LAMPIRAN IV
TENTANG
Ruang lingkup
1. Dokumen ini berlaku untuk acuan pelaksanaan Sertifikasi
IndoGAP yang meliputi Cara Pembenihan Ikan yang Baik
(CPIB) dan/atau Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) di
Indonesia baik pembenihan dan/atau pembesaran ikan yang
menghasilkan induk, benih dan/atau ikan ukuran
konsumsi/pasar.
2. Dokumen ini berlaku untuk pembudidayaan, baik ikan
konsumsi maupun nonkonsumsi, untuk semua jenis ikan yang
tidak dilarang untuk dibudidayakan di Indonesia.
3. Dokumen ini dapat diterapkan untuk kegiatan Sertifikasi
terhadap:
a. Sertifikasi individu, dan
b. Sertifikasi kelompok
Sertifikasi kelompok adalah Sertifikasi yang dilakukan
terhadap sekelompok unit pembudidayaan yang
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. berada pada kawasan yang berdampingan dengan
batasan areal yang jelas;
2. memiliki legalitas kelompok;
3. memiliki manajemen pengelolaan budidaya secara
bersama;
L IV-- 2 -
B Persyaratan acuan
Persyaratan acuan Sertifikasi produk IndoGAP yang meliputi Cara
Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) dan/atau Cara Budidaya Ikan
yang Baik (CBIB) mencakup:
1. SNI produk IndoGAP yang meliputi Cara Pembenihan Ikan yang
Baik (CPIB) dan/atau Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB)
sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Kepala Badan
Standardisasi Nasional tentang Daftar SNI Sektor Pertanian,
Perkebunan, Petemakan dan Perikanan.
2. SNI dan standar Iain yang diacu dalam SNI sebagaimana
dimaksud dalam angka 1;
3. Peraturan lain yang terkait produk IndoGAP yang meliputi Cara
Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) dan/atau Cara Budidaya
Ikan yang Baik (CBIB)
Dalam hal LPK belum ada yang diakreditasi KAN untuk melakukan
kegiatan Sertifikasi dengan ruang lingkup produk IndoGAP CPIB dan
CBIB, BSN dapat menunjuk LPK dengan ruang lingkup yang sejenis
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
D Prosedur administratif
ikan.
2. Seleksi
3. Determinasi
yang disampaikan,
b. mengevaluasi kondisi spesifik lokasi audit dan
melaksanakan diskusi dengan pemohon untuk
kesiapan pelaksanaan audit tahap 2,
c. mengevaluasi proses dan peralatan yang
digunakan,
d. mengidentifikasi tingkatan pengendalian,
e. mengidentifikasi aturan dan regulasi terkait,
f. melakukan review alokasi sumberdaya untuk audit
tahap 2,
g. mengidentifikasi fokus perencanaan audit tahap 2.
lainnya;
2. nomor atau identifikasi Iain dari skema
Sertifikasi;
3. nama dan alamat Lembaga Sertifikasi;
4. nama dan alamat Unit Pembudidayaan;
5. nama dan alamat lokasi;
6. acuan ke perjanjian Sertifikasi;
7. pernyataan kesesuaian dengan persyaratan
ruang lingkup, komoditas beserta nama
latinnya dan wadah budidaya) sesuai SNI
CBIB/CPIB acuan sebagaimana tercantum
dalam huruf F;
8. logo KAN;
9. logo IndoGAP sesuai ruang lingkup;
10. tanggal penerbitan sertifikat dan masa
berlakunya, serta riwayat sertifikat; dan
11. tanda tangan yang mengikat secara hukum
dari personel yang bertindak atas nama
Lembaga Sertifikasi.
5. Pemeliharaan Sertifikasi
6. Evaluasi Khusus
9. Informasi publik
LSPro harus memublikasikan informasi kepada publik sesuai
persyaratan ISO/lEC 17065 termasuk informasi unit
pembudidayaan yang disertifikasi, dibekukan dan dicabut.
a Dibangun pada lokasi yang terhindar dari Lokasi perbenihan berada pada Kawasan • Kegiatan selain perikanan budidaya di
kemungkinan banjir, erosi, dan cemaran limbah yang aman dari potensi kontaminasi areal sekitar perbenihan yang berpotensi
industri, pertanian, pertambangan dan (industri, pertanian, rumah tangga, dan menimbulkan kontaminasi.
b Memiliki sumber air yang sesuai dengan Mempunyai air sumber yang cukup • Hasil uji air sumber (baku mutu air
kebutuhan hidup dan pertumbuhan ikan yang sepanjang tahun dengan kualitas yang kelas III; PP 82 tahun 2001);
dipelihara dan tersedia sepanjang tahun. memenuhi persyaratan air pemeliharaan dan • Kegiatan di bagian hulu sumber air
keamanan pangan. (perikanan budidaya, pertanian,
industri, rumah tangga, petemakan,
Perlakuan pada air sumber sesuai dlL);
kebutuhan untuk memperbaiki kualitas eiir • SOP dan catatan pengelolaan air;
agar sesuai persyaratan air pemeliharaan • Catatan kesehatan dan pertumbuhan
benih dan keamanan pangan. benih
c Mudah dijangkau, tersedia sarana dan prasarana Lokasi perbenihan memiliki kemudahan • Sumber listrik (PLN, genset, dsb);
LIV-- 15
Catatan:
Ruang laboratorium, ruang mesin, bangsal Cukup jelas Desain dan tata letak serta fasilitas
c Bahan dan peralatan: Cukup jelas • Bahan peralatan yang digunakan aman
d Sarana biosekuriti: pagar, sekat antar unit Prosedur harus ditetapkan dan diterapkan • Prosedur biosekuriti
1) Induk yang berasal dari dalam dan luar negeri, Cukup jelas • Tersedianya fasilitas karantina induk
harus dilakukan tindakan karantina terlebih yang baru dating;
dahulu sebelum digunakan dalam proses • prosedur Manajemen Induk
produksi benih, dengan cara melakukan
pengamatan terhadap kondisi dan kesehatan
induk.
2) Pengamatan kondisi dan kesehatan induk dapat Pengamatan kondisi dan kesehatan induk Rekaman kesehatan/ pertumbuhan induk
dilakukan dengan cara uji stress dan atau uji dilakukan Sesuai dengan SNl Perbenihan
temtang, uji mikrobiologi dan atau uji molekuler.
3) Apabila ditemukan penyakit/ patogen yang dapat Cukup jelas • Karantina induk ikan sakit;
disembuhkan, maka induk harus diberi • prosedur Manajemen Induk;
perlakuan pengobatan dengan cara dan bahan
• rekaman pengamatan kesehatan induk
yang direkomendasikan.
ikan.
4) Apabila ditemukan penyakit/patogen yang tidak Cukup jelas • Prosedur Manajemen Induk
dapat disembuhkan maka induk harus (pemusnahan induk yang tidak dapat
dimusnahkan. disembuhkan/mati);
• rekaman kesehatan induk - kematian
induk.
c Pemeliharaan Induk
L IV-- 19 -
2) Dilakukan pengelolaan air dengan baik yang Cukup jelas Rekaman pengamatan kualitas air
bertujuan agar air media dalam bak
pemeliharaan memenuhi persyaratan mutu air
bagi pemeliharaan induk.
3) Selama proses pemijahan dan penetasan telur Cukup jelas Rekaman pengamatan kualitas air
dilakukan penanganan dengan baik.
1) Pakan yang diberikan kepada induk harus sesuai Cukup jelas • Rekaman penggunaan pakan, obat-
dengan kebutuhan baik dalam jenis, dosis, obatan dan bahem kimia;
frekuensi pemberian, serta kandungan nutrisi, • FCR;
yang sesuai bagi perkembangan gonad dan • daftar bahan baku pakan (SNl 02-2724
kualitas telur. dan SNl 7549);
• merk dan jenis pakan ikan yang terdaftar
di KKP.
2) Pakan harus bebas dari bahan kimia dan obat- Menghindari kontaminasi dan penurunan • Nomor pendaftaran pakan pada
obatan yang dilarang serta bebas kontaminan. kualitas pakan (kandungan nutrisi). kemasan;
4) Pakan induk harus disimpan dalam Cukup jelas • Prosedur Manajemen Induk;
wadah/tempat yang bersih, terhindar dari • catatan kondisi Penyimpanan Pakan.
kontaminan serta pengaruh sekitar yang
mempercepat kerusakan.
5) Induk yang terinfeksi suatu penyakit dapat Obat ikan komersial terdaftar di KKP • Nomor pendaftaran obat pada kemasan;
diobati dengan bahan kimia dan obat-obatan • tanggal kadaluarsa obat ikan;
yang direkomendasikan dan atau terdeiftar di
• label kemasan obat ikan.
Kementerian Kelautan dan Perikanan, dengan
memperhatikan kondisi flsik dsm aturan pakai
serta tanggal kadaluwarsa sebagaimana
tercantum pada label pengemas obat.
6) Bahan kimia dan obat-obatan disimpan di tempat Menghindari kontaminasi dan penurunan • Desain tempat dan fasilitas penyimpanan
yang bersih dan terhindari dari pengaruh yang kualitas obat. obat;
mempercepat kerusakan. • prosedur Manajemen Induk;
e Pengamatan Kesehatan
Induk
Dilakukan secara periodik dengan baik. Induk ikan dijaga dan dimonitor • prosedur Manajemen Induk (pengelolaan
kesehatannya secara rutin dengan cara kesehatan induk;)
LIV- 21 -
1) Benih sesuai SNI Perbenihan. Pemilihan benih sehat sesuai SNI • Cukup jelas
Perbenihan
2) Merupakan benih bermutu hasil produksi. benih yang dihasilkan melalui proses • SKA Induk;
produksi yang baik dan benar, yang • Data Produksi Benih;
dicirikan oleh beberapa karakteristik antara
• Rekaman Kesehatan /pertumbuhan ikan
lain pertumbuhan cepat, seragam, sintasan
- Kematian Benih, penyakit benih;
tinggi, adaptif terhadap lingkungan
• Rekaman penggunaan p£ikan, obat
pembesaran, bebas parasit dan tahan
obatan dan bahan kimia.
terhadap penyakit, eilsien dalam
menggunakan pakan serta tidak
mengandung residu bahan kimia dan
obatobatan yang dapat merugikan bagi
manusia dan lingkungan
3) Benih yang berasal dari dalam negeri disertai Cukup jelas • SKA benih yang berasal dari alam
Surat Keterangan Asal (SKA). dikeluarkan oleh Dinas
Provinsi/Kabu paten/Kota;
• benih dari alam dilengkapi dengan
dokumen yang menjelaskan cara
L IV" 22 -
5) Unit pembenihan yang hanya melakukan Cukup jelas Sertifikat CPIB produsen asal benih
pemeliharaan larva/nauplius menjadi
benih/postlarva maka larva/nauplius diperoleh
dari UPT Lingkup Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya, unit pembenihan yang teleih lulus
Sertifikasi CPlB/sistem mutu perbenihan atau
diperoleh dari UPT Lingkup Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya yang bersertifikat CPIB.
Aklimatisasi Benih
L IV-- 23 -
c. Pemeliheiraan Benih
dilakukan manajemen air dengan beiik agar air Cukup jelas • Prosedur Manajemen Air (Pengelolaan
media pemeliharaan memenuhi persyaratan air);
mutu air sesuai SNl Perbenihan. • rekaman pengamatan kualitas air;
• rekaman pengamatan kesehatan/
pertumbuhan benih.
1) Pakan yang diberikan kepada benih hams sesuai Sesuai SNI Perbenihan • Nilai FOR;
dengan kebutuhan baik dalam jenis, dosis, • rekaman kesehatan/ pertumbuhan
frekuensi pemberian, serta kandungan nutrisi benih.
untuk pertumbuhan.
2) Pakan hams bebas dari bahan kimia dan Cukup jelas • Nomor pendaftaran pakan pada
obatobatan yang dilarang dan bebas kontaminan, kemasan;
serta terdaftar di Kementerian Kelautan dan • data dari produsen pakan buatan seperti
Perikanan. daftar bahan baku pakan SNI 02-2724
dan SNI 7549);
• informasi pada kemasan pakan.
3) Penggunaan pakan benih yang bempa pakan Pakan buatan sendiri umumnya memiliki • Data kualitas air (N, P);
alami dan pakan buatan hams memperhatikan tingkat kecemaan rendah sehingga • tanggal kadaluarsa pada kemasan;
kondisi flsik dan aturan pakai serta tanggal berpotensi meningkatkan jumlah limbah • rekaman penggunaan pakan.
kadaluwarsa sebagaimana terceintum pada label organic.
L IV-- 24 -
6) Bahan kimia dan obatobatan disimpan di tempat Menghindari kontaminasi dan penurunan Desain tempat dan fasilitas penyimpanan
yang bersih dan terhindari dari pengaruh yang kualitas obat obat;
mempercepat kerusakan. label obat;
b. Pengendapan tujuannya untuk Penggunaan tendon atau bak penampungan Prosedur Manajemen Air
mengendapkan padatan tersuspensi. sebagai air baku.
c. Filtrasi fisik dan biologi. Cukup jelas Prosedur Manajemen Air
Tujuannya untuk mengeliminasi organisme
patogen dan mereduksi kandungan logam berat.
d. Perlakuan dengan bahan kimia Cukup jelas Prosedur Manajemen Air
Bahan yang digunakan untuk perlakuan air
antara lain klorin, ozon, karbon aktif, UV, EDTA,
HCl dan Natrium tiosulfat (Na2S203.5H20).
