Anda di halaman 1dari 20

Mengembangkan Kesadaran Diri (Self-Awareness) Masyarakat

untuk Menghadapi Ancaman Non-tradisional: Studi Kasus Covid-19

Oleh:

Isa Sabriana1, Jerry Indrawan2

1
Ilmu Hubungan Internasional, Univesitas Hasanuddin, Peneliti Pusat Studi Kemanusiaan dan
Pembangunan Indonesia
Isa.hideng@gmail.com , 085298088730

2
Ilmu Politik, Dosen UPN Veteran Jakarta, Peneliti Pusat Studi Kemanusiaan dan Pembangunan
Indonesia
Jerry.indrawan@upnvj.ac.id, 081284083684

ABSTRAK

Esensi keamanan seakan mengalami pergeseran dari maknanya yang khas. Keamanan dalam hubungan
internasional selama ini diidentikkan dengan menjaga kedaulatan suatu negara dari ancaman negara
lain dalam konteks serangan militer (ancaman tradisional). Namun, saat ini pola ancaman terhadap
negara mengalami pergeseran. Ancaman yang muncul sulit diprediksi dan memiliki nuansa intangible
(ancaman non-tradisional). Salah satu contohnya adalah ancaman kesehatan, seperti Pandemi Covid-19
yang melanda dunia. Munculnya Covid-19 sebagai salah satu pandemi yang mengancam keamanan
negara adalah bukti nyata terjadinya pergeseran pola ancaman. Sayangnya, masyarakat masih merasa
bahwa ancaman ini tidak memiliki skala besar layaknya terjadinya perang. Padahal, bisa dikatakan saat
ini seluruh manusia di dunia sedang berperang dengan Corona. Menyadari bahwa masyarakat masih
memiliki pemahaman yang rendah terhadap bagaimana menjaga keamanan dirinya di tengah pandemi
ini, penulis merasa bahwa masyarakat membutuhkan sebuah transformasi pemikiran agar bisa
mengembangkan sikap kesadaran diri (self-awareness). Sikap ini termasuk bagaimana menaati
peraturan pemerintah, seperti di rumah saja, pakai masker, sering cuci tangan, jangan berkerumun, dan
protokol-protokol kesehatan lainnya. Penulis menyadari bahwa menerapkan protokol kesehatan,
khusunya tinggal di rumah dan menjauhi kerumunan, sangat berdampak pada kesehatan mental dan
psikologis masyarakat. Hal ini tak jarang menimbulkan stress dan berbagai dampak psikologis lainnya.
Ancaman Covid-19 tidak bisa dihadapi dengan senjata konvensional, tetapi dari sikap patuh dari
masyarakat terhadap kebijakan pemerintah. Untuk itu, membangun keamanan negara saat ini harus
dilakukan oleh segenap masyarakat Indonesia. Penelitian ini ingin melihat melalui kacamata psikologis
bagaimana masyarakat dapat meningkatkan keamanan dirinya dalam konteks memerangi ancaman
Covid-19. Ketika masyarakat mampu menjaga keamanan dirinya sendiri dari Corona, maka secara tidak
langsung negara juga berhasil mengatasi yang bersifat ancaman non-tradisional tersebut.
Kata Kunci: Keamanan, kesadaran diri, Protokol Kesehatan, Psikologi, dan Covid-19.

144 | v o l u m e 8 n o m o r 2
ABSTRACT
The essence of security seems to have shifted from its distinctive meaning. Security in international
relations has been identified with safeguarding the sovereignty of a country from threats from other
countries in the context of military attacks (traditional threats). However, currently the pattern of threats
to the country is experiencing a shift. The threats that arise are difficult to predict and have an intangible
feel (non-traditional threats). One of the threats is a health threat, such as the Covid-19 pandemic that
has hit the world. The emergence of Covid-19 as a pandemic that threatens state security is clear
evidence of the implementation of the threat pattern. Unfortunately, people still feel that the threat does
not have a large scale like a war incident. In fact, it can be said that currently all humans in the world are
at war with Corona. Realizing that people still have a low understanding of how to maintain their own
safety in the midst of this pandemic, the authors feel that society needs a transformation of thought in
order to develop self-awareness. These attitudes include how to comply with government regulations,
such as at home, wearing masks, washing hands frequently, keeping crowds, and other health protocols.
The author realizes that implementing health protocols, particularly staying at home and staying away
from crowds, has a profound impact on the mental and psychological health of people. This often causes
stress and various other psychological effects. Covid-19 The threat is not in accordance with conventional
weapons, but from the obedient attitude of the public towards government policies. For this reason,
building state security at this time must be done by all Indonesian people. This research wants to see
through a psychological point of view how the public can improve their security in the context of the
threat of Covid-19. When people are able to maintain their own security from Corona, then indirectly the
state will also overcome these non-traditional threats.
Keywords: Security, Self-awareness, health protocol, psychology, covid-19

145 | v o l u m e 8 n o m o r 2
PENDAHULUAN

Corona Virus disease atau Covid-19 people smuggling, drug trafikcing, kejahatan
mulai mewabah di seluruh penjuru dunia sejak transnasional, bencana alam, serta penyakit
desember 2019. Wabah penyakit yang kini menular atau wabah penyakit (Caballero-
ditetapkan sebagai pandemi oleh Badan Anthony, 2016).
Kesehatan Internasional atau WHO pertanda
Dalam situasi ancaman non-
virus ini memiliki tingkat resiko lebih tinggi.
konvensional seperti pandemic Covid-19 ini,
Virus yang dikategorikan masih dalam family
bukan hanya negara yang berperang menekan
dari virus SARS, virus yang pernah melanda
angka perseberan wabah penyakit ini.
beberapa negara pula tetapi virus SARS masih
Melainkan kesadaran dari masyarakat juga
dalam level epidemi. Sedangkan Covid-19
berpengaruh. Namun, disisi lain keadaan ini
berhasil melumpuhkan seluruh dunia tanpa
secara otomatis menjadi shock therapy pula
terkecuali dari negara phery-phery hingga
bagi masyarakat dimana penerapan protokol
negara dengan pertahanan militer yang kuat.
kesehatan yang kembali digiatkan di masa ini,
Hal ini menunjukkan kelengkapan senjata
seperti sering mencuci tangan, menggunakan
konvensional seperti rudal dan juga nuklir tidak
masker dan lainnya. Selain itu, berbagai
mampu menangkal ancaman non-konvensional.
kegiatan yang seharusnya dilakukan di kantor
Ancaman non-konvensional atau ancaman non-
ataupun tempat kerja, di luar rumah ataupun di
tradiosional tidak terlepas kaitannya dengan
tempat umum lainnya kini harus dibatasi.
ancaman konvesnional atau tradisional. Dimana
Fenomena ini sering kali menimbulkan berbagai
ancaman konvensional merupakan ancaman
reaksi masyarakat, tidak jarang adanya
yang berorientasi pada kekuatan militer yang
beberapa pihak yang kurang kooperatif dengan
meliputi menjaga wilayah kedaulatan territorial
kebijakan yang telah ditetapkan oleh
negara dari konflik yang mengarah pada
pemerintah. Masih kurangnya kepercayaan
gencatan senjata atau perang, sedangkan
masyarakat atas jajaran pemerintahan menjadi
ancaman non-konvensional merupakan
salah satu pemicu. Ditambah lagi, tekanan
perluasan dari ancaman konvensional yang
akibat adanya wabah penyakit yang
termasuk dalam ranah keberlangsungan hidup
mengakibatkan terbatasnya ruang gerak
manusia dan negara namun diluar dari
menimbulkan rasa kecemasan dan rasa stress.
jangkauan senjata konvensional yang meliputi
Atas dasar itu, kesadaran diri masyarakat
perubahan iklim, isu lingkungan, imigran gelap,

