Anda di halaman 1dari 27

ASSESMEN HASIL BELAJAR

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Assesmen Pembelajaran Matematika

Dosen Pengampu
Dr. Ummu Sholihah, S.Pd., M.Si.

Disusun oleh:

Alfina Rahmawati (12851221003)

Eva Rizkiyanti (12851221009)

PROGRAM MAGISTER TADRIS MATEMATIKA


PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SAYYID ALI RAHMATULLAH
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji syukur teruntuk Allah SWT, yang telah menciptakan alam semesta
dengan kebesaran-Nya. Wahai Dzat yang memegang segala urusan, terimalah bentuk niat
kecil yang ada dalam hati ini. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang
benderang penuh cahaya Islam seperti sekarang.
Tugas makalah ini tidak hanya penulis selesaikan sendiri, namun tetap dengan
bantuan dari berbagai pihak. Rangkaian ucapan terima kasih, penulis haturkan kepada
pihak-pihak yang telah memberikan motivasi, ruang dan waktu untuk menyelesaikan
makalah ini. Adapun ucapan terima kasih yang penulis haturkan kepada:
1. Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. Selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung, yang telah memberikan izin penulis untuk mengikuti proses
perkuliahan di Program Tadris Matematika Pascasarjana UIN SATU
Tulungagung.
2. Dr. Ummu Sholihah, S.Pd., M.Si. Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Assesmen Pembelajaran Matematika, yang telah memberi bimbingan serta
arahan kepada Penulis
3. Rekan-rekan yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini
yang tidak bisa disebutkan satu persatunya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak
kekurangan, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati, penulis berharap pembaca
berkenan untuk memberikan kritik yang membangun. Semoga makalah ini dapat
memberi manfaat bagi yang membacanya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Tulungagung, 19 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii

BAB I: PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................1


B. Rumusan Masalah ............................................................................1
C. Tujuan Penelitian .............................................................................2

BAB II: PEMBAHASAN ............................................................................................ 3

A. Assesmen Formatif Dan Sumatif .....................................................3


B. Assesmen Objektif Dan Subjektif ...................................................6
C. Assesmen Portofolio .......................................................................8
D. Penilaian Problem Solving ...............................................................9
E. Penilaian Pemahaman Konsep Matematika .....................................16
F. Keterampilan Matematika ...............................................................19

BAB III: PENUTUP ................................................................................................... 22

A. Kesimpulan ......................................................................................22
B. Saran ................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asessmen merupakan proses mendokumentasikan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan keyakinan peserta didik untuk memperoleh informasi
tentang apa yang diketahui, dilakukan dan dikerjakan peserta didik. Assesmen
juga merupakan kegiatan harian guru, yang ia laksanakan setiap hari, hari
demi hari selama proses pembelajaran berlangsung. Tidak ada bentuk
tanggungjawab guru lainnya yang lebih penting dibandingkan dengan
melakukan assesmen pada murid-muridnya. Guru harus dapat
mengkomunikasikan performa akademik dan performa sosial siswa serta
kemajuan atau pertumbuhannya kepada berbagai pihak yang terkait meliputi
siswa, orang tua siswa, sekolah dan administrator pendidikan, serta
masyarakat umum.
Didalam assesmen terdapat beberapa macam yaitu, assesmen formatif
yang sering dilakukan ketika proses pembelajaran, assesmen sumatif yang
sering dilakukan pada akhir pembelajaran, assesmen objektif penilaian
terhadap tes objektif, assesmen subjektif yaitu penilaian terhadap tes objektif,
assesmen portofolio yaitu tugas siswa dalam bentuk karya tulis dan terdapat
penilaian problem solving, penilaian pemahaman konsep matematika, dan
keterampilan matematika. Dengan demikian penulis memaparkan deskripsi
tentang beberapa macam assesmen tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Assesmen Formatif Dan Sumatif ?
2. Bagaimana Assesmen Objektif Dan Subjektif ?
3. Bagaimana Assesmen Portofolio ?