1.3.4 Persyaratan panen, pengemasan dan distribusi
benih
a. Panen
1) Pemeriksaan Sebelum benih dipanen, harus Uji Stress Surat Keterangan Sehat Benih
L IV-- 26 -
2) Bahan dan peralatan; Bahan yang digunakan Peralatan panen terbuat dari bahan yang • Rekaman pembelian/ pengadaan sarana
sesuai SNI Perbenihan Peralatan panen yang tidak berbahaya serta tidak menyebabkan produksi - spesifikasi peralatan panen;
digunakan harus bersih, steril dan sesuai dengan • kondisi peralatan;
kerusakan fisik dan kontaminasi pada
kebutuhan panen;
benih • prosedur panen, pengemasan dan
distribusi dan;
Pengemasan
1) komoditas yang telah memiliki SNI Pengemasan Cukup jelas • Prosedur Panen, Pengemassin dan
dan transportasi sesuai dengan SNI Distribusi;
2) komoditas yang belum memiliki SNI mengacu Peralatan pengemasan terbuat dari bahan • rekaman produksi dan distribusi benih.
pada: yang tidak berbahaya serta tidak
a) Peralatan untuk pengemasan yang menyebabkan kerusakan fisik dan
digunakan harus bersih dan steril, dengan kontaminasi pada benih.
ukuran, jumlah yang sesuai dengan jumlah Pengemasan benih harus menggunakan air
benih yang akan dipanen. Kepadatan benih bersih d£in es sesuai dengan baku mutu
yang dikemas tergantung pada jenis ikan, yang dipersyaratkan Bahan anestesi benih
umur, ukuran dan waktu tempuh. sesuai SNI Pengemasan Benih
b) Bahan pengemasan yang dipakai adalah
kantong plastik, jerigen dan drum plastik.
sebagai wadah benih, air dan oksigen, kotak
styrofoam sebagai pengaman bagi
L IV-- 27 -
c. Distribusi
1) Distribusi benih melalui transportasi darat dan Sesuai SNI Pengemasan Benih dengan • Rekaman Produksi dan Distribusi Benih
air dilakukan secara terbuka atau tertutup. memperhatikan jarak dan lama waktu - tujuan pemasaran benih;
distribusi. • rekaman keluhan dan kepuasan
pelanggan.
2) Distribusi benih melalui transportasi udara Sesuai SNI Pengemasan Benih dengan • Rekaman Produksi dan Distribusi Benih
dilakukan secara tertutup. memperhatikan jarak dan lama waktu - tujuan pemasaran benih;
distribusi, packing tersegel dan rapi. • rekaman keluhan dan kepuasan
pelanggan.
mulai dari k£u*antina, pemeliharaan induk, setiap tahap siklus produksi, sesuai dengan
pemijahan dan penetasan, pemeliharaan benih, spesies yang dibesarkan, untuk memberikan
penyediaan pakan hidup, sampai pemanenan manfaat kesehatan dan kesejahteraan ikan
benih. dan menurunkan resiko masuk dan
1) Peralatan produksi harus disimpan dengan baik Cukup Jelas • Prosedur pakan. Obat-obatan dan
di tempat yang terpisah, bersih dan siap pakai bahan kimia
1) Desinfeksi wadah pemeliharaan - Wadah Peralatan yang digunakan dalam • Prosedur biosekuriti
pemeliharaan harus didesinfeksi setelah mendukung hygienitas dilengkapi cara • Daftar desinfektan yang digunakan
digunakan dan setiap memulai pemeliharaan perawatan pereilatan, membersihkan sampai
baru untuk memastikan bahwa sumber penyakit penyimpanan
tidak berkembang dari siklus pemeliharaan
sebelumnya. - Jenis disinfektan yang digunakan
harus berupa bahan yang direkomendasikan
Kementerian Kelautan dan Perikanan dan
Tersedianya fasilitas kebersihan yang memadai, Dilakukan diseluruh lingkungan unit • Prosedur Biosekuriti
2) Saat memasuki sub unit produksi, kaiyawan Cukup jelas • Prosedur Biosekuriti
1) Manager Pengendali Mutu (MPM) Menangani, Cukup Jelas • Memiliki Pengalaman dan pemahaman
mengendalikan dan mengkoordinasikan mutu dibidang Perikanan Budidaya;
produksi dalam menerapkan CPIB pada suatu • memiliki sertifikat MPM yang
unit pembenihan skala besar atau kelompok unit dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
pembenihan skala kecil, diperlukan seorang Perikanan budidaya
Manajer Pengendali Mutu (MPM) yang
bersertifikat yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya. Tugas MPM tidak
boleh merangkap sebagai manajer produksi, yaitu
dengan tugas sebagai berikut:
1) Bertanggung jawab pada perencanaan dan
harus memastikan bahwa unit pembenihan
memenuhi persyaratan CPIB;
2) Bertanggung jawab memberikan
pemahaman dan memastikan semua
personil unit pembenihan
dapatmelaksanakan CPIB;
3) Bertanggung jawab dalam melaksanakan
CPIB secara konsisten;
2) Pelaksana produksi Pelaksana Produksi yaitu Cukup Jelas Memiliki Pengalaman dan pemahaman
personil yang menangani proses produksi di unit dibidang Perikanan Budidaya;
L IV-- 32 -
2.2 Pendokumentasian
Pendokumentasian terdiri atas 3 tingkatan Cukup Jelas Bukti-bukti pencatatan kegiatan selama
meliputi: Tingkat 1 Permohonan Sertifikasi masa produksi dan dokumen
Tingkat 2 standar operasional prosedur (SOP) pendukung lainnya seperti Prosedur
Tingkat 3 Formulir dan Rekaman kegiatan
1) Permohonan Sertifikasi terdiri atas: MPM menyiapkan Pemohonan untuk
Form permohonan Sertifikasi CPIB pengajuan Sertifikasi CPIB dan
Fotocopy sertifikat MPM; membuat form isian untuk mencatat
Manajemen air;
Manajemen biosekuriti;
Manajemen biosekuriti
Sanitasi lingkungan pembenihan
Manajemen pemanenan benih
Pengemasan, distribusi benih dan keluhan
pelanggan
Keamangin Pangan
a) Sumber air bebas cemaran mikro organisme Cukup Jelas Harus memiliki basil uji logam berat Cd, Pb,
patogen (E.coli 50 cfu/ ml) dan harus bebas Hg dan E.coli dibawah ambang batas
logam berat atas parameter Cd, Pb dein Hg
L IV-- 35 -
d) Penyimpanan obat, bahan kimia dan bahan Cukup Jelas • Desain letak fasilitan penyimpanan
biologi harus terpisah dengan bahan lainnya harus tersendiri;
4 Lingkungan
a) Air buangan dari proses produksi ini sebelum Pengelolaan limbah pada (limbah sisa pakan Tersedia unit pengolahan limbah sesuai
sampai ke perairan umum atau lingkungan dem feses udang di dasar tambak dan limbah dengan kebutuhan, dapat berupa fasilitas
sekitamya harus diolah terlebih deihulu agar dapur) dan limbah air buangan tambak serta (sarana):
menjadi netral kembali, setiap unit pembenihan limbah MCK, agar tidak mencemari • kolam penampungan limbah atau
harus mempunyai unit pengolah limbah untuk lingkungan dan atau mengkontaminasi berupa wetland
bahan organik, mikroorganisme dan bahan kimia; (mencemari) produk. • Septic tank
• Prosedur pengelolaan limbah
b) sanitasi lingkungan pembenihan didukung oleh Cukup Jelas • Rekaman pembelian peralatan
tersedianya fasilitas kebersihan yang memadai, kebersihan atau desinfektan
antara lain: peralatan kebersihan, tempat • rekaman jadwal pembersihan toilet agar
sampah dan toilet. tidak mencemari unit keija
L IV-- 36 -
LOKASI
1.1 Area budidaya h£irus sesuai dengan Rencana Lokasi harus berada sesuai zonasi • RTRW atau Zonasi Kab/Kota J
Tata RuEing Wilayeih (RTRW)/ Zonasi serta Rencana Tata Ruang Wilayah/Zonasi • Peraturan perlindungan lingkungan:
peraturan perlindungan lingkungan yang dikeluarkan pemda setempat Permen LH No 5 Tcihun 2012 tentang
AMDAL
Catatan:
1.3 Kawasan di sekitar unit budidaya udang tidak • Lokasi budidaya berada pada • Kegiatan selain perikanan budidaya di
terdapat potensi kontaminasi yang dapat Kawasan yang aman dari potensi kawasan sekitar yang berpotensi
menyebabkan produk menjadi tidak aman kontaminasi (industri, pertanian, menimbulkan kontaminasi
2 AIR SUMBER
2.1 Ketersediaan dan kualitas air memenuhi • Mempunyai air sumber yang cukup • Hasil uji air sumber (SNI budidaya
persyaratan untuk pemeliharaan udang yang sepanjang tahun dengan kualitas udemg; baku mutu air kelas III; PP 82
produk akhimya aman dikonsumsi manusia yang memenuhi persyaratan air tahun 2001).
pemeliharaan dan keamanan pangan • Kegiatan di bagian hulu sumber air
(SNI Budidaya udang) (perikanan budidaya, pertanian, industri,
• Perlakuan pada air sumber sesuai rumah tangga, peternakan, dll.)
kebutuhan untuk memperbaiki • Prosedur dan catatan pengelolaan air
kualitas air agar sesuai persyaratan • Catatan kesehatan dan pertumbuhan
air pemeliharaan udang dan udang
keamanan pangan
2.2 Penggunaan air sumber yang berasal dari limbah • Air sumber dikelola sehingga air • Rencana pengelolaan kualitas eiir sumber
(pertanian, budidaya ikan, rumah tangga) harus pasok sesuai baku mutu SNI udang (prosedur unit budidaya/kawasan)
dikelola untuk memenuhi baku mutu air Pengelolaan air sumber sesuai kebutuhan. • Hasil analisa kualitas air pasok yang
LIV-- 38
3.1 Desain dan tata letak tambak dapat mendukung • Tata letak dan desain • Dokumen tata letak tambak dan
budidaya udang dapat mencegah terjadinya fasilitas di sekitamya dapat mencegah fasilitas dapat mencegah kontaminasi
kontaminasi dan/atau kontaminasi silang udang dan air tambak terkontaminasi dan dan kontaminasi silang (jarak,
termasuk penempatan fasilitas sanitasi (toilet, terkontaminasi silang, oleh bahan konstruksi, elevasi)
septic tank dan saluran drainase) pencemar fisik, kimia dan biolog(termasuk Penerapan prosedur budidaya, sesuai
patogen) yang berasal dari kegiatan kebutuhan dan kondisi
4 PERALATAN
4.1 Peralatan budidaya dibuat dari bahan yang • Peralatan budidaya terbuat dari • Jenis bahan peralatan
L IV-- 39 -
lingkungan
4.2 Peralatan budidaya dibuat dari bahan yang tidak • Terbuat dari bahan yang tidak • Jenis bahan peralatan
berbahaya serta tidak menyebabkan kerusakan korosif, desain tidak menyebabkan
flsik dan kontaminasi pada ikan kerusakan flsik udang
Bahan peralatan yang digunakan aman
untuk udang
4.3 Peralatan dibuat dari bahan dan desain yang Cukup jelas • Jenis bahan dan desain peralatan
mudah dibersihkan Prosedur atau tata cara/petunjuk penggunaan
dan perawatan peralatan
5 KONSTRUKSl DAN PERSIAPAN TAMBAK
5.1 Konstruksi dan/atau perbaikan petak tambak • Pembangunan dan perbaikan • Penerapan AMDAL, UKL/UPL atau SPPL
dan saluran sebaiknya dibangun dengan cara konstruksi tambak dan saluran tidak dalam pembangunan konstruksi dan/atau
bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar menimbulkan kerusakan lingkungan perbaikan petak tambak
sekitar
6 BENIH
LIV-- 40
7.1 Pakan buatan komersial yang digunakan harus • Pakan komersial terdaftar di KKP • Nomor pendaftaran pakan pada kemasan
terdaftar di otoritas kompeten dan/atau pakan • Pakan buatan sendiri yang • Catatan penggunaan pakan
buatan sendiri dibuat dengan bahan yang diperjualbelikan termasuk pakan
direkomendasikan oleh otoritas kompeten komersial
dengan penanganan higienis, sesuai SNI 02-2724
• Bahan baku pakan direkomendasikan • Catatan penggunaan pakan dan Nilai FOR
dan SNI 7549
• Penanganan pakan higienis • Data kualitas air (N,P)
8 OBAT IKAN
8.1 Obat ikan yang digunakan • Obat ikan komersial terdaftar di KKP • Nomor pendaftaran obat di KKP pada
dalam setiap tahap proses produksi budidaya • Obat ikan termasuk di dalamnya obat kemasan
udang hanya yang terdaftar di otoritas kompeten herbal, probiotik yang digunakan
untuk ikan
8.2 Penggunaan obat dan antimikroba dilakukan • Antimikroba digunakan dengan • Bukti pengawasan dokter hewan/ahli
secara bertanggung jawab dan efektif dalam pengawasan dari dokter hewan/ahli kesehatan ikan (resep, pengujian, periode
pencegahan dan pengobatan udang, serta kesehatan ikan (resep, pengujian, masa henti obat)
mencegah dampak negatif pada lingkungan periode masa henti obat) • Label obat(bahan £iktif)
• Kandungan bahan aktif tidak dilarang • Catatan penggunaan obat dein
• periode masa henti obat ditaati antimikroba serta catatan kejadian
• Catatan penggunaan obat dan penyakit
antimikroba serta catatan kejadian • Uji residu obat dan antimikroba sesuai
penyakit dijaga dengan risiko
• Dilakukan uji residu obat dan
L IV-- 43
8.3 Penyimpanan obat ikan sebaiknya menjamin • Penjdmpanan sesuai petunjuk pada • Desain dan kondisi obat ikein yang
mutu obat dan melindungi dari kontaminasi label disimpan serta fasilitas penyimpanan obat
• Label obat (melihat persyaratan
penyimpanannya)
8.4 Obat ikan memiliki label yang jelas dan lengkap Cukup jelas • Informasi yang tercantum pada kemasan
tentang komposisi, dosis, indikasi, cara • Label obat dan anti-mikroba yang
penggunaan, masa kadaluarsa dan periode masa tercantum di dalam kemasan dan catatan
9.1 Lokasi dan fasilitas teijaga kebersihan serta • Upaya atau tindakan untuk menjaga/ • Prosedur dan dokumen penerapan
terhindar dari kontaminasi. Unit budidaya udang meningkatkan kebersihan dan hygiene personal dan fasilitas.
perlu menerapkan good hygiene practices (GHP) kesehatan dengan melakukan • Kondisi kebersihan lokasi dan fasilitas
Section 111 (Primary Production) tentang pemeliharaan dini terhadap semua (sanitasi, cemaran dari hewan dan
pelaksanaan pembersihan dan pemeliharaan individu dan faktor lingkungan yang manusia).
sesuai kebutuhan, telah dilaksanakan dengan mempengaruhinya.
efektif dan tingkat hygienitas personal yang
sesuai telah terpelihara untuk meminimalkan
kontaminasi khususnya dari limbah atau
kotoran manusia dan hewan
9.2 Peralatan dibersihkan setelah digunakan dan • Peralatan yang digunakan dalam • Perawatan peralatan (pembersihan dan
(bila perlu) didesinfeksi untuk mencegah mendukung higienitas dan bila perlu penyimpanan).
penyebaran penyakit dilengkapi cara perawatan peralatan.
