Anda di halaman 1dari 22

KISI-KISI TES

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


ASSESMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Dosen Pengampu :
Dr. Ummu Sholihah, S.Pd., M.Si

DISUSUN OLEH :

1. ANIK SETYAWATI 12851221006


2. DHONNY PRASETYA K. 12851221007

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


PROGRAM MAGISTER PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUN
GAGUNG 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
menyelesaikan
Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh sebab itu,
saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga
berharap semoga makalah ini mampu memberikan pengetahuan terhadap
pembaca.

Tulungagung, 5 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................2
BAB II....................................................................................................................3
A. Pengertian Kisi-Kisi.................................................................................3
B. Fungsi Kisi-Kisi.......................................................................................4
C. Penulisan Kisi-Kisi...................................................................................5
D. Penentuan dan Penyebaran Soal...............................................................7
E. Format Penulisan Kisi-Kisi......................................................................8
F. Syarat-Syarat Kisi-Kisi yang Baik...........................................................9
G. Jenis Perilaku yang dapat Diukur.........................................................9
BAB III.................................................................................................................17
A. Kesimpulan.............................................................................................17
B. Saran.......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan suatu tes yang akan digunakan pada prinsipnya sangat
diperlukan agar hasil yang diharapkan dapat dicapai. Rencana yang teliti dan
konseptual akan memberikan jaminan bahwa guru itu akan dapat mengukur
penguasaaan belajar yang relevan dengan hasil belajar yang representative.
Dalam penyusunan tes rencana itu disebut dengan tabel spesifikasi atau
kisi-kisi soal tes yang akan memberikan bimbingan terarah kepada penyusun
tes. Kisi-kisi soal tes akan memberikan bantuan untuk menyiapkan tes yang
dapat mewakili materi yang pernah diberikan dalam prsoses belajar
mengajar. Kisi-kisi tes kemudian dikaitkan dengan bentuk item yang akan
digunakan juga dikaitkan dengan kemampuan yang ingin diukur. Banyak
jumlah tes tergantung dengan kemmapuan yang dimiliki siswa.
Kisi-kisi tes dalam dunia pendidikan memiliki fungsi yaitu pedoman
dalam penulisan yang hendak disusun dan menghasilkan soal-soal yang
sesuai dengan tujuan tes. Berdasarkan hal tersebut maka kisi-kisi yang baik
memerlukan sebuah syarat. Dimana syarat sebuah kisi-kisi yaitu dapat
mewakili isi materi yang telah diajarkan, komponen diuraikan secara jelas
dan mudah dipahami, materi yang hendak ditanyakan dapat dbuatkan
soalnya.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian kisi-kisi soal?
2. Apa saja fungsi kisi-kisi soal?
3. Bagaimana cara penulisan kisi-kisi?
4. Bagaimana penentuan dan penyebaran soal?
5. Bagaimana format penulisan kisi-kisi soal ?
6. Apa saja syarat - syarat kisi - kisi yang baik ?
7. Bagaimana jenis perilaku yang dapat diukur ?

1
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memberikan solusi atas rumusan masalah,
serta diharapkan dapat menjadi acuan bagi pembaca untuk memperoleh
kesimpulan yang utuh, guna di aplikasikan dalam program pendidikan yang
ada

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kisi-Kisi
Kisi-kisi merupakan suatu format atau matriks yang memuat kriteria tent
ang soal-soal yang diperlukan atau yang hendak disusun 1. Kisi-kisi juga dapa
t diartikan test blue-print atau table of specification merupakan deskripsi ko
mpetensi dan materi yang akan diujikan. Wujudnya adalah sebuah tabel yang
memuat tentang perperincian materi dan tingkah laku beserta imbangan atau
proporsi yang dikehendaki oleh penilai. Tiap kotak diisi dengan bilangan yan
g menunjukkan jumlah soal.
Selain itu, kisi-kisi juga dapat diatikan suatu alat yang digunakan untuk
mendukung guru dalam menilai kinerja siswa atau menilai pengalaman
belajar secara lebih objektif. Namun, sebelum Tahun Pelajaran 2011-2012,
para guru kemudian mempersiapkan soal-soal ujian mereka dengan sangat
subyektif. Guru mengidentifikasi item pertanyaan yang didasarkan pada
kecenderungan mereka sendiri. Praktik semacam itu telah menghasilkan
cakupan ujian yang beragam, tingkat kesulitan yang berbeda, dan
ketidakcocokan yang jelas antara pertanyaan tes dan hasil pembelajaran
kursus.2
Kisi-kisi soal juga dapat diartikan peta yang menggambarkan komposisi
soal yang akan dijadikan sebagai pedoman bagi pembuat soal. Kisi-kisi ini m
erupakan acuan bagi penulis soal, sehingga siapa pun yang menulis soal akan
menghasilkan soal yang isi dan tingkat kesulitannya relatif sama 3. Oleh seba
b itu kisi-kisi harus dibuat sebelum soal disusun. Tujuan penyusunan kisi-kis
i adalah untuk menentukan ruang lingkup dan sebagai petunjuk dalam menul
is soal.

