Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TEORI PENAWARAN DALAM


PRESPEKTIF ISLAM
Dosen Pembimbing
Anik Gitayuana, M.E

Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Eka Amiati Ningsih
2. Erike Devliana Vinuri
3. Argo Putro Pratama
4. Hasilah Murodatul Fitriah
5.Izzatul Maula Fi Amanillah
6.Luby Adabiyah Wardatur R

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Teori penawaran salam
prespektif islam" ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen
(Anik Gitayuana,M.E) mata kuliah Ekonomi Mikro. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen “Anik Gitayuana,M.E”  bidang studi
Manajemen Keuangan Syariah, mata kulyah Statistika Ekonomi yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang saya tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

DAFTAR ISI
JUDUL.........................................................................................................................

KATA PENGANTAR................................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................

1. Latar belakang.........................................................................................................
2. Rumusan masalah....................................................................................................
3. Tujuan masalah........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................

1. Pengertian & Konsep dasar


2. Etika Produsen dalam Islam
3. Produksi dalam Alquran dan peradaban Islam
4. Analisis Produksi Islami
5. Mekanisme Produksi Islami

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
A. Latar Belakang

Produksi, distribusi dan konsumsi sesungguhnya merupakan satu rangkaian kegiatan ekonomi
yang tidak bisa dipisahkan. Ketiganya memang saling mempengaruhi, namun harus di akui
bahwa produksi merupakan titik pangkal dari kegiatan tersebut. Tidak akan ada distribusi tanpa
produksi. Dari teori makro kita memperoleh informasi, kemajuan ekonomi pada tingkat individu
maupun bangsa lebih dapat di atur dengan tingkat produktivitasnya,dari pada kemewahan
konsumtif mereka. Atau dengan kemampuan ekspornya ketimbang agregat impornya.

Dari sisi pandang konvensional, biasanya produksi di lihat dari tiga hal, yaitu: apa yang di
produksi, bagaimana memproduksinya, dan untuk siapa barang/ jasa diproduksi. Cara pandang
ini untuk memastikan bahwa kegiatan produksi cukup layak untuk mencapai skala ekonomi.
Dalam berproduksi itu tadi, ekonomi konvensional menempatkan tenaga kerja sebagai salah satu
dari emapt faktor produksi; tiga faktor produksi lainya adalah sumber alam, modal dan keahlian.
Dalam memandang faktor tenaga kerja inilah terdapat sejumlah perbedaan. Paham ekonomi
sosialalis misalnya memang mengakui faktor tenaga kerja merupakan faktor penting. Namun
paham ini tidak memeberikan pengakuan dan penghargaan hak milik individu, sehingga faktor
tenaga kerja atau manusia turun derajatnya menjadi sekedar pekerja atau kelas pekerja.
Sedangkan paham kapitalis, yang saat ini menguasai dunia,memandang modal atau kapital
sebagai unsur yang terpenting dan oleh sebab itu, para pemilik modal atau para kapitalislah yang
menduduki tempat yang sangat strategis dalam ekonomi kapitalis.

Ekonomi konvensional juga kadang melupakan kemana produksinya mengalir. Sepanjang


efesiensi ekonomi tercapai dengan keuntungan yang memadai, umumnya mereka sudah puas.
Bahwa ternyata produknya hanya dikonsumsi kecil masyarakat kaya, tidaklah menjadi kerisauan
system ekonomi konvensional.

Nah, sekarang yang menjadi pertanyaan bagaimana teori produksi yang Islami, pertanyaan
tersebut akan di bahas dalam makalah berikut ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian dan konsep dasar?