LIV-- 44
10.1 Kualitas air dijaga agar memenuhi persyaratan • Kualitas air disesuaikan dengan SNl • Prosedur pengelolaan air budidaya dan
air pemeliharaan sesuai dengan jenis udang yang 016497.1, SNl 01-6497.2, SNl 01- data pemantauan kualitas air (sesuai
dipelihara 7310, SNl 8007 dan SNl 8118 dengan tingkat teknologi yang digunakan)
10.2 Pengelolaan air dilakukan untuk meminimalkan • Bila ada risiko, air diberi perlakukan • Prosedur pengelolaan air budidaya untuk
risiko masuk dan menyebarnya penyakit (misalnya steiilisasi) mencegah masuknya penyakit.
• Pengaturan sistem saluran air (paralel)
Cat: untuk tambak tradisional, upaya
pengelolaan air disesuaikan dengan risiko
penyakit
10.3 Unit budidaya udang perlu mengelola dan • Tingkat pergantian air yang minimum • Tingkat pergantian air (%) dan upaya
menggunakan air secara efisien (Less Water sehingga air buangsm teunbak jadi efisien si
Exchange) sebagai upaya menjaga kelestarian minimal, tanpa menyebabkan • Data kualitas air
kesehatan udang
10.4 Penggunaan air sumber untuk budidaya udang • Mencegah meningkatnya kadar garam • Upaya efisiensi penggunaan air tawar
sedapat mungkin mencegah teijadinya salinasi di tanah dan air tawar di sekitar • Informasi salinasi pada kawasan sekitar
terhadap sumber daya tanah dan air tawar kawasan tambak (catatan: sumur bor kedalaman lebih dari 200
meter harus memiliki izin)
11 PENGELOLAAN KESEHATAN
11.1 Udang dijaga dan dimonitor kesehatannya secara Sudah cukup Jelas • Prosedur pengelolaan kesehatan dan
rutin dengan cara visual dan/atau laboratorium catatannya
bila diperlukan • Hasil uji penyeikit ikan dari laboratorium
L IV-- 45
11.2 Udang yang sakit atau baru didatangkan ke unit Sudah cukup jelas • Tindakan dan/atau fasilitas karantina
budidaya dilakukan tindakan isolasi/ karantina udang sakit (sesuai kebutuhan).
11.3 Penggunaan dan penyimpanan peralatan antara Sudah cukup jelas • Penandaan peralatan
udang sakit dan sehat harus dipisahkan • Pemisahan penggunaan dan penyimpanein
peralatan
• Upaya pencegahan penyebaran penyakit
melalui pengendalian penggunaan
peralatan
11.4 Udang sakit ditempatkan dalam wadah khusus, Sudah cukup jelas • Berita acara pemusnahan.
apabila tidak bisa disembuhkan, udang • Prosedur penanganan/ pemusnahan
ditnusnahkan dengan cara dibakar atau dikubur udang sakit dan catatannya.
(sebelumnya direndam dengan kaporit sesuai
dengan dosis yeing dianjurkan, serta perlu
dilakukan desinfeksi wadah budidaya
12 PENGELOLAAN LIMBAH
12.1 Melakukan pengelolaan limbah padat dan cair • Pengelolaan limbah padat (limbah sisa • Pengelolaan limbah sesuai kebutuhan
dengan higienis, saniter dan efektif untuk pakan dan feses udang di dasar • Tersedia fasilitas pengolahan limbsih
meminimalkan dampak negatif pada lingkungan tambak dan limbah dapur) dan dapat berupa:
dan kontaminasi produk yang disesuaikan limbah air buangan tambak serta kolam penampungan limbah atau
dengan kebutuhan limbah MCK, agar tidak mencemari berupa wetland
lingkungan dem atau Septic tank
mengkontaminasi (mencemari) • Prosedur pengelolaan limbah tambak
L IV-- 46
12.2 Limbah beracun dan berbahaya (B3) dikelola • Limbah beracun dan berbahaya • Prosedur cara penanganan limbah B3
dengan fasilitas dan tata cara yang tidak (sebagai contoh oli bekas), perlu (penampungan) yang diberi label dan
membahayakan lingkungan dikelola dengan baik sehingga tidak dalam kemasan yang kedap
membahayakan lingkungan
13 PENGELOLAAN LINGKUNGAN
13.1 Unit budidaya udang melakukan pengelolaan • Penerapan komitmen lingkungan • Implementasi AMDAL, UKL/UPL, prosedur
lingkungan sesuai peraturan yang berlaku sesuai dokumen izin lingkungan pengelolaan lingkungan
(AMDAL, UPL.UKL, SPPL)
13.2 Melakukan pemantauan periodik terhadap • Melakukan pemantauan lingkungan • Upaya dan komitmen melakukan
kualitas lingkungan budidaya dan di luar budidaya (kualitas air tambak) dan perbaikan lingkungan,
kawasan unit budidaya luar kawasan budidaya (kualitas air • selain pembudidaya ikan kecil:
sumber) secara periodik Hasil uji kualitas air (Permen LH
No 5 Tahun 2014)
Hasil monitoring kualitas
lingkungan di luar kawasan
budidaya (bila diperlukan)
L IV-- 47
14.1 Cara panen dan penanganan hasil dilakukan Sudah cukup jelas • Prosedur panen dan penanganan hasil
dengan cepat untuk mencegah kerusakan dan serta catatannya
meminimalkan kontaminasi
14.2 Peralatan panen terbuat dari bahan yang tidak Sudah cukup jelas • Daftar peralatan psmen dan spesifikasinya
berbahaya serta tidak menyebabkan kerusakan (termasuk jenis bahan)
fisik dan kontaminasi pada udang • Kondisi peralatan
14.3 Selama panen dan penanganan hasil harus • Es dan air bersih yang digunakan • Hasil uji es
menggunakan air bersih dan es sesuai dengan baku mutu yang • Tersedia air tawar yang bersih
dipersyaratkan
15 PEKERJA
15.1 Pekeija yang menangani hasil panen dalam • Pemeriksaan pekeija sebelum bekerja Catatan pemeriksaan kesehatan pekeija
keadaan sehat (terbebas dari penyakit menuiar) dalam kondisi sehat, tidak
menunjukkan gejala sakit atau bukti
sakit seperti luka atau lesi
(bisul/koreng) terinfeksi.
15.2 Pekerja yang menangani udang selama panen • Pemeriksaan pekerja yang menangani Catatan pemeriksaan kesehatan pekeija
dan pasca panen tidak menunjukkan indikasi udang selama panen dan pasca panen
menderita luka, infeksi atau penyakit yang dapat dalam kondisi sehat, tidak
mengkontaminasi udang menunjukkan gejala sakit atau bukti
sakit seperti luka atau lesi
(bisul/koreng) terinfeksi.
L IV-- 48
15.4 Pekeija mendapatkan bayaran, tunjangan, Sudah cukup jelas • Dokumen kontrak keija dan Catalan
jaminan sosial dan fasilitas kesejahteraan pembayaran sesuai aturan
lainnya sesuai aturan ketenagakeijaan dan atau Catalan: Unit budidaya udang tidak boleh ketenagakeijaan (UU Ketenagakeijaan
kontrak kerja yang tidak bertentangan dengan memperkeijsikan anak di baweih umur No.13 Tahun 2003/sesuai kesepakatan)
aturan ketenagakerjaan nasional/regional dan • Fasilitas kesejahteraan lain (sesuai
konvensi ILO aturan/kesepakatan)
16 PELATIHAN
16.1 Pekeija sebaiknya diberikan pelatihan atau Cukup jelas • Dokumen pelatihan (daftar hadir, materi
sosialisasi dan memahami Good Hygiene pelatihan dan bila tersedia copy sertifikat)
Practices (GHP) serta pengelolaan kesehatan dan yang terkait dengan Good Hygiene
kesejahteraan ikan, yang meliputi: Practices (GHP) serta pengelolaan
kebiasaan/perilaku udang, flsiologi, gejala klinis kesehatan dan kesejahteraan ikan, yang
dan jenis penyakit udang, cara pemeliharaan alat meliputi: kebiasaan/perilaku udang,
terkait dengan kesehatan dan kesejahteraan fisiologi, gejsila klinis dan jenis penyakit
L IV-- 49
Pembudidaya mendokumentasikan kegiatan Cukup jelas Khusus pembudidaya kecil catatan sesuai
pada tahapan praproduksi, produksi, panen dan dengan pengelolaan budidaya I Dokumen
pascapanen guna ketertelusuran yang pencatatan dan pendukung setiap
mencakup: tahapan penerapan prosedur budidaya
(1) persiapan wadah, udang
(2) pengelolaan benih, Bukti pemenuhan traceability
(3) penggunaan pakan, Adanya pengendalian dari Pelaku Usaha
(4) pemantauan kualitas air dan lingkungan, untuk memastikan bahwa produk yang
(5) pemantauan kesehatan ikan detn memenuhi persyaratan Sertifikasi
penggunaan obat, dan IndoGAP tidak dicampur dengan produk
(6) panen dan distribusi lain (Non Sertifikasi).
1.1 Budidaya
A Area budidaya hams sesuai dengan Rencana • Lokasi unit budidaya mmput laut • RTRL Nasional (> 12 mil), RZWP3K (012
Tata Ruang Laut dem Zonasi (RTRLZ)/ Zonasi hams sesuai dengan RTRW/zonasi mil Provinsi)
LIV-- 50
A Dekat dengan lokasi budidaya, terlindung dari • Tempat penanganan dan pengikatan • Dokumen tata letak unit budidaya dan
cahaya matahari langsung dan hembusan angin bibit terlindung dari panas matahari fasilitas pendukung
kencang dan hujan. • Kondisi fasilitas penangangin bibit
• Terhindar dari hembusan angin
kencang.
B Bebas dari banjir dan terhindar dari binatang • Lokasi penanganan dan pengikatan • Lokasi tempat penanganan bibit terbebas
dan hama yang menyebabkan kontaminasi bibit terbebas dari banjir. dari banjir
• Lokasi penanganan dan pengikatan • Kondisi fasilitas penanganan bibit
bibit terhindar dari kontaminan BBM. terhindar dari binatang dan hama
penyebab kontaminasi
L IV-- 52 -
Desain dan tata letak prasarana budidaya Mempunyai desain dan tata letak unit Dokumen tata letak unit budidaya dan
rumput laut untuk mendukung pertumbuhan budidaya dan fasilitas lain yang baik. fasilitas pendukung
optimal, aman bagi pembudidaya dan tidak Desain dan tata letak unit budidaya Desain dan kondisi unit buidaya
merusak lingkungan serta area lain dapat melindungi Penerapan prosedur budidaya rumput laut
proses pra produksi, produksi, panen mengacu kepada juknis budidaya rumput
dan pasca panen dari potensi laut
A Unit penanganan bibit di darat dideseiin agar • Desain fasilitas penanganan bibit Desain fasilitas penanganan bibit.
terlindung dari cahaya matahari langsung dan terlindung dari panas matahari, hujan
angin kencang dan angin kencang.
3.1 Sarana budidaya dipersiapkan dengan baik agar • Sarana budidaya (tali ris, bambu, • Penerapein prosedur penyiapan sarana
tidak teijadi kontaminasi dengan cara kayu, pelampung dan peralatan • Kondisi penyimpanan sarana
dibersihkan direndam dengan air tawar, lainnya) dipersiapkan dengan baik
dikeringkan dan disimpan dengan baik dalam keadaan bersih.
4 PERALATAN
4.1 Menggunakan bahan yang mudah dibersihkan • Peralatan budidaya, panen dan • Daftar peralatan dan spesifikasinya
dan disimpan dalam tempat yang bersih penanganan hasil terbuat dari bahan (termasuk jenis bahan)
yang mudah dibersihkan • Kondisi penyimpanan peralatan
L IV-- 54 -
5 BIBIT
5.1 Bibit rumput laut sesuai dengan SNI 7672 • Mutu bibit rumput laut sesuai dengan Bibit sesuai dengan SNI 7672 dan pencatatan
SNI 7672, ciri-ciri mutu bibit: penggunaan bibit rumput laut
Umur bibit antara 25 - 30 hari.
secara morfologi (visual) dan/atau memiliki bibit rumput laut (kebun bibit atau • surat keterangan asal bibit
bukti surat keterangan asal bibit kultur jaringan) yang dikeluarkan oleh
produsen
6 PEMELIHARAAN DAN PENGAMATAN
6.1 Dilakukan pemeliharaan dan pengamatan untuk • Dilakukan monitoring/ pemantauan • Penerapan prosedur pemeliharaan rumput
memantau perkembangan bibit, hama dan kondisi rumput laut yang ditanam, laut dan pemantauan hama penyakit
penyakit serta lingkungan perairan sesuai hama dan penyakit minimal 3 kali beserta catatannya
dengan SNI 7579.1, SNI 7579.2, SNI 7579.3 dan dalam seminggu.
