Anda di halaman 1dari 16

STUDI MATERI AL-QUR’AN HADIST KELAS VIII SEMESTER GENAP

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Studi Materi Al-Qur’an Hadist di MTs-MA

Dosen Pengampu: Imroatus Sholihah, M.Pd.I

Disusun Oleh: Kelompok 4/PAI.I/Semester 5

Zain Nahar Al-Jury 201190301

Adil Gumelar Akbar 201190308

Afifah Aris Minanti 201190309

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah Swt, atas


karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul
“Studi Materi Al-Quran Hadist Kelas VIII Semester Genap”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Studi
Materi Al-Quran Hadist di MTs-MA. Semoga makalah ini dapat memberikan nilai
tambah dalam pengetahuan penulis pada khususnya dan dan masyarakat sekitar
selaku pembaca pada umunya.

Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dalam


menyelesaikan tugas makalah ini semoga pembimbing dapat memberikan maklum.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Imroatus Sholihah, M.Pd.I
selaku dosen pengampu mata kuliah ini, serta seluruh pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu-persatu. Kritik dan saran sangat diperlukan guna perbaikan di masa
mendatang.

Ponorogo, 19 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN 2

A. QS. Al-Humazah dan QS. At-Takasur (Cinta Dunia dan Lupa


Kebahagiaan yang Hakiki) 2
B. Hadist tentang Keseimbangan Hidup di Dunia dan Akhirat 9

BAB III PENUTUP 12

A. Kesimpulan 12

DAFTAR PUSTAKA 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan firman Allah yang diberikan kepada Nabi
Muhammad Saw sebagai pedoman hidup umat islam. Al-Qur’an adalah
sumber hukum pertama dalam agama Islam, ini tentu menjelaskan betapa
pentingnya posisi Al-Qur;an dalam agama Islam. Ada banyak sekali
pengetahuan yang dapat kita peroleh dari Al-Qur’an dari berbagai suratnya.
Disini kami akan menjelaskan bagaimana isi, tafsiran serta kandungan dari
surat Al-Humazah dan At-Takasur dengan harapan kita tidak berlebihan
dalam menvintai dunia sehingga lupa dengan kabahagiaan yang hakiki.
Sedangkan hadist merupakan sumber hukum kedua yang diambil
setelah Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Dalam makalah ini akan
dijelaskan mengenai hadist dalam menjaga keseimbangan hidup di dunia
dan di akhirat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini meliputi:
1. Bagaimana isi dan kandungan QS. Al-Humazah dan QS. At-Takasur
(Cinta dunia dan lupa kebahagiaan yang hakiki)?
2. Apa hadist yang menjelaskan tentang keseimbangan hidup di dunia dan
akhirat?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah:
1. Untuk memahami isi dan kandungan QS. Al-Humazah dan QS. At-
Takasur (Cinta dunia dan lupa kebahagiaan yang hakiki)
2. Untuk memahami hadist tentang keseimbangan hidup di dunia dan
akhirat

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. QS. Al-Humazah dan QS. At-Takasur (Cinta Dunia dan Lupa Kebahagiaan
yang Hakiki)
1. Al-Qur’an Surat Al-Humazah
a. QS. Al-Humazah dan Artinya

Artinya:1
1) Celakalah bagi setiap pengumpatlagi pencela.
2) Yang mengumpulkan harta dan suka menghitung-hitungnya.
3) Dia mengira bahwa hartanya itu dapat memeliharanya.
4) Sekali-kali Tidak! Sesungguhnya Dia pasti akan dilemparkan ke
dalam Huthamah.
5) Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?.
6) (yaitu) api Neraka Allah yang menyala-nyala.
7) Yang (membakar) sampai ke hati mereka.
8) Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka.
9) (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.
b. Tafsiran Ayat QS. Al-Humazah
1) Ayat 1: Menurut Ibnu Abbas humazah lumazah mempunyai arti
orang yang menjatuhkan orang lain dengan mencelanya.
Sedangkan menurut Ar-Rabi’ ibnu Anas mengatakan bahwa al-
humazah adalah mengejek di hadapan orang yang diejek
sedangkan lumazah berarti mengejek dari belakang.
2) Ayat 2: Menurut Ibnu Jarir dan As-Sa’iddi, Muhammad ibnu
Ka,ab telah berkata tentang ayat yaitu orang yang terlena dengan

