Workplan Manajemen Keperawatan Kelompok 5 Revisi
Workplan Manajemen Keperawatan Kelompok 5 Revisi
KELOMPOK 5
1. Lia Puspitasari 17/409107/KU/19665
2. Sorta Uli Marbun V 17/409117/KU/19675
3. Aliya Wardana R 17/412226/KU/19939
4. Alya Maharani 17/412227/KU/19940
5. Annisa Qurrotun A 17/412228/KU/199941
6. Disa Yunara Anindi 17/412235/KU/19948
7. Lulu Damara 17/412240/KU/19953
8. Aisyah Aprilianti 17/414373/KU/20054
9. Astry Widayani 17/414374/KU/20055
10. Ditra Cholidya N 17/414377/KU/20058
11. Fitroh Mufidatul A 17/414381/KU/20062
1. UNSUR INPUT
A. Man
a. Kualitas → pendidikan/ pelatihan
i. Tenaga keperawatan berlatarbelakang pendidikan S1 dan D3
ii. Sebagian tenaga keperawatan belum menerima pelatihan perawatan pasien
dengan sitostatika sehingga tidak terlalu memperhatikan penggunaan APD.
b. Kuantitas
Jumlah perawat belum mencukupi menurut:
i. Peraturan Men. Kes. RI No.262/Men.Kes/Per/VII/1979 menyebutkan
perbandingan rasio jumlah tenaga keperawatan dengan jumlah tempat tidur
RS pada masing-masing tipe RS adalah:
RS Kelas A = 4 perawat: 2 tempat tidur
RS Kelas B = 3 perawat: 2 tempat tidur
RS Kelas C = 1 perawat: 1 tempat tidur
Jadi, menurut rumus ini jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 60
perawat.
ii. Rumus Douglas
Menurut Douglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999)
jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan
klasifikasi klien, dimana masing-masing kategori mempunyai nilai standar
per shift nya, yaitu sebagai berikut:
Perlu pengkajian lebih lanjut terkait tingkat ketergantungan pasien di masing
masing shift.
iii. Rumus Gilies
Gilies (1994) menyebutkan rumus kebutuhan tenaga keperawatan di
suatu unit perawatan adalah sebagai berikut:
2. UNSUR PROSES
a. Manajemen Pelayanan Keperawatan
P = Planning
Memberikan pelatihan terkait perawatan pasien dengan sitostatika kepada
tenaga perawat
Membuat SOP terkait APD
Pembuatan laporan mutu klinik secara disiplin
Memperbarui bagan struktur organisasi
O = Organizing
18 tenaga perawat dengan 2 perawat lulusan S1 dan sisanya D3
Kepala ruang dipegang senior lulusan D3
PN I dipegang lulusan S1
PN II dipegang lulusan D3
Model keperawatan yang dipakai adalah model modifikasi (Tim + Primery
Nurse) → RS memiliki PN yang terbagi menjadi 2 yaitu PN 1 dan PN II yang
masing-masing diikuti oleh AN. Sejatinya untuk menjadi PN diharuskan
menempuh pendidikan minimal S1, namun karena keterbatasan sumber daya
manusia dapat di berikan kepada perawat D3 seperti kasus modifikasi ini.
A = Actuating
PN II terlalu sibuk dengan kegiatan perkuliahan S1 sehingga post conference
tidak berjalan. → Padahal post conference, preconference dan meeting
morning merupakan tanggungjawab PN. Jika hal tersebut terus berkelanjutan
maka akan mengganggu pelayanan asuhan kepada pasien. Post conference
sendiri bisa membantu perawat untuk lebih berpikir kritis karena terjadi proses
diskusi terhadap suatu permasalahan klien. Jadi diharapkan Karu dapat
bertindak lebih tegas seperti memberikan hukuman bagi PN yang tidak
disiplin.
Karu jarang membuat laporan indikator mutu klinik karena kesibukkannya. →
Hal ini dapat mengganggu proses evaluasi asuhan perawatan pada klien
sehingga berdampak pada buruknya mutu pelayanan. Perlu adanya SOP yang
jelas termasuk penerapan punishment.