1
Anentha. L. F. Tilaar, Assesmen Pembelajaran Matematika, (Tondano : Percetakan Unima
Pess, 2018), hal. 104
2
Amando Singun, ‘Application-Based Test Blueprint For A Summative Classroom
Assesment’, Proceedings Of The 10th International Management Conference ‘Challenges of
Modern Management’, 2016. Hal. 171
3
S. Widanarto Prijowuntato, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta : Sanata Dharma
University, 2016), hal. 120

3
B. Fungsi Kisi-Kisi
Kisi-kisi memmilik fungsi sebagai alat untuk memastikan keselarasan
antara item atau elemen penilaian dan konten, keterampilan, atau konstruksi
yang ingin dinilai oleh penilai. Artinya, Kisi-kisi membantu konstruktor
pengujian untuk fokus pada masalah konten respons, memastikan bahwa tes
atau penilaian mengukur apa yang ingin diukur. Misalnya, jika seorang guru
tertarik untuk menilai pemahaman siswa tentang fase bulan, maka akan tepat
jika ada item tes yang meminta mereka untuk menggambar fase bulan.
Namun, item tes yang meminta mereka untuk mengidentifikasi orang
pertama yang berjalan di bulan tidak akan memiliki validitas isi yang sama
untuk menilai pengetahuan siswa tentang fase bulan.4
Selain itu, Kisi-kisi diperlukan dalam pengembangan tes untuk semua
tujuan, tingkat pendidikan dan berbagai disiplin ilmu. Fives & DiDonato-
Barnes memberikan pedoman yang mungkin berguna bagi guru kelas dalam
mengembangkan tes sumatif di kelas. Tabel spesifikasi juga diperlukan
dalam mengembangkan tes formatif, kuis dan penilaian berkelanjutan. Selain
itu, tes standar yang diberikan kepada ratusan ribu siswa biasanya dibangun
sesuai dengan tabel spesifikasi yang telah ditentukan.5
Kisi-kisi disusun berdasarkan tujuan penggunaan tes. Dengan demikian
dapat diperoleh berbagai macam kisi-kisi. Penyusunan kisi-kisi merupakan la
ngkah penting yang harus dilakukan sebelum penulisan soal. Tanpa adanya i
ndikator dalam kisi-kisi tidak dapat diketahui arah dan tujuan setiap soal.6 Ha
l ini bisa berakibat soal yang disusun tidak bisa mengukur apa yang ingin diu
kur. Dengan demikian, informasi yang didapat melalui penialian tidak akurat
atau tidak valid (tidak memberikan informasi yang objektif tentang pencapai
an kompetensi tertentu dari peserta didik). Berikut fungsi kisi-kisi 7:

4
Bruce B. Frey, ‘Table of Specifications’, The SAGE Encyclopedia of Educational
Research, Measurement, and Evaluation, 2018. Hal. 3
5
Ibrahim S. AlFallay, ‘Test Specifications and Blueprints: Reality and Expectations’,
International Journal of Instruction, 11.1 (2018). Hal. 198
6
Musfiqon, Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Kurikulum 2013, (Sidoarjo : Nizamia,
2016), hal. 142
7
Anentha. L. F. Tilaar, Assesmen Pembelajaran Matematika …, hal. 105