1
Al-Qur’an dan Terjemah QS. AL-Humazah.

2
harta bendanya dan merasa senang dengannya ddan ketika
malam hari tiba orang ini (yang mengumpulkan harta)
seumpama orang tersebut tidur bagaikan bangkai yang telah
membusuk.
3) Ayat 3 dan 4: Manusia mengira dengan harta yang telah dia
kumpulkan dia akan kekal hidupnya di dunia ini bersama
dengan kekekalan hartanya. Namun, prasangka
tersebut disanggah dalam ayat 4 dengan kata Kalla yang berarti
sekali-kali tidak, yaitu perbuatan yang sebenarnya tidak akan
terjadi seperti yang mereka kira. Sesungguhnya orang yang
menghimpun harta lalu menghitungnya tanpa henti itu akan di
masukkan ke dalam hutamah atau api yang tidak berhenti
menyala-nyala.2
4) Ayat 5,6 dam 7: Dari Sabit Al-Bannani berkata bahwasanya
orang-orang tadi akan dimasukkan ke dalam
neraka hutamah yang mana neraka itu akan membakar hingga
ke jantung atau hati mereka, sedangkan mereka masih dalam
keadaan hidup. Dan ketika azabnya mencapai puncaknya,yang
bisa mereka lakukan hanya menjerit dan menangis karena
merasakan sakitnya yang tiada tandingannya.
5) Ayat 8: Maksudnya bila orang-orang yang tadi telah masuk ke
dalam neraka tadi maka tidak akan bisa keluar lagi karena
pintunya sudah ditutup dengan rapat. Nabi Saw bersabda
sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya api itu
ditutup rapat atas mereka. Maksud dalam surat al humazah ayat
8 ini adalah pintu neraka hutamah sudah ditutup dengan rapat
sehingga para pengumpat dan pengumpul harta tadi tidak akan
pernah bisa keluar.

2
Reni Novita Sari, Surat Al-Humazah Ayat 1-9 Beserta Isi Kandungannya Tantang
Seorang Pengumpat, diakses dari https://www.dream.co.id/your-story/surat-al-humazah-ayat-1-9-
beserta-isi-kandungannya-tentang-seorang-pengumpat-201216j.html pada tanggal 18 September
2021 pukul 23.09 WIB.

3
6) Ayat 9: Menurut Attiyah Al-Aufi tiang-tiang tersebut terbuat
dari besi. Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa
mereka (para pengumpat dan pengumpul harta) dipasung, dan
leher mereka dibelenggu, lalu pintu neraka ditutup. Qatadah
berkata bahwa kami berbincang-bincang bahwa mereka akan di
adzab di dalam neraka. Dan Ibnu Jarir memilih pendapat ini.
Sedangkan menurut Abu Saleh diikat pada tiang-tiang yang
panjang maksudnya adalah belenggu-belenggu yang berat.
c. Asbabul Nuzul QS. Al-Humazah
Pada suatu waktu Utsman bin Affan dan Abdillah bin Umar
berkata: masih terdengar segar dalam telinga kami, bahwa ayat ke-1
dan ke-2 dari surah al-humazah diturunkan sehubungan dengan
Ubayyin bin Khalaf, seorang hartawan besar dalam kalangan
Quraisy. Ia selalu mengejek dan menghina Rasulullah SAW dengan
harta kekayaan yang dimilikinya”. Ubayyin senantiasa
membanggakan harta kekayaan yang dimiliki, dan beranggapan
bahwa ia dapat hidup kekal dengan hartanya, sehingga tidak perlu
beribadah kepada siapapun (H.R Ibnu Abi Hatim dari Utsman dan
Abdillah bin Umar).3
Ayat-ayat yang terkandung dalam surah al-humazah
diturunkan sehubungan dengan Umayyah bi Khalaf yang selalu
memaki, menghina, dan mencela Rasulluh SAW. Disetiap
kesempatan bertemu. Sejalan dengan itu, maka Allah SWT.
Memerintahkan malaikat jibril untuk menurunkan wahyu yang
secara tegas memberikan sanksi hukuman (siksa) kepada orang kikir
dan orang mengumpat. Mereka diancam dengan amuk api neraka
khutamah.4
d. Penjelasan QS. Al-Humazah
Surah Al-Humazah merupakan surat ke 103 terdiri atas 9
ayat, termasuk golongan surah Makkiyah, diturunkan sesudah surah

3
Mahali Mudjab, Asbabun Nuzum: Studi Pendalaman Al-Qur’an Surat Al-Baqarah – An-
Nas, (Jakarata: PT Raja Grafindo Persada, 2002), 948-949.
4
H.R ibnu Mundzir dari Abu Ishak.

