Anda di halaman 1dari 4

Seni, dan Teknolog: Tantangan dan Peluang dalam Dunia Tari - Een Herdiani

SENI DAN TEKNOLOGI:


Tantangan dan Peluang dalam Dunia Tari

Een Herdiani1
ISBI Bandung
1

Email: een_herdiani@isbi.ac.id

disajikan dalam Webinar “Seni, Teknologi, dan Masyarakat #5 2020.


ISI Surakarta tahun 2020

RINGKASAN

Teknologi dan seni kini menjadi bidikan yang seksi oleh para kreator untuk melahirkan karya-karya dengan
media baru. Termasuk dalam bidang tari. Miroto sebagai salah satu koreografer ternama di Indonesia
mempelopori penggunaan teknologi dalam karya-karyanya. Kecanggihan teknologi dimanfaatkannya
untuk memunculkan kebaruan dalam tari terutama dalam gerak dan tempat pertunjukan. Eksperimennya
dilakukan bertahun-tahun hingga kebaruan dan orisinalitasnya terjaga. Kreator lain berlatar belakang
rupa dan teknologi yaitu Harry Nuriman yang mengawinkan tari dan teknologi untuk mendigitalisasikan
gerak menggunakan metode dan media Motion Capture. Dua model karya ini diangkat dengan tujuan
menunjukkan dua model yang berbeda dengan fokus yang sama mengenai tari. Hal ini sebagai pemodelan
untuk menangkap peluang dan menjawab tantangan dalam pemanfaatan teknologi pada bidang tari.

PENDAHULUAN

Te k n o l o g i d i p a n d a n g s e b a g a i menjadi peluang besar untuk pengembangan


perpanjangan tangan dari sains-modern seni tari dalam era disrupsi ini. Di luar negeri
yang dianggap selalu berurusan dengan kemajuan teknologi ini sudah direspon lebih
kepastian rasional dan serba keterukuran logika dulu. Namun di Indonesia pun tidak kalah
positivisme. Sementara seni pada umumnya muncul pelopor-pelopor penggarapan tari
dilihat sebagai praksis filosofis yang identik yang merespon kecanggihan teknologi dalam
dengan ketidakpastian, penafsiran personal, mewujudkan karya-karyanya.
dan subjektivitas. Di samping itu, teknologi Fasilitas internet digunakan Miroto dalam
juga dipandang sebagai perwujudan nyata kebaruan karyanya dan model hologram serta
dari cita-cita kemajuan peradaban modern teleholografis sebagai medianya. Sementara
secara konkrit yang berdampak pada kehidupan Harry Nuriman mengunakan perangkat
manusia. Sementara seni dilihat sebagai teknologi dengan menggunakann media
aktuaisasi pengalaman batin, intuisi, dunia pra- Motion Capture (MOCAP) untuk menditeksi
reflektif manusia dan khasanah maknawi yang dan mendigitalisasikan gerak tari. Keduanya
tak terjamah. Tampak sekali ada pertentangan mengambil objek yang sama yaitu tari dengan
sudut pandang dari masyarakat umum di antara menggunakan perkembangan teknologi tetapi
keduanya. Dalam perjalanannya sejarahnya tujuannya berbeda. Di luar itu peluang lain yang
kehadiran para kreator yang mengawinkan bisa digunakan untuk mengawinkan tari dan
seni dengan teknologi semakin semarak. teknologi adalah media Virtual Reality (VR),
Perkembangan arus informasi dan makin dan Augmented Reality (AR). Peluang untuk itu
gemerlapnya kemajuan teknologi menjadi masih terbuka lebar. Namun yang akan dibahas
peluang dalam pengembangan bidang seni dalam makalah ini adalah karya Miroto dan
termasuk inovasi untuk bidang tari. Harry Nuriman.
Teknologi yang maju dengan pesat

Volume 3 Tahun 2020 1


Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat #5

PEMBAHASAN ulasan menarik dalam media masa.


Karya Miroto dan Harry Nuriman
menjadi dua model pengembangan tari
dengan menggunakan kecanggihan teknologi.
Keduanya bereksperimen untuk menemukan
kebaruan-kebaruan yang bisa digali dari
keduanya.

