Anda di halaman 1dari 6

Jurnal PAUD Tambusai Volume 1 Nomor 1 Tahun 2015 Halaman 49 – 54

JURNAL PAUD TAMBUSAI


Research & Learning in Elementary and Early Childhood Education
http://journal.stkiptam.ac.id/index.php/obsesi

Peningkatan Kemampuan Matematika Anak Usia Dini


Melalui Permainan Jam Pintar di Taman Kanak -
Kanak Pembina Kec. Bangkinang Kota

Moh. Fauziddin

STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai Riau, Program Studi Pendidikan Guru PAUD

Received ; February 2015; Accepted : Maret 2015; Published; Juni 2015

Abstract:
The research problem is the lack of children's ability to recognize the concept of numbers, the child can only
mention the numbers in sequence. The purpose of research is to improve math skills early childhood through
clever game clock and method of the research is mixed method of qualitative and quantitative as well as the
type of research is a classroom action research. The results of each cycle research shows the increase of
mathematical abilities of children, ranging from the first cycle is generally still low after the action on the
second cycle increased.

Abstrak:
Masalah penelitian adalah kurangnya kemampuan anak dalam mengenal konsep angka, anak hanya bisa
menyebutkan angka secara berurutan. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan kemampuan matematika
anak usia dini melalui permainan jam pintar dan metode penelitian yang dilakukan adalah metode campuran
antara kualitatif dan kuantitatif serta jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian setiap
siklus menunjukan adanya peningkatan kemampuan matematika anak, mulai dari siklus I pada umumnya
masih rendah setelah dilakukan tindakan pada siklus II mengalami peningkatan.

Keyword: Matematika ; Permainan Jam Pintar

©2015 STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai Riau

 Corresponding author : ISSN : 1403 590 515


Address : Jalan Harinjing 45 Pluncing Desa Siman Kec. Kepung Kabupaten Kediri Jawa Timur
Email : fauyes@yahoo.com
Phone : 0822 8558 0676
50 | Moh. Fauziddin, Peningkatan Kemampuan Matematika Anak Usia Dini Melalui Permainan Jam Pintar Di Taman
Kanak - Kanak Pembina Kec. Bangkinang Kota