4
Al-Qiyaamah. Kaitannya dengan surat Al ‘Ashr ialah ketika Allah
di dalam Surat Al ‘Ashr menyebutkan bahwa semua persoalan
manusia bergelimang dalam kesesatan, kecuali orang yang
dilindungi Allah, lalu di surat ini Dia menyebutkan sebagian sifat-
sifat orang yang sesat itu.5 Al-Humazah menceritakan Orang yang
pengumpat dan pencela itu akan dimasukkan kedalam Neraka
Hutomah. Dinamai Al-Humazah (pengumpat) diambil dari ayat
pertama. Di antara penyakit lisan (Aafatul Lisan) yang sangat
berbahaya adalah mengumpat dan mencela. Ayat ini menjelaskan
betapa dahsyatnya ancaman bagi pengumpat dan pencela.
Dalam kajian Sayyid Quthb rahimahullah surat ini memberi
gambaran sosok pencela yang kerdil jiwanya karena telah dikuasai
harta sehingga menganggap harta adalah nilai, variabel atau standar
tertinggi dalam kehidupan. Maka, ketika ia bergelimang harta, ia
merasa telah memiliki dan menguasai harga diri manusia.
Puncaknya, ia menganggap harta adalah tuhan yang maha kuasa,
mampu berbuat apa pun, sampai-sampai mampu menolak kematian
dan mengekalkan kehidupan serta menolak qadha' (ketentuan)
Allah, hisab (audit)-Nya dan jaza' (balasan)-Nya.6
2. Al-Qur’an Surat At-Takasur
a. At-Takasur dan Artinya

5
Nanik Susanti, Tafsir Dakwah (Komunikasi) Tentang Surat Al-Humazah, diakses dari
http://naniksusanti56.blogspot.com/2014/05/makalah-tafsir-dakwah-komunikasi.html pada tanggal
18 September 2021 pukul 22.09 WIB.
6
Ibid.,

5
Artinya:7
1) Bermegah-megahan telah melalaikan kamu.
2) Sampai kamu masuk ke dalam kubur.
3) Janganlah begitu! Kelak kamu akan mengetahui (akibat
perbuatanmu itu),
4) Kemudian jangan begitu! Kelak kamu akan mengetahui.
5) Janganlah begitu! Jika kamu mengetahui dengan pasti (akibat
bermegah-megahan itu),
6) Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim,
7) Kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata
kepala sendiri (sehingga kamu yakin),
8) Kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang
kenikmatan (yang megah di dunia itu).
b. Tafsiran Ayat At-Takasur
1) Ayat 1: kesibukan karena banyaknya harta dan anak; kesibukan
duniawi; berbangga-bangga dengan limpahan dunia; serta terus
menerus berupaya memperbanyak perolehannya adalah hal
yang dapat melalaikan dari ketaatan kepada Allah.
2) Ayat 2: Barulah menyadari manakala maut telah menjemput,
sementara diri dalam keadaan seperti itu.
3) Ayat 3: Allah memberi ancaman kepada mereka dan pastilah
mereka akan mengetahui akibatnya (siksanya) di hari kiamat
kelak.
4) Ayat 4 dan 5: (Allah mengingatkan), andaikan manusia
mengetahui perkara (besar) ini dengan ilmu-yaqin, pastilah
mereka dengan banyaknya harta dan anak, tidak membuat kamu
berbangga-bangga yang dapat melalaikan ketaatanmu kepada
Allah dan hari akhirat.
5) Ayat 6 dan 7: Sungguh akan diperlihatkan al Jahiim (Neraka)
kelak di akhirat, sebuah persaksian dengan jiwa, raga, dan
dengan mata kepala sendiri, sehingga manusia menjadi yakin.
6) Ayat 8: Allah mengingatkan kepada kita semua, pastilah mereka
akan ditanya tentang limpahan dunia yang melalaikan dari amal-
amal untuk akhirat. Mereka pun akan ditanya tentang keamanan,
kesehatan, waktu luang (kesempatan), juga kelezatan makanan