KARYA-KARYA MIROTO YANG BERBASIS


TEKNOLOGI
Gagasan memadukan tari dan teknologi
semakin kuat ketika Miroto bergabung dengan
Garin Nugroho dalam pembuatan film musikal
“OPERA JAWA”. Kolaborasi yang dilakukan
pertama ini bagi Mirono menjadi penting dalam https://angkusa.wordpress.com/2017/04/30/
sejarah seni pertunjukan Indonesia (Supriyanto, simulakra-realita-maya-dalam-dunia-kontemporer/
dkk.: 2014). Semangat Miroto tak pernah
padam untuk terus berkarya. Pada tahun 2014 DIGITALISASI GERAK KARYA HARRY
Ia melakukan eksperimen yang mengejutkan NURIMAN
dunia tari. Miroto memanfaatkan internet,
Harry Nuriman seorang dosen di
digital dan papper gost dalam mengembangkan
Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB yang
karya-karyanya. Hal ini menjadi catatan sejarah
bereksperimen menggunakan teknologi untuk
penting dalam perkembangan seni tari di
mendigitalisasikan gerak-gerak tari dengan
Indonesia. Ia mengusung teknologi hologram
menggunakan media Motion Capture. Ia
yang pertama di dunia tari internasional
melakukan penelitian-penelitian mengenai
(Radar, 2014). Miroto menggarap “Tari Realitas
representasi dan koneksi antara tubuh dengan
Teleholografis” (2014). Dalam teknik ini Miroto
media baru bagaimana tubuh dapat dimodifikasi
menghadirkan penari yang berbeda tempat,
dalam konteks teknologi (Nuriman, 2018). Tubuh
bahkan berbeda negara. Secara 3D Mereka
sebagai informasi pada dasarnya berbicara
yang terhubung secara virtual itu seolah-olah
tentang digitalisasi dan moda komunikasi
hadir di panggung dalam pertunjukan tersebut.
untuk melihat hubungan dan keterhubungan
Banyak orang penasaran dan bertanya tentang
corpereality dan consciousness. Kedua aspek
media yang digunakannya. Tidak berhenti di
ini berisi tema dan isu modifikasi baik secara
situ, karya-karya lain bermunculan dengan
koseptual maupun secara praktis (Fuery, 2009).
menggunakan media tersebut. Diantaranya
Karya pertamanya yang sudah digagas
adalah “Simulakra” (2015 dan 2017) dan “Body
tahun 2015 baru terealisasi tahun 2016. Ia
in Between” (2016). Miroto menghadirkan
merelasasikan programnya dengan mencoba
dunia nyata dengan dunia maya dalam sebuah
mendigitalisasikan tari Topeng Koncaran
panggung pertunjukan. Dalam karyanya tubuh
pada bagian topeng Klana. Karyanya
menjadi hiperatif dalam dunia simulasi yang
menggunakan teknologi motion capture
membaur antara nyata dan maya. Roh baru
(MOCAP) sebuah teknologi pembuatan film
internet ini mengontrol tubuh sekaligus menjadi
animasi dengan menggunakan perekam
media baru dalam berinteraksi dengan dunia
gerakan. Ia juga menggunakan multi kamera
masa kini di jaman cyberspace. Tontonan
dan menggunakan marker yang dipasang pada
tersebut memberikan pengalaman visual
tubuh penari (Nuriman dkk, 2018). Karya ini
diantara seni pertunjukan dan film. Sebuah
sudah dipatenkan pada tahun 2017. Tujuannya
format pertunjukan hibrida yang membaurkan
mengeksplorasi pemanfaatan teknologi CGI
ruang nyata dan maya. Ini menjadi penanda
untuk menyusun sistem tanda tubuh digital
jaman cyberspace (Kryoga, 2015). Sebuah