146 | v o l u m e 8 n o m o r 2
menjadi faktor penunjang keberhasilan perang termasuk smartphone dan PC (Dr.Shareena P,
melawan Covid-19 ini. 2020).

Kebijakan Work From Home dan belajar Beberapa problem lainnya seperti
dari rumah menjadi faktor dominan sebagai terisolasi dirumah dan tidak bertemu dengan
pemicu stress masyarakat. Kebijakan yang rekan kerja, teman, keluarga, dan rutinitas
mengatur mengurangi berbagai aktivitas diluar sehari hari yang terganggu berakibat
rumah, dari kegiatan ekonomi bisnis sampai menambah kecemasan, ketegangan fisik,
bidang pendidikan. Bagi sebagian pribadi, mental sampai berujung stress. Tidak sampai
menganggap kondisi ini bukanlah sebuah disitu, pemberitaan media yang belum mampu
masalah. Tetapi, bagi sebagian lainnya yang secara maksimal menyaring topik berita
tidak mendapatkan kenyamanan bersama ataupun berita yang tidak jelas sumbernya dan
keluarganya menjadi kesulitan mematuhi menyebarkan isu tidak benar terkait Covid-19
kebijakan tersebut. Pada dasarnya Work From kerap kali dijumpai laman media social dimana
Home (WFH) sudah diterapkan oleh beberapa media social merupakan platform dengan
instansi, dimana pekerjaan yang berpotensi pengguna terbanyak dan dari berbagai
dapat dilakukan di rumah atau lebih dikenal kalangan. Hal inilah yang berpotensi turut
dengan home remote. Namun, pada masa menambah kecemasan masyarakat. Dari segi
pandemic ini WFH menjadi populer sebab urgensitas, kesadaran diri masyarakat dalam
sistemnya yang sejalan dengan anjuran menghadapi ancaman non-konvensional
pemerintah untuk membatasi intensitas keluar tersebut patut untuk ditumbuhkan.
rumah dan diiplementasikan oleh berbagai Dibutuhkannya pula sinkronisasi dari
bidang dari instansi pemerintahan hingga pemerintah untuk tetap transparan terhadap
instansi non-pemerintahan. Agar dapat semua keadaan yang ada dilapangan dan
menyesuaikan dengan WFH tentu saja para menjelaskan secara terperinci hal terkait
pekerja dan pelajar juga dituntut untuk lebih lainnya serta tetap tegas menetapkan kebijakan
paham dan mampu mengoperasikan berbagai yang memerlukan peranan masyarakat
teknologi daring yang mampu menunjang sehingga masyarakat menaruh kepercayaan dan
pekerjaan dari rumah. Tidak jarang berbagai kesadaran diri sehigga pada akhirnya
kendala menjadi beban seperti konektivitas masyarakat dengan sukarela dapat turut andil
internet yang tidak stabil, situasi dirumah yang dalam menjaga keamanan dirinya masing-
tidak tenang dan kelengkapan fasilitas lainnya masing sebagai bentuk dukungan dan
kerjasama melawan ancaman Covid-19.

147 | v o l u m e 8 n o m o r 2
kelompok besar, yaitu kelompok Copenhagen
School dan kelompok Walsh School. Kritik yang
diajukan Copenhagen School lebih mengarah

TINJAUAN PUSTAKA kepada ragam sumber dan penderita


ke(tidak)amanan yang tidak terakomodasi dan
TEORI
tidak bisa dibahas oleh paradigma realisme

Sehubungan dengan penulis yang cenderung memperlakukan negara

mengangkat tema yaitu Mengembangkan sebagai kotak hitam. Sementara itu, kritik yang

Kesadaran Diri (Self-Awareness) Masyarakat diajukan oleh Walsh School lebih beragam,

untuk Menghadapi Ancaman Non-tradisional: tetapi utamanya dalam melihat realisme


sebagai paradigma yang sarat dengan
Studi Kasus Covid-19 penulis menggunakan
kepentingan dan tujuan politik sementara
teori keamanan. Dalam politik dunia,
memasang wajah yang realistis (Peoples,
keamanan adalah konsep yang derivatif.
2013).Dewasa ini, isu-isu nonmiliter dapat
Artinya, pemahaman tentang ketiadaan
menjadi isu-isu yang sangat terkait keamanan,
ancaman akan berbeda dari satu paradigma ke
dengan demikian dapat dikategorikan dengan
paradigma lain, karena masing-masing akan
status “keamanan nasional.” Isu-isu nonmiliter
memiliki versinya sendiri tentang referrent
yang terkait keamanan ini disebut sekuritisasi
object yang harus diamankan. Konsekuensinya
(securitization) (Williams, 2008). Isu-isu ini
adalah tidak ada definisi keamanan yang bebas
dapat melibatkan pihak militer dalam upaya
dari kepentingan politik. Tidak ada definisi
penanganannya, seperti memerangi kejahatan
stipulatif yang bisa disepakati oleh semua
narkoba, penyelundupan manusia, penyakit,
perspektif teori. Keamanan dalam politik dunia
kerusakan lingkungan atau bencana alam,
tetap harus menjadi arena kontestasi politik
terorisme, ancaman siber, atau membantu
karena karakter primordialnya dan
operasi-operasi kemanusiaan. Mengapa disebut
keberadaannya sebagai objek perdebatan
ancaman keamaman, karena isu-isu ini dapat
antarteori tentang apa yang nyata dan apa yang
mengakibatkan destabilisasi pemerintahan
membangun ilmu pengetahuan, dan kebijakan
domestik, maupun keamanan regional, serta
apa yang bisa diambil (Terrif, 1999).
dapat mengakibatkan konflik dalam skala besar
Sedangkan, kemunculan pemikiran- (armed conflict) (Williams, 2008).
pemikian non-konvensional dalam studi
Sehubungan dengan pandemic, teori
keamanan khususnya diwakili oleh dua
kedua yang digunakan oleh penulis adalah teori