1
2

4. Bagaimana Penilaian Problem Solving ?


5. Bagaimana Penilaian Pemahaman Konsep Matematika ?
6. Bagaimana Keterampilan Matematika ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mendeskripsikan Assesmen Formatif Dan Sumatif.
2. Untuk Mendeskripsikan Assesmen Objektif Dan Subjektif.
3. Untuk Mendeskripsikan Assesmen Portofolio.
4. Untuk Mendeskripsikan Penilaian Problem Solving.
5. Untuk Mendeskripsikan Penilaian Pemahaman Konsep Matematika.
6. Untuk Mendeskripsikan Keterampilan Matematika.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Assesmen Formatif dan Sumatif


1. Assesmen Formatif
Cowie&Bell mendefinisikan asesmen formatif sebagai proses yang
digunakan oleh guru dan siswa dalam mengenali dan merespon belajar
siswa dalam rangka meningkatkan belajarannya dalam proses
pembelajaran.1 Pengertian assesmen formatif diantaranya:2
a. Asesmen formatif merupakan proses yang dilakukan dalam
pembelajaran
b. Hasil asesmen formatif tidak saja digunakan oleh guru tetapi juga
dilakukan oleh siswa
c. Asesmen formatif memberikan umpan balik terhadap proses belajar
siswa dan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru
d. Umpan balik yang diberikan oleh asesmen formatif akan berguna bagi
siswa dan guru untuk melakukan pengaturan-pengaturan sehingga
belajar dan pembelajaran dapat mencapai tujuan kurikulum

Assesmen formatif dilakukan selama proses pembelajaran


berlangsung yang bertujuan untuk mengecek apakah proses pembelajaran
dapat mengarahkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.
Rahmawati, Hartono, & Nugroho (2015) menjelaskan bahwa, asesmen
formatif tidak dibuat untuk menggantikan tes tertulis (penilaian sumatif),
melainkan merupakan upaya untuk melengkapi keterbatasan tes tertulis

1
Sentot Kusairi, Analisis Asesmen Formatif Fisika Sma Berbantuan Komputer, (Jurusan
Fisika FMIPA UM, 2012), hal. 67-87.
2
Ibid., hal. 73

3
4

yang hanya mengukur hasil akhir tanpa melihat proses belajar peserta
didik.3

Implementasi asesmen formatif dalam pembelajaran dapat dipilah


menjadi asesmen formatif yang bersifat informal dan asesmen formatif
yang bersifat formal.4 Asesmen formatif yang bersifat formal dilakukan
misalnya dengan meminta siswa untuk mengerjakan tes, kuis,
mengembangkan tulisan atau karya yang lain. Asesmen informal
merupakan kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran yang dipilih oleh guru
untuk menguak informasi dari siswa. Kegiatan tanya jawab di kelas,
meminta siswa mengkomentari pendapat guru, wawancara, rekaman
pembelajaran merupakan beberapa contoh asesmen formatif yang bersifat
informal. Manfaat assesmen formatif sebagai berikut:5

a. Pendidik dan peserta didik dapat mengetahui tingkat penguasaan


materi serta kelemahan dan unit-unit yang yang belum dikuasai
ssehubungan dengan materi yang sudah diberikan
b. Dapat mengetahui tingkat pemahaman peserta didik dan meramalkan
seberapa jauh peserta didik akan berhasil dalam assesmen sumatif.
c. Dapat meramalkan berhasil/tidaknya suatu program yang diberikan
kepada peserta didik
d. Sangat bermanfaat dalam merencanakan dan menetapkan topik-topik
datau unit belajar
e. Memberikan umpan balik kepada pendidik dan peserta didik.
f. Memberi penguatan terhadap peserta didik

3
Siti Rabiatul Adawiyah dan Nofisulastri, “Kualitas Peer Assessment Sebagai Assessment
Formatif”, Jurnal Ilmiah Biologi 8, no. 2 (2020), hal. 337-345
4
Sentot Kusairi, Analisis Asesmen Formatif Fisika..., hal.73
5
Muri Yusuf, Assesmen dan Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Fajar Interpretasi Mandiri,
2017), hal. 28-31
5

g. Perbaikan dan penyempurnaan kegiatan pendidikan dan/atau


pembelajaran.

Sehingga dapat dikatakan bahwa assesmen formatif dilaksanakan


selama proses pembelajaran berlangsung. Wujudnya berupa pemberian
balikan atas pekerjaan peserta didik dan tidak dijadikan dasar penentuan
kenaikan kelas.6

2. Assesmen Sumatif
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir
unit program. Misalnya penilaian yang dilaksanakan pada yakni akhir
caturwulan, tengah semester, akhir semester, dan akhir tahun.7 Tujuan nya
untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik, lebih menekankan
pada peringkat atau generalisasi dari yang dicapai dan porsi dari materi
yang dinilai dikaitkan dengan waktu. Tujuan yang lebih khusus adalah
memberi angka atau grade baik yang dilakukan tiap unit/ lembaga maupun
pada akhir proses pembelajaran. Dengan demikian assesmen sumatif dapat
digunakan untuk:8
a. Menentukan nilai/ grade setiap peserta didik supaya pendidik/
guru dapat membandingkannya dengan peserta didik yang lain.
b. Umpan balik (feedback) bagi pendidik atau guru dan peserta
didik.
c. Menentukan dapat atau tidaknya peserta didik mengikuti
program berikutnya.
d. Sebagai informasi kemajuan belajar peserta didik dan bahan
laporan untuk orang tua dan tenaga kependidikan lainnya.