L IV-- 55 -
A Umur panen sesuai dengan SNI 7672.2 • Bibit dipanen pada umur antara 25-30 Catatan panen termasuk umur
bari sesuai SNI 7672.2
B Cara panen dan penanganan basil dilakukan • Pemanenem bibit rumput laut • Prosedur panen dan penanganan basil
dengan cepat dan balk untuk mencegah dilakukan pada pagi bari. beserta penerapannya
penurunan mutu • Bibit yang bedk dipetik langsung dari
rumpunnya.
A Umur panen sesuai dengan SNI rumput laut • Umur panen setelab pemelibaraan Catatan umur panen rumput laut
1:01-6492 minimal 45 bari.
B Cara panen dan penanganan basil dilakukan • Panen rumput laut dilakukan dengan • Prosedur cara panen dan penanganan asil
L IV-- 56 -
8 PENGELOLAAN LIMBAH
8.1 Sisa hasil panen, lumut dan kotoran lainnya • Unit budidaya melakukan pengelolaan • Fasilitas penampungan limbah
dibersihkan dan dikelola dengan baik limbah (antara lain limbah padat • Upaya pencegahan kontaminasi dari
limbah atau kotoran pada produk berupa batang kayu/bambu dan sisa- limbah atau kotoran pada produ
sisa rumput laut) sebagai upaya
pelestarian lingkungan, sehingga tidak
akan membahayakan lingkungan.
8.2 Melakukan penanganan limbah padat (bahan • Limbah padat (bahan plastik dan • Fasilitas penampung limbah padat dan
plastik dan bahan lainnya) yang tidak dapat bahan lainnya), yang tidak dapat kondisinya
terurai oleh lingkungan dan kontaminasi produk terurai dikelola dengan dikumpulkan • Upaya pencegahan kontaminasi dari
dan ditempatkan pada kontainer limbah atau kotoran pada lingkungan
(wadah) yang baik, selanjutnya
dibuang ditempat yang telah
L IV-- 58 -
9.1 Menjaga kebersihan unit pembudidayaan • Area budidaya, penanganan bibit, • Kondisi kebersihan lokasi (unit) budidaya,
rumput laut, penanganan bibit dan penjemuran penjemuran rumput laut dan tempat penanganan dan penjemuran
rumput laut serta fasilitas terhindar dari penyimpanan selalu dalam kondisi • Upaya mencegah kontaminasi di lokasi
kontaminasi bersih dari sampah, dan mencegah (unit) budidaya, penanganan dan
masuknya hewan yang dapat penjemuran
mengakibatkan kontaminasi.
• Hewan mati dikubur/dibakar (tidak
dibiarkan berada lama di area unit
10 PENGELOLAAN LINGKUNGAN
10.1 Unit budidaya melakukan pengelolaan • Unit budidaya melakukan • Upaya pencegahan dampak pada
lingkungan sesuai peraturan yang berlaku; pengendalian/pengelolaan kebersihan ekosistem sekitar.
10.2 Melakukan pemantauan periodik terhadap • Mengidentifikasi potensi cemaran • Penerapan prosedur pengamatan
kualitas lingkungan budidaya dan di luar terhadap lingkungan perairan lingkungan (secara visual) dampak
kawasan unit budidaya. budidaya dan luar kawasan budidaya. kegiatan budidaya terhadap lingkungan
• Melakukan pemantauan terhadap dan pencatatannya
L IV- 59 -
11 PEKERJA
11.1 Peketja yang menangani hasil panen dalam • Pekeija yang menangani hasil panen Catatan pemeriksaan kesehatan pekeija
keadaan sehat(terbebas dari penyakit menular) dalam keadaan sehat (terbebas dari
penyakit berbsihaya dan menular);
11.2 Tidak terdapat indikasi yang menunjukkan • Tidak terdapat indikasi yang Catatan pemeriksaan kesehatan pekeija
bahwa pekeija yang menangani rumput laut menunjukkan bahwa pekeija yang
selama panen dan pascapanen menderita luka, menangani rumput laut selama panen
infeksi atau penyakit yemg dapat dan pasca panen menderita luka,
mengkontaminasi rumput laut. infeksi atau penyakit yang dapat
mengkontaminasi rumput laut.
11.3 Memiliki pekeija yang bertanggung jawab pada • Setiap tahap produksi ada pekeija • Dokumen pelatihan (daftar hadir, materi
praproduksi, produksi, panen dan pascapEinen yang diberikan tanggung jawab serta pelatihan dan bila tersedia copy sertifikat)
yang memahami prinpsi serta mampu memahami prinsip dan mampu pekeija mengenai prinsip dan cara
menerapkan keamanan pangan, kesehatan dan menerapkan keamanan pangan pada penerapan jaminan mutu, kesehatan dan
lingkungan bagian pra-produksi, produksi, panen kesejahteraan ikan serta lingkungan
dan pasca panen • Pemahaman pekeija mengenai prinsip dan
cara penerapan keamanan pangan
kesehatan dan lingkungan.
11.4 Pekerja mendapatkan bayaran sesuai • Untuk unit budidaya usaha skala • Dokumen kontrak keija dan catatan
kesepakatan yang tidak bertentangan dengan rumah tangga pekeija diberikan hak pembayaran sesuai aturan
aturan ketenagakeijaan Nasioned/Regional dan untuk mendapatkan bayaran yang ketenagakeijaan (UU Ketenagakeijaan
konvensi ILO layeik sesuai dengan kesepakatan. No.13 Tahun 2003/kesepakatan)
L IV- 60 -
keija.
Tersedia fasiiitas K3 untuk
12 PELATIHAN
12.1 Pekeija sebaiknya diberikan pelatihan atau Pekeija mengikuti Dokumen pelatihan (daftar hadir, materi
sosialisasi dan memahami Good Hygiene pelatihan/sosialisasi tentang GHP dan pelatihan dan bila tersedia copy sertifikat)
Practices(GHP) tentang pengelolaan rumput laut pengelolaan rumput laut meliputi: yang terkait dengan Good Hygiene
meliputi :fisiologi, gejala klinis dan jenis fisiologi, gejala klinis dan jenis Practices (GHP) tentang pengelolaan
penyakit, cara pemeliharaan alat terkait dengan penyakit, cara pemeliheu*aan alat rumput laut meliputi: fisiologi, gejala klinis
budidaya rumput laut, cara pengelolaan kualitas terkait dengan budidaya rumput laut, dan jenis penyakit, cara pemeliharaan alat
air dan lingkungan serta cara penanganan cara pengelolaan kualitas air dan terkait dengan budidaya rumput laut, cara
rumput laut lingkungan serta cara penanganan pengelolaan kualitas air dan lingkungan
rumput laut. serta cara penanganan rumput laut
Fendokumentasian kegiatan dllakukan pada Tersedia catatan dan dokumen Dokumen pencatatan dan pendukung
tahap praproduksi, produksi, panen dan pasca pendukung kegiatan pra produksi, setiap tahapan penerapan prosedur
panen guna ketertelusuran yang mencakup: produksi dan panen, yang meliputi budidaya rumput laut
a. persiapan sarana persiapan sarana/prasarana, Bukti pemenuhan traceability
b. penggunaan bibit penggunaan bibit, pengelolaan Adanya pengendalian dari Felaku Usaha
c. pemantauan kualitas air dan lingkungan; kesehatan rumput laut dan untuk memastikan bahwa produk yang
d. pemantauan hama dan penyakit panen dan lingkungan, serta panen dan memenuhi persyaratan Sertifikasi
distribusi distribusi. IndoGAF tidak dicampur dengan produk
Tersedia catatan penggunaan sarana lain (Non Sertifikasi).
produksi yang mencakup bibit (asal
bibit dan mutu,jumlah).
Terdapat catatan kesehatan rumput
laut meliputi kejadian penyakit (gejala
klinis, jenis, waktu dan kondisi
rumput laut).
Terdapat catatan dan rekaman
kualitas perairan (salinitas dan
kecersihan).
Terdapat catatan basil panen dan
pendistribusian yang meliputi tanggal,
jumlah dan pembeli (nama dan
alamat).
L IV-- 63 -
1 LOKASI
1.1 Mempunyai izin dan/atau registrasi/tanda • Mempunyai surat izin usaha • Surat izin usaha perikanan atau Tanda
pencatatan dari otoritas kompeten. perikanan atau Tanda Pendaftaran Pendaftaran Usaha Pembudidayaan
Usaha Pembudidayaan (TPUPl) sesuai (TPUPI)
dengan skala usaha yang dikeluarkan
oleh instansi bervvenang.
1.2 Unit budidaya ikan berada di lokasi yang aman • Lokasi tidak terkena dampak • Sejarah lokasi/areal budidaya
dan tidak terkena dampak sumber pencemaran pencemaran bila ada risiko (wabah • Kegiatan selain perikanan budidaya di
(industri, rumah tangga, pertanian, petemakan). penyakit, kerusakan lingkungan, dll) kawasan sekitar yang berpotensi
harus dilakukan pengendalian menimbulkan kontaminasi
1.3 Unit budidaya mempunyai kemudahan dalam • Kemudahan akses untuk transportasi, • Terdapat akses jalan, sarana transportasi,
akses transportasi, sumber energi, energi dan komunikasi. energi, komunikasi.
dankomunikasi.
2 AIR SUMBER
2.1 Unit budidaya memiliki air sumber dengan • Tersedia air sumber dengan kualitas • Hasil uji air sumber untuk parameter
kualitas dan kuantitas yang dan kuantitas yang memenuhi budidaya ikan (SNI budidaya ikan bias).
memenuhikebutuhan budidaya sesuai dengan kebutuhan budidaya sesuai dengan • Prosedur pengelolaan air sumber dan
jenis ikan. jenis ikan catatannya.
Catatan; persyaratan kualitas air mengikuti SNI
6496, SNI 7775, SNI 7776, SNI 7777, SNI7778,
SNI 7779, SNI 7869, SNI 7870, SNI 7871, SNI
L IV-- 64 -
3.1 Unit usaha budidaya mempunyai desain dan • Unit budidaya mempunyai desain dan • desain dan tata letak wadah dan fasilitas
tata letak wadah dan fasilitas untukeflsiensi tata letak ruang yang mendukung • Fenerapan prosedur budidaya dan
lokasi, mempermudah pekeijaan, dan dapat eflsiensi operasional dan menghindari biosekuriti
mempertahankan kondisi lingkungan dapat mempertahankan dan bangunan (kolam, saluran, dll)
yangoptimal sesuai jenis ikan dan mudah mengendalikan kondisi lingkungan Fenerapan prosedur budidaya (prosedur
dibersihkan yang optimal sesuai jenis ikan dein pemeliharaan ikan, pengelolasm air,
mudah dibersihkan catatan pertumbu
4 FASILITAS
4.1 Memiliki fasilitas sanitasi dengan penempatan • Unit budidaya mempunyai fasilitas • Tata letak fasilitas ssmitasi
L IV-- 65
4.3 Wadah budidaya dibangun dengankokoh, • Wadah budidaya cukup kuat dibuat • Jenis bahan
terbuat dari bahan yang mudah dibersihkandan dari bahan yang mudah dibersihkan
• Prosedur pembersihan wadah
higienis, serta mempermudah pengelolaan dan dijaga dalam kondisi yang higienis
4.4 Area dan wadah budidaya diberikan penandaan • Area budidaya diberikan penandaan • Pemisahan area dan penggunaan wadah
sesuai peruntukannya sesuai peruntukan/fungsi antara lain: serta penandaan
wadah penyimpanan air, wadah • Wadah karantina tersedia
5.1 Unit usaha budidaya dan lingkungan teijaga • Kebersihan unit usaha budidaya dan • Kondisi kebersihan unit budidaya,
kondisi kebersihannya lingkungannya selalu teijaga termasuk wadah, peralatan dan Iain-lain
5.2 Peralatan dan perlengkapan budidaya terbuat • Peralatan dan perlengkapan budidaya • Bahan peralatan dan perlengkapan mudah
dari bahan yang mudah dibersihkan, serta dibuat dari bahan yang mudah untuk dibersihkan
disimpan dalam kondisi teratur dan bersih dibersihkan • Peralatan dan perlengkapan disimpan
• Peralatan dem perlengkapan budidaya dengan baik (teratur dan bersih)
disimpan dalam kondisi teratur dan
bersih.
6 FERSIAPAN WADAH
6.1 Persiapan wadah budidaya dilakukan dengan • Persiapan wadah budidaya dilakukan • Penerapan prosedur persiapan wadah
baik untuk menjamin proses produksi ikan untuk menjamin proses produksi budidaya sesuai jenis wadah dan jenis
(sehat, pertumbuhan dan perkembangan) yang dapat berjalan dengan optimal sesuai ikan
7.1 Pengelolaan induk dan benih dilakukan dengan • Induk sehat dan unggul diseleksi dan • Penerapan prosedur pengelolaan induk
L IV-- 67 -
penyakit.