148 | v o l u m e 8 n o m o r 2
psikologi, bagaimana kacamata psikologi sumber-sumber resmi dilengkapi
melihat ancaman pandemic ini terhadap informasi aktual yang berkaitan
kesehatan mental masyarakat secara umum. dengan masalah yang akan diteliti.

3. Teknik Analisis Data


METODE Penulis menggunakan
teknik analisis data hasil penelitian
A. Metode Penelitian
yaitu dengan teknik analisis data
1. Tipe penelitian
kualitatif. Data kualitatif adalah
Tipe penelitian yang
data yang penulis dapatkan bukan
digunakan penulis yakni deskriptif,
berbentuk numeric atau data-data
yakni penelitian yang
yang berbentuk angka melalui
menggambarkan keadaan fakta
beberapa faktor-faktor yang
empiris disertai argumen yang
relevan dengan penelitian ini,
relevan. Kemudian uraian tersebut
yakni menjelaskan dan
dilanjutkan dengan analisis yang
menganalisis data yang berhasil
berujung pada kesimpulan yang
penulis temukan. Kemudian
bersifat analitik. Metode ini
berusaha menyajikan hasil dari
bertujuan untuk menggambarkan
penilitian tersebut.
fakta-fakta tentang pengembangan
self-awareness masyarakat
4. Metode Penulisan
menghadapi ancaman non-
Metode penulisian yang
konvensional.
dipergunakan penulis adalah
metode dedukif dimana penulis
2. Teknik Pengumpulan Data
lebih menggambarkan masalah
Teknik pengumpulandata
secara umum kemudian menarik
dalam tuliasan ini menggunakan
kesimpulan seara khusus dalam
teknik library research atau studi
memaparkan analisis penulisan ini.
pustaka. Data yang dikumpulkan
juga melalui internet. Sumber data
yang diambil dari berbagai
literatur seperti buku, jurnal, dan
dokumen-dokumen resmi serta

149 | v o l u m e 8 n o m o r 2
untuk meningkatkan keaamanan global dan
mencegah kegagalan negara dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN
penangangannya (Aljunied, 2020). Bioterorisme

1. Aspek Keamanan Covid-19 sebagai kini bertranformasi menjadi tanggung jawab

Ancamanan Non-Konvensional berbagai actor baik negara ataupun luar negara.


Sejalan dengan tingkat urgensitas dan bahaya
Negara kini menempatkan penyakit
Covid-19 sebagai pandemic yang telah
menular menempatkannya pada isu subtansif,
ditetapkan oleh WHO dimana melumpuhkan
dimana dampak negative yang dihasilkan pada
bebagai aspek kehidupan sekarang. Sehingga
keamanan non-traditional ini sangat besar.
langkah yang sama seperti pada penanganan
Negara seperti AS yang memiliki pengaruh
SARS patut diterapkan dalam skala global pula.
global bekerjasama dengan agen kemanannya
Prioritas politik ditempatkan pada kesehatan
National International Council (NIC) membuat
masayrakat, karena dampak pada kerusakan
dokumen-dokumens resmi terkait dengan
social politik yang ditimbulkan oleh wabah
ancaman keamanan yang dapat ditimbulkan
penyakit menular yang muncul kembali saat ini.
oleh pandemic pada masyarkat umum, sehingga
Wabah Covid-19 telah menciptakan hambatan
hal ini dapat menciptakan kesadaran domestic
besar pada bisnis internasional dan travel. Disisi
dan global terhadap potensi penyebaran
lain, Respon negara dalam menghadapi
penyakit menular seperti SARS, H1N1, HIV/AIDS
pandemic berbeda-beda, dari negara yang
dan lainnya. Pandemic tersebut mempengaruhi
memiliki power besar, menengah, dan kecil.
keamanan manusia dalam menjalankan
Namun, setiap negara memiliki pola yang sama
aktivitas social yang normal. Kemudian
dalam mengambil langkah preventif terhadap
pandemic kini dipahami dalam ranah keamanan
penyeberan wabah penyakit menular, dimana
dan konsekuensi social politik (Aljunied, 2020).
setiap negara mengumumkan informasi
Menurut Jhon Wyn Owen dan Olivia komperhensif terkait wabah penyakit tersebut
Roberts, menyoroti epidemi SARS dimana di negaranya masing-masing dan upaya yang
perlunya kordinasi global dalam pengendelian akan ditempuh untuk menanggulanginya.
penyakir menular dan pentingnya tinjauan serta
Selain mendatangkan malapetaka di seluruh
reformasi yang efektif dari sistem peraturan
dunia, pandemic Covid-19 telah melahirkan
kesehatan internasional dan sejak September
beberapa resiko keamanan lain yang akan
2011 isu kesehatan diagendakan memperluas
dihadapi dunia. Diantaranya, pertama dan
jangkauan kebijakannya sebagai prioritas global
terpenting adalah keamanan kesehatan.