4
1. Panduan atau pedoman dalam penulisan soal yang hendak disusun. Pedo
man penulisan soal meurupakan aspek tepenting ketika guru hendak me
mberikan soal kepada siswa, pedoman tersebut akan menjadi acuan bagi
guru dalam penulisan soal sehingga akan memudahkan dalam pembuata
n soal.
2. Penulis Soal akan menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan tujuan tes.
Tes merupakan bahan evaluasi guru terhadap keberhasilan peserta didik
dalam pembelajaran yang disampaikan, guru dalam mengevalusi peserta
didik akan memberikan soal tes evaluasi yang bermacam-macam sesuai
dengan tujuan pencapaian evalusi terhadap pembelajaran tertenu. Dalam
pembuatan soal yang menggunakan kisi-kisi, penulis akan menghasilkan
soal-soal yang sesuai dengan tujuan tes.
3. Penulis soal yang berbeda akan menghasilkan perangkat soal yang relatif
sama, dari segi tingkat kedalamannyas segi cakupan materi yang ditanya
kan.
4. Penulisan kisi-kisi berfungsi untuk menselaraskan perangkat soal, sehing
ga hal ini juga akan mempermudah dalam proses evaluasi.

C. Penulisan Kisi-Kisi
Penulisan kisi-kisi soal adalah kerangka dasar yang dipergunakan untuk
penyusunan soal dalam evaluasi proses pendidikan dan pembelajaran. Denga
n kisi-kisi soal ini, maka seorang guru dengan mudah dapat menyusun soal-s
oal evaluasi. Kisi-kisi soal inilah yang memberikan batasan guru dalam men
yusun soal evaluasi.
Dengan kisi-kisi penulisan soal maka tidak akan terjadi penyimpangan t
ujuan dan sasaran dari penulisan soal untuk evaluasi penulisan soal. Guru ha
nya mengikuti arah dan isi yang diharapkan dalam kisi-kisi penulisan soal ya
ng dimaksudkan. Dalam penulisan kisi-kisi soal, guru harus memperhatikan
hal-hal berikut8:

8
Anentha. L. F. Tilaar, Assesmen Pembelajaran Matematika … hal. 105

5
1. Nama Sekolah menunjukkan tempat penyelenggaraan pendidikan dan pe
mbelajaran yang akan dievaluasi proses pembelajaran dan merupakan id
entitas sekolah.
2. Satuan Pendidikan menunjukkan tingkatan pendidikan yang menyelengg
arakan proses pendidikan dan akan dievaluasi. Satuan pendidikan ini mi
salnya SD, SMP, SMA/SMK.
3. Mata Pelajaran yang dimaksud dalam hal ini adalah mata pelajaran yang
akan dibuatkan kisi-kisi soal dan dievaluasi hasil belajar peserta didik m
isalnya matematika.
4. Kelas/Semester menunjukkan tingkatan yang akan dievaluasi. Dengan m
encantumkan kelas atau semester ini, maka kita semakin tahu batasan m
ateri yang akan kita jadikan soal evaluasi proses.
5. Kurikulum Acuan seperti yang diketahui model kurikulum di Indonesia
selalu berganti, akhimya ada tumpang tindih antara kurikulum yang digu
nakan dengan kurikulum baru. Untuk hal tersebut maka perlu adanya inf
ormasi kurikulum yang digunakan dalam penyusunan kisi-kisi penulisan
soal. Misalny K13.
6. Alokasi waktu ditulis sebagai penyediaan waktu untuk penyelesaian soal
Hal ini dapat digunakan untuk memperkirakan kesulitan soa dan jumlah
soal yang harus dibuat guru agar peserta didik tidak kehabisan waktu saa
t mengerjakan soal.
7. Jumlah soal menunjukkan berapa banyak soal yang harus dibuat dan dik
erjakan peserta didik sesuai dengan alokasi waktu yang sudah diberikan
untuk peserta ujian yang bersangkutan. Dalam hal ini guru sudah mempe
rkirakan penggunaan waktu untuk masing-masing soal.
8. Penulis/guru mata pelajaran yang menunjukkan identias guru mata pelaj
aran atau penulis kisi-kisi soal. Hal ini sangat penting untuk mengetahui
tingkat kelayakan seseorang dalam penulisan kisi-kisi dan soalnya.
9. Standar kompetensi menunjukan kondisi standar yang akan dicapai oleh
peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran. De
ngan standar kompetensi ini maka guru dan peserta didik dapat mempers
iapakan segala yang harus dilakukan.

