Anda di halaman 1dari 3

Makna Dibalik Selembar Daun

Cerpen Karangan: Siti Mashuliyah


Kategori: Cerpen Inspiratif, Cerpen Kehidupan, Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 26 February 2018

Siang itu, Raskia terlihat sebal. Ia melangkahkan kakinya menuju rumah yang jaraknya tak
jauh dari sekolah. Didampingi sahabat baiknya Tasya, Raskia bejalan terngopoh-ngopoh
dengan wajah cemberut.

“Untuk apa sih, melakukan penelitian itu!” sahut Raskia kesal seraya menendang sebongkah
batu kecil.
“Memangnya kenapa Ras?” tanya Tasya sepulang sekolah.

“Pak Dani itu! Tahunya hanya tugas, tugas, dan tugas melulu. Materinya kapan?” jawab
Raskia.
“Bukankah dengan adanya tugas wawasan kita bisa lebih berkembang” tegur Tasya.
“Aku tahu, tapi kalau tiap kali pertemuan hanya ada tugas saja lalu kapan belajarnya!” jawab
Raskia dengan wajah cemberut
“Yah, mau bagaimana lagi” ujar Tasya menggelengkan kepala.

“Kamu tahu kan, kalau aku ini sangat suka sama pelajaran IPA. Tapi sejak Pak Dani yang
bawain aku jadi enggak suka!” tukasnya.

Raskia memang dikenal sebagai siswa terpandai di kelasnya. Akan tetapi, sikapnya yang
sedikit cerewet terkadang membawa masalah. Baru saja, ia diberi tugas Pak Dani untuk
meneliti selembar daun hijau dan kering. Namun bagi Raskia, penelitian itu tidaklah berguna.
Yang ia inginkan hanyalah proses pembelajaran yang baik antara guru dan murid.

Keesokan harinya, Raskia memulai penelitian di halaman rumah. Ia mengambil selembar


daun hijau dan kering lalu ia dibandingkan. Melihat kedua daun itu, pikiran Raskia mulai
melayang, timbul beberapa pertanyaan dalam hatinya. Mengapa daun diciptakan dengan
warna hijau? Mengapa daun berbeda bentuk? Mengapa daun harus mengering? Dan apa
makna kehidupan yang terkandung dalam sehelai daun! Pertanyaan itu selalu membebani
pikirannya hingga malam larut menyapa.

Didorong oleh rasa ingin tahu yang tinggi, Raskia menanyakan hal tersebut pada Ibunya.
“BU, aku mau tanya. Mengapa daun harus diciptakan dengan warna hijau?” tanya Raskia
membuka pembicaraan.
“Daun berwarna hijau akibat kandungan klorofil di dalamnya. Tapi, daun diciptakan dengan
warna hijau karena hijau merupakan warna yang mendasari kesejukan alam. Rasurullah
menyukai warna hijau karena dapat memberi kesejukan pada mata bila dipandang. Mengingat
bahwa daun merupakan salah satu benda terbanyak di bumi, Allah kemudian menciptakan
daun dengan warna hijau agar dapat dipandang oleh setiap manusia. Dengan begitu, mata
manusia dapat sejuk tiap kali memandang daun” jawab sang Ibu.
“Lalu mengapa daun harus berbeda bentuk?” lanjut Raskia.
“Daun berbeda bentuk agar dapat memberi manfaat bagi kehidupan manusia. Bentuk daun
yang berbeda bergantung pada fungsi daun masing-masing. Misalnya daun pandang yang
sengaja diciptakan dengan bentuk memanjang dan aroma yang khas agar dapat dikelola
manusia menjadi ketupat. Daun pisang yang lebar agar dapat digunakan sebagai pembungkus
makanan. Akan tetapi, bentuk daun yang berbeda juga dapat dijadikan contoh akan sikap
masing-masing setiap umat manusia. Misalnya daun obat-obatan yang mampu memulihkan
penyakit dan menyembuhkan luka, merupakan contoh akan sikap orang yang suka
menolong!” jelas Ibu Raskia.