6
Anetha L. F. Tilaar, Assesmen Pembelajaran Matematika, (Tondano: Unima Press, 2018),
hal.70
7
Kartono, “Efektivitas Penilaian Diri Dan Teman Sejawat Untuk Penilaian Formatif Dan
Sumatif Pada Pembelajaran Mata Kuliah Analisis Kompleks”, Prosiding Seminar Nasional
Matematika, (2011) hal. 49-59
8
Muri Yusuf, Assesmen dan Evaluasi Pendidikan..., hal. 32-34
6

Perbedaan assesmen formatif dan sumatif menurut fungsi atau misinya


sebagai berikut:9

Assesmen Formatif Assesmen Sumatif


a. Tidak untuk memberi angka atau a. Untuk memberikan nilai pada
tingkatan peserta didik peserta didik
b. Memberi informasi tentang kekuatan dan b. Dapat digunakan untuk
kelemahan peserta didik atau kadar menentukan kedudukan peserta
penguasaan peserta didik tentang suatu didik
tugas yang diberikan c. Dilakukan pada akhir unit atau
c. Dilakukan pada waktu kegiatan topik kegiatan pendidikan atau
pendidikan sedang berlangsung dan pada akhir semester. Jarak waktu
sering kali dilakukan dengan jarak waktu antara assesmen I dan II lebih
yang lebih pendek. lama.
d. Dapat dipakai sebagai dasar d. Dapat digunakan untuk
penyempurnaan kegiatan peserta didik menentukan dapat tidaknya
pada kegiatan berikutnya atau membentu seseorang peserta didik mengikuti
peserta didik dalam belajar program kelas tingkat berikutnya.
e. Level generalisasi lebih terbatas. e. Level generalisasi lebih luas

B. Assesmen Objektif dan Subjektif


1. Assesmen Objektif
Merupakan teknik assesmen tradisional (tes obyektif dan subyektif)
telah digunakan selama bertahun-tahun yang lalu. Ada kecenderungan
seorang pendidik percaya bahwa perkembangan itu sederhana dan terus
maju ke depan. Pengembangan tes itu mudah, tetapi mengembangkan tes
yang baik memerlukan pengetahuan dan ketrampilan.
a. Karakteristik Umum
Tes obyektif memiliki satu respon yang dianggap benar, tanpa
menghiraukan siapa yang menskor respon-respon itu, akan ditemukan
skor-skor yang identik. Obyektif berimplikasi pada bahwa keputusan
subyektif tidak mempengaruhi skor individual siswa. Juga dikenal
sebagai “selected-response items” dan “structured-response items”.

9
Muri Yusuf, Assesmen dan Evaluasi Pendidikan..., hal. 35
7

Meliputi bentuk pilihan ganda,dan menjodohkan. Biasanya digunakan


untuk mengasses ketrampilan berpikir tingkat rendah seperti
pengetahuan, pemahaman dan aplikasi (ketrampilan berpikir tingkat
tinggi lebih sulit untuk ditulis). Relatif mudah untuk diselenggarakan,
diskor dan dianalisis. Dapat dikatakan bahwa assesmen obyektif
merupakan bentuk penilaian dengan pertanyaan yang memiliki satu
jawaban benar.
2. Assesmen Subjektif
Butir tes subyektif merupakan alat yang sangat cocok untuk
mengases pembelajaran siswa. Lagi pula, ada satu kecenderungan bagi
pendidik untuk mempercayai bahwa perkembangannya sederhana dan
maju kedepan, tetapi penulisan butir dengan kualitas tinggi memerlukan
beberapa praktik/latihan.
a. Karakteristik Butir Tes Subyektif
Butir tes subyektif biasanya tidak memiliki satu
jawaban/respon yang benar. Subyektif berimplikasi bahwa keputusan
subyektif penskor merupakan satu bagian integral dari proses
penskoran. Juga dikenal dengan “free response” atau constructed-
response” atau “supply-type” items. Meliputi butir jawab pendek dan
esai. Mempersyaratkan siswa agar memproduksi apa yang mereka
tahu, dibandingkan dengan hanya pengakuan jawaban terbaik dari satu
set pilihan. Relatif mudah untuk dibuat. Siswa memerlukan waktu
untuk menjawab/memberikan respon. Dapat memakan waktu dan
melelahkan secara subyektif untuk menskor, bergantung pada
formatnya. Dengan kata lain assesmen subyektif suatu bentuk
penilaian dengan suatu pertanyaan yang memiliki lebih dari satu
jawaban benar.
8

