Anda di halaman 1dari 12

PAPER

KEBIJAKAN PUBLIK WORK FROM HOME (WFH) DI LINGKUNGAN


KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SEBAGAI
WUJUD PENANGGULANGAN PANDEMI COVID-19

DEWA AYU AGUNG TRIO PARIMITA DEWI, S.H.


26.02.012305.1963

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER HUKUM
UNIVERSITAS MAHENDRADATTA
DENPASAR
2020
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Dengan doa dan puji syukur kehadapan Ida Shang Hyang Widhi Wasa, karena atas

Asung Kerta Wara Nugraha-Nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan tugas paper yang

berjudul KEBIJAKAN PUBLIK WORK FROM HOME (WFH) DI LINGKUNGAN

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM BALI SEBAGAI

WUJUD PENANGGULANGAN PANDEMI COVID-19 ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari paper ini adalah untuk memenuhi tugas perkuliahan

pada mata kuliah Politik Hukum pada Program Pascasarjana Magister Hukum Universitas

Mahendradatta. Selain itu paper ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang

Kebijakan Publik bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu Dosen yang telah memberikan

tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi

yang saya tempuh.

Saya menyadari paper yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena

itu, kritik dan saran yang membangun akan saya perlukan nantinya demi kesempurnaan paper

ini

Denpasar, 01 Mei 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................ 2
1.5 Landasan Teori ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kebijakan Publik ................................................................ 4
2.2 Peranan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Bali
dalam Pelaksanaan Kebijakan Work From Home (WFH) sebagai
Upayan Penanggulangan Pandemi Covid-19 .......................................
5
2.3 Dampak Pelaksanaan Kebijakan Work From Home (WFH) ............... 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 7
3.2 Saran .................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebijakan Publik merupakan keputusan mengenai suatu dasar pedoman untuk
bertindak, terhadap suatu program mengenai aktivitas-aktivitas tertentu atau suatu rencana
proses pembuatan kebijakan di dalam masyarakat dan menyediakan data yang dibutuhkan
untuk membuat keputusan yang rasional mengenai masalah kebijakan tertentu. Output dari
sebuah kebijakan public adalah sebuah keputusan yang benar-benar dilakukan. 1 Kebijakan
dapat dikatakan merupakan sebuah aturan dari pemerintah yang harus diikuti oleh siapapun
tanpa terkecuali, kebijakan tersebut diberlakukan agar terciptanya suatu peraturan yang dapat
membuat masyarakat ikut patuh terhadap kebijakan yang sudah dibuat.
Kebijakan muncul atau timbul dikarenakan adanya suatu masalah yang dianggap
dapat berdampak luas terhadap semua aspek, seperti ekonomi, kesejahteraan masyarakat,
kesehatan, dan lain sebainya. Seperti yang kita ketahui, pada saat ini dunia sedang
menghadapi masalah besar yaitu Pandemi Covid-19. Covid-19 merupakan virus baru yang
mematikan dan diketahui berasal dari negara China. Untuk menghadapi pandemic ini seluruh
negara mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan arahan dari World Health
Organization (WHO). Khususnya di Indonesia telah mengeluarkan kebijakan public untuk
seluruh sector salah satunya pemerintahan, yaitu memberlakukan Work From Home (WFH)
bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Work From Home (WFH) adalah system bekerja dari
rumah.
ASN dalam melaksanakan WFH dirumuskan dalam Surat Edaran Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2020 tentang
Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara dalam Upaya Pencegahan Penyebaran
COVID-19 di Lingkungan Instansi Pemerintahan. Salah stau instansi Pemerintah yang
melaksanakan kebijakan WFH ini yaitu Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Bali.
Kebijakan yang dilaksanakan tersebut merupakan upaya dalam mencegah penyebaran Covid-
19 di Indonesia.
Peranan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Bali dalam melaksanakan
kebijakan WFH tersebut tentu saja akan menimbulkan dampak positif dan dampak negative,
sehingga dalam penulisan paper ini penulis akan membahas terkait apa yang dimaksud

Situs Resmi Universitas Sumatera Utara, Kebijakan Publik, 2011, http://repository.usu.ac.idy (01
1

Mei 2020).