PENDAHULUAN pemberian tugas, praktek langsung atau melalui


Pendidikan Anak Usia Dini, khususnya di berhitung. Permainan berhitung merupakan bagian
Taman Kanak-kanak sangat penting sekali dan dari matematika yang diperlukan untuk
merupakan salah satu jenjang pendidikan yang perlu menumbuhkembangkan keterampilan pengenalan
diperhatikan. Taman Kanakkanak merupakan salah konsep matematika yang bermanfaat untuk
satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur kehidupan sehari-hari, terutama mengenal lambang
formal yang menyediakan program pendidikan anak bilangan yang merupakan dasar bagi pengembangan
umur 4 sampai 6 tahun yang bertujuan membantu kemampuan kognitif. Sampai saat ini, pengenalan
mengembangkan potensi baik psikis dan fisik yang konsep angka belum berkembang dengan baik.
meliputi nilai-nilai moral, agama,disiplin, sosial Begitu pula pengembangan kemampuan matematika
emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik, dalam belajar belum berkembang dengan baik.
motorik, dan seni untuk setiap memasuki pendidikan Seharusnya kemampuan matematika anak
selanjutnya. dapat dikembangkan dengan baik melalui pemberian
Hal ini sesuai dengan UU No.20 tahun 2003 fasilitas dan pembelajaran yang dilakukan guru, yang
bab I, pasal 1 butir 14 yaitu : Pendidikan anak usia disertai dengan strategi atau metode pembelajaran di
dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan Taman Kanak-kanak supaya menghasilkan
kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang pembelajaran yang optimal, hendaknya pembelajaran
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan diikuti dengan media sehingga pembelajaran yang
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan diberikan guru bermakna bagi anak dan dapat
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan mengembangkan pengenalan konsep angka serta
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. kemampuan matematika anak.
Pendidikan Taman Kanak-kanak Berdasarkan kenyataan yang peneliti
mengupayakan program pengembangan prilaku atau temukan di Taman Kanak-kanak Pembina
pembiasaan dan kemampuan dasar pada diri anak Kecamatan Bangkinang Kota khususnya kelompok
secara optimal. Dalam rangka mengoptimalkan B1 adalah kurangnya kemampuan anak tentang
perkembangan anak melalui pendidikan anak usia pembelajaran matematika, peneliti sering
dini, program pendidikan harus disesuaikan dengan menemukan kurangnya pemahaman anak tentang
karakteristik anak yang mempunyai pengalaman dan ukuran – ukuran benda (tinggi, rendah, besar-kecil,
pengetahuan yang berbeda. Program pendidikan berat-ringan, banyaksedikit), serta dalam proses
harus memberikan rangsangan-rangsangan, dorongan pembelajaran, kemampuan guru untuk mengajak
dan dukungan kepada anak. Program pendidikan anak mengikuti kegiatan pembelajaran dengan alat
untuk anak, harus memperhatikan seluruh aspek peraga yang digunakan guru, kurang menarik bagi
perkembangan anak serta disesuaikan dengan anak serta metode pembelajaran yang digunakan
kebutuhan, minat dan kemampuan anak. Pendidikan kurang bervariasi, terutama untuk meningkatkan
di Taman Kanak-kanak mengupayakan anakuntuk kemampuan matematika.
memperoleh stimulasi terhadap kemampuan dasar Menurut Susanto ( 2011:47 ) Kognitif adalah
yang meliputi nilai agama dan moral, bahasa, suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu
kognitif, fisik (motorik halus dan motorik kasar). untuk menghubungkan, menilai, dan
Pengembangan kognitif anak Taman Kanak- mempertimbangkan suatu kejadian atau suatu
kanak dapat dilakukan melalui pengenalan benda peristiwa. Proses kognitif berhubungan dengan
sekitar menurut bentuk, jenis, ukuran, pengenalan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang menandai
konsep-konsep sains, pengenlan bentuk geometri, seseorang dengan berbagai minat terutama sekali
pengenalan tentang konsep waktu, pengenalan ditujukan kepada ide-ide dan belajar. Tujuan
konsep matematika sederhana, pengenalan tentang perkembangan kognitif menurut Masitoh dalam
bilangan, terutama pengenalan konsep angka dengan Aisyah (2006:1.12) adalah untuk mengembangkan
benda. Pengenalan konsep matematika di Taman kemampuan berpikir anak agar dapat mengolah
Kanak-kanak dapat dilakukan melalui berbagai perolehan belajarnya, dapat menemukan bermacam-
metode antara lain metode bercerita, tanya jawab, macam alternatif pemecahan masalah, membantu
Jurnal PAUD Tambusai 1 (1) (2015); 49 - 54| 51

anak untuk mengembangkan kemampuan logika 1. Membelajarkan anak berdasarkan konsep