2. Bagaimana etika produsen dalam Islam?
3. Bagaimana penjelasan Produksi dalam Al Qur'an dan Peradaban Islam?
4. Bagaimana Analisis Produksi Islam?
5. Bagaimana Mekanisme produksi dalam Islam?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui dan memahami Bagaimana pengertian dan konsep dasar teori produksi Islam
2. Mengetahui bagaimana etika produsen dalam Islam yang baik dan benar
3. Supaya mengetahui produksi dalam Alquran dan peradaban Islam
4. Mengetahui bagaimana analisis produksi dalam Islam
5. Mengetahui dan memahami mekanisme produksi dalam Islam.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian dan Konsep Dasar


Prinsip produksi dalam Islam berarti menghasilkan sesuatu yang halal yang merupakan
akumulasi dari semua proses produksi mulai dari sumber bahan baku sampai dengan jenis
produk yang dihasilkan baik berupa barang maupun jasa. Prinsip dasar ekonomi Islam adalah
keyakinan kepada Allah Azza Wa Jalla. Dengan keyakinan akan peran dan kepemilikan absolute
dari Allah, maka konsep produksi dalam Islam tidak semata-mata bermotif memaksimalkan
keuntungan dunia, tetapi lebih penting untuk memaksimalisasi keuntungan akhirat. Ayat 77 surat
Al-Qashash mengingatkan manusia untuk mencari kesejahteraan akhirat tanpa melupakan urusan
dunia. Artinya urusan dunia adalah sarana untuk memperoleh kesejahteraan akhirat.
Seperti yang sudah dijelaskan dimukam, bahwa Islam tidak sepenuhnya menentang motif
ekonomi seseorang melakukan proses produksi, yaitu untuk mencapai keuntungan. Karena dalam
Islam tidak hanya sesederhana itu, karena Islam menjelaskan nilai-nilai moral disamping utilitas.
Islam mengajarkan bahwa sebaik-baiknya orang adalah orang yang banyak manfaatnya bagi
orang lain. Dengan demikian, bekerja dan berusaha itu menempati posisi dan peranan yang
sangat penting dalam Islam. Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi bila seseorang tidak
bekerja, berusaha dan berproduksi, maka akan sulit untuk meberi manfaat kepada orang lain.
Dalam Islam, memproduksi barang atau jasa tidak sesuatu untuk dikonsumsi sendiri atau
dijual kepasar, karena dua motivasi ini masih belum cukup. Islam menekankan bahwa setiap
kegiatan produksi harus mewujudkan fungsi sosial.

2. Etika Produsen dalam Islam


Etika Produsen menurut Islam
a. Motifasi seorang produsen Islam seharusnya sejalan dengan tujuan produksi dan tujuan
kehidupan produsen itu sendiri. Jika tujuan produksi adalah menyediakan kebutuhan materil dan
spiritual untuk menciptakan maslahah, maka motivasi produsen tentu saja mencari maslahah.
b. Perilaku produsen dalam menciptakan atau memproduksi barang dan jasa harus
memperhatikan kehalalan dan keharaman dalam proses produksinya.
c. Perilaku produsen dalam ekonomi Islam sangat menjunjung tinggi kejujuran dan etika.
Karena produsen dalam ekonomi Islam bukan saja untuk meningkatkan kualitas dan
kesejahteraan di dunia saja tetapi juga moralnya sebagai usaha untuk menciptakan kebahagian
akhirat.

3. Produksi dalam Al Qur'an dan Peradaban Islam


Dalam Al-Qur’an surat al-Hadid ayat 7, Allah berfirman :