7
Al-Qur’an dan Terjemah QS. At-Takasur

6
dan minuman, juga naungan-naungan tempat tinggal, untuk
dipertanggung jawabkan.
c. Asbabul Nuzul At-Takasur
Penjelasan Surah at takasur turun berkaitan dengan dua
kabilah ansar (bani harisah dan bani hars). Mereka saling
menyombongkan diri dengan kekayaan dan keturunannya dengan
saling bertanya, apakah kalian mempunyai pahlawan segagah dan
secekatan si fulan? mereka juga menyombongkan diri dengan
kedudukan dan kekayaan orang-orang yang masih hidup. Mereka
mengajak pergi ke kubur untuk menyombongkan kepahlawanan dari
golongannya yang sudah gugur dengan menunjukkan kubur mereka.
Surah ini turun untuk memberi peringatan kepada orang yang hidup
bermegah megahan sehingga ibadah mereka terlalaikan.8
d. Penjelasan At-Takasur
Surah At-takatsur merupakan surat ke 102 yang terdiri atas
8 ayat, termasuk golongan surah Makkiyah, diturunkan sesudah
surah Al-Kautsar. Dinamai Surah At-Takatsur (Bermegah-
Megahan) diambil dari ayat pertama. Syaikh Amru Khalid
dalam Khawatir Qur’aniyah menegaskan, Surat At-Takatsur ini
memberikan ancaman kepada setiap orang yang hanya hidup untuk
kelezatan dan kesenangan fisik semata. Setiap yang kita nikmati
adalah nikmat dari Allah yang kelak akan ditanya dan dimintai
pertanggungjawaban. Mulai dari kesehatan, waktu, harta hingga
anak-anak. Jangan sampai nikmat-nikmat itu justru melalaikan dari
akhirat. Melalaikan dari beribadah kepada Allah. Karena jika sampai
demikian, nerakalah tempatnya.
3. Hubungan Surat QS. AL-Humazah dengan QS. At-Takasur
Kata tamak berasal dari bahsa Arab thoma’a-yathma’u-thoma’aan
yang berarti loba, rakus dan terlampau besar keinginannya untuk
memperoleh harta yang banyak. Islam tidak melarang umatnya untuk

8
Ahmad Sufyan, Kandungan Surat Al-Humazah dan At-Takasur, diakses dari
http://teropongpelajar.blogspot.com/2017/07/kandungan-surah-al-humazah-dan-at-takasur.html
pada tanggal 18 September 2021 pukul 23.54 WIB.

7
memiliki harta yang banyak. Islam menghargai hak milik bagi setiap
orang. Namun, kekayaan itu harus diperoleh dengan cara yang benar.
Keduanya (QS. Al-Huamzah dan QS. At-TAkasur) menerangkan
tentang orang yang bangga dan bermegah-megahan dengan kehidupan
dunia hingga melupakan kehidupan akhirat. Keduanya mengandung
ancaman Allah terhadap orang yang bangga dan bermegah-megahan
terhadap kehidupan dunia hingga melalikan kehidupan akhirat.
Ancaman itu berupa neraka Huthamah dan neraka Jahim. Penerapan
kandungan QS. al-Humazah dan at-Takaatsur dalam kehidupan adalah:9
a. Tidak terlalu mencintai kehidupan dunia
b. Tidak meremehkan dan menghina terhadap orang miskin;
c. Mensyukuri terhadap segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah
SWT;
d. Menggunakan semua nikmat sesuai dengan petunjuk agama;
e. Tidak bahil atau kikir terhadap harta yang dimilikinya;
f. Mengeluarkan sebagian rizkinya dengan bersedekah dan zakat jika
telah memenuhi nisab dan haulnya
Ciri-ciri orang tamak ialah:10
a. Terlalu mencintai harta yang dimiliki;
b. Terlalu semangat memcari harta tanpa memperhatikan waktu dan
kondisi tubuh;
c. Terlalu hemat dalam membelanjakan harta;
d. Merasa berat untuk mengeluarkan harta demi kepentingan agama
dan sosial;
e. Mendambakan kemewahan dunia
f. Tidak memikirkan kehidupan alkhirat
g. Semua perbuatannya selalu bertendensi pada materi.