7.2 Melakukan seleksi dan penanganan benih • Seleksi dan penanganan benih • Penerapan prosedur seleksi dan
dilakukan untuk menghasilkan ikan bias yang dilakukan untuk menghasilkan ikan penanganan benih serta catatannya I
memenuhi karakteristik dan bebas penyakit. yang sesuai dengan karakteristik yang Catatan pantauan kejadian penyakit
diinginkan dan bebas penyakit.
8.1 Melakukan pengelolaan air pemeliharaan untuk • Melakukan pengelolaan air • Penerapan prosedur pengelolaan air
menjaga kualitas dan kuantitas air sesuEU pemeliharaan untuk menjaga kualitas • Hasil uji kualitas aiir
dengan jenis ikan yang dibudidayakan serta dan kuantitas air sesuai dengan jenis • Penerapan biosekuriti pada air
mencegah masuk dan menyebamya p>enyakit ikan yang dibudidayakan serta pemeliharaan
mencegah masuk dein menyebamya
penyakit
8.2 Mengidentifikasi parameter kunci kualitas air • Melakukan identifikasi parameter • Dafar parameter kunci kualitas air sesuai
sesuai jenis ikan kunci kualitas air yang sesuai dengan jenis ikan
jenis ikan.
8.3 Memonitor parameter kunci kualitas air • Dilakukan monitoring kualitas air • Penerapan prosedur pengelolaan air
pemeliharaan secara rutin minimal 1 (satu) kali pemeliharaan secara rutin sesuai jenis • Catatan monitoring kualitas air harian
sehari ikan antara lain pengukuran suhu. parameter kunci
9 PENGELOLAAN PAKAN
9.1 Pakan buatan komersial harus terdaftar pada • pakan komersisd terdaftar di KKP • Nomor pendaftaran pakan pada kemasan
otoritas kompeten, dan/atau pakan buatan • Pakan buatan sendiri yang • Catatan penggunaan pakan
L IV-- 68
10.1 Menjaga dan memonitor kesehatan ikan secara • Dilakukan monitoring rutin secara • Penerapan prosedur pengelolaan
rutin dengan cara visual dan/atau laboratorium visual terhadap kesehatan ikan kesehatan ikan
bila diperlukan • Bila teijadi wabah penyakit, maka • Catatan monitoring kesehatan ikan
dilakukan pemeriksaan laboratorium • Hasil uji penyakit ikan penting
sesuai kebutuhan.
L IV-- 69 -
10.2 Melakukan tindakan isolasi dan/atau karantina Dilakukan tindakan karantina Penerapan prosedur karantina ikan dan
untuk ikan yang sakit atau baru didatangkan ke meliputi; catatannya
unit budidaya Ikan yang baru didatangkan
atau akan dikirimkan
11.1 Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi atau • Pemanenan untuk ikan yang • Penerapan prosedur panen
sore hari dibudidayakan di luar ruangan, • Catatan panen
dilakukan pada pagi atau sore hari
• Pemanenan dilakukan dengan hati-
hati pada ikan yang dibudidayakem di
dalam ruangan
11.2 Melakukan penanganan ikan hasil pginen secara • Untuk mencegah stres dan kerusakan • Penerapan prosedur panen
higienis dan efisien untuk mencegah stres dan flsik, dilakukan penanganan ikan hasil
kerusakan fisik panen secara cepat, tepat dan higienis
• Pengepakan ikan dilakukan pada
suhu rendah
11.3 Melakukan pemberokan ikan selama 1-4 hari • Dilakukan pemberokan selama 1-4 • Penerapan prosedur panen dan
sebelum pengemasan untuk ikan yang akan hari sesuai jenis ikan dan ukurannya persiapannya
didistribusikan sebelum pemberian perlakuan, • Catatan pemanenan dan
pengemasan dan transportasi. penjualan/distribusi
11.4 Melakukan pengangkutan secara higienis untuk • Untuk menjamin kondisi ikan yang • Penerapan prosedur pengemasan dan
menjamin kondisi optimal bagi ikan optimal dilakukan pengangkutan pengangkutan ikan
secara higienis.
LIV-- 71 -
12 PENGELOLAAN LIMBAH
12.1 Melakukan pengelolaan air limbah budidaya • Memberi perlakuan secara biologi, • Penerapan prosedur penanganan air
sebelum dibuang ke perairan umum kimiawi dan fisika terhadap air limbah limbah
13.1 Unit budidaya melakukan pengelolaan • Penerapan komitmen lingkungan • Implementasi AMDAL, UKL/UP
lingkungan sesuai peraturem yang berlaku sesuai dokumen izin lingkungan
{AMDAL, UKL/UPL, SPPL)
• Budidaya ikan di perairan umum,
memenuhi ketentuan peraturan
daerah terkait pengelolaan
KJA/karamba.
13.2 Melakukan pemantauan periodik terhadap • Melakukan pemantauan lingkungan • Upaya dan komitmen melakukan
kualitas lingkungan budidaya dan di luar budidaya dan luar kawasan budidaya perbaikan lingkungan
kawasan unit budidaya sesuai kondisi. • Selain pembudidaya ikan kecil: hasil
monitoring kuyalitas lingkungan di luar
L IV-- 72 -
14 PEKERJA
14.1 Pekeija yang menangani hasil panen dalam • Pekeija yang menangani basil panen • Catatan pemeriksaan kesebatan pekeija
keadaan sehat (terbebas dari penyakit menular) dalam keadaan sebat yang menangani panen
14.2 Pekeija yang menangani ikan bias selama panen • Pekeija yang menangani ikan tidak • Catatan pemeriksaan kesebatan pekeija
dan pascapemen tidak menunjukkan indikasi menderita luka, infeksi atau penyakit yang menangani panen dan pasca panen
menderita luka, infeksi atau penyakit yang yang bisa mengkontaminasi iksm bias ikan
Pekeija sebaiknya diberikan pelatihan atau • Pekeija memabami dan mampu • Dokumen pelatiban (daftar badir, mated
sosialisasi dan memahami Good Hygiene menerapkan GHP di unit budidaya pelatiban dan bila tersedia copy sertifikat)
Practices(GHP) serta pengelolaan kesehatan dan • Pekeija memabami pengelolaan yang terkait dengan Good Hygiene
kesejahteraan ikan bias meliputi : kebiasaan kesebatan ikan sesuai jenis ikan yang Practices (GHP) serta pengelolaan
perilaku ikan bias, fisiologi, gejala klinis dan dipelibara fisiologi, gejala klinis dan kesebatan dan kesejabteraan ikan, yang
jenis penyakit, cara pemelibaraan alat terkait jenis penyakit, cara pemelibaraan alat meliputi: kebiasaan/perilaku ikan,
dengan kesebatan dan kesejabteraan ikan bias, terkait dengan budidaya ikan bias, fisiologi, gejala klinis dan jenis penyakit
cara pengelolaan kualitas air dan lingkungan cara pengelolaan kualitas air dan ikan, cara pemelibaraan alat terkait
serta cara penanganan ikan lingkungan serta cara penanganan dengan kesebatan dan kesejabteraan ikan,
ikan bias ceu*a pengelolaan kualitas air dan
lingkungan serta cara penanganan ikan
16 PENDOKUMENTASIAN
Unit budidaya mendokumentasikan kegiatan • Melakukan pendokumentasian • Kbusus pembudidaya kecil catatan sesuai
pada tabapan praproduksi, produksi, panen dan persiapan wadab budidaya yang dengan pengelolaan budidaya
pascapanen guna ketertelusuran yang meliputi: waktu, perlakuan, jenis dan • Dokumen-dokumen pencatatan dan
mencakup: volume baban yang digunakan, dokumen pendukung setiap tabapan
a. Persiapan wadab budidaya • Melakukan pendokumentasian penerapan prosedur budidaya ikan
b. Pengelolaan induk dan benib pengelolaan induk dan benib yang • Bukti pemenuban traceability
c. Pengelolaan air meliputi: waktu, perlakuan, • Adanya pengendalian dari Pelaku Usaba
d. Pengelolaan pakan jenis/varietas jumlab induk dan benib untuk memastikan babwa produk yang
e. Pengelolaan kesebatan dan penggunaan • Melakukan pendokumentasian memenubi persyatan Sertifikasi IndoGAP
obat ikan pengelolaan air pemelibaraan yang tidak dicampur dengan produk lain (non
L IV-- 74 -
5. Cara budidaya ikan yang baik (CBIC) bagian 4: Ikan air tawar
No Indikator Pengertian Alat penilaian (Verifier)
LOKASI
1.1 Area budidaya harus sesuai dengan Rencana Lokasi harus berada sesuai zonasi • RTRW atau Zonasi Kab/Kota.
Tata Ruang Wilayjih (RTRW)/ Zonasi serta Rencana Tata Ruang Wilayah/Zonasi yang • Pembudidaya kecil memiliki SPPL (Surat
peraturan perlindungan lingkungan. dikeluarkan pemda setempat. Pemyataan Kesanggupan Pengelolaan dan
AMDAL/UKL/UPL dibuat oleh unit Pemantauan Lingkungan).
budidaya dan disetujui oleh instansi • Peraturan perlindungan lingkungan untuk
lingkungan hidup penerbit izin lingkung£in unit budidaya yang vvajib AMDAL dan
(Pusat, Provinsi atau Kab/Kota). UKL/UPL:
SPPL diterbitkan oleh Dinas terkait 1. PP No 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan. Lingkungan berupa Analisa
Mengenai Dampak Lingkungan
2. Permen LH No 5 Tahun 2012
Catatan:
1.3 Lokasi unit budidaya ikan dapat terhindar • Lokasi unit budidaya ikem yang berada di • Sejarah area budidaya (lokasi unit
dari risiko kontaminasi dan bahaya dalam lingkungan unit usaha budidaya. budidaya pemah digunakan untuk sawah,
keamanan pangan. • Bila ada potensi kontaminasi, dilakukan industri dan kegiatan lain yang dapat
upaya pengendalian yang efektif untuk menimbulkan kontaminasi).
mengeliminir kandungan kontaminan. • Kegiatan selain perikanan budidaya di
areal lokasi.
2 AIR SUMBER
2.1 Ketersediaan dan kualitas air memenuhi • Mempunyai air sumber yang cukup • Hasil uji kontaminan pada sumber air, bila
persyaratan untuk budidaya ikan yang sepanjang tahun dengan kualitas yang terdapat risiko.
L IV-- 77
2.3 Penggunaan air sumber yang berasal dari • Air sumber diolah agar memenuhi baku • P»rosedur pengelolaan air sumber (per unit
limbah (pertanian, budidaya ikan, rumah mutu SNI ikan air tawar dan baku mutu budidaya atau kawasan) dan catatannya
tangga) harus dikelola untuk memenuhi baku air kelas 111 PP 82 tahun 2001 • Hasil uji mutu air pasok sesuai jenis risiko
mutu air pemeliharaan dan mengeliminasi • Pengelolaan air sumber sesuai kebutuhan, • Ketersediaan tandon dan instalasi
kontaminan keamanan pangan. pengelolaan secara fisika, biologi dan/atau pengelolaan air sumber sesuai kebutuheui
L IV-- 78
3.1 Wadah budidaya dapat mendukung proses • Wadah budidaya dan sarana lain (saluran Dokumen desain wadah dan bangunan
produksi; dan fasilitas lain) didesain untuk pendukung produksi(kolam, saluran, dll)
mendukung pengendalian kualitas air dan Dokumen tata letsik wadah dan bangunan
lingkungan budidaya serta pertumbuhan pendukungnya (kolam, gudang, kantor,
optimal ikan yang dibudidayakan. dll)
Fasilitas dan penerapan biosekuriti
• Tata letak wadah dan sarana lain Kondisi saringan pada saluran masuk
menunjang efektivitas dan efisiensi
operasional budidaya (saluran air dan
gudang pakan diatur sedemikian rupa
sehingga efisien dan menjamin
keberhasilan budidaya).
• Kolam memiliki saringan pada saluran eiir
masuk, terbuat dari nylon dengan ukuran
tertentu.
3.2 Wadah serta fasilitas unit budidaya ikan Unit budidaya mempunyai desain dan tata Desain dan tata letak tambak serta
dapat mengursmgi teijadinya kontaminasi letak petak kolam, saluran dan fasilitas fasilitas dapat mencegah kont£iminasi dan
dan/atau kontaminasi silang termasuk lain yang baik dan penempatan teratur kontaminasi silang (jarak, konstruksi,
penempatan fasilitas sanitasi (toilet, septic sehingga mencegaih kontaminasi dan elevasi)
tank, limbah cair dan saluran drainase); kontaminasi silang selama praproduksi,
L IV-- 79
3.3 Konstruksi bangunan dapat Konstruksi kuat sehingga dapat • Kondisi konstruksi bangunan
mempertahankan kondisi lingkungan yang mempertahankan volume dan kualitas air. • Catatan kesehatan ikan dan kualitas air
optimal sesuai jenis ikan dan wadah Pematang kolam kuat dan dapat menahan
banjir.
3.4 Wadah budidaya diberi tanda sesuai Area budidaya diberikan penandaan sesu£u Label pada wadah budidaya
peruntukannya peruntukan/fungsi antara lain:
Wadah penyimpanan air, wadah
pemijahan, wadah penetasan,
wadah pendederan, wadah
pembesarsm, wadeih
isolasi/karantina, wadeih
perlakuan air limbah.
Wadah diberikan tanda/identitas
yang meliputi nomor wadah,jenis
dan jumlah ikan, tahapan
L IV-- 80
4 PERALATAN
4.1 Peralatan budidaya dibuat dari bahan yang • Peralatan budidaya (sesuai dengan yang • Jenis bahan peralatan
ramah lingkungan disebutkan pada SNI budidaya ikan air
tawar).
• Peralatan dibuat dari bahan yang dapat di
daur ulang atau tidak mencemari
lingkungan.