‫ٰا ِمنُوْ ا بِاهّٰلل ِ َو َرسُوْ لِ ٖه َواَ ْنفِقُوْ ا ِم َّما َج َعلَ ُك ْم ُّم ْست َْخلَفِ ْينَ فِ ْي ۗ ِه فَالَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا ِم ْن ُك ْم َواَ ْنفَقُوْ ا لَهُ ْم اَجْ ٌر َكبِ ْي ٌر‬
Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu
yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman diantara
kamu dan menafkahkan (sebagian) darihartanya memperoleh pahala yang besar. (Q.Sal-Hadid
ayat 7)
Ayat di atas menguraikan konsekuensi dari hal yang telah dijelaskan sebelumnya
mengenai penciptaan dan kuasa Allah dengan menyatakan : Berimanlahkamu semua kepada
Allah dan Rasul yang diutusNya dalam menyampaikan tuntunan tuntunanNya dan nafkahkanlah
sebagian dari apayakni harta apapun yang Diayakni Allah titipkan kepada kamu dan telah
menjadikan kamu berwenang dalampenggunaan-nya selama kamu masih hidup. Maka orang-
orang yang beriman di antara kamu dan berinfakwalau sekadar apapun, selama sesuai dengan
tuntunan Allah, bagi mereka pahala yang besar. Dalam memproduksi sesuatu bukanlah sekedar
untuk dikonsumsi sendiri atau dijual di pasar, tetapi lebih jauh menekankan bahwa setiap
kegiatan produksi harus pula mewujudkan fungsi sosial. Dalam ekonomi Islam terdapat
keyakinan adanya Allah SWT sehingga peran dan kepemilikan dalam ekonomi dipegang oleh
Allah. Sehingga terwujudlah kemaslahatan individu dan masyarakat. Secara ringkasnya bahwa
produksi adalah serangkaian kegiatan untuk menghasilkan barang bukan hanya untuk individu
tetapi masyarakat dan makhluk lainnya bertujuan kemaslahatan.Serangkaian kegiatan tersebut
dilakukan sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul dan kebebasan mengelola berbagai elemen
dalam produksi diberikan kewenangan kepada manusia, namun kepemilikan dipegang oleh
Allah. Apabila dikerjakan sesuai dengan tuntunan maka akan pahala yang didapat.

