Anda di halaman 1dari 7

BUKU SAKU PPI RSU MUHAMMADIYAH PONOROGO untuk AKREDITASI 2022

NO PERTANYAAN JAWABAN
Dr. Tamzila Akbar Nila Sandy
1. Siapa ketua PPI di RSUM

Dr. Tonny Hartono, Sp.B


2. IPCD di RSUM

2 (Heru dan Wiwik)


3. Ada berapa IPCN di rumah sakit

Kalau unit pelayanan ada IPCLN


4. Adakah perwakilan PPI di unit? Yang non pelayanan ada PIC

5. Apa tugas dari IPCLN 1. Mencatat data surveilans dari setiap pasien diunit rawat
inap masing-masing.
2. Memberikan motivasi dan mengingatkan tentang
pelaksanaan kepatuhan PPI pada setiap personil ruangan
di unitnya masing-masing.
3. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam
penerapan kewaspadaan isolasi.
4. Memberitahukan kepada IPCN apa bila ada kecurigaan
adanya HAIs pada pasien.
5. Bila terdapat infeksi potensial KLB melakukan penyuluhan
bagi pengunjung dan konsultasi prosedur PPI berkoordinasi
dengan IPCN.
6. Memantau pelaksanaan penyuluhan bagi pasien, keluarga
dan pengunjung dan konsultasi prosedur yang harus
dilaksanakan.
6. Adakah bukti pelaksanaan tugas IPCLN Monitoring kepatuhan Kewaspadaan Standart meliputi:
form monitoring dari IPCLN di masing-
masing unit 1. Kepatuhan HH
2. Kepatuhan APD
3. Pengelolaan Limbah
4. Pemrosesan peralatan
5. Etika batuk
6. Kebersihan lingkungan
7. Penyuntikan yang aman
8. Penempatan pasien
Apakah IPCLN mencatat data surveilans
di unit masing-masing Iya dengan cara memasukkan survailens di SIM RS

Ada bukti pelaksanaan tugas IPCLN? Form cheklist supervisi


7. Adakah anggaran khusus untuk program Ada di RAPB 2022
PPI
8. Apa tugas dari PIC PPI a. Melakukan pengawasan dan memastikan program ppi
terlaksana di unit masing-masing
b. Melakukan pengawasan kepatuhan petugas dalam cuci
tangan dan penggunaan APD
c. Mengidentifikasi risiko, merencanakan dan melakukan
tindak lanjut perbaikan risiko di unit masing-masing
d. Memberi usulan untuk mengembangkan dan
meningkatkan cara pencegahan dan pengendalian infeksi
di unit kerja masing-masing
e. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program KPPI
di unit kerja
f. Melaporkan hasil tindak lanjut dan identifikasi risiko
secara periodic kepada KPPIMelakukan evaluasi
Bersama KPPI dari hasil tindak lanjut identifikasi risiko
9. Indikasi kebersihan tangan a. Segera setelah tiba di rumah sakit
b. Diantara kontak pasien satu dengan yang lain
c. Bila tangan kotor
d. Sebelum meninggalkan rumah sakit
e. Sebelum menggunakan APD
f. Setelah melepaskan APD
g. Segera setelah keluar dari toilet atau membersihkan
sekresi hidung
h. Sebelum dan setelah mengkonsumsi makanan
10. Metode cuci tangan 1. Dengan menggunakan Handrub (cairan berbasis
Alkohhol)
Durasi waktu yang diperlukan 20-30 detik
2. Dengan menggunakan air mengalir dan sabun anti septik
Durasi waktu yang diperlukan 40-60 detik
11. 5 momen kebersihan tangan a. Sebelum kontak pasien
b. Sebelum melakukan tindakan aseptik
c. Sesudah kontak dengan cairan tubuh pasien
d. Sesudah kontak dengan pasien
e. Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