matematikanya, mengembangkan memilah-milah dan matematika yang benar, menarik dan
mengelompokan, mempersiapkan pengembangan 2. menyenangkan.
kemampuan berpikir teliti. 3. Mengembangkan imajinasi anak.
Menurut Montolalu (2009:8.31) Matematika 4. Merangsang anak melakukan kegiatan.
adalah sesuatu sistem abstrak untuk pengalaman 5. Memudahkan pemahaman anak akan mengenal
dalam mengorganisasikan serta mengurutkan. Anak angka.
usia Taman Kanak-kanak berpikir berpikir secara 6. Membantu memudahkan anak untuk mengingat
konkret, konsep-konsep atau urutan tidak akan jumlah benda.
berarti apa-apa bagi mereka kecuali mereka Cara mengembangkan konsep matematika
memiliki sesuatu konkret untuk bisa dihitung dan melalui permainan jam pintar, namun demikian jika
diurutkan. dilihat dari skor dari masing-masing aspek, maka ada
Tujuan pembelajaran matematika berdasarkan aspek yang sudah dipahami dengan lebih baik yaitu
pendapat Sujiono (2008:11.5) permainan matematika cara melaksanakan permainan, dan ada aspek yang
bertujuan agar anak dapat mengetahui dasar-dasar masih kurang dipahami dengan baik, yaitu cara
pembelajaran berhitung dalam suasana yang menarik, menghubungkan jumlah benda dengan angka pada
aman, nyaman, dan menyenangkan, sehingga jam pintar.
diharapkan nantinya anak akan memiliki kesiapan Kemampuan Matematika Anak Usia Dini Dalam
dalam mengikuti pembelajaran matematika yang Permainan Jam Pintar
sesungguhnya disekolah dasar. Pendapat Sujiono (2009:11.11) ciri-ciri
Bermain merupakan suatu kegiatan yang pengembangan konsep matematika diantaranya :
dilakukan anak secara berulang-ulang semata-mata Penguasaan konsep jumlah, pemahaman konsep,
demi kesenangan dan tidak ada tujuan atau sasaran menghitung, membedakan angka dengan
akhir yang ingin dicapainya, Pendapat Hildayani menunjukan nomor atau angka dengan simbol atau
(2007: 4.3). Tujuan bermain yang dikemukakan lambang. Penguasaan jumlah merupakan dasar
Santoso (2006: 4.4) adalah untuk melatih kecerdasan dimana anak sudah dapat memakai konsep bilangan
musikal, kecerdasan spasial dan visual, kecerdasan atau angka dengan menggunakan media yang
kinestetik, kecerdasan interpersonal. Jika kita kongkrit, misalnya 3 buah kelereng, 2 buah tutup
mengenal kecerdasan spritual maka kecerdasan ini botol.
berada diatas kecerdasan emosional. Fungsi bermain Alat permainan yang digunakan juga harus
mempunyai peranan penting bagi perkembangan sesuai dengan tingkat perkembangan anak dalam
kognitif dan sosial anak, fungsi bermain juga dapat Eliyawati (2005:6.2). Alat permainan yang
mempengaruhi perkembangan bahasa, disiplin, digunakan berupa benda yang digunakan dalam
perkembangan moral, kreativitas, dan perkembangan kegiatan belajar mengajar agar dapat beralangsung
fisik motorik anak. secara lancar, teratur, efektif, dan efesien sehingga
tercapainya tujuan pendidikan serta dapat
Pengetahuan Guru tentang kemampuan memberikan kesenangan bagi anak. Alat permainan
matematika anak merupakan bahan mutlak bagi anak untuk
Pengetahuan guru tentang pengembangan mengembangkan dirinya yang menyangkut seluruh
kemampuan matematika anak dapat dilihat dari aspek perkembangannya, sama halnya dengan alat
kemampuan anak dalam mengenal konsep angka. permainan jam pintar.
Dalam hal ini aspek yang diukur seberapa mampunya Adapun hubungan kemampuan matematika
guru dalam mengembangkan kemampuan dengan permainan jam pintar adalah anak yang
matematika anak melalui permainan mengenal belum mengenal konsep matematika, anak tersebut
angka. Dalam mengembangkan kemampuan akan melihat langsung angka yang tertera pada jam
matematika anak ada manfaat yang diperoleh oleh pintar. Sebaliknya dibalik angka ada konsep angka
guru, menurut pendapat Sujiono ( 2008: 11.5 ) yang sesuai dengan lambang bilangan yang ada pada jam
terdiri dari 5 kemampuan sebagai berikut: tersebut, anak bisa menghitung dengan sendirinya
52 | Moh. Fauziddin, Peningkatan Kemampuan Matematika Anak Usia Dini Melalui Permainan Jam Pintar Di Taman
Kanak - Kanak Pembina Kec. Bangkinang Kota