9
Fauzi Diah, Mengetahui Arti Kandungan Surat Al-Humazah dan At-Takasur Tentang
Akhlak Tercela (Tamak dan Rakus), diakses dari
https://fauziadiah740.wordpress.com/2016/11/17/mengetahui-arti-kandungan-surah-al-humazah-
dan-at-takasur-tentang-ahlak-tercela-tamak-dan-rakus/ pada tanggal 19 September 2021 pukul
06.53 WIB.
10
Ibid.,

8
B. Hadist tentang Keseimbangan Hidup di Dunia dan Akhirat
1. Hadis ke-1
ِ ‫اخ َرتَهُ ِلد ُ ْنيَاهُ َحتّى ي‬
‫ُصيْبُ ِم ْن ُه َما َج ِم ْيعًا‬ َ ‫لَي‬
ِ َ‫ْس بِ َخي ِْر ُك ْم َم ْن ت ََركَ د ُ ْنيَاهُ ِِل ِخ َرتِ ِه َوِل‬
ِ َّ‫ِلخ َرةِ َو َِلت َ ُك ْونُ ْوا َك ًّل َعلَى الن‬
) ‫اس ( رواه ابن عسا كرعن انس‬ ٌ ‫فَا َِّن الدَّ ْنيَا بَ ََل‬
ِ ْ‫غ اِلَى ا‬
Artinya: “Bukanlah orang yang terbaik diantara kamu adalah orang
yang meniggalkan kepentingan akhirat untuk kepentingan dunia. Maka
yang terbaik di antara kamu adalah orang yang mampu memadukan
diantara keduanya. Sesungguhnya kehidupan dunia mengantarkan
kamu kepada kehidupan akhirat dan janganlah kamu menjadi beban
orang lain.” (HR. ‘Asakir dari Annas dalam kitab tafsir Al-Kasysyaf
jilid 4 hal. 1.670).11
Hadist di atas menerangkan bagaimana sebaiknya manusia
menjalani hidup, yakni dengan hidup berkeseimbangan, di samping
memperhatikan kehidupan dunia, mansuia juga harus melihat ke depan
yakni kehidupan akhirat yang pasti dilewati oleh semua manusia kelak.
Karena Islam sangat tidak menyukai orang yang hidup hanya
mementingkan urusan dunianya dan mengabaikan urusan akhiratnya
nanti. Dan begitu pula sebaliknya, Islam juga tidak mengajarkan untuk
hanya memikirkan urusan akhirat dan mengabikan urusan duniawi.
Seperti yang telah dijelaskan hadis diatas, bahwasanya
keseimbangan hidup baik di dunia maupun di akhirat sangatlah penting.
Dunia fana tempat manusia berpijak adalah ladang bekal untuk
kehidupan manusia di akhirat kelak. Orang yang menanam kebaikan
semasa hidupnya maka akan memetik kebaikan pula, begitu juga
sebaliknya orang yang menanam keburukan akan memetik keburukan.
2. Hadis ke-2
‫ف َوفِى ُك ٍّّل َخي ٌْر‬
ِ ‫ض ِع ْي‬ ُّ ‫ا َ ْل ُمؤْ ِمنُ اْلقَ ِو‬
َّ ‫ي َخي ٌْر َواَ َحبُّ اِلَى هللاِ ِمنَ اْل ُمؤْ ِم ِن ال‬
) ‫ص َعلَى َما َي ْنفَعُكَ َوا ْست َ ِع ْن ِبا هللِ َو َِلتَ ْع ِج ْر ( رواه عن ابى هريرة‬ ْ ‫اِحْ ِر‬
Artinya: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh
Allah daripada mukmin yang lemah, sedangkan pada masing-masing

11
Tafsir Al-Kasysyaf, jilid 4, hlm.1670 dalam Resa H, dkk, “Keseimbangan Antara Dunia
dan Akhirat Berdasarkan Teorema Limit Kanan Limit Kiri”, UIN Sunan Kalijaga, vol. 1, No.1,
2018, hlm. 164