150 | v o l u m e 8 n o m o r 2
Ketidakmampuan untuk mengembangkan melalui apa yang disebut ‘transisi kesehatan
vaksin yang aman dengan segera untuk (Garret, 1996). Kini, isu keamanan semakin
memerangi penyebaran virus secara otomatis berkembang dan tidak hanya terfokus pada
korban kematian akibat virus ini terus negara maupun territorial serta penggunaan
bertambah berimplikasi pada ancaman kekuatan militer sebagai instrumen yang
penurunan populasi dan kualitas kesehatan menjadi stabilitas negara, namun isu keamanan
masyarakat. Selanjutnya yaitu dampak ekonomi sendiri sudah meluas ke aspek politik,
akibat lockdown yang ditimbulkan sangat fatal kesehatan, bahkan ke sektor individu. Isu
pada tatanan global. Kenyataan bahwa pasar keamanan kini sudah berubah dari negara
perekonomian di negara berkembang adalah menjadi individu dan tidak hanya datang dari
paling rentan terhadap krisis ekonomi yang militer namun juga non-militer. Ancaman
terjadi akibat pandemic, ditambah berbagai keamanan kini tidak lagi hanya berupa invasi
harga asset mengalami penurunan drastis militer dari negara lain, dan definisi ancaman
(Sengupta, 2020). Kedua faktor tersebut secara keamanan pun kini telah meluas ke sektor dan
tidak langsung mengancam keberlangsungan fenomena transnasional seperti terorisme,
suatu negara. narkoba, perdagangan manusia, hingga
pengungsi yang berarti sifat ancaman tidak
Pada awal abad ke-20, isu kesehatan dapat
selalu secara fisik. Keamanan sendiri
dikatakan masih sebagai isu low politics karena
merupakan kebebasan dari rasa takut. Kini,
kala itu, isu kesehatan dianggap tidak memiliki
keamanan global menjadi ukuran baru bagi
relevansi terhadap Ilmu Hubungan Internasional
agenda global terhadap tindakan-tindakan
juga studi Ilmu Keamanan. Kemudian di awal
global. Disisi lain, isu ancaman keamanan non-
tahun 1990-an pasca Perang Dingin, para analis
tradisional telah menjadi salah satu agenda
menemukan adanya serangan Amerika Serikat
banyak negara. Hal ini dikarenakan setelah
berupa penyebaran infeksi yang terjadi secara
berakhirnya Perang Dingin terdapat penguatan
terus-menerus dan terorisme yang
ancamanan keamanan non-tradisional yang
menggunakan senjata biologi dan kimiawi.
bersifat borderless (Indrawan, 2019).
Kemudian, strategi difokuskan pada
pemberantasan mikroba, menggunakan Keamanan manusia (Human Security)
persenjataan medis yang kuat dan menurut United Nations Development
dikembangkan selama periode pasca perang; Programme (UNDP) adalah kondisi dimana
antibiotik, anti malaria serta vaksin. Tujuannya ketika masyarakat merasa terbebas dari trauma
tidak lain adalah mendorong umat manusia yang mengepung pengembangan manusia, yang

151 | v o l u m e 8 n o m o r 2
mencakup didalamnya ancaman kronis seperti belum diketahui secara pasti hewan yang
kelaparan, penyakit, serta penindasan. menyebabkan wabah ini (Rahim, 2020).
Memastikan keamanan manusia terlindungi,
Virus Corona yang kini dikenal dengan
dibutuhkan pendekatan-pendekatan ekonomi,
Corona Virus Disease 2019 atau COVID-19
pangan, kesehatan, lingkungan, personal,
dilaporkan oleh Municipal Health Commission
komunitas dan keamanan politik. Keamanan
China di Provinsi Hubei sebagai kasus
manusia menjadi tolak ukur baru bagi
pheumonia di Wuhan pada 31 Desember 2019.
keamanan global dan juga agenda baru
Di dasari pada penyebaran wabah yang
terhadap tindakan-tindakan global. Keamanan
menginfeksi dengan cepat, pada 1 Januari 2020
merupakan ciri khas dari kebebasan dari rasa
World Health Organization atau WHO
takut yang mana kesejahteraan merupakan
membentuk Incident Management Support
target dari kebebasan dari adanya rasa
Team (IMST) dengan tiga tingkatan organisasi,
kekurangan. Sifat dan ancamanan keamanan
yaitu markas besar, markas besar regional dan
sendiri tidak selalu berbentuk fisik sehingga
tingkat negara serta menempatkan organisasi
tentu pendefinisian perihal hal ini sangat rancu
pada posisi darurat untuk menangani dan
dan juga sangat dinamis. Meningkatnya jumlah
menyelidiki wabah ini (WHO, 2020).
negara – negara yang mengalami kekacauan
politik hingga failed states, telah meningkatkan Penyebaran virus yang dikonfirmasi

bahaya yang ditimbulkan oleh penyakit. ditularkan menggunakan human-to-human

Penyebaran penyakit dikarenakan oleh penyakit transmission atau transmisi sesama manusia

‘gaya hidup’ atau lifestyle illnesses yang yang mana manusia sebagai medium penularan

diakibatkan oleh efek modernisasi yang kurang disertai dengan terus bertambahnya kasus baru

menyehatkan pun merupakan salah satu pun membuat WHO menyatakan wabah

ancamanan keamanan non-tradisional yang COVID-19 sebagai Public Health Emergency of

nyata (Indrawan, 2019). International Concern yang kemudian disusul


dengan mengeluarkan Strategic Preparedness
Virus corona adalah keluarga besar atau
and Response Plan, COVID-19 Solidarity Respons
family virus yang menyebabkan penyakit
Fund serta Solidarity Trial sebagai bagian dari
dengan tingkat keparahan yang luas. Virus
upaya pencegahan, mengedukasi serta
corona merupakan sebutan untuk beragam
menganilisis tindakan preventif yang akurat
virus yang biasanya menjangkiti hewan yang
dalam menemukan perawatan yang efektif
juga disebut zoonotic karena dapat menular
dari hewan ke manusia meskipun hingga saat ini

152 | v o l u m e 8 n o m o r 2
untuk menyembuhkan pasien yang terinfeksi militer serta berbagai aktor nasional dan lintas
COVID-19 (WHO, 2020). negara (Indrawan, 2019).
Pada 11 Maret 2020, WHO resmi
Epidemi COVID-19 masuk sebagai
mengumumkan COVID-19 sebagai pandemi
bentuk ancamanan kesehatan (virus, wabah
global. Definisi pandemi sendiri adalah sebutan
penyakit, urbaninsasi, migrasi) yang merupakan
penyakit menular yang menyebar ke cakupan
ancamanan bagi kedaulatan dan keamanan
wilayah luas yang berarti telah melampaui
suatu negara. Ancamanan dalam bentuk baru
batas-batas antar negara di dunia (WHO, 2020).
ini merupakan salah satu ancamanan nyata
Sementara, United Nations World Food
yang telah terjadi, dan bukan lagi suatu
Programme memperingatkan akan terjadi
ancamanan yang bersifat laten. Perang ‘zaman
lonjakan kerawanan pangan akut yang mencapi
now’ adalah perang yang sulit melacak siapa
265 juta sebagai akibat dari pandemi, termasuk
kawan, lawan namun sangat dirasakan
penutupan perbatasan (Aljazeera, 2020).Bagi
dampaknya (Indrawan, 2019).
penulis, hal ini tentu berdampak pada
peningkatan kewaspadaan berbagai negara dan Menurut penulis, ancaman keamanan