PN 1 merasa sangat kewalahan menghadapi mahasiswa praktik → Jika
memungkinkan bisa dilakukan pembagian tugas dengan PN yang lain agar PN
1 tidak merasa kewalahan.
PN 1 belum mengetahui cara ronde keperawatan yang tepat → Bisa dilakukan
sharing informasi terkait ronde dengan sesama rekan.
Belum semua perawat mendapatkan pelatihan terkait pasien dengan sitostatika.
C = Controlling
Hal ini belum dilakukan dengan maksimal karena post conference tidak
berjalan, jam besuk tidak disiplin serta ronde keperawatan masih jarang
dilakukan.
b. Manajamen Asuhan Keperawatan
A: Studi dokumentasi (rekam medis) → perlu pengkajian lebih lanjut.
B: Angket (pasien) → sebagian besar pasien merasa puas. Namun, ada beberapa
pasien yang mengeluh karena masih ada pengunjung yang dengan bebas berkunjung
diluar jam besuk.
C: Observasi (semua tindakan keperawatan yang dilakukan) → SOP tentang PD, SOP
tentang press conference, dan SOP tentang ronde keperawatan belum tersedia dan
dilaksanakan dengan baik.
c. Manajemen Mutu Klinik Keperawatan
i. Angka dekubitus: tidak terkaji
ii. Angka plebitis: tidak terkaji
iii. Angka kecemasan: tidak terkaji
iv. Angka pemenuhan kebutuhan perawatan diri: tidak terkaji
v. Angka pemenuhan intervensi nyeri: tidak terkaji
vi. Angka risiko jatuh & pencegahan jatuh: tidak terkaji
3. UNSUR OUTPUT
a. Efisiensi ruang rawat
Berdasarkan JUKNIS SIRS Tahun 2011 terdapat beberapa indikator yang dapat
digunakan untuk menilai rumah sakit, diantaranya:
Bed Occupancy Ratio (BOR) sebesar 60-80%
Average Length of Stay (ALOS) perlu pengkajian lebih lanjut
Bed Turn Over (BTO) perlu pengkajian lebih lanjut
Turn Over Interval (TOI) perlu pengkajian lebih lanjut
Net Death Rate (NDR) perlu pengkajian lebih lanjut
Gross Death Rate (GDR) perlu pengkajian lebih lanjut
b. Survey Kepuasan Pelanggan
80% pasien menyatakan puas terhadap pelayanan perawat, namun terdapat
beberapa pasien mengeluhkan pengunjung keluar masuk diluar jam kunjungan.
c. Belum dilakukan survey kepada mahasiswa praktek keperawatan
d. Pengembangan sumber daya manusia Kepala ruang dan PN II melanjutkan
pendidikan ke jenjang S1
4 X 27 X 365
TP =
283 X 7
3942
TP =
1981
5. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang ada yaitu:
1. Jumlah perawat belum mencukupi menurut Permenkes RI Nomor
262/Menkes/Per/VII/1979
2. Masih ada PN II yang merupakan lulusan D3 sedangkan pendidikan minimal untuk
primary nurse adalah S1
3. Pada bangsal ini belum semua perawat mendapatkan pelatihan perawatan pasien
dengan sitostatika
4. Sebagian besar perawat tidak memperhatikan APD saat memberikan obat sitostatika
pada pasien
5. Post conference tidak pernah dilakukan
6. Kepala ruang jarang membuat laporan indikator mutu klinik
7. Struktur organisasi yang terpajang tidak sesuai dengan kondisi saat ini
8. Kepuasan pelanggan berdasarkan survey yang dilakukan masih sedikit rendah (80%)
9. Beberapa pasien yang merasa tidak nyaman dengan adanya pengunjung yang dengan
bebasnya keluar masuk bangsal di luar jam kunjung
10. Kepuasan mahasiswa belum pernah dievaluasi
11. Primary Nurse (PN) I sibuk mengurus 10-12 mahasiswa/minggu yang praktik di
bangsal
12. Primary Nurse (PN) I tidak melakukan ronde keperawatan
13. BOR Ruang Bougenville 4 tinggi
Prioritas Masalah
Keterangan :
1 : paling kecil
5 : paling besar
6. RENCANA PENYELESAIAN MASALAH DALAM BENTUK POA (Plan of Action)
2. Pada bangsal Mengusulkan Mengajukan Perawat Perawat Bagian 17-18 Seluruh Kepala Anggara
ini belum pelatihan adanya yang belum yang Manajeme April perawat sudah Ruangan n dari
semua perawatan pelatihan pernah belum n 2021 mendapatkan Rumah
perawat pasien dengan perawatan mendapatka mendapatk keperawata pelatihan Sakit.
