Anda di halaman 1dari 6

Vol.3 | No.

2 | Oktober 2017 Tunas Siliwangi Halaman 175 – 180

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM


MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA DINI
MELALUI KEGIATAN BERMAIN
Lina Oktariani Utami 1), Indah Sari Utami 2), Nora Sarumpaet 3)
PGPAUD IKIP Siliwangi

E-mail: 1) linaoktarinautami@gmail.com,
3) nora.sarumparet@gmail.com

Abstrak

Anak-anak menghadapi masalah dan hambatan dalam kehidupan sehari-harinya, misalnya masalah berebut mainan
dengan teman sebaya, kesulitan memahami aturan bermain dan lain-lain. Walaupun masalah yang mereka hadapi
tidak sama dengan masalah yang dihadapi orang dewasa, anak tetap harus memiliki kemampuan problem solving
yang bisa membantu mereka mengatasi masalah tersebut dengan baik, sehingga kemampuan tersebut akan terus
berkembang, salah satunya dalam kemampuan kognitif. Metode pembelajaran problem solving merupakan salah
satu metode pembelajaran yang mencerminkan atau dilandasi oleh filsafat konstrukstivisme. Dalam pendidikan
anak usia dini, metode problem solving bisa dilakukan dengan cara bermain seperti bermain maze, labirin, bermain
peran, bermain balok dll.

Kata kunci : problem solving, metode, masalah, bermain.

A. PENDAHULUAN Anak-anak yang sering bertanya


tentang cara kerja sesuatu atau mengapa hal-
Seperti orang dewasa, anak-anak
hal tertentu terjadi sebagaimana adanya
menghadapi masalah dan hambatan dalam
bahkan cenderung memiliki keterampilan
kehidupan sehari-harinya, misalnya masalah
menyelesaikan masalah dengan lebih baik.
berebut mainan dengan teman sebaya,
Mereka adalah orang-orang yang dengan
kesulitan saat mempelajari hal atau
cermat menganalisis masalah perseorangan
permainan baru, dan lain-lain. Walaupun
maupun kelompok.
masalah yang mereka hadapi tidak sama
dengan masalah yang dihadapi orang Kemampuan anak dalam
dewasa, anak tetap harus memiliki memecahkan masalah (Problem Solving)
kemampuan problem solving yang bisa dapat meningkatkan kemampuan
membantu mereka mengatasi masalah kognitifnya baik dalam kemampuan berfikir
tersebut dengan baik, sehingga kemampuan maupun kreativitasnya.
tersebut akan terus berkembang sejalan Namun, dalam perjalanannya masih
dengan pertumbuhannya. banyak anak yang belum mampu dalam

