membaca Al-Quran 30 Juz
m. Sepanjang malam , utama sekali sepertiga yang akhir dan waktu sahur
n. Sepanjang hari jumat. Karena mengharap berjumpa dengan saat ijabah.
(saat diperkenankan berdoa) yang terletak antara terbit fajar hingga
terbenam matahari pada hari jumat , terutama antara dua khotbah jumat.

Tempat-tempat yang baik untuk berdoa

a. Ketika melihat ka’bah


b. Ketika melihat masjid Rasulullah SAW.
c. Di tempat dan di kala melakukan thawaf .
d. Di sisi Multazam di dalam ka’bah.
e. Di sisi sumur zam zam.
f. Dibelakang makam Ibrahim
g. Diatas bukit shafa dan marwah
h. Di arafah , di muzdalifah, di mina disisi Jamarat yang tiga.12

Dzikir Dan Doa Setelah Sholat.

Bacaan zikir sesudah shalat disebut juga dengan istilah wirid , yaitu bacaan-
bacaan setiap hari . adapun urutan bacaan zikir atau wirid sesudah shalat lima
waktu sebagai berikut:

1. Membaca syahadat sambil mengusapkan tangan kanan pada wajah setelah


mengucapkan salam yang kedua.
2. Membaca istighfar, bacaan istighfar yang umumnya dibaca adalah

‫ت َو ْالم ُْؤ ِم ِني َْن‬ ِ ‫ل َِوالِ َديَّ َوأِل َصْ َحا‬.‫هللا ْال َعظِ ْي َم‬
ِ ‫ب ْال ُحقُ ْو ِق ْال َوا ِج َب ِة َعلَيَّ َول َِج ِمي ِْع ْالمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َما‬ َ ‫أَسْ َت ْغفِ ُر‬
‫ت‬ِ ‫ت ْاألَحْ َيا ِء ِم ْن ُه ْم َواأْل َ ْم َوا‬ِ ‫َو ْالم ُْؤ ِم َنا‬

3. Bacaan tahlil
‫ْت َوه َُو َع ٰلى ُك ِّل َشيْ ٍء َق ِدي ٍْر‬
ُ ‫ك َولَ ُه ْال َح ْم ُد يُحْ ِييْ َو ُي ِمي‬
ُ ‫ك لَ ُه لَ ُه ْالم ُْل‬ َ ‫اَل ا ِٰل َه ِااَّل‬
َ ‫هللا َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬
4. Bacaan

12
Hlm. 60.

12
َ ‫ار ْك‬
‫ت َر َّب َنا‬ َ ‫ك َيع ُْو ُد ال َّساَل َم َف َح ِّي َنا َر َّب َنا ِبال َّساَل ِم َوأَ ْدخ ِْل َنا ْال َج َّن َة د‬
َ ‫َار ال َّساَل ِم َت َب‬ َ ‫ك ال َّساَل ُم َوإِلَ ْي‬ َ ‫ال ٰلّ ُه َّم أَ ْن‬
َ ‫ت ال َّساَل ُم َو ِم ْن‬
‫ْت َيا َذ ْال َجاَل ِل َواإْل ِ ْك َر ِام‬َ ‫َو َت َعالَي‬
5. Bacaan berikut
َ ْ‫ْت َواَل مُـعْ ــطــ َِي لِـ َمـا َمـ َنع‬
‫ـت‬ َ ‫اَل ٰلّـهُـ َّم اَل َمـان‬
َ ‫ِـع لِـ َم ۤـا أَعْ ـ َطــي‬
‫ك ْال َجـــ ُّد‬
َ ‫ْت َواَل َيــ ْن َفـ ُع َذا ْال َجــ ِّد مِـ ْنـ‬
َ ‫ضــي‬ َ ‫َواَل َر ۤا َّد لِـ َمـا َقـ‬
6. Terus disambung membaca surat Al-fatihah, al-baqarah, ayat kursi:
         
         
        
      
            
       
         
          
 
ِ ‫ٱهَّلل ُ ٓاَل إِ ٰلَ َه إِاَّل ه َُو ْٱل َحىُّ ْٱل َقيُّو ُم ۚ اَل َتأْ ُخ ُذهُۥ سِ َن ٌة َواَل َن ْو ٌم ۚ لَّهُۥ َما فِى ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬
ِ ْ‫ت َو َما فِى ٱأْل َر‬
‫ض ۗ َمن َذا ٱلَّذِى َي ْش َف ُع‬
‫ون ِب َشىْ ٍء مِّنْ عِ ْل ِم ِه ٓۦ إِاَّل ِب َما َشٓا َء ۚ َوسِ َع ُكرْ سِ ُّي ُه‬
َ ‫ِيط‬ُ ‫ِيه ْم َو َما َخ ْل َف ُه ْم ۖ َواَل ُيح‬ِ ‫عِ ن َدهُۥٓ إِاَّل ِبإِ ْذ ِنهِۦ ۚ َيعْ لَ ُم َما َبي َْن أَ ْيد‬
‫ظ ُه َما ۚ َوه َُو ْٱل َعلِىُّ ْٱل َعظِ ي ُم‬ َ ْ‫ت َوٱأْل َر‬
ُ ‫ض ۖ َواَل َئـ ُُٔـو ُدهُۥ ِح ْف‬ ِ ‫ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬
             