9
ada kebaikannya. Bersemangatlah kamu untuk mencapai sesuatu yang
bermanfaat bagimu. Mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah
kamu merasa tidak berdaya.”12
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin canggih,
banyak menimbulkan berbagai pengaruh dan dampak baik itu dari segi
positif maupun dari segi negatif. Meskipun kehidupan manusia semakin
dipermudah pada masa saat ini, namun dibalik itu semua sangat banyak
tantangan berat yang menggoyahkan iman manusia sebagai
konsekuensi. Salah satunya ialah perkembangan ekonomi para
pengusaha yang semakin pesat. Semakin ketatnya persai ngan bisnis
membuat orang-orang mengesampingkan kepentingan ibadah dan lebih
mengejar pekerjaannya. Banyak orang yang berlomba-lomba
memeperkaya diri tanpa ingat bahwasanya rezeki datangnya dari
Allah.13
Salah satu wujud nyata yang menunjukkan lunturnya iman manusia
ialah merajalelanya kasus korupsi. Mereka tidak memperdulikan haram
atau halal uang yang dipakai, mereka hanya ingin semakin berkuasa,
semakin kaya, dan hidup enak. Namun banyak pula manusia yang tetap
berpgang teguh di jalan Allah, hidup sederhana dengan pekerjaan yang
halal, meyakini bahwa rezeki datangnya dari Allah Swt, dan senantiasa
meninggalkan pekerjaannya ketika masuk waktu sholat.
Dalam salah satu sumber dijelaskan bahwa manusia dalam hal
keseimbangan kehidupan dunia dan akhirat dibagi menjadi tiga
golongan, yaitu:14
a. Golongan pertama adalah manusia yang menganggap dunia adalah
syurga dan satu-satunya tujuan hidup mereka. Ciri kehidupan

12
“Hadist tentang Keseimbangan Hidup di Dunia dan Akhirat”, Islam, 2017, diakses dari
https://mhdasyrafblog.wordpress.com/2017/10/05/hadist-tentang-keseimbangan-hidup-didunia-
dan-akhirat/ pada 19 September 2021 pukul 01:25 WIB.
13
Hasna, “Hadist Keseimbangan Hidup di Dunia dan Akhirat”, Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, diakses dari
https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/hadits-tentang-keseimbangan-hidup-di-dunia-dan-
akhirat/ pada 19 September 2021 pukul 01:35 WIB.
14
Rudiansyah, “Keseimbangan Antara Kehidupan Dunia da Akhirat”, KANWIL
KEMENAG KALBAR, 2017.

10
manusia yang ada pada golongan ini ialah senang berfoya-foya,
mereka sangat berambisi untuk mencari dan memiliki harta
sebanyak mungkin, menjadi berkuasa adalah tujuan hidup mereka.
Mereka tidak emmeikirkan kehidupan akhirat, yang mereka incar
hanya semata kenikmaatn dunia.
b. Golongan kedua adalah manusia yang menganggap bahwa dunia
fana ini hanyalah neraka, dan syurga bagi orang-orang kafir saja.
Corak hidup manusia pada golongan ini yaitu hanya mengutamakan
ibadah kepada Allah Swt saja. Mereka tidak memperdulikan
bagaimana anak istrinya (jika memiliki), mereka tidak peduli
dengan apa yang ada di sekitarnya. Sehingga secara tidak langsung
untuk mencukupi kebutuhan hidup pun mereka bergantung kepada
orang lain.
Dalam menanggapi hal ini, Rasulullah bersabda
َّ ‫ب فَيَبِ ْي َع فَ َي ُك‬
ُ‫ف هللاُ ِب ِه َوجْ َهه‬ َ ‫َِل َء ْن يَا ْء ُخذَ ا َ َحدُ ُك ْم اَحْ بََلً فَيَأ ْ ُخذَ ُح ْز َمةً ِم ْن َح‬
ٍّ ‫ط‬
)‫ي ا َ ْم ُمنِ َع (رواه البخارى عن الزبير بن العوام‬
َ ‫ْط‬ َ َّ‫َخي ٌْر ِم ْن ا َ ْن يَ ْسأ َ َل الن‬
ِ ‫اس اُع‬
Artinya, “Sungguh sekiranyasalah seorang diantara kamu
mencari kayu, lalu dipikul dipundaknya sendiri, itu lebih baik dari
pada meminta-minta kepada tetangga. Tangandi atas lebih baik
daripada tangan di bawah.”(HR. Bukhari)
c. Golongan ketiga adalah manusia yang menganggap bahwa dunia
yang dipijaki saat ini bukan syurga dan bukan pula neraka, mereka
menganggap bahwa dunia merupakan ladang syurga. Merekalah
golongan manusia yang menyeimbangkan kehidupan dunia dan
kehidupan akhirat.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan serta penjelasan di atas kita dapat memahami
bahwa surat Al-Humazah dan At-Takasur sama-sama mengungkap tentang
perilaku orang yang membanggakan kemewahan dunia dan bermegah-
megahan sehingga melalaikan kehidupan akhirat. Orang yang berperilaku
bermegah-megahan meganggap bahwa ia akan memperoleh kenikmatan
yang abadi, padahal kehidupan dunia adalah bersifat sementara, dan kelak
mereka pasti akan dimintai pertanggungjawaban tentang harta yang dimiliki
serta yang mereka bangga-banggakan di dunia. Baik surat Al-Humazah
maupun At-Takasur juga sama-sama menginformasikan tentang ancaman
siksa yaitu berupa neraka. Bagi orang yang suka mencela dan mengumpat
akan berada di neraka huthamah sedang mereka yang bermegah-megahan
dan membanggakan harta sampai lupa tujuan kehidupan akan berada dalam
neraka jahim.
Selain itu terdapat hadist yang menjelaskan tentang keseimbangan
hidup di dunia dan akhirat. Hadist 1 menjelaskan bahwa hidup haruslah
seimbang, selain memperhatikan kehidupan dunia juga harus
memperhatikan kehidupan akhirat. Hadist 2 menjelaskan bahwa mukmin
yang kuat lebih baik dan dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah.
Bersemangatlah dalam mencapai sesuatu yang bermanfaat bagimu, serta
mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan merasa tudak berdaya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemah


Diah, Fauzi. Mengetahui Arti Kandungan Surat Al-Humazah dan At-Takasur Tentang Akhlak
Tercela (Tamak dan Rakus). Diakses dari
https://fauziadiah740.wordpress.com/2016/11/17/mengetahui-arti-kandungan-surah-al-
humazah-dan-at-takasur-tentang-ahlak-tercela-tamak-dan-rakus/ pada tanggal 19
September 2021 pukul 06.53 WIB.
H.R ibnu Mundzir dari Abu Ishak.
Hadist tentang Keseimbangan Hidup di Dunia dan Akhirat”. Islam. 2017. Diakses dari
https://mhdasyrafblog.wordpress.com/2017/10/05/hadist-tentang-keseimbangan-hidup-
didunia-dan-akhirat/ pada 19 September 2021 pukul 01:25 WIB.
Hasna. “Hadist Keseimbangan Hidup di Dunia dan Akhirat”. Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Diakses dari
https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/hadits-tentang-keseimbangan-hidup-di-
dunia-dan-akhirat/ pada 19 September 2021 pukul 01:35 WIB.
Mudjab, Mahali. 2002. Asbabun Nuzum: Studi Pendalaman Al-Qur’an Surat Al-Baqarah – An-Nas.
Jakarata: PT Raja Grafindo Persada.
Rudiansyah. 2017. “Keseimbangan Antara Kehidupan Dunia da Akhirat”. KANWIL KEMENAG
KALBAR.
Sari, Novita Reni. Surat Al-Humazah Ayat 1-9 Beserta Isi Kandungannya Tantang Seorang
Pengumpat. Diakses dari https://www.dream.co.id/your-story/surat-al-humazah-ayat-1-
9-beserta-isi-kandungannya-tentang-seorang-pengumpat-201216j.html pada tanggal 18
September 2021 pukul 23.09 WIB.
Sufyan, Ahmad. Kandungan Surat Al-Humazah dan At-Takasur. Diakses dari
http://teropongpelajar.blogspot.com/2017/07/kandungan-surah-al-humazah-dan-at-
takasur.html pada tanggal 18 September 2021 pukul 23.54 WIB.
Susanti, Nanik. Tafsir Dakwah (Komunikasi) Tentang Surat Al-Humazah. Diakses dari
http://naniksusanti56.blogspot.com/2014/05/makalah-tafsir-dakwah-komunikasi.html
pada tanggal 18 September 2021 pukul 22.09 WIB.
Tafsir Al-Kasysyaf, jilid 4, hlm.1670 dalam Resa H, dkk, “Keseimbangan Antara Dunia dan Akhirat
Berdasarkan Teorema Limit Kanan Limit Kiri”, UIN Sunan Kalijaga, vol. 1, No.1, 2018.

13

Anda mungkin juga menyukai