4.2 Peralatan budidaya dibuat dari bahan yang • Terbuat dari bahan yang tidak korosif, • Jenis bahan peralatan
tidak berbahaya serta tidak menyebabkan desain tidak menyebabkan kerusakem fisik
kerusakan fisik dan kontaminasi pada ikan; ikan
4.3 Peralatan dibuat dari bahan dan desain yang • Peralatan untuk penanganan ikan bahan • Jenis bahan dan desain peralatan
mudah dibersihkan dan desainnya tidak mudah terkelupas • Prosedur atau tata cara/petunjuk
dan mudah dibersihkan penggunaan dan perawatan peralatan
5 PERSIAPAN WADAH
A Kolam dikeringkan dan dibersihkan dari Cukup jelas • Prosedur persiapan KAD dan catatannya
endapan lumpur serta kotoran ikan dari
dasar kolam untuk mencegah timbulnya
kontaminasi;
B Pastikan kolam tidak bocor Cukup jelas • Ada atau tidaknya kebocoran
C Melakukan pergantian dan pembersihan Cukup jelas • Prosedur dan catatan pergantian dan
jaring secara rutin sesuai kondisi jaring. pembersihan jaring
6 BENIH
6.1 Benih yang digunakan berasal dari unit • Surat Keterangan Asal benih dari hatchery • Copy sertifikat CPIB, dan/atau
pembenihan bersertifikat CPIB dan/atau diterbitkan oleh unit pembenihan setiap • Surat Keterangan Sehat (dari
mempunyai surat keterangan asal sehat dari kali pengiriman. laboratorium)
instansi yang berwenang atau laboratorium • Surat keterangan sehat benih: hasil uji • Surat Keterangan asal benih (dari
penyakit penting (sesuai jenis ikan dan hatcheiy).
risiko penularan penyakit) diterbitkan • Surat rekomendasi impor untuk benih
laboratorium. yang diimpor
• Benih yang tidak berasal dari wilayah
L IV-- 82
Indonesia
7.1 Pemilihan spesies dalam polikultur dengan • Pemilihan spesies dalam polikultur • Daftar spesies ikan yang dibudidayakan
menekan potensi penularan penyakit antar mengunakan prinsip tidak memiliki
spesies yang dibudidayakan kerentanan dan/atau menjadi karier
penyakit yang sama dengan jenis ikan
yang dibudidayakan secara bersamaan
(polikultur)
7.2 Melakukan adaptasi pada saat penebaran Cukup jelas • Catatan padat tebar
benih; padat tebar sesuai SNI 01.6484.5, SNI • Penerapan prosedur budidaya khusus
L IV-- 83
8.1 Pakan buatan komersial yang digunakan • Pakan komersial terdaftar di KKP • Nomor pendaftaran pakan pada kemasan
harus terdaftar pada otoritas kompeten, • Untuk pakan mandiri yang • Catatan pakan yang digunakan (merk)
dan/atau pakan buatan sendiri dibuat • Pakan buatan sendiri umumnya memiliki • Catatan pakan yang digunakan (merk)
dengan bahan yang direkomendasikan oleh tingkat kecemaan rendah sehingga • Data dari produsen p£ikan buatan sendiri;
otoritas kompeten dengan penanganan berpotensi meningkatkan jumlah limbah - Daftar bahan baku pakan (SNI 022724
higienis organik. dan SNI 7549)
• Bila ikan basil produksi dipeijualbelikan - NUaiFCR
8.3 Pakan yang diberikan disesuaikan dengan Sesuai SNI ikan air tawar • Prosedur pengelolaan pakan dan
jenis dan ukuran ikan serta sesuai dosis yang catatannya
dianjurkan; • Detedl pemilihan jenis dan ukuran pakan,
cara pemberian serta jumlah pakan yang
diberikan
8.4 Pakan disimpan di dalam wadah yang bersih • Penyimpanan pakan: higienis, tidak • Desain bangunan/fasilitas serta kondisi
dan metode penyimpanan sesuai dengan jenis terkena sinar matahari langsung, suhu penyimpanan pakan
pakan dalam kondisi higienis. sesuai jenis pakan • Prosedur dan kondisi penyimpanan serta
• Khusus pakan kering: penyimpanan tidak penanganan pakan
lembab
9 PENGELOLAAN KESEHATAN
9.1 Ikan dijaga dan dimonitor kesehatannya seca • Kesehatan ikan dijaga melalui pengelolaan • Penerapan prosedur budidaya (prosedur
dengan cara visual dan/atau laboratorium air, pakan dan biosekuriti yang baik; pengukuran pertumbuhan ikan, prosedur
bila diperlukan; • Kesehatan ikan dimonitor secara rutin pemberian pakan, catatan pertumbuhan
dengan cara visual; ikan, catatan temuan penyakit)
• Bila teijadi wabah penyakit, maka • Prosedur pengelolaan kesehatan dan
dilakukan pemeriksaem laboratorium catatannya
9.2 Ikan yang sakit atau baru didatangkan ke • Dilakukan tindakan karantina meliputi: • Tersedianya fasilitas karantina ikan sakit.
unit budidaya dilakukan tindakan isolasi - Ikan yang baru didatangkan atau akan • Prosedur karantina ikan sakit dan
L IV-- 85 -
9.5 Ikan sakit ditempatkan dalam wadah khusus, • Ikan sakit diberikan perlakuan sesuai • Prosedur penanganan/ pemusnahan ikan
apabila tidak bisa disembuhkan, ikan persyaratan; sakit dan catatannya
dimusnahkan dengan cara dibakar atau • Dilakukan desinfeksi wadah budidaya • Berita acara pemusnahan.
dikubur (sebeiumnya direndam dengan setelah digunakan untuk penanganan ikan
kaporit sesuai dosis yang dianjurkan), serta sakit.
10 PENGELOLAAN AIR
10.1 Kualitas air dijaga agar memenuhi • Kualitas air disesuaikan dengan SNI ikan • Prosedur pengelolaan air pemeliharaan
persyaratan air pemeliharaan sesuai dengan air tawar dan data kualitas air
10.2 Pengelolaan siir dilakukan untuk menekan • Dilakukan pencegahan masuk dan • Prosedur pengelolaan air masuk
risiko masuk dan menyebamya penyakit menyebamya penyakit melalui air ke khususnya pencegahan penyakit bila ada
koiam budidaya dengan cara yang efektif; risiko
perlakuan air masuk (bila ada • Prosedur pengelolaan air budidaya dan
risiko) untuk mencegah risiko catatannya (termasuk perlakuan air bila
masuknya penyakit teijadi penyakit)
10.3 Unit budidaya ikan perlu mengelola dan Pergantian air yang seminimum mungkin • Tingkat perggmtian air (%) dan upaya
menggunakan air secara efisien (less water tanpa menyebabkan penumnan kualitas efisiensi
exchange) sebagai upaya menjaga kelestarian air, dan kesehatan ikan: • Data kualitas air
lingkungan
menggunakan air sesuai
• Bukti teijadinya konflik sosial (adanya
kebutuhan budidaya dan
konflik masyarakat terkait pemanfaatan
mempertimbangkan kebutuhan
air)
masyarakat sekitar sehingga tidak
• Upaya meningkatkan efisiensi penggunaan
menyebabkan konflik social
air
upaya efisiensi penggunaan air
10.5 Kualitas air diukur secara periodik; • Parameter kualitas air untuk • Bukti frekuensi pengukuran kualitas air :
pertumbuhan, lingkungan dan keamanan untuk pertumbuhan sesuai dengan
pangan diukur secara periodik sesuai tingkatan teknologi
kebutuhan untuk lingkungan, pengujian
dilakukan setiap panen
untuk lingkungan di perairan
umum, pengujian dilakukan sesuai
kondisi spesifik lokasi
untuk keameman pemgan, setiap
kali terjadi perubahan kondisi yang
meningkatkan risiko kontaminan
10.6 Unit budidaya ikan menggunakan air secara • Penggunaan air harus dilakukan secara • Bukti adanya upaya efisiensi penggunaan
efisien untuk menjaga kelestarian lingkungan efisien; air antara lain dengan resirkulasi
• Menerapkan pengeloiaan air secara
resirkulasi
11.1 Fasilitas dan lokasi teijaga kebersihannya • Upaya menjaga kebersihan dan mencegah • Kondisi kebersihan wadah dan fasilitas
terkontaminasi kebersihannya
• Pengendalian rodensia, burung, dan • Prosedur dan dokumen penerapan higiene
hewan Iain di gudang pakan personal dan fasilitas.
• Fasilitas MCK dan saluran drainase
11.3 Peralatan dibersihkan setelah digunakan dan • Dilakukan upaya pencegahan penyebaran • Upaya menjaga kebersihan dan desinfeksi
(bila perlu) didesinfeksi untuk mencegah penyakit melalui penggunaan peralatan alat
12.1 Panen dan penanganan basil dilakukan • Panen dilakukan secara terencana dan • Prosedur cara panen dan penanganan
dengan cepat untuk mencegah kerusakan baik agar kualitas basil panen tidak basil serta catatannya
dan meminimalkan kontaminasi menurun.
kontaminasi.
12.3 Selama panen dan penanganan basil harus • Air bersih dan es digunakan sesuai • Kondisi air bersih dan es
13.1 Penanganan limbah cair, padat dan bahan Dilakukan pengelolaan limbah hasil • Fasilitas dan upaya pengelolaan limbah
berbahaya lainnya dilakukan untuk budidaya, hasil panen dan pasca panen budidaya dan rumeih tangga sesuai jenis
meminimalkan dampak lingkungan dan serta limbah lainnya secara efektif dan dan volumenya
kontaminasi produk yang disesuaikan efisien, sesuai dengan jenis (cair, padat • Penanganan limbah berbahaya
L IV-- 90 -
14 PENGELOLAAN LINGKUNGAN
14.1 Unit budidaya melakukan pengelolaan • Penerapan komitmen sesuai dokumen izin • Implementasi AMDAL, UKL/UPL, Prosedur
lingkungan sesuai peraturan yang berlaku lingkungan (AMDAL, UPL/UKL, SPPL) pengelolaan lingkungan, sesuai volume
• Setiap penanggung jawab usaha/ kegiatan dan jenis limbah antara lain IPAL
14 PENGELOLAAN LINGKUNGA
14.1 Unit budidaya melakukan pengelolaan • Penerapan komitmen sesuai dokumen izin • Implementasi AMDAL, UKL/UPL, Prosedur
lingkungan sesuai peraturan yang berlaku lingkungan (AMDAL, UPL/UKL, SPPL) pengelolaan lingkungan, sesuai volume
• Setiap penanggung jawab usaha/ kegiatan dan jenis limbah antara lain IPAL
14.2 Melakukan pemantauan periodik terhadap • Angka 20 ayat 3 Pembuangan limbah ke • Upaya dan komitmen melakukan
kualitas lingkungan budidaya dan di luar media lingkungan hidup memenuhi pemantauan dan perbaikan lingkungan
kawasan unit budidaya. persyaratan: serta efektivitasnya Selain pembudi daya
ikan kecil:
memenuhi baku mutu lingkungan
hidup, atau • Implementasi AMDAL, UKL/UPL
15 PEKERJA
15.1 Pekeija yang menangani basil panen dalam • Pemeriksaan pekeija sebelum bekeija Catatan pemeriksaan kesehatan pekeija
keadaan sehat (terbebas dari penyakit dalam kondisi sehat, tidak menunjukkan
menular) gejala sakit atau bukti sakit seperti luka
atau lesi (bisul/koreng) terinfeksi.
15.2 Pekeija yang menangani ikan selama panen • Pemeriksaan pekeija yang menangani ikan • Catatan pemeriksaan kesehatan pekeija
dan pascapanen tidak menunjukkan indikasi selama panen dan pasca panen dalam
LIV-- 93 -
15.3 Pekeija memiliki tanggung jawab pada pra Pekeija memiliki pemeihaman dan • Dokumen pelatihan pekeija mengenEU
produksi, produksi, panen dan pasca panen kemampuan menerapkan prinsip jaminan prinsip dan cara penerapan jaminan
yang memahami prinsip serta mampu mutu, kesehatan dan kesejahteraan ikan mutu, kesehatan dan kesejahteraan ikan
menerapkan jaminan mutu, kesehatan dan serta lingkungan serta lingkungan
kesejahteraan ikan serta lingkungan
• Penerapan prinsip jaminan mutu,
kesehatan dan kesejahteraan ikan serta
lingkungan pada bagian/oleh personil
terkait pra produksi, produksi, panen dan
pasca panen
15.4 Pekeija mendapatkan bayaran, tunjangan, • Untuk unit budidaya usaha skala kecil: • Dokumen kontrak keija dan catatan
jaminan sosial dan fasilitas kesejahteraan pekeija diberikan hak yang layak sesu£d pembayaran sesuai aturan
lainnya sesuzd aturan ketenagakeijaan dan dengan kesepakatan. ketenagakeijaan (UU Ketenagakeijaan
atau kontrak keija yang tidak bertentangan No.13 Tahun 2003/kesepakatan)
• Untuk unit budidaya usaha skala besar
dengan aturan ketenagakeijaan
(industri): • Fasilitas kesejahteraan lain (sesuai
Nasional/Regional dan konvensi ILO.