1
2

dengan kebijakan public, bagaimanakah peranan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
HAM dalam pelaksanaan WFH sebagai upaya penanggulangan Pandemi Covid-19 serta
dampak yang dapat ditimbulkannya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah
yaitu sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Kebijakan Publik ?
2. Bagaimanakah peranan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Bali
dalam pelaksanaan kebijakan Work From Home (WFH) sebagai upaya
penanggulangan Pandemi Covid-19 ?
3. Apakah dampak yang ditimbulkan dari kebijakan Work From Home (WFH) ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan paper atau makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan memahami Kebijakan Publik
2. Untuk mengetahui peranan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Bali
dalam pelaksanaan kebijakan Work From Home (WFH) sebagai upaya
penanggulangan Pandemi Covid-19.
3. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pemberlakuan kebijakan WFH

1.4 Manfaat Penulisan


Secara teoritis penulisan paper atau makalah ini dilakukan untuk pengembangan
hukum khususnya hukum pemerintahan pada mata kuliah Kebijakan Publik pada Program
Pascasarjana Magister Hukum Universitas Mahendradatta.

1.5 Landasan Teori


Landasan teoritis yang digunakan dalam penulisan paper atau makalah ini merupakan
sebuah pijakan dasar yang kuat dalam membedah permasalahan-permasalahan hukum terkait.
Adapun landasan teoritis yang digunakan dalam penulisan ini berupa Teori Negara Hukum.
1. Teori Negara Hukum
Konsepsi Negara Hukum atau “Rechtstaat” secara Konstitusional tercantum dalam
Penjelasan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, dirumuskan dengan tegas
dalam Pasal 1 ayat (3) yang menyatakan, “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”. Untuk
3

dapat disebut sebagai negara hukum maka harus memiliki dua unsur pokok yakni adanya
perlindungan Hak Asasi Manusia serta adanya pemisahan dalam negara.2
Dalam perkembangannya timbul dua teori negara hukum. Unsur-unsur rechtstaat
dikemukakan oleh Friedrich Julius Stahl dari kalangan ahli hukum Eropa Barat Kontinental
sebagai berikut :
a) Mengakui dan melindungi hak-hak asasi manusia
b) Untuk melindungi hak asasi tersebut maka penyelenggaraan negara harus
berdasarkan teori Trias Politica.
c) Dalam menjalankan tugas-tugasnya, pemerintah berdasarkan Undang-Undang
(wetmatigbestuur)
d) Apabila dalam menjalankan tugasnya, pemerintah berdasarkan Undang-
Undang pemerintah masih melanggar hak asasi manusiacampur tangan
pemerintah dalam kehidupan pribadi seseorang) maka ada pengadilan
administrasi yang akan menyelesaikannya.3

Dari ciri-ciri negara hukum (material) tersebut, menurut Anwar C.S.H


memperlihatkan adanya perluasan makna negara hukum formil dan pengakuan peran
pemerintah yang lebih luas sehingga dapat menjadi rujukan bagi berbagai konsepsi Negara
Hukum.4 Dalam hal ini dapat dirumuskan kembali adanya tigabelas prinsip pokok Negara
Hukum (Rehctsstaat) yang berlaku pada zaman sekarang yaitu :5

1. Supremasi Hukum (Supremacy of Law;)


2. Persamaan dalam Hukum (Equality before the Law);
3. Asas Legalitas (Due Process of Law);
4. Pembatasan Kekuasaan;
5. Organ-organ campuran yang bersifat Independen;
6. Peradilan bebas dan tidak memihak;
7. Peradilan Tata Usaha Negara;
8. Peradilan Tata Negara (Constitutional Court);
9. Perlindungan Hak Asasi Manusia;
10. Bersifat Demokratis (Democratishe Rechtsstaat);
11. Berfungsi sebagai sarana mewujudkan tujuan bernegara (Welfare Rechtsstaat);
12. Transparansi dan Kontrol Sosial;
13. Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa.

Berdasarkan atas uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa ciri-ciri dari suatu negara
hukum adalah adanya pengakuan dan perlindungan atas hak-hak sasi manusia, peradilan yang
bebas dari pengaruh sesuatu kekuasaan atau kekuatan lain dan tidak memihak.