           
           
        
           
            
          
           
             
         
          
            
           
          
    
membaca tasbih, tahmid, dan takbir .7

13
Subhanallah 33x
Alhamdulilah 33x
Allahu akbar 33x
Lalu dilanjutkan dengan setelah selesai membaca Allahu Akbar 33x terus .8
.dilanjutkan dengan bacaan sebagai berikut

.9.
Ditutup dengan doa

14
15
F. Analisis Studi Fikih Kelas VII Semeseter 1 Kurikulum 2013

Pada Materi Ini Yang Dibahas Adalah Alat-Alat Bersuci, Cara Bersuci Dari
Hadast Dan Najis, Sholat Fardhu Lima Waktu, Sholat Berjamaah , Cara Berdzikir
Dan Berdoa Setelah Sholat.

Pada Materi Dijelaskan Secara Detail Mulai Dari Alat-Alat Bersuci Yaitu (Air,
Tanah , Debu, Batu), Cara Bersuci Dari Hadast Najis (Mukhafafah Mughaladzoh,
Mutawasitoh), Sholat Fardhu Lima Waktu (Shubuh Dhuhur Ashar Maghrib Isya),
Sholat Berjamaah (Lebih Utama Daripada Munfarid Dan Pahala Nya 27 Derajat),
Cara Berdzikir Dan Berdoa Setelah Sholat (Pengertiannya, Manfaat Dan
Ketentuannya.Zikir Harus Tawadhu Bisa Dilakukan Dalam Hati , Perbuatan Dan
Ucapan). Dengan Materi Ini Diharapkan Para Siswa Dapat Mempelajari Dan
Mengamalkan Dalam Kehidupan Sehari-Hari.

16
PENUTUP

Bersuci menurut bahasa berarti bersuci atau bersih dan membebaskan diri
dari hadas dan najis. Alat-alat bersuci diantaranya adalah Air, Tanah/debu, dan
batu. Hadas ialah keadaan tidak suci pada diri seorang muslim yang menyebabkan
ia tidak boleh shalat, tawaf dan lain sebagainya. Hadas menurut cara mensucikan
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu hadas besar dan hadas kecil. Najis secara
bahasa berarti kotor, kotor yang menjadi sebab terhalangnya seseorang untuk
beribadah kepada Allah. Terdapat 3 jenis Najis yaitu Najis Mughaladzah,
mukhafafah, mutawasitoh.
Shalat wajib di bagi menjadi dua macam, yaitu shalat fardu ain dan shalat
fardu kifayah. Dalam sholat terdapat syarat wajib dan syarat sah. Terdapat juga
sunnah sholat yaitu sunnah ab’ad dan sunnah hai’at. Terdapat juga hal-hal yang
dapat membatalkan sholat.
Sholat berjamaah adalah shalat yang dilakukan secara bersama sama oleh
dua orangatau lebih secara bersamaan dan salah satu nya menjadi imam
sedangkan lainya menjadi makmum. Terdapat syarat menjadi imam, syarat jadi
makmum dan cara melakukan shalat berjamaah dan cara menggantikan imam
yang batal.
Zikir adalah mengingat Allah SWT. Dengan cara menyebut semua sifat-
sifat keagungan-Nya atau kemulian-Nya , seperti membaca tasbih, tahmid, takbir
dan tahlil. Doa adalah permohonan sesuatu yang disampaikan manusia sebagai
makhluk Allah SWT sebagai sang pencipta dengan merendahkan diri dan tunduk
kepada-Nya. Manfaat zikir dan doa diantaranya adalah dapat menentramkan
hati,dapat menimbulkan kesabaran, dapat menambah pahala dan rasa kasih
sayang terhadap semua, dan menimbulkan sifat hati-hati.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, A. K., Mas'an, & Hidayat, A. (2014). Buku Siswa Fikih Pendekatan
Saintifik 2013. Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia.

https://www.brilio.net/wow/tata-cara-sholat-berjamaah-sesuai-ajaran-nabi-
beserta-keutamaannya-210415z.htm

https://smp.alhasanah.sch.id di akses pada tanggal 22 agustus 2020 pukul 21.03

Reza, Ahmad, 2013, Panduan Lengkap Bersuci untuk Muslim dan Muslimah,
Yogjakarta: DIVA Press, Anggta IKAPI

Jamhari dan Tasimin, 2016, Ayo Memahami Fiqih untuk MTs Kelas VII Jilid 1
Berdasarkan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013,
Jakarta: Penerbit Erlangga

18

Anda mungkin juga menyukai