Pada masa itu sering dikenal juga sebagai masa jahiliyyah, jahiliyyah bukan berarti mereka bodoh dari keilmuan akan tetapi mereka bodoh dari keimanan kepada Allah yang seperti yang diajarkan oleh nabi Ibrahim. Adapun factor yang menyebabkan penyimpangan adalah: 1. Kecenderungan yang kuat mengagungkan leluhur yang telah berjasa terutama kepala kabilah nenek moyang mereka. 2. Rasa takut yang kuat menghadapi kekuatan alam yang menimbulkan bencana mendorong mereka mencari kekuatan lain di luar Tuhan.
Selain kepercayaan menyembah berhala ada kepercayaan lain yang berkembang di
Makkah yaitu, menyembah malaikat, menyembah jin, ruh dan hantu.1
B. Kondisi social masyarakat Arab sebelum Islam masuk
Sebenarnya masyarakat arab memiliki sifat atau karakter yang positif diantaranya pemberani, ahli syair, kekuatan daya ingat dan lain sebagainya. Namun semua karakter baik itu terkikis oleh kejahiliyahan mereka. Dan mereka melakukan kebiasaan- kebiasaan buruk, minum khamr sampai mabuk, judi, berzina,dan tradisi terburuk masayarakat arab adalah mengubur anak-anak perempuan mereka secara hidup-hidup. 2 Masyarakat Arab, baik yang nomadic maupun yang menetap hidup dalam budaya suku badui. Oranisasi dam identitas social yang berakar pada suatu keanggotaan dalam suatu rentang komunitas yang luas. Kelompok beberapa kabilah membentuk beberapa kabilah (clan) dan kelompok kabilah lainnya membentuk suku yang dipimpin oleh seorang syaikh. Dalam kehidupan sehari-hari mereka sangan menekankan niali-nilai kesuakaan (etnisitas) sehingga kesetiaan atau kesolidaritasan kelompok merupakan sumber kekuatan bagi suatu kabilah atau suku. Orang arab juga sangat gemar perang sehingga tidak heran jika peperangan sering terjadi antar suku. Kecintaan pada perang menyebabkan nilai wanita dimata mereka sangat rendah kecenderungan ini masih berlangsung hingga kelahiran islam. 3 C. Kondisi ekonomi masyarakat Arab sebelum islam masuk 1 Sejarah Kebudayaan Islam/Kementrian Agama, Untuk MTs kelas VII (Jakarta:kementrian Agama, 2014) Hal 11 2 Ibid, hal 13 3 Ahmadin, sejarah Peradapan Islam, (Jakarta: Kencana, 2020), Hal 7- 8 Bangsa arab memiliki pencaharaian sebagai pedagang, pertanian dan peternakan. Peternakan menjadi sumber kehidupan bagi Arab Badui. Mereka berpindah-pindah menggiring ternaknya ke daerah yang sedang musim hujan atau ke pandang rumput. Adapun Masyarakat perkotaan yang tinggal di daerah subur, seperti Yaman, Thaif, Madinah, Najd, Khaibar atau yang lainnya, mereka menggantungkan sumber kehidupan pada pertanian. Orang-orang Arab memiliki pusat-pusat perdagangan yang terkenal seperti Ukaz, Mijannah dan Zul Majaz bagai tempat transaksi perdagangan, tetapi juga menjadi pusat pertemuan para sastrawan, penyair, dan orator.4 D. Kondisi politik masyarakat arab sebelum islam Pada masyarakat Arab pra-Islam dapat dibagi menjadi bua bagian berdasarkan atas batas territorial: 1. Penduduk kota (al-hadharah) yang tinggal dikota perniagaan jazirah Arabia seperti Makkah dan Madinah. Kota Makkah merupakan kota penghubung perniagaan Utara dan Selatan. Para pedagang dengan kabilah-kabilah yang berani membeli barang dagangan dari India dan Cina di Yaman dan menjualnya ke Syiria di Utara. 2. Penduduk pedalaman yang mengembara dari satu tempat ke tempat lain. Cara mereka hidup adalah nomaden, berpindah dari suatu daerah ke daerah lain, mereka tidak mempunyai perkampungan yang tetap dan mata pencaharian yang tepat bagi mereka adalah memelihara ternak, domba dan unta. Sebelum datangnya Islam, ada tiga kekuatan politik besar yang mempengaruhi politik arab yaitu kekaisaran nasrani byzantyum, kekaisaran Persia yang memeluk agama Zoroaster, serta Dinasti Himyar yang berkuasa di Arab bagian selatan.5 Masyarakat arab sebelum kedatangan islam hidup dalam naungan pemerintahan penguasa kerajaan, adapun kerajaan Arabia yang berdaulat antara lain: 1. Kerajaan saba 2. Kerajaan himyar 3. Kerajaan hirah 4. Kerajaan ghasan.6
4 Sejarah Kebudayaan Islam/Kementrian Agama, hal 13-14 5 Ibid, hal 15 6 Ahmadin, hal 8-9