C. Assesmen Portofolio
Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa, sebagai hasil
pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau siswa bersama
guru, sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar atau mencapai
kompetensi yang ditentukan kurikulum.10
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara
menilai kumpulan seluruh karya siswa dalam bidang tertentu yang bersifat
reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau
kreativitas siswa dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk
tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian siswa terhadap
lingkungannya. Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang
didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan
kemampuan siswa dalam suatu periode tertentu. Informasi perkembangan
siswa dapat berupa hasil karya terbaik siswa selama proses belajar, pekerjaan
hasil tes, piagam penghargaan, atau bentuk informasi lain yang terkait
kompetensi tertentu dalam suatu mata pelajaran.11

Fungsi penilaian portofolio dapat kita lihat dariberbagai segi, yaitu :12

a. Portofolio sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampuan siswa, tanggung
jawab dalam belajar, perluasan dimensi belajar, dan inovasi pembelajaran.
b. Portofolio sebagai alat pembelajaran, karena portofolio mengharuskan
siswa untuk mengoleksi dan menunjukkan hasil kerja mereka.
c. Portofolio sebagai alat penilaian autentik (autentic assessment).

10
Nyamik Rahayu Sesanti, dan Rosita Dwi Ferdiani, Assesment Pembelajaran Matematika,
(Malang: Yayasan Edelweis, 2017), hal. 77
11
Ibid., hal. 79
12
Ibid., hal. 80
9

d. Portofolio sebagai sumber informasi bagi siswa untuk melakukan self-


assessment. Maksudnya, siswa mempunyai kesempatan untuk menilai
kemampuannya

Adapun bentuk-bentuk penilaian portofolio diantaranya sebagai berikut:13

a. Cacatan anekdotal, yaitu berupa lembaran khusus yang mencatat segala


bentuk kejadian mengenai perilaku siswa, khususnya selama
berlangsungnya proses pembelajaran. Lembaran ini memuat identitas
yang diamati, waktu pengamatan dan lembar rekaman kejadiannya.
b. Ceklist atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan tujuan
perkembangan yang hendak dicapai siswa.
c. Skala penilaian yang mencatat isyarat tujuan kemajuan perkembangan
siswa.
d. Respon-respon siswa terhadap pertanyaan
e. Tes skrinning yang berguna untuk mengidentidfikasi keterampilan siswa
setelah pengajaran dilakukan, misalnya: tes hasil belajar, PR, LKS, dan
laporan kegiatan lapangan.

D. Penilaian Problem Solving


1. Definisi Problem Solving
Kemampuan menyelesaikan masalah (problem solving)
merupakan tujuan umum pengajaran matematika, mengandung pengertian
bahwa matematika dapat membantu dalam memecahkan persoalan, baik
dalam pelajaran lain maupun dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
karenanya kemampuan pemecahan masalah ini menjadi tujuan umum
pembelajaran matematika.14

13
Ibid., hal. 81
14
Nyamik Rahayu Sesanti, Assesment Pembelajaran Matematika, (Malang: Yayasan
Edelweis, 2017), hal. 25
10

Salah satu langkah pemecahan masalah matematika yang terkenal


adalah pemecahan masalah Polya. Menurut Polya, pemecahan masalah
matematika terdiri dari empat langkah yaitu15
a. Understanding the Problem: You Have to understand the problem.
b. Devising a Plan: Find the connection between the data and the
unknown. You may be obliged the consider auxiliary problems if an
immediate connection cannot be found. You should obtain eventually
a plan of the solution
c. Carrying Out the Plan: Carry out your plan
d. Looking Back: Examine the solution obtained.
Dalam bukunya yang berjudul How to Solve It, Polya
mengembangkan empat tahap proses pemecahan masalah yang kira-kira
serupa dengan langkah-langkah berikut ini:16
a. Memahami masalah
1. Dapatkan anda menyatakan masalah dalam kata-kata sendiri?
2. Apa yang anda coba cari atau kerjakan?
3. Apa yang tidak diketahui?
4. Informasi apa yang anda dapatkan dari masalah yang dihadapi?
5. Jika ada, informasi apa yang tidak tersedia atau tidak diperlukan?
b. Merencanakan penyelesaian masalah
1. Mencari pola.
2. Menguji masalah yang berhubungan serta menentukan apakah
teknik yang sama bisa diterapkan atau tidak.
3. Menguji kasus khusus atau kasus yang lebih sederhana dari
masalah yang dihadapi untuk memperoleh gambaran lebih baik
tentang penyelesaian masalah yang dihadapi.