4. Analisis Produksi Islami


Produksi dalam ekonomi Islam merupakan setiap bentuk aktivitas yang dilakukan untuk
mewujudkan manfaat atau menambahkannya dengan cara mengeksplorasi sumber-sumber
ekonomi yang disediakan Allah SWT sehingga menjadi maslahat, untuk memenuhi kebutuhan
manusia, oleh karenanya aktifitas produksi hendaknya berorientasi pada kebutuhan masyarakat
luas.Sistem produksi berartimerupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dari prinsip produksi
serta faktor produksi. Prinsip produksi dalam Islam berarti menghasilkan sesuatu yang halal yang
merupakan akumulasi dari semua proses produksi mulai dari sumber bahan baku sampai dengan
jenis produk yang dihasilkan baik berupa barang maupun jasa. Genteng merupakan bagian utama
dari suatu bangunan sebagai penutup atap rumah. Fungsi utama genteng adalah menahan panas
sinar matahari dan guyuran air hujan.
Para produsen genteng yang terdapat di Muktisari Kebumen secara keseluruhan sudah
menggunakan faktor-faktor produksi tersebut. Menggunakan tenaga kerja sebagai pembuat
genteng langsung, para produsen genteng memiliki beberapa pegawai. Produsen genteng dalam
hal ini telah mencatat seluruh transaksinya, sehingga dengan laporan-laporan tersebut dapat
direncanakan untuk kedepannya. Adanya laporan manajemen juga dapat digunakan untuk
menentukan jumlah volume produksi. Terkait dengan faktor modal, para produsen genteng
kebanyakan memanfaatkan modal yang ditawarkan pemerintah melaui program KUR sebagai
upaya meningkatkan volume produksinya dan menambah atau memperbaiki teknologi dalam
memproduksi genteng.
5. Mekanisme Produksi Dalam Islam
1. Pengertian Produksi
Produksi merupakan sebuah proses yang telah terlahir di muka bumi ini semenjak manusia
menghuni planet ini. Menurut Dr. Muhammad Rawwas Qalahji kata “produksi” dalam bahasa
Arab dengan kata al-Intaj yang secara harfiah dimaknai dengan ijadu sil’atin (mewjudkan atau
mengadakan sesuatu) atau khidmatu mu’ayyanatin bi istikhdami muzayyajin min ‘anashir alintaj
dhamina itharu zamanin muhaddadin(pelayanan jasa yang jelas dengan menuntut adanya bantuan
pengabungan unsurnsur produksi yang terbingkai dalam waktu yang terbatas). Produksi menurut
Kahf mendefenisikan kegiatan produksi dalam prespektif Islam sebagai usaha manusia untuk
memperbaiki tidak hanya kondisi fisik materialnya, tetapi juga moralitas, sebagai sarana untuk
mencapai tujuan hidup sebagaimana digariskan dalam agama Islam, yaitu kebahagian di dunia
dan akhirat. Produksi sangat prinsip bagi kelangsungan hidup dan juga peradaban manusia dan
bumi. Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh dari menyatunya manusia dengan alam.
Dari pengertian di atas produksi adalah setiap bentuk aktivitas yang dilakukan mansia
dengan cara mengeksplorasi sumber-sumber ekonomi yang disediakan Allah Swt untuk
mewujudkan suatu barang dan jasa yang digunakan tidak hanya untuk kebutuhan fisik tetapi juga
untuk memenuhi kebutuhan non fisik, dalam artian yang lain produksi dimaksudkan untuk
mencapai maslahah bukan hanya menciptakan materi. Kegiatan produksi merupakan mata rantai
dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan produksilah yang menghasikan barang dan jasa,
kemudian dikonsumsi oleh para konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan
berhenti, begitu pula sebaliknya. Untuk menghasilkan barang dan jasa kegiatan produksi
melibatkan banyak faktor produksi. Fungsi produksi menggambarkan hubungan antar jumlah
input dengan output yang dapat dihasilkan dalam satu waktu periode tertentu.
Dalam teori produksi memberikan penjelasan tentang perilaku produsen tentang perilaku
produsen dalam memaksimalkan keuntungannya maupun mengoptimalkan efisiensi produksinya.
Dimana Islam mengakui pemilikian pribadi dalam batas-batas tertentu termasuk,6pemilikan alat
produksi, akan tetapi hak tersebut tidak mutlak.
2. Prinsip-prinsip Produksi
Beberapa prinsip yang diperhatikan dalam prduksi, antara lain dikemukakan Muhammad
alMubarak, sebagai berikut:
a. Dilarang memproduksi dan memperdagangkan komoditas yang tercela karena
bertentangan dengan syariah.
b. Di larang melakukan kegiatan produksi yang mengarah kepada kedzaliman.
c. Larangan melakukan ikhtikar (penimbunan barang).
d. Memelihara lingkungan.
Di bawah ini ada beberapa implikasi mendasar bagi kegiatan produksi dan perekonomian
secara keseluruhan, antara lain :
1. Seluruh kegiatan produksi terikat pada tataran nilai moral dan teknikal yang Islam.
2. Kegiatan produksi harus memperhatikan aspek sosial-kemasyarakatan
3. Permasalahan ekonomi muncul bukan saja karena kelangkaan tetapi lebih kompleks.
3. Ayat Al-Qur’an dan Hadits tentang Prinsip Produksi
Salah satu ayat tentang produksi yaitu Ayat yang berkaitan dengan faktor produksi Tanah
dalam Surat As-Sajdah 32 : 27

ِ ‫ُز فَنُ ۡخ ِر ُج بِ ٖه ز َۡرعًا ت َۡا ُك ُل ِم ۡنهُ اَ ۡن َعا ُمهُمۡ َواَ ۡنفُ ُسهُمۡ‌ؕ اَفَاَل ي ُۡب‬
‫صر ُۡو‬ ۡ
ِ ‫ض ال ُجر‬ ‫اۡل‬ ۡ ُ ‫اَ َولَمۡ يَ َر ۡوا اَنَّا نَس ُۡو‬
ِ ‫ق ال َمٓا َء اِلَى ا َ ۡر‬