6
10. Kompetensi dasar menunjukkan hal yang seharusnya dimiliki oleh
peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran. Da
lam penulisan kisi-kisi soal aspek ini muncul untuk mengevaluasi tingka
t pencapaiannya.
11. Materi pelajaran menunjukkan semua materi yang diberikan untuk prose
s pendidikan dan pembelajaran. Dalam penulisan kisi-kisi soal, aspek ini
merupakan batasan isi dari materi pelajaran yang kita jadikan soal.
12. Indikator soal menunjukan perkiraan kondisi yang diambil dalam soal uj
ian. Indikasi yang bagaimana dari materi pelajaran yang diterapkan di se
kolah.
13. Bentuk soal yang dimaksudkan adalah subjektif tes atau objektif tes. Unt
uk memudahkan kita dalam menyusun soal, maka kita harus menentuka
n bentuk tes dalam setiap materi pelajaran yang kita ujikan dalam proses
evaluasi.
14. Nomor soal menunjukkan urutan soal untuk materi atau soal yang guru b
uat. Dalam hal ini, setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar, pen
ulisan nomor soal dikisi-kisi penulisan soal tidak selalu berurutan. Guru
dapat menulis secara acak. Misalnya, standar kompetensi A dan kompte
nsi dasar Al dapat saja diletakkan pada nomor 3 dan seterusnya sehingga
tidak selalu standar kompetensi pertama dan kompetensi dasar pertama h
arus diurutkan di nomor satu.

D. Penentuan dan Penyebaran Soal


Perilaku yang akan diukur tergantung pada tuntutan kompetensi, baik
standar kompetensi maupun kompetensi dasarnya. Setiap kompetensi di
dalam kurikulum memiliki tingkat keluasan dan kedalaman kemamppuan
yang berbeda. Semakin tinggi kemampuan/ perilaku yang diukur sesuai
dengan target kompetensi, maka semakin sulit soal dan semakin sulit pula
menyusunya.9 Sebelum menyusun kisi-kisi dan butir soal perlu ditentukan
jumlah soal setiap kompetensi dasar dan penyebaran soalnya. Untuk lebih
jelasnya perhatikan contoh penilaaian akhir semester berikut ini.
9
Ambiyar dan Prayahuti, Assesmen Pembelajaran Berbasis Komputer dan Android, (Jakarta
: Kencana, 2020 ), hal. 47

7
Contoh Penyebaran Butir Soal Penilaian Akhir Semester Ganjil
Jumlah Soal Tes
Kompetensi Tulis Jumlah Soal
No Materi
Dasar Praktik
PG Uraian
1 1.1…. …. 6 … 1
2 1.2…. ….. 3 1 ….
3 1.3… …. 4 …. 1
4 1.4… …. 5 1 …..
5 1.5… ….. 8 1 ….
6 1.6…. ….. 6 … 1
7 1.7… …... 8 2 ….
Jumlah Soal 40 5 3

E. Format Penulisan Kisi-Kisi


Kisi-kisi merupakan matriks yang berisi spesifikasi soal-soal yang akan
dibuat. Matriks kisi-kisi soal terdiri dari dua jalur, yaitu kolom dan baris. Kol
om menyatakan kompetensi dasar, hasil belajar/indikator, kelas/semester, ma
teri pokok, indikator soal, nomor soal.10 Berikut contoh format penulisan
kisi-kisi :

Jenis Sekolah : Jumlah Soal :


Mata Pelajaran : Bentuk Soal/Tes :
Kurikulum : Penyususn :
Alokasi Waktu :
No Standar Kompetensi Kelas/ Materi Indikator Nomor
Kompetensi Dasar Semester Pokok Soal Soal

Keterangan: Isi pada kolom 2, 3, 4, 5 adalah harus sesuai dengan pernyataam


yang ada di dalam silabus/kurikulum. Penulis kisi-kisi tidak diperkenankan
mengarang sendiri, kecuali pada kolom 6.
F. Syarat-Syarat Kisi-Kisi yang Baik
Kisi-Kisi soal yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut11:
(1) Mewakili isi kurikulum yang akan diurikan. (2) komponen-komponennya
rinci, jelas dan mudah dipahami. (3) Dapat dibuat soal sesuai dengan indikat
10
S. Widanarto Prijowuntato, Evaluasi Pembelajaran …. hal. 120
11
Anentha. L. F. Tilaar, Assesmen Pembelajaran Matematika … hal. 108

