Atun LP Tumbang
Atun LP Tumbang
5) Lipatan kulit
Tebalnya lipatan kulit pada daerah triseps dan subskapular
merupakan refleksi tumbuh jaringan lemak dibawah kulit,
yang mencerminkan kecukupan energi. dalam keadaan
defisiensi lipatan kulit akan menipis dan sebaliknya
menebal jika masukan energi berlebihan.
b. Gejala/tanda pemeriksaan fisik
Keseluruhan fisik, jaringan otot, jaringan lemak, rambut, gigi
geligi.
c. Pemeriksaan laboratorium
Hb, serum protein dan hormon.
d. Pemeriksaan radiologis Umur tulang
3. Perkembangan
Aspek perkembangan yang seharusnya dicapai anak pada usia
c. Fase Falik
Fase falik antara umur 3-12 tahun. Fase ini dibagi 2 yaitu fase
oediopal antara 3-6 tahun dan fase laten antara 6-12 tahun. Fase
oediopal denagn pengenalan akan bagian tubuhnya umur 3
tahun. Disini anak mulai belajar menyesuaiakan diri dengan
hukum masyarakat. Perasaan seksual yang negative ini
kemudia menyebabkania menjauhi orang tua dengan jenisn
kelamin yang sama. Disinilah proses identifikasi seksual. Anak
pada fase praoediopal biasanya senang bermain denagn anak
yang jenis kelaminnya berbeda, sedangkan anak pasca oediopal
lebih suka berkelompok dengan anak sejenis.
d. Fase Laten
Resolusi konflik oediopal ini menandai permulaan fase laten
yang terentang 7-12 tahun, untuk kemudian anak masuk ke
permulaan masa pubertas. Periode ini merupakan integrasi,
yang bercirikan anak harus berhadapan dengan berbagai
tuntutan dan hubungan denagn dunia dewasa. Anak belajar
untuk menerapkan dan mengintegrasikan pengalaman baru
ini. Dalam fase berikutnya berbagai tekanan sosial akan
dirasakan lebih berat oleh karena terbaur dengan keadaan
transisi yang sedang dialami si anak.
e. Fase Genital
Dengan selesainya fase laten, maka sampailah anak pada fase
terakhir dalam perkembangannya. Dalam fase ini si anak
menghadapi persoalan yang kompleks. Kesulitan sering timbul
pada fase ini disebabkan karena si anak belum dapat
menyelesaikan fase sebelumnya dengan tuntas.
2. Teori tumbuh Kembang Erik Erikson
Erikson melihat anak sebagai makhluk psisososial penuh energy. Ia
mengungkapakan bahwa perkembangan emosional berjalan sejajar
dengan pertumbuhan fisis, dan ada interaksi antara perkembangan
fisis dan psikologis. Ia melihat adanya suatu keteraturan yang sama
antara perkembangan psikologis dan pertumbuhan fisis. Erikson
membagi perkembangan manusi dari awal hingga akhir hayatnya
menjadi 8fase dengan brbagai tugas yang harus diselesaikan pada
setiap fase. Lima fase pertama adalah saat anak tumbuh dan
berkembang.
a. Masa Bayi
Kepercayaan dasar vs ketidak percayaan. Dalam masa ini
terjadi interaksi sosial yang erat antara ibu dan anak yang
menimbulkan rasaaman dalam diri si anak. Dari rasa aman
tumbuh rasa kepercayaan dasar terhadap dunia luar.
b. Masa Balita
Kemandirian vs ragu dan malu. Masa balita dari Erikson ini
kira- kira sejajar dengan fase anal. Pada masa ini anak sedang
belajar untuk menegakkan kemandiriannya namun ia belum
dapat berfikir, oleh karena itu masih perlu mebdapat bimbingan
yang tegas. Psikopatologi yang banyak ditemukan sebagai
akibat kekurangan fase ini adalah sifat obsesif-kompulsif dan
yang lebih berat lagi adalah sifat atau keadaan paranoid.
c. Masa Bermain
Inisiatif vs bersalah. Masa ini berkisar antara umur 4-6 tahun.
Anak pada umur ini sangat aktif dan banyak bergerak. Ai mulai
belajar mengembangkan kemampuannya untuk bermasyarakat.
Inisiatifnya mulai berkembang pula dan bersama temannya
mulai belajar merencanakan suatu permainan dan
melakukannya dengan gembira.
d. Masa Sekolah
Berkarya vs rasa rendah diri. Masa usia 6-12 tahun adalah masa
anak mulai memasuki sekolah yang lebih formal. Ia sekarang
berusaha merebut perhatian dan penghargaan atas karyanya. Ia
belajar untuk menyelesaikan tugas yang diberikan padanya,
rasa tanggung jawab mulai timbul, dan ia mulai senang untuk
belajar bersama.
e. Masa Remaja
Identitas diri vs kebingungan akan peran diri. Pada sekitar umur
13 tahun masa kanak-kanak berakhir dan masa remaja
dimulai.Pertumbuhan fisis menjadi sangat pesat dan mencapai
taraf dewasa. Peran orang tua sebagai figure identifikasi lain.
Nilai-nilai dianutnya mulai diaragukan lagi satu per satu.