15
George Polya, How To Solve It, A New Aspect Of Mathematicah Method, With A New
Foreword by John H. Canway. (Priceton University Press, 2004)
16
Didi Suryadi dan Tatang Herman, Eksplorasi Matematika Pembelajaran Pemecahan
Masalah, (Jakarta: Karya Duta Wahana, 2008), hal. 70-71.
11

4. Membuat sebuah tabel.


5. Membuat sebuah diagram.
6. Menulis suatu persamaan.
7. Menggunakan strategi tebak-periksa.
8. Bekerja mundur.
9. Mengidentifikasi bagian dari tujuan keseluruhan
a) Melaksanakan rencana penyelesaian masalah
1. Melaksanakan strategi sesuai dengan yang direncanakan
pada tahap sebelumnya.
2. Melakukan pemeriksaan pada setiap langkah yang
dikerjakan.
3. Upayakan bekerja secara akurat
b) Pemeriksaan kembali
1. Periksa hasilnya pada masalah asal.
2. Interpretasikan solusi dalam konteks masalah asal. Apakah
solusi
3. yang dihasilkan masuk akal?
4. Apakah ada cara lain untuk menyelesaikan masalah
tersebut?
5. Jika memungkinkan, tentukan masalah lain yang berkaitan
atau masalah lebih umumlain dimana strategi yang
digunakan dapat bekerja.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa suatu penyelesaian
masalah (problem solving) terjadi karena adanya suatu masalah
kontekstual yang dapat diformulasikan kedalam suatu permasalahan
matematis dan diproses melalui suatu pendekatan yang dianggap
cocok untuk menyelesaikan persoalan tersebut untuk menjawab suatu
permasalahan kontekstual yang disajikan.
12

Masalah dalam matematika seringkali dinyatakan dalam soal,


tetapi tidak berarti semua soal cerita merupakan masalah. Berikut ini
adalah definisi jenis soal, yaitu:17
a) Soal closed, yaitu soal yang mempunyai satu jawaban benar dan
satu cara untuk mendapatkan jawaban tersebut.
b) Soal Open Middle, yaitu soal yang mempunyai satu jawaban benar
tetapi punya banyak cara untuk mendapatkan jawaban tersebut.
c) Soal Open Ended, yaitu soal yang mempunyai beberapa jawaban
benar dan banyak cara untuk mendapatkan jawaban tersebut.
2. Cara Menilai Problem Solving Sesuai Indikatornya
Pada soal pemecahan masalah (problem solving), siswa harus aktif
untuk menambahkan informasi yang lebih dan membuat keputusan yang
tepat. Soal pemecahan masalah (problem solving) ini lebih menekankan
pada penggunaan konsep matematika berdasarkan kehidupan sehari – hari
atau di luar kelas. Penilaian soal yang berisi pemecahan masalah akan
lebih rumit/kompleks, karena pemecahan masalah terdiri dari pemahaman,
kemampuan, dan penalaran. Soal yang digunakan untuk penilaian
pemecahan masalah juga lebih kompleks seperti tugas proyek yang
pengaplikasian membutuhkan beberapa materi pelajaran. Tujuan utama
pemberian soal pemecahan masalah adalah memberikan siswa kesempatan
untuk memilih dan menggunakan strategi-strategi untuk memecahkan
masalah. Karakteristik soal problem solving yaitu:18
a) Tidak rutin,
b) Sesuai dengan permasalahan sehari - hari,
c) Menggunakan konsep dan keahlian pada level yang tinggi,
d) Mengacu pada konsep,

17
Nyamik Rahayu Sesanti, Assesment Pembelajaran..., hal. 26
18
Ibid., hal. 27
13

e) Fokus pada kemampuan siswa untuk mengembangkan dan


menggunakan strategi-strategi penyelesaian masalah.
Menurut standar National Council Teacher of Mathematics
(NCTM), penyelesaian masalah (problem solving) merupakan inti dari
ketrampilan matematika. Agar mencapai keberhasilan, siswa tidak hanya
mempunyai suatu pemahaman yang jelas dari konsep-konsep matematika,
tetapi mereka juga harus menjadi ahli dalam menyelesaikan permasalahan
matematis, dan yang paling penting harus dapat memberikan alasan secara
matematis.19
Sebelum melakukan penilaian, serang guru harus menganalisa
jawaban siswa. Pertanyaan yang sering muncul pada saat menganalisa
jawaban siswa adalah sebagai berikut:
a) Kesalahan apa yang siswa yang dilakukan dalam mengerjakan tugas?
b) Mengapa kesalahan itu terjadi?
c) Bagaimana cara guru mengembangkan penilaian?

