RINGKASAN MATERI
TATA NEGARA
Dipersembahkan Oleh:
Weebo
Website: Youtube:
Terms of Service:
1. Materi ini dapat dijadikan sebagai referensi belajar seleksi kompetensi dasar
(SKD) pada tes calon pegawai negeri sipil (CPNS).
2. Silahkan subscribe youtube Weebo (https://www.youtube.com/c/WeeboCorner)
dengan mengeklik link/gambar pada halaman cover untuk mendukung program-
program dari Weebo.
3. Jika ingin mempublikasikan beberapa bagian dalam materi ini, silahkan
cantumkan link sumber menuju website Weebo (https://www.weebo.id/).
4. Semoga materi ini dapat bermanfaat.
TWK 5 Tata Negara
A. Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia
Sistem ketatanegaraan Republik Indonesia menurut UUD 1945, tidak menganut suatu sistem
negara manapun, tetapi adalah suatu sistem khas menurut kepribadian bangsa indonesia, namun
sistem ketatanegaraan Republik indonesia tidak terlepas dari ajaran Trias Politica Montesquieu.
Ajaran trias politica tersebut adalah ajaran tentang pemisahan kekuasaan negara menjadi tiga
yaitu Legislatif, Eksekutif, dan Judikatif yang kemudian masing-masing kekuasaan tersebut dalam
pelaksanaannya diserahkan kepada satu badan mandiri, artinya masing-masing badan itu satu
sama lain tidak dapat saling mempengaruhi dan tidak dapat saling meminta pertanggung jawaban.
https://www.weebo.id
d. DPA, yang berkedudukan sebagai badan penasehat Presiden, berkewajiban memberikan
jawaban atas pertanyaan presiden dan berhak mengajukan usul kepada pemerintah
e. BPK, sebagai “counterpart” terkuat DPR, mempunyai kekuasaan untuk memeriksa
tanggung jawab keuangan Negara dan hasil pemeriksaannya diberitahukan kepada DPR.
f. MA, sebagai badan kehakiman yang tertinggi yang didalam menjalankan tugasnya tidak
boleh dipengaruhi oleh kekuasaan pemerintah.
https://www.weebo.id
berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam Undang-undang seperti :
Kejaksaan, Kepolisian, Advokat/Pengacara dan lain-lain.
l. Mahkamah Konstitusi, Keberadaanya dimaksudkan sebagai penjaga kemurnian konstitusi
(the guardian of the constitution), Mempunyai kewenangan: Menguji UU terhadap UUD,
Memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara, memutus pembubaran partai
politik, memutus sengketa hasil pemilu dan memberikan putusan atas pendapat DPR
mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden dan atau wakil presiden menurut UUD,
Hakim Konstitusi terdiri dari 9 orang yang diajukan masing-masing oleh Mahkamah Agung,
DPR dan pemerintah dan ditetapkan oleh Presiden, sehingga mencerminkan perwakilan
dari 3 cabang kekuasaan negara yaitu yudikatif, legislatif, dan eksekutif.
B. Otonomi Daerah
1. Pengertian
Secara umum, Pengertian otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus diri sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Istilah otonomi daerah
bukan hal yang baru bagi bangsa dan negara RI sebab sejak Indonesia merdeka sudah
dikenal dengan Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID), yaitu lembaga yang menjalankan
pemerintahan daerah dan melaksanakan tugas mengatur rumah tangga daerahnya.
Pengertian Otonomi Daerah Secara Etimologi - Istilah otonomi berasal dari bahasa Yunani
yang berarti auto, dan nomous. Auto berarti sendiri, dan nomous berarti hukum atau
peraturan. jadi, pengertian otonomi daerah adalah aturan yang mengatur daerahnya sendiri.
Menurut UU No. 32 Tahun 2004 : Pengertian otonomi daerah menurut UU No. 32 Tahun 2004
adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
https://www.weebo.id
dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan potensi dan
kekhasan daerah.