masyarakat internasional terhadap COVID-19. yang mencakup ancamanan Kesehatan

Kecemasan yang dirasakan tersebut berakar dirasakan langsung oleh masyarakat luas,

dari adanya anacaman keamanan dari COVID-19 terlebih bagi mereka yang memiliki kemampuan

itu sendiri. dan keperluan mobilitas antar-negara yang


kemudian berpotensi menularkan ke berbagai
Dalam studi ilmu keamanan (Security
belahan dunia sebagai salah satu side effect
Studies) COVID-19 kini menjadi bagian dari
COVID-19. Dalam keamanan non-tradisional,
ancamanan keamanan non-tradisional bagi
fokus perhatiannya lebih mengarah kepada
perdamaian dan keamanan global, banyak
keamanan manusia (human security). Sehingga,
negara dan organisasi internasional kini
persebaran COVID-19 bergantung pada kontak
meningkatkan konsolidasi karena COVID-19
antar – manusia dan makhluk hidup tentunya
bukan lagi sekedar isu kesehatan namun telah
diperlukan berbagai upaya preventif dalam hal
meluas menjadi ancamanan kemanan non-
mengurangi kontak langsung dengan individu
tradisional. Ancamanan keamanan non-
yang terindikasi menjadi salah satu urgensi
tradisional ini sendiri merupakan ancaman non-
kebijakan dari banyak negara. Sehingga bagi
militer yang sifatnya bermacam-macam. Dalam
penulis, urgensi perihal ancaman lintas-negara
hal ini, negara tentu memerlukan kerja sama
ini tentu membuat COVID-19 menjadi masalah
dengan berbagai pihak baik secara sipil dan

153 | v o l u m e 8 n o m o r 2
kesehatan yang serius serta diperlukan Disisi lain, pergeseran fokus kajian
kerjasama global seluruh negara di dunia dan keamanan tradisional menjadi non-tradisional
hal ini tentu berdampak pada kondisi berbagai sebenarnya merupakan transformasi dari peran
aspek global. Dilihat dari perspektif keamanan, baru terhadap tiap aktor yang mengancam
penyebaran suatu penyakit menular kini eksistensi keamanan manusia. Perhatian akan
bertransformasi menjadi permasalahan penting keamanan manusia menjadi bentuk perhatian
yang harus diatasi dengan cepat dan tepat baru betapa pentingnya keamanan global.
mengingat derasnya arus globalisasi dan lintas Perang baru atau perang masa depan akan lebih
batas yang semakin sulit dibendung. dipicu pada hal-hal baru yang bersifat ancaman
non-tradisional.
Di era sekarang, bagi penulis globalisasi
dan mobilitas merupakan aktivitas yang tidak Dengan memudarnya garis batas antar
dapat dihindari oleh tiap-tiap individu namun negara, kini permasalahan keamanan di suatu
kini secara tidak langsung berkontribusi dalam negara tentunya memberikan banyak efek bagi
mempercepat proses penyebaran wabah banyak negara yang mengalami interkoneksi
menjadi ancaman keamanan kesehatan global. satu dengan yang lainnya. Disisi lain,
Mobilitas manusia di era milenial tidak hanya perkembangan globalisasi yang sangat pesat
berdampak pada kecepatan penyampaian dalam beberapa dekade terakhir pun berimbas
informasi dan inovasi teknologi, namun juga pada semakin berkembangnya isu – isu
berimbas pada ancamanan keamanan global keamanan non tradisional menjadi bagian dari
apabila makhluk hidup tersebut secara tidak masalah global. Epidemi yang meluas di sebuah
langsung menjadi perantara yang negara tentunya akan melemahkan sistem dan
mengantarkan wabah yang beresiko kapasitas pemerintahan di suatu negara serta
menginfeksi manusia, hewan dan lingkungan. berdampak pada program pembangunan
Sehingga, dinamis dan luasnya aspek negara tersebut.
ancamanan keamanan kesehatan global
Dalam perspektif penulis, keamanan
tersebut tentu menjadi ancaman yang serius
kesehatan global kini telah bertransformasi
bagi sistem keamanan nasional dan berimbas
menjadi ancaman serius bagi sistem kesehatan
pada kerugian perekonomian, stabilitas negara,
nasional dan problematika ini sangat
stabilitas demografi serta penurunan
berdampak di sektor perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat suatu negara
kesejahteraan masyrakat. Bagi penulis,
ataupun masyarakat global.
keamanan kesehatan merupakan hal utama

154 | v o l u m e 8 n o m o r 2
karena keamanan kesehatan pemicu stress dan dapat mengganggu
berkesinambungan dan mempengaruhi kesehatan mental sebagian besar masyarakat.
stabilitas ketahanan nasional suatu negara Situasi ini rentan terjadi bagi mereka yang para
karena ekonomi negara dan global sangat lansia, seseorang yang memiliki masalah
dipengaruhi pada kesehatan masyarakat. emosional, pengidap insomnia, seseorang yang
Meskipun sebuah isu kesehatan adalah kondisi mudah merasakan kesepian hingga yang
kesehatan individu secara internal namun jika memiliki traumatis terhadap orang sekitarnya.
dianalisa lebih dalam mempunyai efek sosial
Pada awal tahun ini, para peneliti mulai
yang tidak bisa dihindari. Efek inilah yang
kembali meneliti efek karantina selama ini
kemudian melintasi batas-batas negara karena
terhadap kesehatan mental masyarakat pada
efektivitas mobilitas manusia di era milenial dan
umumnya dan beberapa individu yang memiliki
menjadi fenomena global. Masalah kesehatan
masalah kesehatan mental sebelum pandemi di
yang pada awalnya hanya menimpa individu
masa pandemi saat ini. Para peneliti
saja kini sangat berimbas pada kepentingan dan
menyimpulkan bahwa efek negatif yang
aktivitas masyarakat.
signifikan timbul akibat diterapkannya kebijakan
pemerintah di seluruh dunia untuk membatasi
segala aktivitas diluar rumah. Selama berada
2. Aspek Psikologi (Work From Home,
dirumah dalam waktu yang lama, seseorang
Stay at Home atau karantina, etc)
akan lebih mudah mengalami perubahan
Studi sebelumnya pernah menunjukkan emosional dan akan terkadang mengalami
bagaimana keadaan masyarakat ketika wabah kecemasan, ketakutan, kesedihan serta mati
serupa Covid-19 yaitu SASRS dan MERS yang rasa. Rasa kesepian pula dapat terjadi
menjangkit beberapa negara diwilayah timur dikarenakan aktivitas yang berulang sehingga
tengah, dimana banyak sekali masyatakat yang terkesan monoton dan membosankan, bagi
mengalami tekanan, gelisah hingga depresi individu yang tidak bisa berdiam di rumah atau
(Suliman Khan, 2020). Mengunci diri tetap terbiasa melakukan kegiatan di luar dan
berada dirumah sebagai bentuk kontribusi menganggap produktivitas hanya dapat
menekan angka persebaran menjadikan dilakukan di luar rumah akan mengalami
menjauhkan diri dari orang lain bahkan saat- kesulitan besar dalam kasus ini. Aktivitas
saat menikmati liburan ditambah beban bertemu atau melakukan kontak sosial dengan
pekerjaan yang lebih banyak dibandingkan orang lain yang telah menjadi kebiasaan kini
sebelumnya. Tidak jarang hal ini menjadi harus diberi limitasi dan berimplikasi pada