Terjemahnya : Dan Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau


(awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu
tanaman yang daripadanya Makan hewan ternak mereka dan mereka sendiri. Maka Apakah
mereka tidak memperhatikan?10
Ayat diatas menjelaskan tentang tanah yang berfungsi sebagai penyerap air hujan dan
akhirnya tumbuh tanaman-tanaman yang terdiri dari beragam jenis. Tanaman itu dapat
dimanfaatkan manusia sebagai faktor produksi alam, dari tanaman tersebut juga dikonsumsi oleh
hewan ternak yang pada akhirnya juga hewan ternak tersebut diambil manfaatnya (diproduksi)
dengan berbgai bentuk seperti diambil dagingnya, susunya dan lain sebagaiya yang ada pada
hewan ternak tersebut.
Ayat diatas menjelaskan tentang tanah yang berfungsi sebagai penyerap air hujan dan
akhirnya tumbuh tanaman-tanaman yang terdiri dari beragam jenis. Tanaman itu dapat
dimanfaatkan manusia sebagai faktor produksi alam, dari tanaman tersebut juga dikonsumsi oleh
hewan ternak yang pada akhirnya juga hewan ternak tersebut diambil manfaatnya (diproduksi)
dengan berbgai bentuk seperti diambil dagingnya, susunya dan lain sebagaiya yang ada pada
hewan ternak tersebut.
Ayat ini juga memberikan kepada kita untuk berfikir dalam pemanfaatan sumber daya
alam dan proses terjadinya hujan. Jelas sekali menunjukkan adanya suatu siklus produksi dari
proses turunnya hujan, tumbuh tanaman, menghasilkan dedunan dan buah-buahan yang segar
setelah di disiram dengan air hujan dan pada akhirnya diakan oleh manusia dan hewan untuk
konsumsi. Siklus rantai makanan yang berkesinambungan agaknya telah dijelskan secara baik
dalam ayat ini. Tentunya pula harus disertai dengan prinsip efisiensi, dalam memanfaatkan
seluruh batas kemungkinan produksinya.
Nabi mengatakan, “Seseorang yang mempunyai sebidang tanah harus menggarap
tanahnya sendiri, dan jangan membiarkannya. Jika tidak digarap, dia harus memberikannya
kepada orang lain untuk mengerjakannya. Tetapi bila kedua-duanya tidak dia lakukan tidak
digarap, tidak pula diberikan kepada orang lain untuk mengerjakannya maka hendaknya
dipelihara/dijaga sendiri. Namun kami tidak menyukai hal ini.(HR. Bukhari Muslim)”
Hadits tersebut memberikan penjelasn tentang pemanfaatan faktor produksi berupa tanah
yang merupakan faktor penting dalam produksi . Tanah yang dibiarkan begitu saja tanpa diolah
dan dimanfaatkan tidak disukai oleh Nabi Muhammad SAW karena tidak bermanfaat bagi
sekelilingnya. Hendaklah tanah itu digarap untuk dapat ditanami tumbuhan dan tanaman yang
dapat dipetik hasilnya ketika panen dan untuk pemenuhan kebutuhan dasar berupa pangan,
penggarapan bisa dilakukan oleh si empunya tanah atau diserahkan kepada orang lain.
4. Tujuan Produksi
Menurut Nejatullah ash-Shiddiqi, tujuan produksi sebagai berikut:
a. Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan individu secara wajar
b. Pemenuhan kebtuhan keluarga
c. Bekal untuk generasi mendatang
d. Bantuan kepada masyarakat dalam rangka beribadah kepada Allah.
e. Menurut Ibnu Khaldun dan beberapa ulama lainnya berpendapat, kebutuhan manusia
dapat digologkan kepada tiga kategori, yaitu dharuriyah, hajjiyat, tahsiniyat.
5. Faktor-faktor Produksi
a. Tanah dan segala potensi ekonomi di anjurkan al-Qur’an untuk di olah dan tidak dapat
dipisahkan dari proses produksi.
b. Tenaga kerja terkait langsung dengan tuntutan hak milik melalui produksi.
c. Modal, manajemen dan tekhnologi.
6. Etika dalam Produksi
Etika dalam berproduksi yaitu sebagai berikut:
a. Peringatan Allah akan kekayaan alam.
b. Berproduksi dalam lingkaran yang Halal. Sendi utamanya dalam berproduksi adalah
bekerja, berusaha bahkan dalam proses yang memproduk barang dan jasa yang toyyib, termasuk
dalam menentukan target yang harus dihasilkan dalam berproduksi.
c. Etika mengelola sumber daya alam dalam berproduksi dimaknai sebagai proses
menciptakan kekayaan dengan memanfaatkan sumber daya alam harus bersandarkan visi
penciptaan alam ini dan seiring dengan visi penciptaan manusia yaitu sebagai rahmat bagi
seluruh alam.
d. Etika dalam berproduksi memanfaatkan kekayaan alam juga sangat tergantung
darinilai-nilai sikap manusia, nilai pengetahuan, dan keterampilan. Dan bekerja sebagai sendi
utama produksi yang harus dilandasi dengan ilmu dan syari’ah islam.
e. Khalifah di muka bumi tidak hanya berdasarkan pada aktivitas menghasilkan daya
guna suatu barang saja melainkan Bekerja dilakukan dengan motif kemaslahatan untuk mencari
keridhaan Allah Swt.14
f. Namun secara umum etika dalam islam tentang muamalah Islam, maka tampak jelas
dihadapan kita empat nilai utama, yaitu rabbaniyah, akhlak, kemanusiaan dan pertengahan.
Nilai-nilai ini menggambarkan kekhasan (keunikan) yang utama bagi ekonomi Islam, bahkan
dalam kenyataannya merupakan kekhasan yang bersifat menyeluruh yang tampak jelas pada
segala sesuatu yang berlandaskan ajaran Islam. Makna dan nilai-nilai pokok yang empat ini
memiliki cabang, buah, dan dampak bagi seluruh segi ekonomi dan muamalah Islamiah di
bidang harta berupa produksi, konsumsi, sirkulasi, dan distribusi.