Prinsip otonomi yang bertanggung jawab adalah otonomi yang dalam
penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian
otonomi, yang pada dasarnya untuk memberdayakan daerah termasuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional.
https://www.weebo.id
f. Utrecht, hukum adalah himpunan petunjuk hidup (perintah dan larangan) yang mengatur
tata tertib masyarakat, karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu.
g. Mochtar Kusumaatmadja, hukum adalah keseluruhan kaidah-kaidah serta asas-asas
yang mengatur pergaulan hidup manusia dalam masyarakat yang bertujuan memelihara
ketertiban dan keadilan yang meliputi lembaga-lembaga dan proses-proses guna
mewujudkan berlakunya kaidah itu sebagai kenyataan.
h. J. C. T. Simorangkir & Woerjono Sastropranoto, hukum adalah peraturan yang bersifat
memaksa, menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat, yang dibuat
oleh badan resmi yang berwajib, pelanggaran terhadap peraturan tadi berakibatkan
diambilnya tindakan, yaitu dengan hukuman tertentu.
i. Berdasarkan beberapa pengertian yang diberikan oleh para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa hukum adalah peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan
tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan resmi yang
berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan, yaitu
dengan hukuman tertentu.
2. Unsur-Unsur Hukum
a. adanya peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat.
b. peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib.
c. peraturan itu bersifat memaksa.
d. sanksi terhadap pelanggaran peraturan adalah tegas.
e. mengandung perlindungan yang efektif bagi mereka yang terkena hukum.
3. Ciri-Ciri Hukum
a. adanya perintah dan atau larangan.
b. Perintah dan atau larangan itu harus patuh ditaati setiap orang.
4. Sifat Hukum
Agar peraturan hidup kemasyarakatan agar benar-benar dipatuhi dan di taati sehingga
menjadi kaidah hukum, peraturan hidup kemasyarakata itu harus memiliki sifat mengatur dan
memaksa. Bersifat memaksa agar orang menaati tata tertib dalam masyarakaty serta
memberikan sanksi yang tegas (berupa hukuman) terhadap siapa yang tidak mau patuh
menaatinya.
5. Tujuan Hukum
Hukum bertujuan menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat dan hukum harus
pula bersendikan pada keadilan, yaitu asas-asas keadilan dari masyarakat itu. Sementara itu,
para ahli hukum memberikan tujuan hukum menurut sudut pandangnya masing-masing.
Prof. Subekti, S.H. hukum itu mengabdi pada tujuan Negara yang dalam pokoknya ialah
mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan pada rakyatnya.
Prof. MR. dr. L.J. Van Apeldoorn, tujuan hukum adalah mengatur pergaulan hidup
manusia secara damai.
Geny, hukum bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan, dan sebagai unsur
daripada keadilan disebutkannya “kepentingan daya guna dan kemanfaatan”.
Jeremy Betham (teori utilitas), hukum bertujuan untuk mewujudkan semata-mata apa
yang berfaedah bagi orang.
Prof. Mr. J. Van Kan, hukum bertujuan menjaga kepentingan tiap-tiap manusia supaya
kepentingan-kepentingan itu tidak dapat diganggu.
Berdasarkan pada beberapa tujuan hukum yang dikemukakan para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa tujuan hukum itu memiliki dua hal, yaitu :
untuk mewujudkan keadilan
semata-mata untuk mencari faedah atau manfaat.
https://www.weebo.id
Selain tujuan hukum, ada juga tugas hukum, yaitu :
Menjamin adanya kepastian hukum.
Menjamin keadilan, kebenaran, ketentraman dan perdamaian.
Menjaga jangan sampai terjadi perbuatan main hakim sendiri dalam pergaulan
masyarakat.
6. Sumber Hukum
Sumber hukum ialah segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai
kekuatan-kekutatan yang bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang jika dilanggar
mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata. Sumber hukum dapat ditinjau dari segi:
a. Sumber hukum material, sumber hukum yang dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang,
misalnya ekonomi, sejarah, sosiologi, dan filsafat. Seorang ahli kemasyarakatan (sosiolog)
akan menyatakan bahwa yang menjadi sumber hukum adalah peristiwa-peristiwa yang
terjadi dalam masyarakat. Demikian sudut pandang yang lainnya pun seterusnya akan
bergantung pada pandangannya masing-masing bila kita telusuri lebih jauh.
b. Sumber hukum formal, membagi sumber hukum menjadi :
Undang-undang (statue), yaitu suatu peraturan Negara yang mempunyai kekuatan
hukum yang mengikat diadakan dan dipelihara oleh penguasa Negara.