Penilaian dalam penyelesaian masalah (problem solving) dilihat


dari proses yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan masalah tersebut
dan produk yang dihasilkan siswa. Sehingga penilaian yang dilakukan
tidak hanya berorientasi pada hasil. Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dari
penilaian soal problem solving, yaitu:20

a. Fluency
Fluency terkait dengan berapa banyak solusi yang dapat dihasilkan
oleh siswa. Satu respon siswa atau kelompok yang benar dihargai 1
poin, sehingga nilai yang diperoleh siswa adalah total dari seluruh
solusi yang dihasilkan oleh siswa.
b. Flexibilty

19
NCTM. Handbook of Assesment Mathematics Grade 6-8. Reston: NCTM
20
Nyamik Rahayu Sesanti, Assesment Pembelajaran..., hal. 27-28
14

Flexibily terkait dengan berapa banyak ide-ide matematis berbeda


yang ditemukan oleh siswa. Solusi yang benar yang dihasilkan siswa
terbagi dalam beberapa kategori. Jika dua buah solusi atau pendekatan
mempunyai ide matematika yang sama, maka dianggap sebagai satu
kategori. Banyaknya ketagori yang muncul disebut respon positif.
c. Originality
Originality terkait dengan derajat keoriginalitas atau keaslian ide
siswa. Jika siswa atau kelompok memunculkan ide yang unik, tingkat
keorsinilannya tinggi.
Teknik penilaian soal problem solving dikemukakan oleh
Hancock (1995), yakni sebagai berikut:21
Jawaban diberi nilai 4, jika :
1. Jawaban lengkap dan benar untuk pertanyaan yang diberikan
2. Ilustrasi ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan
komunikasinya sempurna
3. Pekerjaan ditunjukkan dan dijelaskan dengan tepat
4. Memuat sedikit kesalahan
Jawaban diberi nilai 3, jika :
1. Jawaban benar untuk masalah yang diberikan
2. Ilustrasi ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan
komunikasi baik
3. Pekerjaan ditunjukkan dan dijelaskan
4. Memuat beberapa kesalahan dalam penalaran
Jawaban diberi nilai 2, jika :
1. Beberapa jawaban tidak lengkap
2. Ilustrasi ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan
komunikasinya cukup

21
Ibid. hal. 28-29
15

3. Kekurangan dalam berfikir tingkat tinggi terlihat jelas


4. Muncul beberapa keterbatasan dalam pemahaman konsep
matematika
5. Banyak kesalahan dalam penalaran
Jawaban diberi nilai 1, jika :
1. Muncul masalah dalam meniru ide matematika tetapi tidak dapat
dikembangkan
2. Ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasi
kurang
3. Banyak salah perhitungan
4. Terdapat sedikit pemahamann yang diilustrasikan
5. Siswa kurang mencoba beberapa hal
Jawaban diberi nilai 0, jika :
1. Keseluruhan jawaban tidak ada atau tidak nampak
2. Tidak muncul ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan
komunikasi
3. Sama sekali pemahaman matematikanya tidak muncul
4. Terlihat jelas mencoba-coba atau menebak
5. Tidak menjawab semua kemungkinan yang diberikan

3. Contoh Soal Matematika untuk Menilai Problem Solving


16

E. Penilaian Pemahaman Konsep Matematika


1. Definisi Pemahaman Konsep Matematika
Depdiknas menyatakan bahwa pemahaman konsep merupakan
salah satu kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat
tercapai dalam belajar matematika yaitu dengan menunjukkan
pemahaman konsep matematika yang dipelajarinya, menjelaskan
17

keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma


secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.22
Menurut NCTM, untuk mencapai pemahaman yang bermakna maka
pembelajaran matematika harus diarahkan pada pengembangan
kemampuan koneksi matematik antar berbagai ide, memahami bagaimana
ide-ide matematik saling terkait satu sama lain sehingga terbangun
pemahaman menyeluruh, dan menggunakan matematik dalam konteks di
luar matematika.23
Adapun indikator pemahaman konsep menurut Kurikulum 2006,
yaitu:24
a. Menyatakan ulang sebuah konsep.
b. Mengklasifikasi obyek-obyek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai
dengan konsepnya).
c. Memberi contoh dan non-contoh dari konsep.
d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.
e. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep.
f. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi
tertentu.
g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