8
or dan bentuk soal yang telah ditetapkan. Pemilihan materi dalam penyusuna
n kisi-kisi hendaknya memperhatikan empat aspek berikut12:
1. Urgensi: secara teoretis materi yang akan diujikan mutlak harus dikuasai
dan memiliki nilai manfaat bagi peserta didik.
2. Relevansi: materi yang dipilih memiliki keterkaitan dengan materi lainn
ya dan sangat diperlukan untuk mempelajari atau memahami bidang lain.
3. Kontinuitas: materi yang dipilih merupakan kesinambungan dan materi
lanjutan atau pendalaman materi sebelumnya. Baik yang dipelajari pada
jenjang yang sama maupun antar jenjang
4. Kontekstual: materi memiliki daya terapan dan nilai guna yang tinggi dal
am kehidupan sehari-hari serta bersifat kekinian.
Dalam rangka penulisan soal tes bertujuan untuk mengetahui prestasi be
lajar, seperi penilalan harian, penilaian tengah semester, dan kenaikan kelas.
Pembuat soal perlu melakukan analisis terhadap kompetensi inti (KI) dan
kompetensi dasar (KD) pada kurikulum menjadi indikator. Berdasarkan
indikator ini, penulis soal dapat mengetahui kemampuan peserta didik yang
akan diukur. Sehingga paket soal yang disusun merupakan deskripsi
kompetensi peserta didik terhadap materi tertentu dalam kurikulum.

G. Jenis Perilaku yang dapat Diukur


Dalam menentukan perilaku yang akan diukur. penulis soal dapat menga
mbil atau memperhatikan jenis perilaku yang telah dikembangkan oleh para
ahli pendidikan, di antaranya sebagai berikut :

a. Jenis perilaku yang dikembangkan Robert M. Gagne 13 :


1. Kemampuan intelektual indentifikasi/konsep yang nyata, klasifikasi,
demonstrasi, generalisasi/menghasilkan sesuatu; diskriminasi,
2. Kemampuan intelektual: diskriminasi, identifikasi/konsep yang nyat
a, generalisasi/menghasilkan sesuatu
3. Strategi kognitif: menghasilkan suatu pemecahan

12
Hairunnisyah dkk, Model E-Assesment & Impilkasinya dalam Pembelajaran, (Malang :
Literasi Nusantara, 2018), hal. 117
13
Anentha. L. F. Tilaar, Assesmen Pembelajaran Matematika … hal. 108

9
4. Informasi verbal: menyatakan sesuatu secara oral; klasifikasi, demo
nstrasi,
5. Keterampilan motorist melaksanakan/menjalankan sesuatu, Sikap: k
emampuan untuk memilih sesuatu.
b. Jenis perilaku yang dikembangkan Benjamin, S. Bloom14 :
1. Kognitif
Aspek ini mencakup 6 (enam) tingkat berpikir, dimulai dari ya
ng paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks. Enam ti
ngkat pemikiran diidentifikasi oleh Bloom pada tahun 1950-an dan
tingkat ini direvisi oleh sekelompok peneliti pada tahun 2001. Suatu
bentuk berpikir yang menekankan ingatan, menghafal, identifikasi,
dan pemahaman, biasanya dianggap berada pada tingkat yang lebih
rendah. Tingkat berpikir yang lebih tinggi mencakup proses yang m
engharuskan peserta didik untuk menerapkan, menganalisis, menge
valuasi, dan mensintesis. Domain ini erat hubungannya dengan intel
igensi, kemampuan berpikir, keterampilan memecahkan masalah. E
nam tingkat berpikir tersebut adalah :15
a) Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah aspek yang paling rendah dalam takso
nomi bloom yang didefinisikan sebagai kemampuan mengingat.
Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat
mengingat atau mengetahui adanya konsep, fakta, istilah, teori,
struktur, proses, dan sebagainya. Dalam kaitannya dengan rum
usan tujuan pembelajaran, standar kompetensi, kompetensi das
ar, dan indikator menggunakan kata-kata operasional antara lai
n: menyebutkan, menunjukkan, mengenal, mengingat kembali,
menyebutkan definisi, memilih, dan menyatakan.
b) Pemahaman (comprehension)

14
Ambiyar dan Prayahuti, Assesmen Pembelajaran Berbasis … hal. 41
15
Helenrose Fives and Nicole Didonato-Barnes, ‘Classroom Test Construction: The Power
of Table of Contents’, Practical Assessment, Research, and Evaluation Volume, 18.3 (2013).
Hal.3