3. Teori Tumbuh Kembang Menurut Piaget
Piaget adalah pakar terkemuka dalam bidang teori perkembangan
kognitif. Seperti juga Freud, Piaget melihat bahwa perkembangan
itu mulai dari suatu orientasi yang egosentrik, kemudian makin
meluas dan akhirnya memasuki dunia sosial. Piaget membagi
perkembangan menjadi empat fase :
a. Fase Sensori-motor (0-2 tahun)
Seorang anak mempunyai sifat yang sangat egosentrik dan
sangat terpusat pada diri sendiri. Oleh karena itu kebutuhan
pada fase ini bersifat fisik, fungsi ini menyebabkan si anak
cepat menguasainya dan dibekali dengan keterampilan tersebut
melangkah ke fase berikutnya.
b. Fase Pra-operasional (2-7 tahun)
Fase ini dibagi menjadi dua, yaitu fase para konseptual dan fase
intuitif. Fase pra konseptual (2-4 tahun). Disini anak mulai
mengembangkan kemampuan bahasa yang memungkinkan
untuk berkomunikasi dan bermasyarakat dengan dunia
kecilnya. Fase intuitif (4-7 tahun) anak makin mampu
bermasyarakat namun ia belum dapat berfikir secara timbal
balik. Ia banyak memperhatikan dan meniru perilaku orang
dewasa.
c. Fase Operasional Konkrit (7-11 tahun)
Pengalaman dan kemampuan yang diperoleh pada fase
sebelumnya menjadi mantap. Ia mulai belajar untuk
menyesuaikan diri dengan teman-temannyadan belajar
menerima pendapat yang berbeda dari pendapatnya sendiri.
1. Riwayat pranatal
Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko tinggi saat hamil,
seperti terinfeksi TORCH, berat badan tidak naik, preeksklamsi, dan lain-
lain serta apakah kehamilannya di pantau secara berkala.Kehamilan resiko
tinggi yang tidak ditangani yang tidak benar dapat menggagu tumbuh-
kembang anak.Dengan mengetahui riwayat prenatal maka keadaan anaknya
dapat diperkirakan.
2. Riwayat kelahiran
Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya, apakah secara
normal dan bagaimana keadaan anak sewaktu lahir. Anak yang dalam
kandungan terdeteksi sehat, apabila kelahirannya mengalami gangguan
(cara kelahiran dengan tindakan seperti porceps, partus lama, atau kasep)
maka gangguan tersebut dapat mempengaruhi tumbuh-kembang anak.
3. Pertumbuhan fisik
Pemeriksaan fisik dapat dimulai dari rambut, kepala, leher, dada, perut,
genetalia, ekstermitas.Selain itu, tanda-tanda vital dan keadaan umum perlu
dikaji. Pemeriksaan fisik pada pertumbuhan dan perkembangan ini adalah
sama seperti cara pemeriksaan fisik pada bayi dan anak. Oleh karena itu,
pemeriksaan fisik tidak dibahas secara khusus pada bagian ini.
5. Perkembangan Anak
Yang termasuk data lain adalah pola makan, pola aktivitas anak, data
penunjang lainnya, seperti pemeriksaan laboratorium, serta data yang
diperlukan terutama apabila anak berada diklinik.
b. Pengkajian keperawatan meliputi dua tahap sebagai berikut :
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Analisa data
Analisis data merupakan kemampuan kognitif dalam
pengembangan daya berfikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar
belakang ilmu dan pengetahuan, pengalaman, dan pengertian keperawatan.
Dalam melakukan analisis data, diperlukan kemampuan mengkaitkan data
dan menghubungkan data tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang
relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan
dan keperawatan klien.
2. Rumusan masalah
Diagnosa keperawatan merupakan keperawatan klinis tentang respon
individu, keluarga, komunitas terhadap masalah kesehatan yang aktual dan
potensial atau proses kehidupan. Tujuannya adalah mengarahkan rencana
asuhan keperawatan untuk membantu klien dan keluarga beradaptasi
terhadap penyakit dan menghilangkan masalah keperawatan kesehatan
(Dermawan, 2012). Diagnosa keperawatan menjadi dasar untuk pemilihan
tindakan keperawatan untuk mencapai hasil bagi anda, sebagai perawat,
yang dapat diandalkan (NANDA International , 2007).
C. Perencanaan/Intervensi
Rencana keperawatan adalah terapi atau tindakan berdasarkan
pertimbangan dan pengetahuan klinis yang dilakukan oleh perawat untuk
mencapai hasil pada klien.Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini ke status kesehatan yang
diharapkan (potter & perry, 2010).
D. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan komponen dari proses
keperawatan, kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
keperawatan dilakukan dan diselesaikan (potter & perry, 2010)
E. Evaluasi
Menurut Dermawan, D (2012), Evaluasi didefinisikan sebagai keputusan
asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan
dengan respon perilaku klien yang tampil. Evaluasi yang akan dilakukan oleh
penulis disesuaikan dengan kondisi pasien dan fasilitas yang ada sehingga
rencana tindakan dapat dilaksanakan dengan SOAP (subjective, objective,
analisa, planning).
DAFTAR PUSTAKA
Engel, joyce. (1998). Pengkajian Pediatrik, Alih Bahasa Teresa, Jakarta : EGC
Beth cecily L, sowden Linda A. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik, Jakarta :
EGC.
Sacharin Rosa M. (1996). Prinsip Keperawatan Pediatrik. Alih bahasa : Maulanny R.F.
Jakarta : EGC
Markum, A.H. (1991). Buku Ajar Anak. Jilid I, Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Soetjingsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak, jakarta : EGC Suherman ( 1999 ). Buku
Saku Perkembangan Anak. Jakarta : EGC