mendapatkan sitostatika untuk pasien dengan n pelatihan an n Rumah perawatan
pelatihan perawat yang sitostastika bagi dapat pelatihan Sakit. pasien dengan
perawatan belum perawat yang meningkatk perawatan sitostatika dan
pasien dengan mendapatkan belum pernah an kualitas pasien memberikan
sitostatika pelatihan mendapatkan pelayanan. dengan pelayanan
. pelatihan. sitostatika sesuai dengan
Atau bisa standar.
dengan metode Mengadakan
sharing ilmu dan membuat
yang dipimpin jadwal sharing
oleh Karu / PJ/ yang dapat
perawat yang dilakukan oleh
sudah Karu/PJ/perawa
mendapatkan t yang sudah
pelatihan mendapat
perawatan pelatihan
pasien dengan perawatan
sitostatika. pasien dengan
sitostatika.
3. Sebagian - Memberikan - Memberikan Supaya Seluruh Bagian 20-23 Seluruh perawat Kepala Ruang Angga
besar perawat teguran untuk teguran (bisa perawat perawat Pelayana April menggunakan dan Kepala ran
tidak perawat yang dilakukan oleh disiplin terutama n 2021 APD saat bagian rumah
memperhatika tidak PN) dalam yang ada di Keperawa memberikan pelayanan sakit
n APD saat menggunakan menggunaka bangsal tan dan obat sitostatika keperawatan.
memberikan APD. - Memberikan n APD Bougenvill Komite pada pasien dan
obat reward dan setiap kali e 4. Rumah tidak ada
sitostatika - Mengusulkan punishment memberikan Sakit. kecelakaan
pada pasien pelatihan pelayanan kerja akibat
perawatan pada
- Apabila keperawatan tidak
pasien denganperawat masih terutama menggunakan
sitostatika. ada yang tidak saat APD.
menggunakan memberikan
- Mengusulkan APD, Karu obat
pembuatan SOP dapat sitostatika
terkait APD. melaporkannya pada pasien.
pada kepala
bidang
pelayanan
keperawatan
- Mengusulkan
pelatihan
keperawatan
pada pasien
dengan
sitostatika
-Mengusulkan
pembuatan SOP
terkait APD
kepada Komite
Rumah Sakit
4. Primary Membuat Membuat Beban PN dan PN dan 12-16 PN maksimal Kepala ruang Tidak
Nurse (PN) I aturan tentang aturan yang kerja PN mahasis mahasisw April membimbing ada
sibuk jumlah jelas terkait berkurang wa a praktik 2021 5 mahasiswa
mengurus 10- mahasiswa pembatasan praktik klinik dan
12 bimbingan jumlah klinik bimbingan
mahasiswa/mi mahasiswa mahasiswa
nggu yang bimbingan praktik
praktik di untuk PN berjalan
bangsal. (berdasarkan efektif tanpa
Keputusan menggangu
Menteri tugas PN
Kesehatan RI
No
1069/MENK
ES/SK/XI/20
08)
5. BOR mengusulkan Melapor ke BOR dalam Seluruh Tim 12- BOR dalam Kepala Angga
Ruang penambahan Kepala rentang perawat bangsal 16 rentang Ruang ran
Bougenvill perawat Bidang normal di dan April normal dana
e 4 tinggi Pelayanan dan bangsal Bagian 2021 (60-85%) dari
mengusulkan Bougenv SDM rumah
penambahan ille 4 sakit
perawat
7. RENCANA EVALUASI UNTUK MENGUKUR PENCAPAIAN MASING-
MASING TARGET
a. Evaluasi pengaturan BOR (90%) agar berada pada rentang normal (60-85%)
(Hosizah & Maryati, 2018)
Mengatur jumlah tempat tidur yang tersedia di bangsal
Mengatur jumlah hari kerja perawat bangsal
b. Melakukan evaluasi terhadap jumlah dan kualitas perawat yang bekerja di bangsal