anak kenal konsep matematika. Hubungannya jumlah murid 45 orang yang terdiri dari 4 lokal yaitu
dimana anak yang belum mampu membilang dengan lokal A1, A2, B1, B2. Adapun subjek penelitian
sendirimya dia akan menemukan kepingan dimana adalah anak kelompok B1, dengan jumlah murid 13
dibelakang kepingan tersebut sudah ada konsep orang yang terdiri dari 6 orang laki-laki dan 7 orang
angka yaitu sudah ada benda atau gambar yang perempuan.
sesuai dengan angka yang didepannya. Dengan Instrumentasi dalam melakukan penelitian
demikian anak dengan sendirinya sudah mengenal ini dengan menggunakan format pengamatan,
kemampuan matematika. Permainan jam pintar ini dokumentasi, format wawancara serta teknik
mengajarkan kepada anak pengenalan terhadap pengumpulan data dalam penelitian juga
lambang bilangan, namun sebahagian anak belum menggunakan teknik pengamatan, teknik
tahu dengan lambang bilangan. Sehingga dibelakang dokumentasi, teknik wawancara.
lambang bilangan itu, ada benda atau gambar yang Analisis data diperoleh selama penelitian
dapat dihitung anak dan anak dapat membilang berlangsung, dianalisis dengan teknik persentase.
gambar tersebut, dengan sendirinya anak paham yaitu membandingkan yang muncul dan keseluruhan
konsep matematika. anak yang hasil dikalikan 100%.
Berdasarkan perumusan masalah tersebut Untuk melihat kecendrungan data, data
maka tujuan penelitian ini adalah untuk ditampilkan dalam bentuk tabel dan diolah deskriptif.
meningkatkan kemampuan matematika anak di Data yang diperoleh selama pembelajaran diolah
Taman Kanak-kanak Pembina Kecamatan dengan teknik persentase yang dirumuskan oleh
Bangkinang Kota melalui permainan jam pintar. Hariyadi (2009:24). Hasil yang dinilai untuk setiap
pertemuan berdasarkan jumlah persentase anak yang
Metode Penelitian terlibat dalam aktifitas pembelajaran dengan rumus:
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas P = F
(Class action research) yang menggunakan metode N X 100%
campuran (Mixing method) dengan pendekatan P = angka persentase
kualitatif dan kuantitatif. Hal ini sesuai dengan F = frekuensi aktivitas yang dilakukan anak
pendapat Arikunto (2008:3) bahwa penelitian N = jumlah anak dalam satu kelas
tindakan merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar, berupa sebuah tindakan yang Hasil Penelitian
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas Kemampuan matematika anak usia dini melalui
secara bersama.Penelitian tindakan kelas ini adalah permainan jam pintar di Taman Kanak-kanak
suatu proses pembelajaran dimana guru Pembina Kecamatan Bangkinang Kota dapat dilihat
berkolaborasi dengan teman sejawat dalam dari kemampuan anak dalam mengenal konsep angka
melakukan tindakan pembelajaran dan mengevaluasi dan mengenal angka, hasilnya dapat dilihat pada
pelaksanaan pembelajaran, mencoba strategi guru, tabel 1 dibawah ini :
mencatat apa yang mereka kerjakan selama Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Observasi
Peningkatan Kemampuan Matematika Anak Usia
penelitian dalam suatu format yang dapat dipahami
Dini Melalui Permainan Jam Pintar pada Siklus
oleh guru-guru lain. II Pertemuan 1, 2, 3 (Setelah Tindakan)
Karakteristik utama dalam penelitian
tindakan kelas adalah bersifat siklus, maksudnya
adalah penelitian tindakan kelas terikat oleh beberapa
siklus. Tiap siklus terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian
dilakukan oleh peneliti sendiri sebagai guru kelas dan
teman sejawat sebagai kolaborator dan observer yang
membantu peneliti dalam kegiatan ini. Selain itu,
penelitian bertempat di Taman Kanak-kanak
Pembina Kecamatan Barangin Sawahlunto dengan
Jurnal PAUD Tambusai 1 (1) (2015); 49 – 54 | 53