155 | v o l u m e 8 n o m o r 2
individu yang akan mengalami frustasi dan panjang, sehingga berdampak negatif pada
merasakan kesepian yang sangat hebat. sistem kekebalan kita. Beberapa dampak
lainnya dari karantina yaitu suasana hati yang
Lebih lanjut, faktor pendorong dari individu
buruk, mudah tersinggung, insomnia, gejala
mengalami stress dan frustasi selama WFH dan
stres pasca-trauma, kemarahan dan kelelahan
stay at home yaitu perubahan perilaku dan
emosional. Suasana hati yang buruk dan mudah
adaptasi baru yang harus dijalani memberikan
tersinggung sebagai prevalensi tertinggi. Pemicu
beban batin yang semakin besar dikarenakan
stres selama karantina meliputi durasi karantina
adanya berbagai protokol kesehatan yang harus
yang sudah berlangsung sejak beberapa bulan
diterapkan (Dr.Shareena P, 2020). Protokol
terakhir, ketakutan akan tertular oleh Covid-19,
kesehatan yang masih dianggap menyusahkan
frustrasi dan kebosanan, dan persediaan bahan
dari menggunakan masker saat bepergian,
makanan ataupun kebutuhan lainnya yang tidak
menjaga jarak, hingga meningkatkan intensitas
memadai (Putri, 2020).
mencuci tangan atau menggunakan
handzanitizer. Secara tidak langsung penerapan Selain itu, istilah infodemik yang kembali
protokol kesehatan ini menumbuhkan sifat terdengar setelah beberapa lama setelah virus
paranoid masyarakat ataupun rasa SARS mewabah, dimana eksistensi dari berbagai
kekhawatiran yang berlebihan. pemberitaan media yang tidak benar terkait
Covid-19. Informasi yang tidak dapat dipastikan
Selanjutnya, tiga elemen yang menjadi
kredibilitasnya mudah tersebar melalui jejaring
kunci kesehatan mental sangat terdampak oleh
sosial hingga akhirnya diterima oleh masyarakat
karantina meliputi: otonomi, kompetensi, dan
umum menjadi faktor yang menganggu
keterhubungan. Bukti mengaitkan isolasi sosial
kesehatan mental masyarakat dalam aspek
dengan konsekuensi kesehatan yang
menimbulkan kekhawatiran dan rasa tertekan.
merugikan, termasuk depresi, kualitas tidur
Dalam kasus ini masyarakat yang paling sering
yang buruk, fungsi eksekutif yang terganggu,
menggunakan media sosial menjadi lebih
penurunan kognitif yang dipercepat, fungsi
rentan terhadap efek buruk yang ditimbulkan
kardiovaskular yang buruk, dan gangguan
infodemik tersebut. Terlebih lagi pemberitaan
kekebalan di setiap tahap kehidupan. Penelitian
yang secara rutin di media televisi. Keadaan ini
lainnya menemukan bahwa leukosit masyarakat
dapat sedikit diminimalisir apabila media dapat
yang kesepian menunjukkan kesepian
membatasi pemberitaan yang dapat
tampaknya, dapat menyebabkan hormone
menimbulkan kekhawatiran. Dibandingkan
stress semakin meningkat dalam jangka
memberitakan jumlah pasien positif dan

156 | v o l u m e 8 n o m o r 2
meninggal yang disebabkan oleh Covid-19, dalam jangka pendek saja melainkan
media diharapkan mampu menyajikan hal yang berkemungkinan dalam jangka panjang.
bersifat lebih positif dan menghibur.
Dari berbagai permasalahan diatas, berikut
Beralih ke para pelajar dari berbagai beberapa gejala mengalami kecemasan,
tingkatan yang harus menerima pembelajaran serangan panik, depresi, dan beresiko bunuh
dari rumah. Pembelajaran yang dilakukan dari diri. Pertama, tanda-tanda mengalami
jarak jauh melalui daring yang masih dianggap kecemasan diantaranya: Kekhawatiran terus-
tabu beberapa kalangan. Perubahan alur menerus atau perasaan terbebani oleh emosi,
pembelajaran yang terjadi secara spontan tidak kekhawatiran yang berlebihan tentang sejumlah
jarang mengakibatkan pelajar tambah sulit kekhawatiran, seperti masalah kesehatan atau
mengerti dan menerima pelajaran. Hambatan keuangan, dan perasaan umum bahwa sesuatu
lainnya yakni rata-rata mahasiswa dari kalangan yang buruk akan terjadi, kegelisahan dan
menengah kebawah tidak memiliki kelengkapan mudah tersinggung, kesulitan berkonsentrasi,
pembelajaran daring dan juga ruangan yang masalah tidur dan umumnya perasaan gelisah.
kondusif untuk belajar, ditambah beban tugas Kedua, gelaja dari serangan panik meliputi:
yang lebih banyak dibandingkan pembelajaran Berkeringat, gemetar, sesak nafas atau
secara tatap muka atau di kelas. Maka implikasi tersedak, jantung berdebar-debar atau detak
dari kendala tersebut sangat tingginya potensi jantung yang cepat, dan perasaan takut,
pelajar akan mengalami penurunan motivasi serangan seperti itu sering terjadi secara tiba-
belajar. Sampai saat ini, salah satu studi tiba, tanpa peringatan, orang yang mengalami
menyebutkan tentang dampak Covid-19 serangan panik seringkali menjadi takut kapan
terhadap pelajar khususnya dimana pelajar episode selanjutnya akan terjadi yang dapat
mengalami kekhawatiran dan kecemasan dari menyebabkan mereka mengubah atau
berbagai aspek, meliputi keterlambatan membatasi aktivitas normal mereka. Ketiga
akademik, pengembangan softskills yang pertanda mengalami depresi yaitu: Kurangnya
biasanya dilakukan di luar rumah ataupun minat dalam aktivitas sehari-hari penurunan
dampak dari kebiasaan sehari-hari lainnya atau kenaikan berat badan yang signifikan,
(Nicholas Grubic, 2020). Apabila belum adanya insomnia atau tidur berlebihan, kekurangan
pertanda dari meredanya wabah Covid-19 energi atau ketidakmampuan untuk
konsekuensi psikologis dan disfungsional pada berkonsentrasi, perasaan tidak berharga atau
kesehatan mental individu tidak akan dialami rasa bersalah berlebihan, pikiran berulang
tentang kematian atau bunuh diri. Terakhir,