175
Vol.3 | No.2 | Oktober 2017 Tunas Siliwangi Halaman 175 – 180

memecahkan masalahnya sendiri. Mereka filsafat pengetahuan yang menekankan


masih memerlukan bantuan orang dewasa bahwa pengetahuan kita merupakan hasil
atau guru dalam menerapkan problem konstruksi (bentukan) kita sendiri
solving dalam keseharian. Dan bagaimana (Matthews, 1994). Pengetahuan bukanlah
penggunan problem solving untuk dapat suatu imitasi dari kenyataan, pengetahuan
meningkatkan kemampuan kognitif anak selalu merupakan akibat dari suatu
usia dini. konstruksi kognitif dari kenyataan yang
terjadi melalui serangkaian aktivitas
Tujuan dari makalah ini adalah untuk
seseorang (siswa).
mengetahui pengertian problem solving,
ciri-ciri metode problem solving, langkah-
2. Ciri-ciri Model Problem Solving
langkah metode problem solving dan metode
problem solving dalam meningkatkan Adapun ciri-ciri dari model
kemampuan kognitif anak usia dini melalui pembelajaran problem solving adalah:
kegiatan bermain. a. Mengajukan pertanyaan atau masalah
Pengajaran berdasarkan masalah
B. LANDASAN TEORI
bukan hanya mengorganisasikan prinsip-
1. Definisi Metode Problem Solving
prinsip atau keterampilan akademik
Metode pembelajaran problem
tertentu, pembelajaran berdasarkan
solving berasal dari John Dewey, maksud
masalah mengorganisasikan pengajaran
metode ini adalah memberikan latihan
di sekitar pertanyaan dan masalah yang
kepada anak untuk berfikir. Metode ini dapat
kedua-duanya secara penting dan secara
menghindarkan anak dari membuat
pribadi bermakna bagi anak.
kesimpulan yang tergesa-gesa, menimbang-
b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
nimbang kemungkinan berbagai pemecahan,
Meskipun pengajaran
dan menangguhkan pengambilan keputusan
berdasarkan masalahmungkin berpusat
sampai terdapat bukti-bukti yang cukup
pada mata pelajaran tertentu, masalah
(Abdul Kadir Musyik, 1981).
yang akan diselidiki telah dipilih yang
Metode pembelajaran problem
benar-benar nyata agar dalam
solving merupakan salah satu metode
pemecahannya siswa meninjau masalah
pembelajaran yang mencerminkan atau
itu dari banyak mata pelajaran.
dilandasi oleh filsafat konstrukstivisme.
Konstuktivisme merupakan salah satu aliran

176
Vol.3 | No.2 | Oktober 2017 Tunas Siliwangi Halaman 175 – 180

c. Penyelidikan autentik dimulai dari metode mencari masalah,


Pengajaran berdasarkan masalah memecahkan masalah dan menarik
mengharuskan anak melakukan kesimpulan. Hal ini sebenarnya bukan suatu
penyelidikan autentik untuk mencari pekerjaan yang mudah, tetapi anak harus
penyelesaiannya taterhadap masalah dilatih supaya dapat berfikir kreatif. Metode
nyata. problem solving dapat diberikan secara
individu maupun kelompok yang bertujuan
d. Menghasilkan produk atau karya dan
untuk mengembangkan kreatifitas berfikir
memamerkannya
anak.
Pengajaran berdasarkan masalah
menuntut anak untuk menghasilkan Pembelajaran pemecahan masalah
produk tertentu dalam bentuk karya nyata (problem solving) adalah interaksi antara
dan peragaan yang menjelaskan atau stimulus dan respon yang merupakan
mewakili bentuk penyelesaian masalah hubungan dua arah, belajar dan
yang mereka temukan. lingkungannya. Hubungan dua arah itu
terjadi antara siswa dan guru, antara pelajar
C. PEMBAHASAN dan pengajar. Lingkungan memberikan
pengaruh dan masukan kepada anak berupa
Metode pemecahan masalah
bantuan dan masalah dan system saraf otak
(problem solving) adalah penggunaan
memberikan bantuan secara efektif sehingga
metode dalam kegiatan pembelajaran
masalah yang dihadapi diselidiki, dinilai,
dengan jalan melatih anak menghadapi
dianalisis, serta dicari jalan pemecahannya.
berbagai masalah baik itu masalah
Pengetahuan dasar dan pegalaman anak
perorangan maupun kelompok untuk
yang telah dimiliki dan telah diperoleh dari
dipecahkan sendiri atau secara bersama-
lingkungannya akan menjadikan dirinya
sama. Orientasi pembelajarannya adalah
sebagaibahandanmateriuntuk memperoleh
investigasi dan penemuan yang pada
pengertian serta dijadikan pedoman untuk
dasarnya adalah pemecahan masalah.
mencapai tujuan belajarnya.
Metode problem solving atau metode
Pembelajaran pemecahan masalah
pemecahan masalah bukan sekedar metode
(problem solving) adalah proses menerapkan
mengajar tetapi merupakan metode berfikir.
pengetahuan yang telah diperoleh
Sebab dengan metode problem solving anak
sebelumnya kedalam situasi baru yang
mencoba berusaha belajar berfikir dengan
belum dikenal.
menggunakan metode-metode lainnya