BAB III

PENUTUP
A.Kesimpulan

Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu pasar
tertentu, pada periode tertentu dan pada tingkat harga tertentu. Berbagai faktor yang
mempengaruhi produsen dalam menawarkan produknya pada suatu pasar diantaranya adalah
harga barang itu sendiri, harga barang-barang lain, ongkos dan biaya produksi, tujuan
produksi dari perusahaan serta teknologi yang digunakan.
Hukum penawaran adalah "perbandingan lurus antara harga terhadap jumlah barang yang
ditawarkan, yaitu apabila harga naik, maka penawaran akan meningkat, sebaliknya apabila
harga turun penawaran akan turun". Sedangkan teori penawaran adalah "perbandingan
terbalik antara penawaran terhadap harga, yaitu apabila penawaran naik, maka harga relatif
akan turun, sebaliknya bila penawaran turun, maka harga relatif akan naik".
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran dalam Islam yaitu Mashlahah dan
Keuntungan. Dalam ekonomi Islam diketahui bahwa ada 4 hal yang dilarang dalam
menjalankan aktivitas ekonomi, yaitu: Mafsadah, Gharar, Maisir, dan Transaksi Riba.

DAFTAR PUSTAKA

https://uia.e-journal.id/alarbah/article/download/537/327
https://metrojambi.com/read/2018/11/02/36751/produksi-dalam-pandangan-islam-dan-etika-
produsen-dalam-pandangan-islam
https://ejournal.iainu-kebumen.ac.id/index.php/lab/article/view/235
https://www.researchgate.net/publication/338513465_Konsep_Produksi_Dalam_Al-Qur'an
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=1732323&val=14318&title=PRODUKSI%20KONSUMSI%20DAN%20DISTRIBUSI
%20DALAM%20ISLAM#:~:text=Mekanisme%20produksi%20dalam%20Islam
%20adalah,prinsip%20kebebasan%20dan%20prinsip%20pertanggungjawaban.

Anda mungkin juga menyukai