Ditambah 1
f. Sebelum menyentuh area wajah
12. Berapa Langkah cuci tangan 6 langkah utama
a. Gosok kedua telapak tangan hingga merata
b. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan
tangan kanan dan sebaliknya
c. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari
d. Jari-jari dalam dari kedua tangan saling mengunci
e. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan
kanan dan sebaliknya
f. Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan
ditelapak tangan kiri dan sebaliknya
13. Bagaimana Langkah cuci tangan bedah? a. Lepaskan semua asesoris atau perhiasan tangan.
khusus IBS b. Nyalakan kran.
c. Basahi tangan dan lengan dengan air mengalir yang bersih.
d. Tuangkan 3-5 cc larutan antiseptik di bagian telapak tangan
yang telah basah.
e. Rendam dan bersihkan kuku pada larutan antisektik yang
ada pada telapak tangan ( 5 detik).
f. Gosok tangan dan lengan menggunakan antiseptic dengan
gerakan melingkar sampai 3 cm diatas siku. Lakukan
secara bergantian.
g. Tuangkan 3-5 cc larutan antiseptik di bagian telapak tangan
h. Lakukan 6 langkah cuci tangan
i. Proses cuci tangan bedah berlangsung selama 3-5 menit
dengan prinsip sependek mungkin tapi cukup memadai
untuk mengurangi jumlah bakteri yang menempel di tangan.
j. Bersihkan dengan air mengalir dan jaga agar letak tangan
lebih tinggi dari siku agar air mengalir dari arah tangan ke
wastafel.
k. Jangan sentuh wastafel, kran atau gaun pelindung.
l. Keringkan tangan dengan lap steril.
m. Kenakan gaun pelindung dan sarung tangan steril

14. Kapan melakukan identifikasi risiko (ICRA Tiap awal tahun dilakukan oleh setiap unit layanan
PPI) dari unit
15. Penggunaan APD Berdasarkan indikas i/ berdasrkan tingkat resiko
16. Alur bila Ada pasien meninggal 1. Pasien dinyatakan meninggal oleh dokter
2. Kepala ruangan/penanggung jawab shift memberitahukan
pada Petugas Bina Rohani atau Tim pemulasaran jenazah
bahwa pasien meninggal dan membutuhkan pertolongan
untuk dapat dibawa keruang jenazah/tempat
persemayaman sementara.
3. Apabila memerlukan pemulasaran keluarga mengajukan
permohonan pemulasaran jenazah kepada petugas ruang
keperawatan
4. Petugas Bina Rohani atau Tim pemulasaran menyiapkan
personel, ruang jenazah dan perlengkapan pemulasaran
jenazah.
5. Petugas Bina Rohani dan atau Petugas Keamanan untuk
segera mempersiapkan jalur transportasi jenazah
6. Petugas Bina Rohani atau Tim pemulasaran jenazah
membawa jenazah menuju ke kamar jenazah dengan
membawa form serah terima jenazah dari ruang
keperawatan.
7. Tim pemulasaran jenazah melakukan pemulasaran jenazah
sesuai peosedur
8. Tim pemulasaran melakukan pencatatan di buku register.
NB: Bila Pasien Non Muslim RSUM sudah MOU atau
bekerjasama dengan Departemen Agama Kota Ponorogo untuk
proses pemulasaran jenazahnya.
17. Bagaimana alur pelaporan jika terjadi HAIs di Unit melaporkan ke PPI dan melakukan input Surveilans di
ruangan SIMRS
18. Kapan perawatan infus dilakukan setiap Setiap 3 hari sekali dilakukan perawatan infus
berapa hari sekali?
19. Apa tanda-tanda plebitis Merah, seperti terbakar, bengkak, sakit bila ditekan, ulkus
sampai eksudat purulent atau mengeluarkan cairan bila ditekan
20. Ada berapa macam metode sterilisasi Metode sterilisasi di RSUM ada 2 macam, yaitu :
yang digunakan di RSUM?, sebutkan
beserta contoh peralatannya! 1. Sterilisasi uap basah (menggunakan autoclave),
contoh : untuk bahan/ alat tidak tahan panas seperti
kasa, linen.
2. Sterilisasi uap/ panas kering (menggunakan oven) ,
contoh : instrumen yang tahan dengan sterilisasi
panas kering spt (pinset, gunting dll)
21. Bagaimana alur sterilisasi dilakukan?, Sesuai alur pemrosesan alat/ Bahan medis habis pakai
(BMHP) yang tertempel di tempat pencucian.
1. Dilakukan perendaman 10 menit dengan enzimatik
(amniosym atau yg lainnya).
2. Dilakukan pencucian: sikat, gosok.
3. Dilakukan pengeringan: ditiriskan.
4. Dilakukan sterilisasi:
a. Panas kering: 150o-160oC selama 120 menit/ 2
jam.
b. Uap bertekanan Tinggi/ Otoklaf Vacum: 131 oC 20-
30 menit.
5. Penyimpanan: disimpan di tempat khusus kering
bersih tak berdebu maximal 4 hari.
22. Untuk pelayanan pemrosesan alat single use yang di reuse
Sistem pelayanan pemrosesan alat single use
dilakukan dibawah pengawasan CSSD baik mengenai
yang di reuse
pembersihan alat sampai dengan Disinfeksi Tingkat Tinggi dan
sterilisasi
23. Alat apa saja yang di re use Di RSUM Po? Di RSU Muhammadiayah Ponorogo peralatan single use
yang di reuse dan unit kerja yang memakai adalah :
1. Ruang Siti Walidah atau bersalin yaitu Sirkuit C PAP (9x
Pemakaian)
2. Ruang Intensive Care Unit yaitu Sirkuit Ventilator PAP (9x
Pemakaian)
NB: akan tetapi jika alat sebelum sampai 9x sudah
terdapat tanda-tanda ketidak layakan maka tidak
akan di gunakan lagi
24. Bagaimana dikatakan alat sudah tidak layak re Berubah warna
use? Bentuk nya berubah
25. Bagaimana pengelolaan limbah? Limbah infeksius : warna kuning
Limbah non infeksisu : warna hitam
Limbah benda tajam dan jarum : savety box