177
Vol.3 | No.2 | Oktober 2017 Tunas Siliwangi Halaman 175 – 180

1. Langkah-langkah Metode Problem bahwa ”pengaturan kegiatan kognitif


Solving
mencakup penggunaan konsep dan kaidah
Memecahkan masalah bukan
yang telah dimiliki, terutama bila sedang
pekerjaan yang mudah tetapi perlu langkah-
menghadapi suatu problem.”
langkah yang konkrit. (Abu Ahmadi, 1997)
A.de Block dalam W.S. Winkel
mengemukakan bahwa langkah-langkah
(1996: 64) menyatakan bahwa: Ciri khas
pembelajaran pemecahan masalah (problem
belajar kognitif terletak dalam belajar
solving) adalah sebagai berikut.
memperoleh dan menggunakan bentuk-
a) Menyadari adanya masalah
bentuk representasi yang mewakili obyek-
b) Memahami hakikat masalah secara
obyek yang dihadapi, entah obyek itu orang,
jelas
benda atau kejadian/peristiwa. Obyek-obyek
c) Mengajukan hipotesis
itu direpresentasikan atau dihadirkan dalam
d) Mengumpulkan data
diri seseorang melalui tanggapan, gagasan
e) Analisis dan sintesis data
atau lambang yang semuanya merupakan
f) Mencoba mengambil kesimpulan
sesuatu yang bersifat mental.
g) Mengevaluasi seluruh proses
Dari beberapa pendapat di atas dapat
pemecahan masalah.
disimpulkan bahwa kemampuan kognitif
Langkah-langkah di atas merupakan adalah penampilan yang dapat diamati dari
hal-hal yang harus ditanamkan pada anak aktivitas mental (otak) untuk memperoleh
dalam proses pembelajaran dengan pengetahuan melalui pengalaman
menggunakan metode problem solving agar sendiri.Pengaturan aktivitas mental dengan
anak mengerti apa pentingnya masalah dan menggunakan kaidah dan konsep yang telah
memecahkannya. dimiliki yang kemudian direpresentasikan
melalui tanggapan, gagasan, atau lambang.
Metode problem solving dalam
mengembangkan kemampuan kognitif pada Benjamin S. Bloom dkk berpendapat
anak usia dini. Menurut Anas Sudijono bahwa ranah kognitif meliputi enam jenjang
(2001: 49) ranah kognitif adalah ranah yang proses berpikir yaitu:
mencakup kegiatan mental (otak). Robert M. a. Pengetahuan (knowledge), adalah
Gagne dalamW.S.Winkel (1996: 102) juga kemampuan seseorang untuk
menyatakan bahwa ”ruang gerak pengaturan
mengingat-ingat kembali (recall) atau
kegiatan kognitif adalah aktivitas mentalnya mengenali kembali tentang nama,
sendiri.” Lebih lanjut Gagne menjelaskan istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan

178
Vol.3 | No.2 | Oktober 2017 Tunas Siliwangi Halaman 175 – 180

sebagainya, tanpa mengharapkan a. Kemampuan anak untuk mengingat dan


kemampuan untukmenggunakannya. mengungkapkan kembali pengalaman,
Pengetahuan atau ingatan ini ini sangat penting karena pengetahuan
merupakan proses berpikir yang paling dibentuk berdasarkan interaksi individu
rendah. anak dengan pengalaman-pengalaman
b. Pemahaman (comprehension) adalah tersebut.
kemampuan seseorang untuk mengerti b. Kemampuan anak untuk
atau memahami sesuatu setelah sesuatu membandingkan dan mengambil
itu diketahui dan diingat. Dengan kata keputusan mengenai persamaan dan
lain, memahami adalah mengetahui perbedaan suatu hal. Hal ini agar anak
tentang sesuatu dan dapat melihatnya dapat menarik hal yang umum dari
dari berbagai segi. Seorang peserta pengalaman-pengalaman khusus
didik dikatakan memahami sesuatu sehingga dapat membuat klasifikasi dan
apabila ia dapat memberikan penjelasan mengkonstruksi pengetahuannya.
atau memberi uraian yang lebih rinci c. Kemampuan anak untuk lebih
tentang hal itu dengan menggunakan menyukai pengalaman yang satu dari
kata-katanya sendiri. Pemahaman pengalaman yang lain, sehingga dapat
merupakan jenjang kemampuan dijadikan landasan bagi pembentukan
berpikir yang setingkat lebih tinggi dari pengetahuannya.
ingatan atau hafalan.
Kemampuan problem solving anak
c. Penerapan (application) adalah
melalui kegiatan bermain
kesanggupan seseorang untuk
Neuroscience menunjukkan bahwa
menerapkan atau menggunakan ide-ide
bermain merupakan salah satu cara sikecil
umum, tata cara ataupun metode-
mempelajari kemampuan problem solving.
metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus,
Para psikolog menyatakan bahwa ada 2 jenis
teori-teori dan sebagainya, dalam situasi
masalah yang dihadapi dalam kehidupan
yang baru dan konkret.
sehari-hari, yaitu masalah konvergen dan
Menurut Von Glaserfeld dalam
divergen. Masalah konvergen merupakan
Paulinan Panen (2005) dikemukakan bahwa
masalah yang hanya memiliki 1 solusi atau
agar siswa mampu mengkonstruksi
jawaban, sedangkan masalah divergen
pengetahuan maka dibutuhkan:
adalah masalah yang memiliki banyak solusi
atau jawaban.

179
Vol.3 | No.2 | Oktober 2017 Tunas Siliwangi Halaman 175 – 180

Neuroscience menyatakan bahwa sampai terdapat bukti-bukti yang cukup


cara bermain anak berperan penting dalam (Abdul Kadir Musyik, 1981).
mengembangkan kemampuannya untuk Kemampuan kognitif adalah
memecahkan masalah divergen. Penelitian penampilan yang dapat diamati dari aktivitas
tersebut membandingkan kemampuan mental (otak) untuk memperoleh
problem solving anak yang lebih sering pengetahuan melalui pengalaman sendiri.
bermain dengan permainan konvergen Pengaturan aktivitas mental
seperti puzzle dengan anak yang bermain denganmenggunakan kaidah dan konsep
dengan permainan divergen seperti balok yang telahdimiliki yang kemudian
kayu. Hasilnya, anak yang bermain dengan direpresentasikan melalui tanggapan,
permainan divergen lebih kreatif dalam gagasan, atau lambang.
mencari pemecahan masalah.
Anak yang dapat memecahkan
Kegiatan bermain yang dapat
masalah sendiri menunjukkan bahwa
dilakukan untuk mengembangkan kemampuan kognitif dalam berfikir dan
kemampuan kognitif anak dengan berkreatifitas dapat berkembang dengan
menggunakan metode problem solving baik.
diantaranya, bermain maze, bermain peran,
Untuk itu, sangatlah penting melatih
bermain labirin, bermain balok dan
anak untuk dapat menyelesaikan
menyusun menara dengan kubus. Sebagai
masalahnya sendiri tanpa bantuan orang
contoh, saat anak bermain maze atau labirin,
lain. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
isini anak dilatih untuk dapat memecahkan
yang menyenangkan yaitu dengan bermain
masalah dalam mencari jalan keluar serta
puzzle, maze, labirin atau bermain peran.
melatih anak tentang cara berfikir dan
kreatifitas anak.
E. DAFTAR PUSTAKA

D. SIMPULAN Departemen Pendidikan Nasional,


Direktorat PAUD. 2008.
Metode problem solving dapat Perkembangan dan Belajar Anak
Didik. 2005. Pekanbaru. Cendikia
menghindarkan anak dari membuat Insani.
kesimpulan yang tergesa-gesa, menimbang- Nur’aini, Farida. Edu Games For Children.
nimbang kemungkinan berbagai pemecahan, Surakarta. Afra Publishing.
dan menangguhkan pengambilan keputusan Roestiyah. N . K. 1991. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta. Bina Aksara.
Cet III

180

Anda mungkin juga menyukai