2 Volume 3 Tahun 2020


Seni, dan Teknolog: Tantangan dan Peluang dalam Dunia Tari - Een Herdiani

sehingga melahirkan karya model digital dari oleh penonton dalam pertunjukan konvensional.
karya seniman tersebut. Dibuatnya karya ini Ornamen pada tubuh digital juga bisa dilihat
adalah membuat analisis bagaimana teknologi secara detail dan bisa digerakkan sesuai gerak
digital dan elektronik yang membentuk media asli, dan terjaga dari kemungkinan modifikasi
baru yang telah menimbulkan akibat dan atau improvisasi gerakan yang bisa merusak
berpengaruh terhadap peran dan fungsi tubuh orisinalitas dan keklasikan sebuah karya (Nuri-
serta penubuhan (embodiment) seniman. man, wawancara, 09 Nov 2020).
Sosok dengan gerak-gerak sangat
Berikut foto hasil karya Harry Nuriman
menarik, di mana gerak-gerak yang didigi-
talisasikan pada pengembangannya dapat
menggunakan sosok atau tokoh lain pukan
penari topeng yang seperti dilihat pada gambar.
Contoh lain diterapkan pada laki-laki berpakaian
adat Bali. Metode ini juga digunakan oleh amn-
imator ayang menggunakan model ini hingga
viralnya, yaitu sebuah tayangan Spiderman
dan tokoh-tokoh pahlawan dalam film animasi
atau karun menari Jawa.

PENUTUP
Dua karya yang dijadikan model tadi
tentang bagaimana tari dikawinkan dengan
teknologi menjadi sangat menarik. Dua model
tersebut berbeda tujuan dan sasaran tetapi
paling tidak menjadi gambaran penting sebagai
upaya-upaya yang dilakukan oleh para kreator
untuk menghadirkan kebaruan, bahkan bisa jadi
memiliki nilai jual. Harapannya kedua model
yang disampaikan menjadi referensi untuk
para peneliti dalam melakukan eksperimen lain.
Juga dengan model-model lain atau media lain
yang sekarang sedang digandrungi apakah
penggunaan Virtual Reality (VR) maupun
Augmented Reality (AR), yang tahun lalu sudah
dilakukan oleh peneliti dari Makasar dan oleh
Wanda Listiani dari ISBI Bandung.

DAFTAR PUSTAKA
Enggar Harususilo, Yohanes. https://edukasi.
Karya Nuriman ini, hasil capture-annya kompas.com/read/201811/13/16255641/
muncul gambar seperti ini, gambar ini dapat indonesia-telah kolaborasi-seni-dan-te-
dilihat dari berbagai sudut pandang. Teknik knologi-sebelum-era-internet?page=all
yang dilakukan sampai model ini adalah gerak
tubuh seniman diaplikasikan ke dalam tubuh Fuerey , Kelly. (2009). New Media: Culture and
digital (model 3D), lengkap dengan topeng, Image. New York, Palgrave Macmillan.
kostum dan aksesoris, atau pendukung lainnya. Supriyanto, Eko dkk. (2014). “Empat Koreografer
Tubuh digital (model 3D) bisa dilihat dari Tari Kontemporer Indonesia Periode 1990-
berbagai sudut secara 360 derajat, bahkan dari 2008” Jurnal Panggung Vol. 24 No. 4
sudut yang selama ini tidak pernah bisa dilihat Desember 2014, hal: 335-350.

Volume 3 Tahun 2020 3


Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat #5

Nuriman, Harry, RR. Amana Dzikrillahi, Esa


Fajar Hidayat. 2018). “Gerak Digital Silat
Tuo Minangkabau Melalui Pemanfaatan
Teknologi Motion Capture” The Journal of
Society & Media, Unesa, 2018, Vol 2 (2),
109-120.

Internet:
https://radarjogja.jawapos.com/jogja-
utama/2014/08/11/usung-teknologi-
hologram-pertama-di-dunia-tari-
internasional/
https://radarjogja.jawapos.com/jogja-
utama/2014/08/11/usung-teknologi-
hologram-pertama-di-dunia-tari-
internasional/
https://majalah.tempo.co/read/seni/146118/
tubuh-hologram-di-pinggir-kali-bedog
https://angkusa.wordpress.com/2017/04/30/
simulakra-realita-maya-dalam-dunia-
kontemporer/
https://www.krjogja.com/hiburan/seni-dan-
budaya/body-in-between-kolaborasikan-
unsur-dunia-nyata-dan-maya/

4 Volume 3 Tahun 2020

Anda mungkin juga menyukai