2
Kusnardi dan Bintang R. Saranggih, 2000, Ilmu Negara, Edisi Revisi, Cet 4, Gaya Media Pratama,
Jakarta, h. 132
3
Ibid.
4
Ibid, h. 48-49
5
Jimly Asshiddiqie, “Gagasan Negara Hukum Indoensia, http://www.jimly.com, (27 April 2020)
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebijakan Publik


Kebijakan public merupakan segala hal yang diputuskan oleh pemerintah yang timbul
jika adanya permasalahan yang dianggap akan berdampak sangat luas terhadap semua aspek.
Definisi ini menunjukkan bagaimana pemerintah memiliki otoritas untuk membuat kebijakan
yang bersifat mengikat. Sedangkan pengertian kebijakan public menurut para ahli yaitu
menurut W.N.Dunn menyatakan bahwa kebijakan public yaitu suatu daftar pilihan tindakan
yang saling berhubungan yang disusun oleh suatu instansi atau pejabat pemerintah antara lain
dalam suatu bidang pertahanan, kesehatan, Pendidikan, kesejahteraan, pengendalian
kriminalitas, dan sebuah pembangunan perkotaan.6
Adapun tujuan dikeluarkan atau diberlakukan suatu kebijakan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mewujudkan suatu ketertiban dalam masyarakat
2. Untuk melindungi suatu hak-hak masyarakat
3. Untuk mewujudkan sebuah ketentraman dan kedamaian dalam masyarakat
4. Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat
Kebijakan public juga terdiri dari 2 macam yang ditinjau dari pembuatnya dan
menurut sifatnya yaitu sebagai berikut :
1. Kebijakan public yang ditinjau dari pembuatnya
a. Pusat : kebijakan ini dibuat oleh pemerintah atau Lembaga negara di pusat
untuk mengatur semua warga negara dan seluruh wilayah Indonesia
b. Daerah : kebijakan ini dibuat oleh pemerintah atau sebuah Lembaga Daerah
untuk mengatur daerahnya masing-masing.
2. Kebijakan public menurut sifatnya
a. Bersifat Distributif : kebijakan ini bersifat distributive dalam membagi dan
mengalokasi suatu sumber-sumber material yang sudah didapatkan tersebut
kepada masyarakat luas.
b. Bersifat Ekstraktif : artinya berupa dalam penyerapan sumber-sumber material
dari masyarakat luas

6
Bitar, Kebijakan Publik, 2018, https://seputarilmu.com/2018/12/kebijakan-publik.html(01 Mei
2020)
5

c. Bersifat Regulatif : artinya kebijakan isinya sejumlah peraturan dan kewajiban


yang harus dipatuhi oleh warga negara ataupun penyelenggara untuk
menciptakan suatu ketertiban dan kelancaran.
Untuk mengetahui suatu kebijakan yang sifatnya public, maka harus mengacu pada
karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut :
1. Kebijakan public yaitu suatu arahan dalam tindakan dari seseorang, kelompok
ataupun pemerintah
2. Kebijakan public muncul jika adanya suatu masalah yang berdampak luas
3. Kebijakan public yaitu sebuah bentuk konkrit negara dengan rakyatnya
4. Keijakan public yaitu suatu rangkaian sebuah instruksi atau perintah
Dengan demikian untuk memecahkan suatu permasalahan dalam suatu kehidupan
masyarakat, diperlukan partisipasi masyarakat yang artinya keikutsertaan masyarakat atau
anggota masyarakat yang secara aktif dalam pelaksanaan kebijakan public.

2.2 Peranan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Bali dalam
Pelaksanaan Kebijakan Work From Home (WFH) sebagai Upayan
Penanggulangan Pandemi Covid-19
Covid-19 telah menyerang ribuan orang di ratusan negara dan menelan banyak sekali
korban jiwa. Penyebaran covid-19 juga terjadi di Indonesia dan terus meluas menyusul
bertambahnya jumlah kasus positif penyakit yang disebabkan virus baru tersebut. Hal
terpenting menghadapi wabah ini adalah keseriusan untuk menangani wabah serta melakukan
mitigasi resiko penularannya secara cepat dan tanggap.
Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Hukum dan HAM mengeluarkan Surat
Edaran Nomor SEK.03-OT.02.02 Tahun 2020 tentang Pemberitahuan Berdinas dari Rumah
(Work From Home), khususnya Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Bali turut
mengambil peran untuk melakukan upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19 dengan
melakukan edukasi secara elektronik mengenai upaya pencegahan dan pengendalian covid-19
kepada masyarakat melalui website maupun akun media social seperti Instagram. Kebijakan
lain juga dikeluarkan oleh Kementerian Hukum dan HAM yaitu Refocusing anggaran untuk
covid-19 pada satuan kerja di Provinsi Bali. Kebijakan tersebut dimaksud untuk revisi
anggaran yang akan digunakan untuk bidang kesehatan.
Selama Work From Home (WFH) diberlakukan seluruh pegawai Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Bali tetap melakukan tugasnya dengan cara memanfaatkan
media social saat bekerja dirumah, meskipun demikian setiap harinya beberapa pegawai tetap
6

ada yang pergi ke kantor namun dengan system piket, jadi bekerja di kantor secara bergilir,
sehingga jika ada masyarakat yang membutuhkan pelayanan terkait ijin penelitian tetap bisa
dilayani dan tetap dengan Physical Distancing yaitu berjaga jarak saat berbicara dan tidak
lupa memakai masker.