10
Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk mem
ahami. Siswa dituntut untuk memahami atau mengerti apa yang
diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan d
apat memanfaatkan isinya tanpa harus menghubungkannya den
gan hal-hal lain. Dalam kaitannya dengan rumusan tujuan, tuju
an pembelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan in
dikator menggu nakan kata-kata operasional yang digunakan a
ntara lain: menjelaskan, membedakan, mencontohkan, meringk
askan, mendiskusikan, menceritakan, dan menggambarkan.
c) Aplikasi (application)
Aplikasi didefinisikan sebagai kemampuan untuk menerap
kan. Siswa dituntut menerapkan ide-ide umum, tata cara, metod
e-metode, prinsip-prinsip, serta toeri-teori dalam situasi baru da
n konkret. Apabila situasinya tidak baru, maka kemampuan yan
g diukur bukan lagi penerapan, tetapi ingatan. Suatu soal yang t
elah dipakai sebagai contoh di kelas mengenai penerapan suatu
rumus, janganlagi dipakai dalam tes. Jika soal yang sama itu di
sajikan, maka siswa menjawab hanya berdasarkan ingatan, buk
an melalui penerapan. Harus diciptakan butir soal baru yang ser
upa tetapi tidak sama.
Pengukuran kemampuan ini umumnya menggunakan pend
ekatann pemecahan masalah (problem solving). Melalui pendek
atan ini siswa dihadapkan dengan suatu masalah yang perlu dip
ecahkan atau diselesaikan dengan menggunakan pengetahuan y
ang telah dimilikinya. Dengan demikian, penguasaan aspek ini
sudah tentu harus didasari aspek pemahaman yang mendalam t
entang segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah terse
but.
Dalam kaitannya dengan rumusan tujuan, tujuan pembelaj
aran, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator men
ggunakan kata-kata operasional antara lain: menghitung, mend
emonstrasikan, menerapkan, mengoperasionalkan, memanipula

11
sikan, memodifikasikan, menghubungkan, memecahkan masala
h, mengilustrasikan, dan mempraktikkan.
d) Analisis (analysis)
Analisis didefinisikan sebagai kemampuan menganalisis s
uatu informasi yang luas menjadi bagian-bagian kecil. Dengan
demikian, situasi atau informasi tersebut menjadi lebih jelas. M
isalnya, menggunakan suatu intormasi/pengetahuan yang diper
olehnya untuk memecahkan masalah. Kemampuan analisis dikl
asifikasikan atas tiga kelompok, yaitu: (1) analisis unsur, (2) an
alisis hubungan, dan (3) analisis prinsip-prinsip yang terorganis
asi. Dalam analisis unsure diperlukan kemampuan merumuska
n asumsi-asumsi dan mengidentifikasi unsur-unsur penting dan
dapat membedakan antarafakta dan nilai.
Dalam analisis hubungan menuntut kemampuan mengenal
unsur-unsur dan pola hubungannya. Dalam analisis prinsip-prin
sip yang terorganisasi menuntut kemampuan menganalisis pok
ok-pokok yang melandasi suatu organisast, misalnya menentuk
an falsafah pengarang dari isi buku yang ditulisnya. Dalam kait
annya dengan rumusan tujuan, tujuan pembelajaran, standar ko
mpetensi, kompetensi dasar, dan indikator menggunakan kata-k
ata operasional seperti membedakan, mendeteksi, mengidentiik
asi, mengklarifikasikan, mendiskriminasikan, menyatakan, nen
gategorikan, dan membandingkan.
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis didefinisikan sebagai kemampuan menggabung ka
n beberapa informasi menjadi suatu kesimpulan. Misalnya; me
mformulasikan hasil penelitian di laboratorium. Dengan demik
ian, kemampuan yang diharapkan lebih menekankan kepada pe
rilaku yang kreatif dengan tekanan utama pada memtormulasik
an pola-pola baru atau struktur yang baru. Dalam kaitannya de
ngan rumusan tujuan pembelajaran, Standar Kompetensı, Kom
petensi Dasar, dan Indikator menggunakan kata-kata operasion