Pada tabel 1 hasil penelitian terdapat peningkatan dicapai oleh anak, yang mana pada siklus I anak
dari pertemuan pertama, pertemuan kedua, memperoleh nilai rata-rata amat baik 42% dan pada
pertemuan ketiga selalu meningkat pada siklus II. siklus II meningkat menjadi 81%.
Hasil analisis siklus II pertama 3 terlihat peningkatan
Indikator yang digunakan untuk
pengenalan konsep angka anak melalui permainan
mengembangkan kemampuan matematika adalah:
jam pintar. Siklus II pertemuan pertama, pertemuan
membilang (mengenal konsep bilangan dengan
kedua, pertemuan ketiga selalu meningkat
benda–benda) sampai 10. Dengan menggunakan
berdasarkan aspek yang diteliti antara lain, tingkat pencapaian, indikator dan hasil belajar yang
kemampuan anak dalam pengenalan konsep angka sesuai maka pelaksanaan pada setiap siklus dapat
dilihat dari aspek: Siklus II pertemuan ketiga, anak berjalan dengan lancar. Hal ini cocok dengan
mampu membilang 1-10 dengan benda pada jam pendapat Depdiknas (2007:6) konsep angka atau
pintar, jumlah anak yang bernilai amat baik 11 orang konsep bilangan adalah pemahaman dan pengertian
dengan persentase 85%, yang baik 2 orang dengan tentang sesuatu dengan menggunakan benda dan
persentase 15%, nilai cukup dan rendah sudah tidak peristiwa kongkrit seperti pengenalan warna, bentuk,
ada lagi. dan menghitung bilangan. Kegiatan permainan jam
Untuk aspek anak mampu mengenal konsep pintar merupakan salah satu cara untuk
angka pada jam pintar, jumlah anak yang bernilai meningkatkan pengenalan konsep angka, karena
amat baik 10 orang dengan persentase 77%, anak dengan bermain anak dapat mengembangkan
yang bernilai baik 3 orang dengan persentase 23%, kognitifnya, sesuai dengan pendapat Musfiroh
sedangkan nilai cukup dan rendah tidak ada lagi. (2008:2) bermain adalah aktivitas dilakukan karena
Aspek anak menyebutkan jumlah benda pada jam ingin, bukan karena memenuhi tujuan atau keinginan
pintar, jumlah anak yang bernilai amat baik 11 orang orang lain.
dengan persentase 85 %, yang bernilai baik 2 orang Namun dengan demikian kemampuan guru
dengan persentase 15%, sedangkan nilai cukup dan untuk merencanakan kegiatan pembelajaran juga
rendah tidak ada lagi. Aspek anak mampu diperlukan seperti menerapkan strategi pembelajaran
menghubungkan jumlah benda dengan angka pada yang menyenangkan agar kemampuan matematika
jam pintar, jumlah anak yang bernilai amat baik 10 anak dapat meningkat. Tanpa menggunakan
orang dengan persentase 77 %, yang bernilai baik 3 permaian atau media yang menyenangkan bagi anak
orang dengan persentase 23%, sedangkan nilai cukup maka pembelajaran yang dilakukan tidak akan
dan rendah tidak ada lagi. berjalan efektif.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa Dengan demikian kemampuan kognitif
pertemuan pertama 57%, pertemuan kedua 73%, jadi anak tidak akan dapat dikembangkan tanpa
peningkatan 16%, pada pertemuan ketiga sebesar kemampuan guru dalam merencanakan
81%, jadi terdapat peningkatan pertemuan ketiga pembelajaran.diberikan Tingkat kesenangan
sebesar 8%. belajar anak juga dapat diperkuat dengan melihat
Pembahasan hasil wawancara yang diberikan secara langsung
kepada anak dengan menggunakan tiga
Berdasarkan hasil yang telah dicapai pada kegiatan
pertanyaan terlihat nilai rata-rata anak pada siklus
siklus I, ada beberapa hal yang menjadi catatan
II melebihi 75%.
peneliti baik itu positif atau negatif sebagai
konsekwensi dari diterapkannya kegiatan permainan Hasil ini membuktikan bahwa penelitian
jam pintar. Beberapa catatan negatif yang belum yang dilakukan guru dalam pembelajaran
tercapai pada siklus I telah dilakukan perbaikan pada menunjukan peningkatan yang lebih baik, karena
siklus II. Dengan demikian terjadi peningkatan yang didukung oleh hasil wawancara. Berdasarkan
lebih baik. Peningkatan kemampuan matematika uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian
permainan jam pintar ini semakin baik. Hal ini tindakan kelas dengan menggunakan permainan
terlihat dari meningkatnya nilai amat baik terhadap jam pintar dapat meningkatkan kemampuan
kesenangan belajar maupun hasil belajar yang matematika anak.
54 | Moh. Fauziddin, Peningkatan Kemampuan Matematika Anak Usia Dini Melalui Permainan Jam Pintar Di Taman
Kanak - Kanak Pembina Kec. Bangkinang Kota