157 | v o l u m e 8 n o m o r 2
gejala beresiko melakukan bunuh diri meliputi: menghadapi dan mengatasi setiap macam
Berbicara tentang kematian atau merugikan diri ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan,
sendiri, perasaan kehilangan atau baru saja baik yang datang dari luar maupun dari dalam
berkabung, perceraian, perpisahan, bahkan negeri, secara langsung atau tidak langsung
kehilangan minat pada teman, hobi, dan membahayakan kelangsungan hidup bangsa
aktivitas yang sebelumnya dinikmati, perubahan serta pencapaian tujuan nasionalnya. Lebih
kepribadian seperti kesedihan, penarikan diri, lanjut ketahanan nasional juga mencakup aspek
mudah tersinggung atau cemas, perubahan yang bersifat alamiah meliputi geografi, wabah
perilaku, pola tidur, dan kebiasaan makan, penyakit, kependudukan, dan kekayaan alam.
perilaku tidak menentu, merugikan diri sendiri Dalam artian apabila membicarakan terkait
atau orang lain, harga diri rendah termasuk ketahanan nasional hal tersebut berkorelasi
perasaan tidak berharga, bersalah atau dengan kesejahteraan dan keaamanan nasional
membenci diri sendiri, tidak ada harapan untuk (Suryohadipro, 1997).
masa depan, percaya hal-hal tidak akan pernah
Ketahanan nasional secara ideal
menjadi lebih baik atau tidak ada yang akan
merupakan pemberian layanan hak oleh negara
berubah (American Psychological Association,
kepada warganya. Hak perlindungan dari
2020).
penyerangan dari luar ataupun dalam negeri
3. Mengembangkan Self-Awareness dan tidak terlepas dari melindungi negara dari
Masyarakat Menghadapi Ancaman berbagai ancaman termasuk ancaman yang
Non-Konvensional dari Aspek Psikologi bersifat alamiah seperti wabah penyakit.
dan Keamanan dan Pertahanan Namun, dalam kasus Covid-19 atau ancaman
yang sifatnya berasal dari alam, maka
Ketahanan nasional hakikatnya adalah
diharapkannya kesadaran diri masyarakat untuk
kondisi suatu bangsa yang menggambarkan
dapat mematuhi berbagai regulasi yang
kemampuan mengatasi segala macam
ditetapka oleh pemerintah dalam memerangi
ancaman, tantangan, hambatan, gangguan dan
persebaran virus tersebut.
tantangan. Faktor penguat ketahanan nasional
suatu bangsa yaitu ideologi, politik, sosial Mengacu pada beberapa aspek psikologi
budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan dan keamanan diatas dimana ancaman non-
(Widisuseno, 2013). Ketahanan nasional transnasional yang dapat mengancam pula
merupakan kondisi dinamis suatu bangsa dalam keberlangsungan suatu negara. Besarnya
membentuk kekuatan nasional yang mampu korelasi antara ketahanan negara dan

158 | v o l u m e 8 n o m o r 2
kesadaran diri masyarakat. Negara dengan Melakukan peregarangan ringan yang
masyarakat yang memiliki tingkat depresi yang dilakukan di halaman rumah serta
rendah menjadi salah satu penunjang menghirup udara segar dapat
ketahanan nasional. Dalam keadaan yang dapat memberikan ketenangan pikiran dan
dikategorikan krisis ini, kontribusi masyarakat perasaan. Dan jika dilakukan secara
umum menjadi penunjang situasi dapat segera rutin peluang mengalami stress
membaik. Maka dari itu, masyarakat diharapkan ataupun frustrasi menjadi lebih kecil.
mampu menebar perihal yang bersifat lebih
positif pula. Langkah sederhana berikut ini
Sehingga, apabila masyarakat sudah
untuk meningkatkan self-awareness. Kini
mampu mengelolah emosi dengan tepat maka
saatnya menyesuaikan diri dengan tatanan new
probabilitas masyarakat mengalami depresi
normal yang sebenarnya dapat dijalani dengan
kecil. Masyarakat dengan emosi yang stabil
perlahan. Tiga poin penting berikut dapat
secara otomatis memiliki pikiran yang lebih
menjadi acuan dalam membentuk self-
terbuka dan cenderung mengambil sisi positif
awareness menghadapi pandemic.
dari suatu fenomena. Masyarakat yang memiliki
 Pertama, dalam aspek untuk menjaga positive vibes akan secara sukarela menerapkan
ketahanan diri dari rasa kesepian dan berbagai protokol kesehatan yang ditetapkan
frustasi dikarenakan mengisolasi diri di oleh pemerintah dalam memerangi pandemic
dalam rumah yaitu mengusahakan Covid-19. Jika masyarakat dengan sadar mampu
terhubung kembali dengan keluarga, menjaga keaamanan dan kekebalan dirinya
teman, ataupun rekan kerja. dengan tetap berpatokan dengan protokol
Memanfaatkan berbagai jenis aplikasi kesehatan atau regulasi yang ditetapkan oleh
komunikasi menjadi kunci dalam pemerintah maka secara otomatis keamanan
meminimalisir perasaan kesepian. ataupun ketahanan negara juga terjaga.