12
al seperti: mengembangkan, mengkombinasikan, mengorganisa
sikan, mensintesiskan, mengklasifilkasikan, memformulasikan,
dan memodifikasi kan.
f) Evaluasi (evaluation)
Evalasi dhdetinisikan sebagai kemampuan mempertmtban
gkan mana yang baik dan mana yang buruk dan memutuskan u
ntuk mengambil tindakan tertentu. Dalam kaitannya dengan ru
musan tujuan, tujuan permbelajaran, standar kompetenst, komp
etensi dasar, dan indilkator menggunakan menggunakan kata-k
ata operasional antara 1ain memuruskan, mempertimbangkan,
menyimpulkan, membandingkan, menstandartsasikan, dan
merevisi
2. Afektif
Domain kognitif digunakan dalam pengukuran penampilan ma
ksimal (what a person can do), sedangkan dalam domain afektif dig
unakan dalam pengukuran penampilan khusus (what a person dooe
s, do, or feel). Penilaian afektif mencakup antara lain: sikap, tingkah
laku, minat, emosi, motivasi, kerjasama, dan koordinasi dari setiap s
iswa. Penilaan afektif dilakukan melalui pengamatan dan interaksi l
angsung secara menerus. Pada umumnya dilakukan secara non-ujia
n, misalnya: untuk mengetahui siapa siswa yang bisa dipercaya, sia
pa siswa yang disiplin, siapa siswa yang rajin, siapa siswa yang ber
minat ke jurusan ilmu sosial atau ilmu alam, dan lain-lain. Setiap i
nformasi yang diperoeh dikumpulkan dan disimpan sebagai referen
si dalam penilaian berikutnya. Penilaian afektif dibagi atas penilaia
n afektif secara umum (budi pekerti) dan penilaan afektif per mata p
elajaran. Aspek penilaian afektif terdiri dari 5 yaitu :
a. Menerima, pada aspek menerima termasuk kesadaran,
keinginan untuk menerima stimulus, respons, kontrol, dan
seleksi gejala atau rangsangan dari luar. Dalam kaitannya
dengan rumusan tujuan, tujuan pembelajaran, standart
kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator menggunakan

13
kata-kata operasional antara lain: memilih, menguraikan,
mengikuti, memberikan, memegang, menenmpatkan,
menanamkan, menunjukkan dan memakai
b. Menanggapi, pada aspek menanggapi termasuk reaksi yang
diberikan ketepatan reaksi, perasaan kepuasan, dan lain-lain.
Dalam kaitannya dengan rumusan tujuan, tujuan pembelajaran,
standart kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator
menggunakan kata-kata operasional antara lain: menjawab,
membantu, memenuhi, menyesuaikan, mendiskusikan,
membantu, mempraktikan, menampilkan, menceritakan,
melaporkan, merespons, memilih, dan menuliskan
c. Menilai, pada aspek menilai termasuk kesadaran menerima
norma, sistem nilai, dan lain-lain. Dalam kaitannya dengan
rumusan tujuan, tujuan pembelajaran, standart kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator menggunakan kata-kata
operasional antara lain: melengkapkan, mendemonstrasikan,
menguraikan, membedakan, menjelaskan, mengikuti,
membentuk, memprakasai, mengundang, menggabungkan,
menjustifikasi, nmengajukan, menyatakan, melaporkan,
memilih, membagi, mempelajari, mengerjakan, dan menulis.
d. Mengorganisasi, pada aspek mengorganisasi termasuk
pengembangan norma dan nilai dalam organisasi, sistem nilai,
dan lain-lain. Dalam kaitannya dengan rumusan tujuan, tujuan
pembelajaran, standart kompetensi, kompetensi dasar, dan
indikator menggunakan kata-kata operasional antara lain:
menempelkan, mengubah, mengatur, mengombinasikan,
membandingkan, melengkapkan, mempertahankan,
menjelaskan, menggeneraslisasikan, mengidentifikasi,
menyatukan, memodifikasi, mengorganisasi, memerintah,
menyiapkan, menghubungkan, dan mensitesakan.
e. Membentuk watak , pada aspek ini termasuk sistem nilai yang
terbentuk mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku.

14
Dalam kaitannya dengan rumusan tujuan, tujuan pembelajaran,
standart kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator
menggunakan kata-kata operasional antara lain: menampilkan,
memengaruhi, mendengarkan, memodifikasi, mempraktikan,
mengajukan, menanyakan, merevisi, melayani, menyelesaikan,
memakai, dan membuktikan
3. Psikomotorik
Tidak semua mata pelajaran dapat dinilai aspek psikomotormy
a (disesuaikan dengan tuntutan kompetensi dasar yang harus dicapai
siswa). Aspek psikomotor digunakan untuk pembelajaran yang ban
yak memerlukan praktik seperti: pendidikan agama, pendidikan seni,
pendidikan jasmani, praktik ipa, praktik bahasa, dan praktik di ben
gkel atau workshop. Aspek psikomotorik ada 5 yaitu :
a. Meniru,
b. Menyusun
c. Melakukan dengan prosedur
d. Melakukan dengan baik dan tepat
e. Melakukan tindakan secara alami
4. Revisi taksonomi bloom
Ada revisi taksonomi bloom pada ranah kognitir. Pada ranah k
ognitif sebelumnya terdiri dari: pengetanuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi akan tetapi setelah diadakan revisi, m
aka ranah kognitit dari Bloom terdiri dari:
1. Mengingat ( remember) terdiri atas recognizing dan recalling
2. Pemahaman (Understanding) terdiri atas interpreting,
exemplifying, classifiyng sumarrizing, inferring, comparing, dan
implementing
3. Aplikasi (apply) terdiri atas executing dan implementing
4. Analisis (analyze) terdiri atas difrentiating, organizing, dan
attributing
5. Evaluasi (evaluate) terdiri atas checking dan critiquing
6. Kreasi (create), terdiri atas generating, planning, producing