Simpulan dan Saran mendatang adalah: Guru seharusnya memahami


Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan bahwa anak dan memberikan ide-ide kreatif dalam bentuk
betapa pentingnya peningkatan kemampuan permainan baru kepada anak untuk dapat
matematika anak melalui permainan jam pintar meningkatkan kemampuan kognitif anak dan
bahwa Pendidikan Taman Kanak-kanak kemampuan matematika, Pihak sekolah sebaiknya
mengupayakan program pengembangan perilaku dan menyediakan alat permainan yang dapat
pembiasaan serta kemampuan dasar pada diri anak meningkatkan kognitif anak dalam kemampuan
usia dini, Perlunya merangsang kemampuan anak matematika melalui berbagai macam bentuk
dalam mengenal kemampuan matematika sejak usia permainan yang menarik bagi anak, Bagi peneliti
dini, Peningkatan kemampuan matematika anak di diharapkan dapat melakukan dan mengungkapkan
Taman Kanak-kanak dapat dilakukan dengan lebih jauh tentang perkembangan kemampuan
berbagai metode pengajaran, Media Pembelajaran kognitif anak melalui metode dan media
sangat penting bagi anak untuk meningkatkan pembelajaran yang lainnya.
perkembangan dan kemampuan anak, Perkembangan
kognitif dalam kurikulum Taman Kanak-kanak Daftar Rujukan
berbasis kompetensi bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir anak untuk Aisyah, Siti dkk. 2006. Pembelajaran terpadu.
dapat mengolah perolehan kata dan membantu anak Jakarta: Universitas Terbuka
untuk mengembangkan kemampuan logika Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
matematikanya, Penelitian yang dilakukan adalah
Depdiknas, 2000. Permainan Berhitung di Taman
Penelitian Tindakan Kelas yang mengaplikasikan
Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas
metode campuran (Mixing Method) dengan
Depdiknas, 2007. Permainan Berhitung di Taman
pendekatan kualitatif dan kuantitatif, Kegiatan Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas
permainan jam pintar merupakan kegiatan untuk Eliyawati, Cucu 2007. Media dan Sumber Belajar
mengembangkan semua aspek perkembangan anak TK. Jakarta: Universitas Terbuka
usia dini termasuk pengembangan pengenalan Hildayani, Rini, dkk. 2007. Psikologi Perkembangan
kemampuan matematika anak di Taman Kanak- Anak. Jakarta: Universitas Terbuka
kanak Pembina Kecamatan Bangkinang Kota, Haryadi, Moh. 2009. Statistik Pendidikan. Jakarta:
Kemampuan matematika melibatkan pemikiran Prestasi Pustaka Raya
tentang berapa jumlah atau berapa banyak termasuk Montolalu, B.E.F. 2009. Bermain dan Permainan
menghitung, mengelompokkan, dan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka
membandingkan. Musfiroh, Tadkiroatun. 2008. Cerdas melalui
Permainan jam pintar merupakan alat bermain. Jakarta: PT Grasindo
permainan yang dapat meningkatkan kemampuan Menpan.2009. Standar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: Depdiknas
matematika pada anak, dimana anak bermain
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia
mengenal konsep angka, serta anak akan lebih bisa
Dini. Jakarta: Universitas Terbuka
mengurutkan, membilang, menghubungkan jumlah
Sujiono, Nurani Yuliani, dkk. 2008. Metode
benda-benda dengan angka. Melalui permainan jam Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas
pintar dapat memberikan pengaruh yang cukup nyata Terbuka
bagi anak dalam meningkatkan kemampuan Sujiono, Nurani Yuilani. 2009. Konsep Dasar
matematika dan adanya peningkatan hasil belajar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT
yang terlihat dengan peningkatan persenase dari Indeks
siklus I ke Siklus II. Pemecahan masalah lebih baik Soetopo, Helyantini. 2009. Pintar Memakai Alat
dari pada siswa yang belajar dengan pembelajaran Bantu Belajar. Jakarta: Erlangga
konvensional. Santoso, Soegeng. 2006. Dasar - Dasar Pendidikan
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis TK. Jakarta: Universitas Terbuka
dapat memberikan saran untuk perubahan demi Undang-undang Republik Indonesia Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
kesempurnaan penelitian tindakan kelas pada masa

Anda mungkin juga menyukai