Menghitung kesesuaian jumlah perawat dengan beban pasien secara berkala
Mengevaluasi keefektifan perawat dalam melakukan perawatan di ruangan
Menentukan kriteria jenjang pendidikan perawat di ruangan agar sesuai dengan
Kepmenkes No 129 Tahun 2008
Mengukur ketrampilan perawat dalam pemberian pengobatan sitostatika, serta
mengadakan pelatihan terkait dengan pemberian pengobatan sitostatika
Pengawasan terhadap penggunaan APD dalam pemberian obat sitostatika
c. Evaluasi pengoptimalan kegiatan post conference di bangsal
Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan post conference oleh PN II dan
kepala ruang
Mengatur jadwal pelaksanaan kegiatan post conference di bangsal
d. Evaluasi terhadap pelaporan indikator mutu klinik
Melakukan evaluasi terhadap pelaporan indikator mutu klinik bangsal
Mengatur jadwal pelaporan indikator mutu klinik agar dapat dilaksanakan
dengan baik
e. Melakukan evaluasi terhadap struktur organisasi di bangsal
Memperbarui sturktur organisasi sesuai dengan kondisi di bangsal
Memperjelas struktur organisasi di bangsal agar lebih mudah dipahami dan
sesuai dengan SOP
f. Mengevaluasi hasil penilaian yang diberikan oleh pasien terhadap bangsal
Melakukan peningkatan kualitas mutu pelayanan di bangsal sehingga kepuasan
pasien dapat meningkat
Membuat peraturan mengenai jam kunjungan pasien di bangsal sehingga pasien
dapat merasa lebih nyaman
g. Melakukan evaluasi terhadap kepuasan mahasiswa praktek
Menyusun prosedur penilaian kepuasan terhadap mahasiswa praktek yang
efektif
Mengevaluasi kepuasan mahasiswa yang melakukan praktek di bangsal
sehingga dapat memberikan saran dan masukan kepada bangsal
h. Evaluasi terhadap tugas PN I dalam mengurus mahasiswa praktek
Mengatur kesesuaian jumlah mahasiswa praktek dengan PN I
Mengatur jadwal pelaksanaan kegiatan mahasiswa praktek
i. Mengevaluasi pelaksanaan ronde keperawatan di bangsal
Memastikan ronde keperawatan di bangsal dapat berjalan dengan baik
Melakukan pelatihan kepada PN I mengenai pelaksanaan ronde keperawatan
Arsyad, M. L. (2010). Tingkat Pemanfaatan Tempat Tidur Pada Rumah Sakit Umum Daerah.
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, 13(04).
Barbara, Holmes, et al. (2011). Cancer Nursing : Principles and Practice 7th Ed. By Jones
And Bartlett Publishers, USA.
Departemen Kesehatan RI. (2005). Buku Petunjuk Pengisian, Pengolahan, dan Penyajian
Data Rumah Sakit. Jakarta.
Kemkes, RI. (2011). Juknis SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit). Jakarta: Direktur Jenderal
Bina Upaya Kesehatan.
Negarandeh, R., Bahabadi, A. H., & Mamaghani, J. A. (2014). Impact of Regular Nursing
Rounds on Patient Satisfaction with Nursing Care. Asian Nursing Research, 8(4), 282-
285.
Rumah Sakit Kanker Dharmais Dharmais. (2019). Penatalaksaaan pasien kanker dengan
kemoterapi bagi perawat di fasilitas pelayanan kesehatan.
Sitorus, R, (2011), Manajemen keperawatan; manajemen keperawatan di ruang rawat.
Jakarta: Sagung seto.