Limbah / sampah dibuang setelah terisi ¾


Tempat sampah harus dalam kondisi tertutup
Pengolahan limbah B3 / Infeksius RSUM bekerjasama dengan
pihak ke 3 yaitu dg PT TRIATA yang bertempat di SEMARANG

Pengolahan Limbah Non Infeksius bekerjasama dengan TPU


Kota ponorogo
26. Bagaimana bila terjadi tumpahan darah? 1. Petugas mengambil 1 set spill kit dan papan tanda
peringatan lantai basah
2. Pasang papan tanda peringatan dekat sekitar area
tumpahan darah atau cairan tubuh
3. Siapkan 2 kantong sampah
4. Petugas membuka set spill kit dan melakukan pembersihan
tangan kemudian memakai APD dengan urutan gaun
pelindung (skort), masker, kacamata, Ners cap, dan sarung
tangan double.
5. Siapkan cairan desinfectan klorin (bayclin) sesuai
kebutuhan
6. Serap terlebih dahulu cairan jika masih basah dengan Kain /
Koran/ bahan yang bisa menyerap, kemudian tuangkan
cairan desinfectan secukupnya sesuai kebutuhan lalu serap
kembali.
7. Jika cairan sudah kering tuangkan desinfectan terlebih
dahulu secukupnya di area tumpahan
8. Bersihkan tumpahan darah/cairan tubuh dengan kain atau
bahan yang bisa menyerap cairan tubuh.
9. Selesai pembersihan buang kain atau bahan yang bisa
menyerap cairan tubuh kedalam plastic kuning, pastikan
area bersih dari cairan infeksius
10. Jika masih terdapat material yg besar gunakan sapu dan
serok untuk membersihkannya masukkan kedalam plastic
kuning / kantong infeksius
11. Ikat plastic kuning yang berisi alat dan barang yang sudah
terkontaminasi
12. Buang plastic kuning ke sampah medis
13. Lepaskan APD dengan urutan sarung tangan, Ners cap,
Kaca mata, masker, dan gaun pelindung (Apron), buang
APD yang single use di sampah medis dan masukkan APD
yang di reuse ke kantong kresek untuk peralatan yang di re
use.
14. Bereskan Kotak Spill Kit dan peralatan yang telah
digunakan,
15. Lakukan kebersihan tangan
16. Isi kembali sesuai kondisi semula agar mudah digunakan
17. Kembalikan kotak spill kit ditempat penyimpanannya
27. Bagaimana alur jika terpajan 1. Luka tusuk
Penanganan pertama: Segera bilas luka tusuk dengan air
mengalir dan sabun atau antiseptic selama 5 menit tanpa
melakukan pemijatan
Segera tutup luka dengan dressing, berikan cairan
antiseptic pada luka dan daerah sekitar kulit.
2. Mulut
Penanganan Pertama: segera ludahkan, berkumur-kumur
selama 1 menit
3. Kulit
Penanganan pertama: segera bilas dengan air mengalir 1
menit
4. Mata
Penanganan Pertama: Segera irigasi dengan air mengalir
atau gunakan eyewash bila diunit tersedia.
Tindakan lanjutan
1. Segera laporkan ke petugas PPI dan K3RS
2. Petugas yang terpajan mengisi lembar pelaporan petugas
terkena pajanan