Siswa dikatakan memahami konsep jika siswa mampu


mendefinisikan konsep, mengidentifikasi dan memberi contoh atau bukan
contoh dari konsep, mengembangkan kemampuan koneksi matematik
antar berbagai ide, memahami bagaimana ide-ide matematik saling terkait
satu sama lain sehingga terbangun pemahaman menyeluruh, dan
menggunakan matematik dalam konteks di luar matematika. Sedangkan
22
Depdiknas, Pedoman Khusus Pengembangan Siswa Penilaian Berbasis Kompetensi
SMP.(Jakarja: Depdiknas, 2003), hal. 2
23
National Council of Teachers of Mathematics, Principles and Standars for School
Mathematics. (Reston, VA: NCTM, 2000),
24
Tim Pustaka Yustisia, Panduan lengkap KTSP, (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2007),
18

siswa dikatakan memahami prosedur jika mampu mengenali prosedur


(sejumlah langkahlangkah dari kegiatan yang dilakukan) yang
didalamnya termasuk aturan algoritma atau proses menghitung yang
benar.25

2. Menilai Pemahaman Konsep Matematika Sesuai Indikatornya26


Untuk menilai pemahaman siswa tentang konsep matematika,
guru dapat meminta siswa untuk :
a) Menjelaskan konsep-konsep dengan kata-kata mereka sendiri
b) Mengidentifikasi atau memberi contoh dan bukan contoh dari
suatu konsep
c) Menggunakan konsep –konsep dengan benar di berbagai situasi
Tugas-tugas yang memusatkan pada pemahaman konsep
memberi kesempatan siswa untuk mengimplementasikan suatu
konsep, untuk merumuskannya, dan untuk menyampaikannya dengan
istilah mereka sendiri. Ciri-ciri Tugas-tugas yang memusatkan pada
pemahaman konsep, adalah :
a) Berisi soal – soal non rutin
b) Berdasarkan pada rekonstruksi (membangun kembali rumus-
rumus), siswa tidak diarahkan untuk menghafalkan rumus
matematika.
c) Mengacu pada konsep
d) Memfokuskan pada representasi dan penjelasan dari suatu
permasalahan matematika.
3. Soal Matematika untuk Menilai Pemahaman Konsep
a) Contoh soal 1:

25
Naila Labibah Ela, Konsep Matematis, (Prosiding Semnas matematika dan Pendidikan
Matematika, 2008) hal. 234
26
Nyamik Rahayu Sesanti, Assesment Pembelajaran..., hal. 15-16
19

Gb. Contoh soal 1 Pemahaman Konsep

b) Contoh soal 2:

Gb. Contoh soal 2 Pemahaman Konsep


F. Keterampilan Matematika
1. Definisi Keterampilan Matematika
Untuk menyelesaikan suatu permasalahan matematika, siswa
harus dapat mengembangkan keterampilan matematika secara tepat. Jika
konsep matematika merupakan “Noun”( kata benda), maka keterampilan
matematikan merupakan kata kerja. Konsep dan keterampilan matematika
20

merupakan prosedur yang digunakan siswa dalam menyelesaikan masalah


secara matematis.27
Berikut ini adalah daftar keterampilan matematika yang diangap
penting yaitu:
a) Menghitung dengan bilangan rasional dan bilangan bulat
b) Menaksir jumlah, komputasi dan pengukuran
c) Mengukur objek-objek dengan alat-alat yang tepat
d) Data grafik
e) Memperoleh probabilitas
f) Memecahkan persamaan
g) Menggunakan rumus-rumus
2. Cara Menilai Keterampilan Matematika Sesuai Indikatornya
Untuk menilai kemampuan matematis siswa, guru bisa meminta siswa
untuk melakukan kegiatan sebagai berikut:28
a) Menggunakan keterampilan matematikanya secara tepat dan tetap.
b) Menjelaskan bagaimana dan mengapa keterampilan matematis
tersebut.
c) menggunakan keterampilan matematis siswa pada berbagai macam
permasalahan matematika.