Kebiasaan (custom/adat), perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang
dalam hal yang sama kemudian diterima dan diakui oleh masyarakat. Apabila ada
tindakan atau perbuatan yang berlawanan dengan kebiasaan tersebut, hal ini
dirasakan sebagai pelanggaran.
Keputusan Hakim (Jurisprudensi); adalah keputusan hakim terdahulu yang dijadikan
dasar keputusan oleh hakim-hakim lain dalam memutuskan perkara yang sama.
Traktat (treaty); atau perjanjian yang mengikat warga Negara dari Negara yang
bersangkutan. Traktat juga merupakan perjanjian formal antara dua Negara atau
lebih. Perjanjian ini khusus menyangkut bidang ekonomi dan politik.
Pendapat Sarjana Hukum (doktrin); merupakan pendapat para ilmuwan atau para
sarjana hukum terkemuka yang mempunyai pengaruh atau kekuasaan dalam
pengambilan keputusan.
8. Penggolongan Hukum
a. Menurut Sumbernya
Hukum undang-undang; yaitu hukum yang tercantum dalam peraturan perundang-
undangan.
Hukum kebiasaan (adat); yaitu hukum yang terletak di dalam peraturan-peraturan
kebiasaan (adat)
https://www.weebo.id
Hukum traktat (perjanjian), yaitu hukum yang ditetapkan oleh Negara-negara dalam
suatu perjanjian antar Negara.
Hukum Yurisprudensi; yaitu hukum yang terbentuk karena keputusan hakim.
b. Menurut Bentuknya
Hukum Tertulis; hukum yang dicantumkan dalam berbagai peraturan.
Hukum Tidak Tertulis; hukum yang masih hidup dalam keyakinan masyarakat, tetapi
tidak tertulis, namun berlakunya ditaati seperti suatu peraturan perundangan. Hukum
tidak tertulis disebut juga sebagai suatu kebiasaan.
c. Menurut Tempat Berlakunya (ruang)
Hukum Nasional; hukum yang berlaku dalam suatu Negara.
Hukum Internasional; hukum yang mengatur hubungan hukum dalam dunia
internasional.
Hukum Gereja; kumpulan norma-norma yang ditetapkan.
Hukum Asing; hukum yang berlaku dalam Negara lain.
d. Menurut Waktu Berlakunya
Ius Constitutium (Hukum positif/berlaku sekarang); hukum yang berlaku sekarang bagi
masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu (hukum yang berlaku dalam
masyarakat pada suatu waktu, dalam suatu tempat tertentu).
Ius Constituendum (berlaku masa lalu); hukum yang diharapkan berlaku pada waktu
yang akan datang.
Antar Waktu (hukum asasi/hukum alam); hukum yang berlaku dimana-mana dalam
segala waktu dan untuk segala bangsa di dunia. Hukum ini tak mengenal batas waktu
melainkan berlaku untuk selama-lamanya (abadi) terhadap siapapun juga di seluruh
tempat.
e. Menurut Cara Mempertahankannya (Tugas & Fungsi)
Hukum Materil (KUH Perdata, KUH Pidana, KUH Dagang).
Hukum Formal (Pidana Formal, Perdata Formal).
f. Menurut Sifatnya
Hukum Memakasa (imperative); hukum yang dalam keadaan bagaimana pun juga
harus dan mempunyai paksaan mutlak.
Hukum Mengatur (fakultatif/pelengkap); hukum yang dapat dikesampingkan apabila
pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri dalam suatu
perjanjian.
g. Menurut Isinya
Hukum Privat/Perdata (hukum pribadi, hukum kekayaan, hukum waris).
Hukum Publik (Hukum tata Negara, hukum administrasi Negara, hukum pidana, hukum
acara, hukum internasional).
h. Menurut Wujudnya :
Hukum Objektif; hukum dalam suatu Negara yang berlaku umum dan tidak mengenai
orang atau golongan tertentu.
Hukum Subjektif; Hukum yang timbul dari hukum objektif dan berlaku terhadap seorang
tertentu atau lebih. Hukum subjektif disebut juga hak.
https://www.weebo.id