Pekeija mendapatkan upah dan aturan/kesepakatan)
tunjangan serta penghidupan yang
layak sesuai dengan kontrak keija
Catatan: Bila tidak ada kontrak keija secara
Pekeija mendapat hak tertulis maka kesepakatan keija secara lisan
libur/cuti/istirahat, dan dapat perlu diverifikasi antara pekeija dan
mengikuti organisasi sesuai dengan manajemen.
peraturan perundangan;
LIV- 94
16.1 Pekerja sebaiknya diberikan pelatihan atau • Pekerja mengikuti pelatihan/sosialisasi Dokumen pelatihan yang terkait dengan
sosialisasi dan memahami Good Hygiene tentang GHP dan pengelolaan ikan Good Hygiene Practices (GHP) serta
Practices (GHP) tentang pengelolaan meliputi: fisiologi, gejala klinis dan jenis pengelolaan kesehatan dan kesejahteraan
kesehatan dan kesejahteraan ikan meliputi: penyakit, cara pemeliharaan alat terkait ikan, yang meliputi: kebiasaan/perilaku
kebiasaan perilaku ikan, fisiologi, gejala klinis dengan budidaya ikan, csara. pengelolaan ikan, fisiologi, gejala klinis dan jenis
dan jenis penyakit, cara pemeliharaan edat kualitas air dan lingkungan serta cara penyakit ikan, cara pemeliheu^an alat
terkait dengan kesehatan dan kesejahteraan penangeman ik£in sehingga memiliki terkait dengan kesehatan dem
L IV-- 95 -
17 PENDOKUMENTASIAN
6. Cara budidaya ikan yang baik (CBIB) Bagian 5: Ikan laut di karamba jaring apung
No Indikator Pengertian Alat penilaian (Verifier)
LOKASI
1.1 Area budidaya harus sesuai dengan Rencana • Lokasi unit budidaya Ikan harus sesuai • RTRL Nasional (> 12 mU), RZWP3K
Tata Ruang Laut dan Zonasi (RTRLZ), serta dengan RTRLZ (UU 27/2007 Jo UU Propinsi (0-12 mil)
menjamin kelestarian lingkungan sesuai 1/2014) terdiri dari RTRL Nasional dan • Pembudidaya kecil memiliki SPPL (Surat
peraturan perlindungan lingkungan RZWP3K Provinsi; dan peraturan Pemyataan Kesanggupan Pengelolaan dan
perlindungan lingkungan; Pemantauan Lingkungan)
• Kawasan konservasi zona pemanfaatan • Selain pembudidaya kecil memenuhi
skala usaha tidak melebihi yang diizinkan Peraturan perlindungan lingkungan untuk
• Lokasi unit budidaya Ikan tidak berada di unit budidaya yang wajib AMDAL dan
daerah Konservasi Zona Inti UKL/UPL:
• Kegiatan budidaya Ikan tidak mengganggu PP No 27 Tahun 2012 tentemg Izin
alur pelayaran kapal. Lingkung£m berupa Ansilisa
Mengenai Dampak Lingkungan
Lokasi harus berada sesuai zonasi RTRL Permen LH No 5 Tahun 2012
(Pusat, Provinsi atau Kab/Kota) SPPL • SIUP efektif seteljih ada izin lingkungan
diterbitkan oleh Dinas terkait Lingkungan. (AMDAL atau UKL/UPL) Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)/
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
(UPL) bagi rencana usaha dan atau
kegiatan yang tidak wajib AMDAL
L IV-- 98 -
1.3 Lokasi unit budidaya dapat terhindar dari • Bila area sekitar menunjukkan resiko, • Informasi kegiatan selain perikanan
risiko kontaminasi dan bahaya keamanem maka perlu dipindahkan ke lokasi yang budidaya di sekitar kawasan budidaya
pangan. tidak mempunyai resiko kontaminasi dan • Hasil uji kontaminan pada air dan/ atau
bahaya keamanan pangan hasil residu pada ikan
1.4 Mempunyai izin dan/atau registrasi/tanda • Mempunyai Surat Izin Usaha Perikanan • SIUP dan/atau TDPIK
pencatatan dari otoritas kompeten. (SIUP) atau Tanda Daftar Pembudidaya • SIUP/TDPIK di Kawasan konservasi
Ikan Kecil (TDPIK) sesuai dengan jenis diterbitkan oleh Pusat
1.5 Kualitas air di lokasi pembesaran ikan dapat • Kualitas air sesuai dengan persyeiratan • Hasil uji kueditas air bila terdapat resiko
mendukung produksi ikan yang aman teknis untuk budidaya (sesuai SNl ikan • Catatan kesehatan dan pertumbuhan ikan
dikonsumsi manusia. laut di KJA). • Ada indikator biologis yang menunjukkan
• Data kualitas perairan yang memenuhi kondisi perairan tersebut belum tercemar
baku mutu SNI pembesaran ikan di KJA (misalnya bulu babi)
L IV-- 99
2.1 Fasilitas sanitasi (MCK) didesain dan Fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK) di unit Desain dan tata letak fasilitas sanitasi
ditempatkan di lokasi yang dapat budidaya didesain dengan baik untuk (MCK) mencegah tetjadinya kontaminasi
meminimalkan resiko kontaminasi proses mencegah cemaran, serta ditempatkan di Upaya untuk meminimalkan kontaminasi
pembesaran. lokasi yang meminimalisir potensi cemaran kegiatan sanitasi pada lokasi usaha
pada wadah budidaya, produk dan lingkungan budidaya
dengan mempertimbangkan arah arus (tidak
mengarah ke jaring)
2.2 Mempunyai desain dan tata letak wadah dan Desain dan tata letak KJA serta area lain Dokumen desain dan tata letak KJA
fasilitas pembesaran ikan yang baik dan melindungi proses pra produksi, produksi Penerapan Prosedur budidaya
dibuat untuk mencegah kontaminasi silang. hingga pasca panen dari pencemsu'an Penerapan Prosedur dan fasilitas
Tata letak diatur dengan membagi area penangangan limbah cair dan B3
setiap kegiatan sehingga tidak saling Jarak penempatan dengan KJA lain
mencemari (tetjadi konteuninasi silang)
Khusus desain dan konstruksi fasilitas
01-7222 dan SNI 8175 SNI 01-7222 dan SNI 8175, atau jika tidak • Desain KJA
3 PERALATAN
3.1 Peralatan budidaya dibuat deiri bahan yang Peralatan, perlengkapan dan fasilitas dibuat Jenis bahan peralatan
ramah lingkungan dari bahan yang tidak berbahaya, tidak
beracun dan tidak korosif sehingga tidak
menimbulkan risiko kontaminasi dan/atau
pencemaran lingkungan, dapat didaur ulang).
3.2 Peralatan budidaya dibuat dari bahan yang • Terbuat dari bahan yang tidak korosif dan • Jenis bahan pereilatan
tidak berbahaya serta tidak menyebabkan aman bagi ikan
kerusakan flsik dan kontaminasi pada ikan • Desain tidak menyebabkan kerusakan fisik
dan/atau kontaminasi pada ikan.
LIV-- 101 -
4 WADAH
4.1 Melakukan pemasangan jaring yang bersih, Jaring ysing dipasang dalam kondisi bersih, tali • Kondisi KJA terpasang dengan baik
tali jangkar, tali pelampung, jalan (titian) jangkar, tali pelampung, jalan (titian) serta
serta pemberatjaring di KJA pemberat jaring di KJA terpasang dengan baik
sehingga konstruksi jaring kuat.
4.2 Ukuran mata jaring disesuaikan dengan Pemilihan ukuran mata jaring disesuaikan • Ukuran mata jaring dan ukuran ikan
ukuran ikan yang akan ditebar dengan jenis dan pertumbuhan ikan (sesuai
dengan SNI Pembesaran Ikan Laut di KJA)
4.3 Ukuran mata jaring harus mempunyai Ukuran mata jaring disesuaikan dengan • Kondisi jaring dan sirkulasi air
sirkulasi air yang optimal ukuran ikan sehingga membuat sirkulasi air
yang optimal
4.4 Melakukan pengantian dan pembersihan • Jaring diganti dan dibersihkan secara • Upaya pemeliharaan jaring termasuk
jaring secara rutin sesuai kondisi jaring rutin sesuai kondisi jaring; perbaikan jeiring yang rusak, penggantian
• Jaring perlu dibersihkan bila terdapat dan pembersihan
kotoran yang melekat di jaring dein • Daftar bahan pembersihan jaring
mengganggu sirkulasi air.
• Tidak menggunakan bahem yang dilarang
untuk membersihkan jaring
5 BENIH
L IV-- 102 -
5.2 Benih yang berasal dari spesies introduksi • Benih yang berasal dari spesies introduksi • Surat rekomendasi penggunaan spesies
digunakan bila memenuhi keamanan harus memiliki surat pelepasan introduksi baru
5.4 Penebaran benih dilaksanakan dengan cara • Penebarsui benih diawali dengan • Penerapan prosedur penebaran benih dan
yang baik untuk menjamin kesehatan dan aklimatisasi untuk menjamin kesehatan catatannya
kesejahteraan ikan; dan kesejahteraan ikan;
• Penebaran benih dilakukan pada saat
suhu rendah.
LIV-- 103 -
SNI 01-6488.-4, SNI 01-6487.-4, SNI 01-6493 sesuai dengsui anjuran pada tabel dengan • Penerapan Prosedur budidaya
mempertimbangkan kondisi setempat.
• Data penyakit
PAKAN
6.1 Pakan buatan komersial yang digunakan • Pakan komersial terdaftar di KKP Nomor pendeift£irem pakan pada kemasan
hams terdaftar pada otoritas kompeten, • Pakan buatan sendiri yang Catatan penggunaan pakem
dan/atau pakan buatan sendiri dibuat dipeijualbelikan termasuk pakan
dengEin bahan yang direkomendasikan oleh komersial
otoritas kompeten dengan penanganan
• Pakan buatan sendiri menggunakan • Daftar bahan baku pakan
higienis.
komposisi bahan baku yang • Catatan penggunaan pakan dan nilai FCR
direkomendasikan (bebas dsui bahan • Prosedur pembuatan pakan buatan sendiri
terlarang) dan tidak memsak lingkungan.
• Pakan tambahan tidak berasal dari
• Komposisi proksimat sesuai SNI
spesies dan genus yang sama dengan
• Produsen pakan menerapkan Cara ikan yang dipelihara
penanganan pakan yang higienis
6.3 Pakan dan bahan imbuhan digunakan secara • Menggunakan pakan sesuai dosis (jumlah, • Catatan penggunaan pakan dan imbuhan
efisien dan bertanggung jawab untuk waktu dan frekuensi) sehingga memenuhi pakan
meminimalkan dampak negatif terhadap kebutuhan pertumbuhan optimal ikan dan • Nomor pendaftaran obat ikan sebaged
lingkungan serta menjamin keamansin tidak berpotensi mencemari lingkungan; imbuhan peikan
LIV-- 104
6.5 Pakan disimpan di dalam wadah yang bersih Penyimpanan pakan menjamin mutu Desain fasilitas penyimpanan pakan
dan metode penyimpanan sesuai dengan jenis dengan sirkulasi udara yang baik Prosedur dan kondisi penyimpanan serta
pak£m dalam kondisi higienis (mengguneikan palet, parapara, dll), penanganan pakan
kelembaban rendah, terhindar dari sinar
matahari langsung, dan terpisah dari
bahan dan peralatan yang berpotensi
mengkontaminasi pak£in untuk mencegah
kerusakan dan pertumbuhan jamur
Pengendalian hama (rodensia, burung atau
hewan peliharaan) diterapkan, dengan
syarat tidak mencemari pakan dan
lingkungan;
L IV-- 105 -
OBATIKAN
7.1 Obat ikan yang digunakein dalam setiap • Menggunakan obat ikein yang terdaftar di Nomor pendaftaran obat pada kemasan
proses budidaya ikan hanya yang terdaftar di Kementerian Kelautan dan Perikanan
7.2 Obat dan antimikroba digunakan secara • Penggunaan obat ikan lebih diupayakan • Label obat dan anti-mikroba yang
bertanggung jawab dsin efektif dalam sebagai tindakan pencegahan dalam tercantum pada kemasan
pencegahan dan pengobatain ikan serta pengendalian penyakit dibandingkan • Khusus penggunaan antimikroba:
mencegah dampak lingkungan. dengan tindakan pengobatan; Bukti pengawasan dari dokter
• Penggunaan antimikroba hanya untuk hewan/ahli kesehatan ikan (resep,
pengobatan; pengujian, periode masa henti obat)
• Pen^unaan obat ikan disesuaiksm dengan Label obat dan anti-mikroba yang
jenis penyakit yang ditentukan tercantum pada kemasan (melihat
berdasarkan gejala klinis dan/atau basil kandungan bahan aktif, periode masa
pengujian laboratorium; henti obat, dll.)
• Penggunaan antimikroba yang diizinkan Catatan penggunaan obat dan
harus mendapatkan rekomendasi dokter antimikroba serta catatan kejadian
hewan/ahli kesehatem ikan, dimonitor dan penyakit
direkeim, apabila diperlukan dilakukan • Uji residu obat dan antimikroba sesuai
LIV- 106 -
kontaminasi etiket/label obat, terpiseih dari sumber • Label obat (melihat persyaratan
kontaminasi, dan dsdam kondisi bersih; penyimpanannya)
• Obat ikan disimpan dalam kemasan yang • Kondisi kemasan obat pada saat
baik, tidak kedailuarsa dan tidak penyimpanan
mengalami perubahan fisik (tekstur, wama
dan bau).
7.4 Obat ikan memiliki label yang jelas dan • Terdapat label yang jelas dan lengkap • Informasi yang tercantum pada kemasan
lengkap tentang komposisi, dosis, indikasi, tentang komposisi, dosis, indikasi, cara • Label obat ikan dalam bahasa Indonesia
cara penggunaan, masa kadaluarsa dan penggunaan, masa kedaluarsa dan periode
periode masa henti obat dalam bahasa henti obat dalam bahasa Indonesia
Indonesia
9.2 Jaring penutup dipasang di atas wadah • Terdapat jaring penutup wadsih budidaya • Tersedia jaring penutup
budidaya untuk melindungi dari hama untuk melindungi dari hama.