Tugas yang memusatkan pada keterampilan matematika


memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan suatu
konsepedan prosedur pengerjaan dengan baik. Ciri-ciri tugas yang
memusatkan kepada ketrampilan matematis siswa antara lain: 29

a) Diberikan secara rutin atau terus menerus.


b) Didasarkan pada pengingatan hubungan antar konsep.

27
Ibid., hal. 21
28
Ibid.
29
Ibid.
21

c) Mengacu pada konteks sederhana yang berdasarkan permasalahan


sehari–hari.
d) Memusatkan pada jawaban tunggal.
3. Contoh Soal Matematika untuk Menilai Keterampilan Matematika
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Assesmen formatif dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung
yang bertujuan untuk mengecek apakah proses pembelajaran dapat
mengarahkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Penilaian sumatif
adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program.

assesmen obyektif merupakan bentuk penilaian dengan pertanyaan


yang memiliki satu jawaban benar. assesmen subyektif suatu bentuk penilaian
dengan suatu pertanyaan yang memiliki lebih dari satu jawaban benar.
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
kumpulan seluruh karya siswa dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-
integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau
kreativitas siswa dalam kurun waktu tertentu

Kemampuan menyelesaikan masalah (problem solving) merupakan


tujuan umum pengajaran matematika, mengandung pengertian bahwa
matematika dapat membantu dalam memecahkan persoalan, baik dalam
pelajaran lain maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Depdiknas menyatakan bahwa pemahaman konsep merupakan salah


satu kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai
dalam belajar matematika yaitu dengan menunjukkan pemahaman konsep
matematika yang dipelajarinya, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat dalam pemecahan masalah.

Untuk menyelesaikan suatu permasalahan matematika, siswa harus


dapat mengembangkan keterampilan matematika secara tepat. Jika konsep

22
23

matematika merupakan “Noun”( kata benda), maka keterampilan


matematikan merupakan kata kerja. Konsep dan keterampilan matematika
merupakan prosedur yang digunakan siswa dalam menyelesaikan masalah
secara matematis

B. Saran
Apabila ada saran dan kritik dari pembaca akan kami terima sebagai
bahan masukkan dalam pembuatan makalah lebih baik lagi. Semoga makalah
ini dapat membantu pembaca dalam memahami mengenai tentang pengertian
masalah kualitatif, fokus penelitian, validitas dan reliabilitas penelitian,
definisi variabel, landasan instrument, akurasi simpulan.
DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, Siti Rabiatul dan Nofisulastri, “Kualitas Peer Assessment Sebagai


Assessment Formatif”, Jurnal Ilmiah Biologi 8, no. 2 (2020): 337-345

Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Siswa Penilaian Berbasis


Kompetensi SMP. Jakarja: Depdiknas.

Ela, Naila Labibah. 2008. Konsep Matematis, Prosiding Semnas matematika dan
Pendidikan Matematika, (2008): 234

Kartono, “Efektivitas Penilaian Diri Dan Teman Sejawat Untuk Penilaian Formatif
Dan Sumatif Pada Pembelajaran Mata Kuliah Analisis Kompleks”, Prosiding
Seminar Nasional. (tt).

Kusairi, Sentot. Analisis Asesmen Formatif Fisika Sma Berbantuan Komputer,


.Jurusan Fisika FMIPA UM (2012): 67-87.

National Council of Teachers of Mathematics. 2000. Principles and Standars for


School Mathematics. Reston, VA: NCTM.

NCTM. Handbook of Assesment Mathematics Grade 6-8. Reston: NCTM

Polya, George. 2004. How To Solve It, A New Aspect Of Mathematicah Method,
With A New Foreword by John H. Canway. Priceton University Press.

Sesanti, Nyamik Rahayu. 2017. Assesment Pembelajaran Matematika. Malang:


Yayasan Edelweis.

Sesanti, Nyamik Rahayu dan Rosita Dwi Ferdiani. 2017. Assesment Pembelajaran
Matematika. Malang: Yayasan Edelweis.

Suryadi, Didi dan Tatang Herman. 2008. Eksplorasi Matematika Pembelajaran


Pemecahan Masalah. Jakarta: Karya Duta Wahana.

Tilaar, Anetha L. F. 2018. Assesmen Pembelajaran Matematika. Tondano: Unima


Press.

Tim Pustaka Yustisia. 2007. Panduan lengkap KTSP, Yogyakarta: Pustaka Yustisia.

Yusuf, Muri. 2017. Assesmen dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Fajar Interpretasi
Mandiri.

24

Anda mungkin juga menyukai