15
16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kisi-kisi merupakan suatu format atau matriks yang memuat kriteria tent
ang soal-soal yang diperlukan atau yang hendak disusun. Kisi-kisi ini merup
akan acuan bagi penulis soal, sehingga siapa pun yang menulis soal akan me
nghasilkan soal yang isi dan tingkat kesulitannya relatif sama. Oleh sebab itu
kisi-kisi harus dibuat sebelum soal disusun. Tujuan penyusunan kisi-kisi adal
ah untuk menentukan ruang lingkup dan sebagai petunjuk dalam menulis soa
l.
Fungsi kisi-kisi adalah panduan atau pedoman dalam penulisan soal yan
g hendak disusun, penulis Soal akan menghasilkan soal-soal yang sesuai den
gan tujuan tes, penulis soal yang berbeda akan menghasilkan perangkat soal
yang relatif sama, dari segi tingkat kedalamannyas segi cakupan materi yang
ditanyakan, untuk menselaraskan perangkat soal, sehingga hal ini juga akan
mempermudah dalam proses evaluasi. Penulisan kisi-kisi soal adalah kerang
ka dasar yang dipergunakan untuk penyusunan soal dalam evaluasi proses pe
ndidikan dan pembelajaran.
Sebelum menyusun kisi-kisi dan butir soal perlu ditentukan jumlah soal
setiap kompetensi dasar dan penyebaran soalnya. Kisi-Kisi soal yang baik ha
rus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: (1) Mewakili isi kurikulum yang
akan diurikan. (2) komponen-komponennya rinci, jelas dan mudah dipahami.
(3) Dapat dibuat soal sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang telah dite
tapkan. Dalam menentukan perilaku yang akan diukur. Penulis kisi-kisi soal
dapat mengambil atau memperhatikan jenis perilaku yang telah dikembangka
n oleh para ahli pendidikan, di antaranya Robert M. Gagne dan Benjamin, S.
Bloom

17
B. Saran
Adapun saran dari penulis adalah pembaca diharap membaca dari buku
induk dari setiap sumber yang ada agar lebih bisa memahami secara rinci
tentang berbagai macam hal yang telah di telaah.

18
DAFTAR PUSTAKA

Hairunnisyah dkk. 2018. Model E-Assesment & Impilkasinya dalam


Pembelajaran. Malang : Literasi Nusantara.

Musfiqon. 2013. Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Kurikulum. Sidoarjo :


Nizamia, 2016.

Prayahuti, dan Ambiyar. 2020. Assesmen Pembelajaran Berbasis Komputer dan


Android. Jakarta : Kencana.

Prijowuntato, S. Widanarto. 2016. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Sanata


Dharma University.

Tilaar, Anetha L. F. 2018. Assesmen Pembelajaran Matemaika. Tondano :


Percetakan Unima Press.

AlFallay, Ibrahim S., ‘Test Specifications and Blueprints: Reality and


Expectations’, International Journal of Instruction, 11.1 (2018)

Fives, Helenrose, and Nicole Didonato-Barnes, ‘Classroom Test Construction:


The Power of Table of Contents’, Practical Assessment, Research, and
Evaluation Volume, 18.3 (2013)

Frey, Bruce B., ‘Table of Specifications’, The SAGE Encyclopedia of


Educational Research, Measurement, and Evaluation, 2018

Singun, Amando, ‘Application-Based Test Blueprint For A Summative


Classroom Assesment’, Proceedings Of The 10th International Management
Conference ‘Challenges of Modern Management’, 2016

19

Anda mungkin juga menyukai