9.3 Tidak memelihara hewan yang menyebabkan • Tidak terdapat binatang peliharaan yang • Upaya mencegah kontaminasi kotoran
kontaminasi, contoh: anjing, kucing dll. dapat menimbulkan kontaminasi di dalam hewan
10.1 Sirkulasi air pemeliharaan harus lancar Dilakukan pembersihan dan/atau penggantian • Upaya pemeliharaan jaring, pembersihan
dengan mengganti jaring, membersihkan jaring secara berkala dan mengatur jarak anteu* sampah dem pengaturan jarak antar KJA
sampah seceira rutin dan mengatur jarak KJA untuk menjaga kelancaran sirkulasi air
antar KJA pemeliharan.
10.2 Kualitas air dipantau secara rutin untuk • Monitoring kualitas air secara rutin untuk • Pemantauan rutin kualitas air dan
11 PENGELOLAAN LIMBAH
11.1 Limbah cair, padat dan bahan berbahaya Mempunyai fasilitas pengelolaan limbah Fasilitas dem kondisi pengelolaan limbah
lainnya ditampung dan dikelola untuk padat yang didesain dengan cair, padat dan berbahaya lain
meminimalkan dampgik lingkungan dan mempertimbangkan jenis dan volume
kontaminasi produk. limbah;
12.1 Panen dan penanganan hasil dilakukan Panen dilakukan dengan baik, waktu Prosedur panen dan penanganan hasil serta
dengan cepat untuk mencegah kerusakan panen yang sesingkat mungkin dan catatannya
dan meminimalkan kontaminasi; kualitas hasil panen tidak menurun;
Peneuiganan ikan dilakukan seceira
higienis dan efisien sehingga tidak
menimbulkan kerusakan fisik dan
LIV-- 110
12.2 Peralatan panen terbuat dari bahan yang Peralatan panen dibuat dari bahan yang Desain dan bahan tidak menyebabkan
tidak berbahaya serta tidak menyebabkein tidak berbahaya, tidak beracun dan tidak kerusakan fisik dan kontaminasi pada ikan
kerusakan fisik dan kontaminasi pada ikan; korosif, sehingga tidak menimbulkem risiko
kontaminasi dan/atau kerusakan fisik
ikan.
12.3 Selama panen dan penanganan hasil harus Air laut dan es yang digunakan selama Hasil uji es ALT dan E. Coli
menggunakan air bersih dan es. penangemem dan transportasi memenuhi • Kondisi air untuk panen dan penanganan
persyaratan (tidak mengandung cemaran hasil
berbahaya);
Es diterima, ditangani dan disimpan dalam
kondisi higienis serta memiliki dokumen
LIV-- 111
13.1 Pekeija yang menangani hasil panen dalam Pemerikseian pekeija sebelum bekeija dalam Catalan pemeriksaan kesehatan pekeija
keadaan sehat (terbebas dari penyakit kondisi sehat, tidak menunjukkan gejala sakit
menular)
13.2 Pekeija yang menangani ikan selama panen Pemeriksaan pekeija yang mensmgani ikan Catalan pemeriksaan kesehatan pekeija
dan pascapanen tidak menunjukkan indikasi selama panen dan pasca panen dalam kondisi
menderita luka, infeksi atau penyakit yang sehat, tidsik menunjukkan gejala sakit atau
dapat mengkontaminasi ikan bukti sakit seperti luka atau lesi (bisul/koreng)
terinfeksi.
13.3 Pekerja memiliki tanggung jawab pada Cukup jelas • Dokumen pelatihan (daftar hadir, mated
praproduksi, produksi, panen dan pelatihan dan bila tersedia copy sertifikat)
pascapanen yang memahami prinsip serta pekeija mengenai pnnsip dan cara
mampu menerapkan jaminan mutu, penerapan jaminan mutu, kesehatan dan
kesehatan dan kesejahteraan ikan serta kesejahteraan ikan serta lingkungan.
lingkungan • Pemahaman pekeija akan tanggung jawab,
prinsip dan cara penerapan jaminan
mutu, kesehatan dan kesejahteraan ikan
serta lingkungan.
LIV- 112 -
14.1 Pekeija sebaiknya diberikan pelatihan atau Cukup jelas • Dokumen pelatihan (daftar hadir, materi
sosialisasi dsin memahami Good Hygiene pelatihan dan bila tersedia copy sertifikat)
Practices (GHP) tentang pengelolaem yang terkedt dengem Good Hygiene
kesehatan dan kesejahteraan ikan meliputi: Practices (GHP) serta pengelolaeui
LIV- 113 -
15 PENDOKUMENTASIAN
15.1 Pendokumentasian Pendokumentasian • Melakukan pendokumentasian persiapan • Catatan sesuai dengan pengelolaan
kegiatan dilakukan pada tahap praproduksi, wadah budidaya yang meliputi: waktu, budidaya
produksi, panen dan pascapanen guna perlakuan, jenis dan volume bahan yang • Dokumen pencatatan dan pendukung
ketertelusuran yang mencakup: digunakan, setiap tahapan penerapan prosedur
a. persiapan KJA budidaya
• Melakukan pendokumentasian
b. penggunaan benih
pengelolaan induk dan benih yang
c. penggunaan paksm
meliputi: waktu, perlakuan, jenis/varietas
d. pemantauan kualitas air
jumlah induk dan benih
e. pemantauan kesehatan ikan dan
• Melakukan pendokumentasian kualitas
penggunaan obat ikan
air,
f. panen dan distribusi.
• Melakukan pendokumentasian
pengelolaan pakan yang meliputi: waktu
penerimaan pakan, pemberian dan
penyimpanan dan perlakuan pakan, jenis
dan jumlah serta frekwensi pemberian
pakan.
LIV-- 114 -
Meleikukan pendokumentasian
pengelolaan kesehatan dan penggunaan
obat ikan yang meliputi; waktu, status
kesehatan, perlakuan, jenis dan dosis dan
cara pemberian obat ikan bila perlu ada
basil uji Laboratorium.
Pembenihan SNI 6140 Benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus, Bleeket) kelas benih sebar
SNI 6141Produksi benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus, Bleeket) kelas benih sebar
SNI 01-6144-2006 Produksi benih udang windu Penaeus monodon (Fabricius, 1798) kelas benih sebar
SNI 6145.2 Ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch 1790) Bagian 2: Benih
SNI 6145.4 Ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch 1790) Bagian 4: Produksi benih
SNI 01-6149 Benih ikan bandeng (Chanos chanos Forskal) kelas benih sebar
SNI 01-6150 Produksi benih ikan bandeng (Chanos chanos Forskal) kelas benih sebar
SNI 6483.2 Ikan patin siam (Pangasianodon hypophthalmus, Sauvage 1878) - Bagian 2: Benih
SNI 6483.4 Ikan patin siam (Pangasianodon hypophthalmus, Sauvage 1878) - Bagian 4: Produksi benih
SNI 6484.2 Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 2: Benih
SNI 6484.4 Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 4 : Produksi benih
SNI 6486.2 Udang galah (Macrobrachium rosenbergii, de Man 1879) Bagian 2: Benih
LIV- 115 -
SNI 6486.4 Udang galah {Macrobrachium rosenbergii, de Man 1879) Bagian 4: Produksi benih
SNI 6487.2 Ikan kerapu bebek [Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 2: Benih
SNI 6487.3 Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 3: Produksi benih
SNI 6488.2 Ikan kerapu macem (EpinephelusJusajguttatus, Forskal) - Bagian 2: Benih
SNI 6488.3 Ikan kerapu macan (Epinephelusfuscoguttatus, Forskal) - Bagian 3: Produksi benih
SNI 01-6730.1 Benih kodok lembu (Rana catesbeiana, Shaw) kelas benih sebar
SNI 01-6730.3 Produksi benih kodok lembu (Rana catesbeiana, Shaw) kelas benih sebar
SNI 01-6143 Benih udang windu, Penaeus monodon (Fabricius, 1978) kelas benih sebar
SNI 01-7161 Benih kenaf(Hibiscus cannabinus L.) - Kelas benih dasar (BD), benih pokok (BP) dan benih
sebar(BR)
SNI 01-7252 Benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebeur
SNI 7311 Produksi benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar
SNI 7471.3 Ikan patin jambal(Pangasius djambal) - Bagian 3: Benih kelas benih sebar
SNI 7673.1 Produksi bibit rumput laut kotoni - Bagian 1: Metode lepas dasar
SNI 7673.2 Produksi bibit rumput laut kotoni - Bagian 2: Metode longline
SNI 7673.3 Produksi bibit rumput laut kotoni - Bagian 3: Metode rakit bambu apung
SNI 8296.4 Ikan mas(Cyprinus carpio, Linnaeus, 1758) - Bagian 4: Produksi benih
SNI 8297.1 Ikan papuyu (Anabas testudineus, Bloch 1792) - Bagian 1 : Benih
SNI 8297.2 Ikan papuyu (Anabas testudineus, Bloch 1792) - Bagian 2 ; Produksi benih
SNI 8036.1 Ikan kerapu cantang (Epinephelusfuscoguttatus, Forsskal 1775 >< Epinephelus lanceolatus,
L IV- 116 -
4. Budidaya ikah hias SNI 7775 Produksi ikan hias koi(Cyprinus carpio)
SNI 7776 Produksi ikan hias discus(Symphysodon discus)
SNI 7777 Produksi ikan cupang hias (Betta splendens)
SNI 7778 Produksi ikan hias nemo/clownfish (Amphiprion ocellaris)
SNI 7779 Produksi iksin hias black ghost (Apteronotus albifrons)
SNI 7869 Pakan buatan untuk iksm koi (Cyprinus carpio)
SNI 7870 Produksi ikan hias angelflsh (Pterophyllum spp)
SNI 7871 Produksi ikan arwana super red (Sceleropages legendrai)
SNI 7872 Produksi ikan maskoki (Carrasius auratus)
SNI 7995 Produksi ikan hias botia (Chromobotia macracanthus, Bleeker 1852)
SNI 7996 Produksi ikan hias rainbow merah (Glossolepis incisus, Weber 1908)
SNI 7997 Produksi ikan hias arwana silver (Osteoglossum bichirrosum, Cuvier 1829)
SNI 8108 Produksi ikan hias balashark (Bedantiocheilus melanopterus, Bleeker 1851)
SNI 8109 Produksi ikan hias capungan banggai/banggai cardinalfish (Pterapogon kauderni, Koumans
1933) di karamba jaring apung (KJA)
SNI 8110 Produksi ikan hias komet (Ceirassius auratus, Linnaeus 1758)
SNI 8111 Produksi ikan hias neon tetra (Paracheirodon innesi, Myers 1936)
SNI 8112 Produksi ikan hias platy (Xiphophorus sp., Heckel 1848)
SNI 8113 Produksi ikan hias synodontis/upside-down catfish (Synodontis eupterus, Boulenger 1901)
5. Budidaya Ikan Air Tawar SNI 01-6483.5 Ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) - Bagian 5: Produksi kelas pembesaran di
kolam
SNI 6484.5 Ikan lele dumbo (Clarias spp.) - Bagian 5: Produksi pembesaran di kolam
SNI 6494 Pembesaran ikan mas(Cyprinus carpio L) strain majalaya di karamba jaring apung(KJA)
SNI 6495 Produksi pembeseu'an ikan nila di karamba jaring apung (KJA)
LIV-- 118 -
SNI 7550 Produksi ikan nila (Oreochromis niloticus, Bleeker) kelas pembesaran di kolam air tenang
SNI 7551 Produksi ikan patin pasupati (Pangasius sp.) kelas pembesaran di kolam
SNI 7875 Pembesaran ikan mas (Cyprinus carpio, L.) di kolam air tenang
SNI 8001 Produksi ikan patin sieun (Pangasianodon hypophthalmus, Sauvage 1878) ukuran konsumsi di
kolam dalam
SNI 8002 Produksi ikan papuyu/betok (Anabas testudineus, Bloch 1792) ukuran konsumsi di kolam
SNI 8121 Pembesaran ikan lele (Clarias sp.) intensif dengan aplikasi probiotik bakteri Lactobacillus sp.
SNI 8123 Pembesaran ikan mas(Cyprinus carpio, Linnaeus 1758) dalam karamba jaring apung di
sungai
SNI 8124 Pembesaran ikan nila (Oreochromis niloticus, Linnaeus 1758) di kolam air deras
SNI 8005 Produksi ikan bandeng(Chanos chanos, Forskal 1775) ukuran konsumsi secara semi intensif
di tambeik
SNI 8122 Pembesaran ikan lele (Clarias sp.) intensif dengan sistem pergantian air
SNI 8120 Pembesaran ikan papuyu/betok (Anabas testudineus, Bloch 1792) di kolam lahan gambut
SNI 8119 Produksi polikultur ikan nila (Oreochromis spp.) dan udang vaname (Litopenaeus vannamei,
Boone 1931) di tambak
SNI 8003 Produksi ikan bandeng {Chanos chanos, Forsskal 1775) ukuran konsumsi di kolam air tawar
SNI 7471.5 Ikan patin jambal(Pemgasius djambal\ - Bagian 5: Produksi kelas pembesaran di kolam
6. Ikan Laut di Karamba SNI 01-6493 Ikan kakap putih [Lates calcarifer, Bloch) kelas pembesaran
Lrv- 119-
Jaring Apung SNI3 6488.4 Ikan kerapu macan {Bpinephelus fuscoguttatus, Forskal} - Bagian 4: Produksi pembesaran
di karamba iaring apung (KJA)
SNI 01-6487 Ikan kerapu tikus [Cromtleptes altivelis, Valenciences) kelas pembesaran
SNI 6488.6 Ikan kerapu macan [Bpinephelus fiiscoguttatus) - Bagian 6: Hasil pembesaran dt karamba
iairing apung(KJA)
TTD
KUKUH S. ACHMAD