 Ketiga, yaitu menaati berbagai


 Kedua, untuk tetap menjaga kebugaran
kebijakan yang ditetapkan oleh
sebagai bentuk menjaga kestabilan
pemeritah terkait protokol kesehatan
emosional yaitu dengan mengurangi
dalam menyesuaikan diri dengan
“mengkonsumsi” pemberitaan terkait
adaptasi kebiasaan baru.
Covid-19, memulai kembali
menerapkan pola hidup sehat seperti Ketiga hal ini sangat berhubungan karena

berolahraga dan makan secara teratur. jika berbicara ketahanan negara, kita harus

159 | v o l u m e 8 n o m o r 2
memulainya dari ketahanan diri sendiri terlebih
dahulu. Konsep ketahanan nasional memang
fokus pada ketahanan sebuah bangsa secara
umum, namun ketahanan sebuah bangsa tidak
bisa tidak, harus mengutamakan bagaimana
individu-individu di dalamnya belajar untuk
bertahan dalam segala kondisi ancaman.
Individu atau dalam konteks negara adalah
warga negara/masyarakat, akan menjadi
platform utama dari bagaimana sebuah negara
dapat menjaga ketahanan nasionalnya. Dalam
hal ini, jika warga negara Indonesia dapat lepas
dari stress dan mampu mengelola emosi
dengan baik, maka mereka akan lebih kuat dari
serangan virus Corona. Dengan demikian,
negara pun akan mampu menangani Covid-19
karena memiliki daya tahan masyarakat yang
kuat.

160 | v o l u m e 8 n o m o r 2
PENUTUP keamanan negara. Dalam hal ini jika
masyarakat mampu mengembangkan
Kesimpulan
kesadaran diri dengan tetap berpikiran
Dewasa ini, pergeseran yang amat positif dan sejalan dengan regulasi
besar terjadi terhadap isu keamanan dan pemerintah sebagai bentuk menjaga
pertahan secara harfiah kini semakin jelas. keberlangsungan ketahanan dan keamanan
Dengan fenomena pandemic Covid-19 yang negara.
berhasil melumpuhkan secara total
berbagai aspek kehidupan mendapatkan
respon lebih serius oleh global. Ancaman
yang tidak dapat dilawan dengan gencatan
senjata konvensional melainkan peranan
masyarakat dalam menyadari urgensi dari
ancaman pandemic tersebut yang sangat
krusial. Kesadaran akan tetap menjaga
emosi dan pikiran tetap positif sehingga
terjaminnya pertahanan dan keamanan diri
menghadapi pandemic.

Kesadaran akan pentingnya


menerapkan kembali pola hidup sehat
dalam rangka mengurangi kemungkinan
terjangkit Covid-19 patut tetap
dikembangkan. Sebagai benang merah, jika
masyarakat umum sadar dan mampu akan
menjaga ketahanan dan keamanan dirinya
menghadapi pandemic menjadi wujud
nyata kontribusi dalam menekan angka
pernyebaran Covid-19 yang menjadi
penentu keberlangsungan ketahanan dan

161 | v o l u m e 8 n o m o r 2
Daftar Pustaka Suliman Khan, R. S. (2020). Impact of
coronavirus outbreak on psychological
Buku
health. Journal Of Global Health.
Aljunied, S. M. (2020). Management,
Iriyanto Widisuseno. (2013). KETAHANAN
Securitising Singapore: State Power and
Global Threats. Oxon: Routledge. NASIONAL DALAM PENDEKATAN

MULTIKULTURALISME. Fakultas Ilmu


Indrawan, J. (2019). Pengantar Studi Keamanan.
Budaya Universitas Diponegoro.
Malang: Intrans Publishing.

Peoples, V.-W. d. (2013). Critical Security


Sumber Internet
Studies. New York: Routledge.
Aljazeera. (2020). Timeline: How the new
Suryohadipro, S. (1997). Ketahanan Nasional coronavirus spread. Retrieved from
Indonesia. Jurnal Ketahanan Nasional. Diakses 5 Juli 2020 dari

Caballero-Anthony, M. (2016). An Introduction https://www.aljazeera.com/news/2020

to Non-Traditional Security Studies: A /01/timeline-china-coronavirus-spread-

Transnational Approach. Los Angeles, 200126061554884.html

London, New Delhi, Singapore, American Psychological Association. (2020, April


Washington DC: SAGE Publications. 16). Psychological impact of COVID-19.

Terrif, T. (1999). Security Studies Today, Retrieved from Know the signs of

Cambridge: Polity Press, 1999. anxiety, panic attacks, depression and

Cambridge: Polity Press. suicide.: Diakses 5 Juli 2020 dari


https://www.apa.org/topics/covid-
Williams, P. (2008). Security Studies: An
19/psychological-impact
Introduction. . New York: Routledge.
Garret, L. (1996, 01). Foreign Affairs. Retrieved
from The Return of Infectious Disease Retrieved
Artikel Ilmiah/Jurnal
from diakses 6 Juli 2020 dari Foreign Affairs :
https://www.foreignaffairs.com/articles/1996-
Nicholas Grubic, S. B. (2020). Student mental 01-01/return-infectious-disease
health in the midst of the COVID-19
Putri, O. (2020, March 23). The Jakarta Post.
pandemic: A call for further. SAGE.
Retrieved from COVID-19: The
psychological risks of quarantine and

162 | v o l u m e 8 n o m o r 2
how you can cope: Diakses 6 Juli 2020
dari
https://www.thejakartapost.com/acade
mia/2020/03/23/covid-19-the-
psychological-risks-of-quarantine-and-
how-you-can-cope.html

Rahim, j. Y. (2020). CNN International. Retrieved


from Coronavirus Pandemic: Updates
From Around The World Retrieved:
Diakses 6 Juli 2020 dari
https://edition.cnn.com/world/live-
news/coronavirus-pandemic-05-21-20-
intl/index.html

Sengupta, A. (2020, June 10). The Kootneeti.


Retrieved from COVID-19: A non-
traditional security threat and its
impact on global politics today: Diakses
8 Juli 2020 dari
https://thekootneeti.in/2020/06/10/a-
non-traditional-security-threat-and-its-
impact/

WHO. (2020, July). World Health Organization.


Retrieved from Corona Summary:
Diakses 8 Juli 2020
https://www.who.int/emergencies/dise
ases/novel-coronavirus-2019/events-as-
they-happen

163 | v o l u m e 8 n o m o r 2

Anda mungkin juga menyukai