2.3 Dampak Pelaksanaan Kebijakan Work From Home (WFH)


Dengan diberlakukannya kebijakan Work From Home (WFH) khususnya di
lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM bali sesuai Surat Edaran Nomor
SEK.03-OT.02.02 Tahun 2020 tentang Pemberitahuan Berdinas dari Rumah (Work From
Home) yang dikeluarkan oleh Menteri Hukum dan HAM, tentu saja akan menimbulkan
dampak baik dampak positif maupun dampak negative, adapun dampak tersebut yaitu sebagai
berikut :
1. Dampak Positif
Adapun dampak positif yang ditimbukan adalah :
a. Dapat memperoleh keselamatan bagi pegawai karena sesuai dngan ketentuan Pasal 86
ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan yang
menyatakan setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Dapat berperan aktif untuk melancarkan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah
dalam pencegahan penyebaran Covid-19 di Indonesia.
2. Dampak Negatif
Adapun dampak negative yang ditimbulkan adalah :
a. Fasilitas untuk melaksanakan Work From Home (WFH) yang kurang memadai, karena
tidak semua pegawai memiliki fasilitas seperti laptop atau PC dan jaringan internet
yang memadai untuk mengerjaan pekerjaan dinas selama di rumah membuat pekerjaan
sedikit terhambat.

Dari seluruh penjelasan dampak yang ditimbulkan selama melaksanakan kedinasan


melalui kebijakan Work From Home (WFH) terlepas dari dampak positif dan dampak
negative yang ditimbulkan tersebut sebagai warga negara yang baik harus tetap menaati
kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, karena dengan menaati kebijakan tersebut kita
secara langsung dapat berperan aktif untuk menjaga ketertiban, keseimbangan dan
kesejahteraan masyarakat banyak sebagai tujuan kebijakan tersebut dibuat.
7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya di atas, maka penulis


dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Kebijakan public merupakan segala hal yang diputuskan oleh pemerintah yang timbul jika
adanya permasalahan yang dianggap akan berdampak sangat luas terhadap semua aspek.
Kebijakan public mempunyai tujuan yaitu untuk keseimbangan masyarakat, kesejahteraan
masyarakat dan ketertiban masyarakat.
2. Kementerian Hukum dan HAM khususnya Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
HAM Bali berperan aktif dalam melaksanakan kebijakan public yaitu Work From Home
(WFH) dengan salah satunya memberikan edukasi tentang penyebaran Covid-19 untuk
masyarakat melalui media social seperti Instagram. Dengan ikut berperan aktif dalam
melaksanakan kebijakan public ini diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan
memperoleh keselamatan bersama.

3.2 Saran

Dari hasil pembahasan yang telah dijelaskan di atas tentu saja paper atau makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, maka diperlukan beberapa masukan atau saran dari pembaca
untuk penulis agar dapat lebih menyempurnakan penulisan paper atau makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Kusnardi dan Bintang R. Saranggih, 2000, Ilmu Negara, Jakarta, Edisi Revisi, Cet 4,
Gaya Media Pratama.

Perundang-undangan :

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945


Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 19 Tahun 2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara dalam
Upaya Pencegahan Penyebaran COVID-19 di Lingkungan Instansi Pemerintahan.
Surat Edaran Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor SEK.03-
OT.02.02 Tahun 2020 tentang Pemberitahuan Berdinas dari Rumah (Work From Home).

Internet :

Bitar, Kebijakan Publik, 2018, https://seputarilmu.com/2018/12/kebijakan-


publik.html (01 Mei 2020).
Jimly Asshiddiqie, “Gagasan Negara Hukum Indoensia, http://www.jimly.com,
(27 April 2020)
Situs Resmi Universitas Sumatera Utara, Kebijakan Publik, 2011,
http://repository.usu.ac.idy (01 Mei 2020).

Anda mungkin juga menyukai