3. Petugas PPI segera lakukan investigasi ke petugas yang
terpajan
4. Petugas PPI segera memberikan konseling kepada petugas
yang terpajan sebelum dan sesudah pemeriksaan
5. Lakukan pemeriksaan status sumber pajanan HCV,HBV
dan HIV pada pasien
6. Apabila sumber pajanan berstatus POSITIF HCV atau HBV
maka segera lakukan Langkah PPP HCV atau HBV pada
petugas terpajan
7. Apabila sumber pajanan berstatus POSITIF HIV maka
sumber pajanan dan petugas terpajan segera lakukan
proses rujuk ke klinik VCT untuk dilakukan penanganan
lebih lanjut
8. Apabila sumber pajanan tidak diketahui statusnya maka
segera ambil Tindakan pertimbangan untuk pemberian
profilaksis pasca pajanan
28. Bagaimana cara pengelolaan pasien Covid- Pasien dimasukkan ke isolasi bertekanan negatif ruang darwis.
19?
IGD
1. Bila mendapati pasien Susp, atau Confirm Covid-19
maka dimasukkan di ruang airbone IGD
2. Bila pasien ada indikasi ranap maka pasien di transfer
ke ruang isolasi darwis, dan untuk pasien yang akan
melahirkan ditransfer ke VK isolasi ruang siti walidah.
3. Bila R. Isolasi darwis penuh maka pasien dirujuk.
4. Bila dirujuk tidak memungkinkan maka pasien
dilakukan kohorting. Selanjutkan akan dilakukan
perawatan di ruang isolasi darwis bila ruangan sudah
tersedia.
Rawat Inap
1. Bila mendapati pasien Covid-19 maka pasien di
masukkan ke R.Isolasi Covid Darwis
2. Bila pasien post partus masih membutuhkan perawatan
lebih lanjut pasien dipindahkan ke ruang isolasi darwis.
3. Bila R. Isolasi Covid darwis penuh maka pasien dirujuk.
4. Bila dirujuk tidak memungkinkan maka pasien
dilakukan kohorting.
5. Untuk selanjutnya akan dilakukan perawatan di R.
Isolasi Covid Darwis
Sistem pelaporan Kasus COVID-19:
1. Unit yang menemukan kasus pertamakali melaporkan
ke WAG internal covid sesuai fofrm yang sudah
disepakati
2. PIC RS (WIKA / Dr Tamzila) meneruskan pelaporan ke
PKM dan DINKES
3. Selanjutnya PKM yang melakukan tindak lanjut.
29. Bagaimana cara pengelolaan pasien TB? Pasien TB dewasa dimasukkan ke R.Isolasi darwis (isolasi
bertekanan negatif).
Pasien TB anak-anak dimasukkan ke ruang isolasi anak Ar
Fahrudin
30. Bagaimana cara pengelolaan pasien Pasien dimasukkan ke R.Isolasi bertekanan POSITIF/ isolasi
IMMUNOCOMPROMISED atau penyakit immunocompromised Darwis
transmisi kontak? (HIV, Herpez, Combustio
grade luas, Steven Jhonson, Morbus hansen,
dll) .
31. Siapa yang melakukan pengoplosan obat Apoteker dan PK 2 dan 3 yang telah mendapat mandat dari
farmasi atau apoteker
32. Berapa lama penyimpanan obat setelah di Sesuai jenis obat dan panduan beonusedate 24 jam atau sesuai
buka jenis dan tempat penyimanannya

Anda mungkin juga menyukai