“Lalu mengapa daun harus mengering?” lanjut Raskia tak henti bertanya.
“Daun mengering menandakan bahwa dirinya sudah tidak berguna lagi. Akan tetapi,
meskipun sudah tidak berguna daun kering tetaplah bermanfaat. Daun yang kering dan jatuh
ke tanah akan mengalami pelapukan lalu hancur dan menjadi pupuk kompas yang akan
diserap ooleh tanaman lain kemudian membawa kesuburan pada tanaman tersebut” jawab
sang Ibu.

“Kalau begitu apa makna kehidupan yang terkandung dalam sehelai daun?” tanya Raskia
kembali.
“Sebagian besar daun sangat bermanfaat bagi kehidupan. Misalnya menghasilkan oksigen
untuk pernafasan manusia. Namun makna dari sehelai daun dapat ditinjau dari fungsinya
dalam kehidupan manusia. Dengan warna hijau, daun memberi kesejukan pada alam. Dengan
bentuk yang beda, daun memberi banyak menfaat pada keseharian manusia dan dengan
mengering daun dapat memberi kehidupan yang subur pada tanaman lain. Dengan kata lain,
daun memiliki fungsi yang sangat beragam. Daun diciptakan seolah-olah hanya untuk
memberi keikmatan hidup pada manusia. Daun sangat berfungsi bagi kehidupan. Oleh karena
itu, jangan pernah remehkan tiap helai dari daun. Daun selalu memberi manfaat baik secara
langsung maupun tidak langsung. Karena itu, Ibu sarankan jadilah seperti daun yang tetap
bermanfaat bagi orang lain. Karena perbuatan seseorang yang terbaik adalah yang bermanfaat
bagi orang lain. Karena itu, jadilah orang yang tetap bermanfaat dan hargailah usaha orang
lain yang sudah bekerja keras hanya untuk menjadi insan bermanfaat. Berusahalah untuk
tetap membentuk kepribadian baik, jujur, serta tetap bermanfaat. Jika bukan saat ini, mungkin
besok atau di masa depan” jawab sang Ibu panjang lebar menjelaskan.
“Menghargai usaha orang lain!, jadi orang yang bermanfaat saat ini besok atau masa depan?”
ujar Raskia berfikir.

Mendengar jawaban Ibunya, Raskia teringat akan Pak Dani. Ia berfikir, bahwa mungkin
selama ini Pak Dani terus berusaha agar dapat memberi manfaat bagi muridnya. Akan tetapi,
Pak Dani memilih metode pembelajaran yang sedikit rumit dengan selalu memberi tugas
sesering mungkin karena menurut sudut padangnya proses pembelajaran itu sangatlah
bermanfaat. Sama halnya dengan bentuk daun yang berbeda, tiap orang juga memiliki sudut
pandang yang berbeda bergantung pada pola pemikiran masing-masing.

Raskia kemudian mengambil kesimpulan, mungkin saja saat ini manfaat dari proses
pembelajran Pak Dani belum terasa. Namun bagaimana di masa depan nanti?
Pembelajarannya mungkin akan membawa manfaat di suatu hari atau di suatu tempat nanti.
Sejak saat itu, Raskia kemudian mencoba untuk tidak memberi banyak kritikan dan ejekan
akan metode pembelajaran yang diterapkan Pak Dani. Ia mencoba untuk bisa bergaul dan
berkomunikasi yang baik dengan Pak Dani. Selain itu, ia juga berusaha untuk dapat menjadi
siswa yang bermanfaat bagi Guru dan sekolah. Juga teman yang bermanfaat bagi sahabatnya
dan sebagai generasi muda yang bermanfaat untuk negeri tercinta di masa depan kelak.

Anda mungkin juga menyukai