Anda di halaman 1dari 9

Nama Mafiq Aufa Hilmi

NIM 205100501111022
Kelas RE
Kelompok RE5

D. Pertanyaan
1. Bagaimana reagen biuret dapat digunakan untuk menentukan kadar protein pada
sampel?
Reagen biuret dapat digunakan untuk menentukan kadar protein pada sampel
dengan menunjukan reaksi positif yang ditandai dengan munculnya warna ungu
sebagai indikasi adanya kandungan protein pada sampel. Selanjutnya nilai
absorbansi sampel yang telah diberi biuret diukur, berdasarkan nilai absorbandi
tersebut dapat dihitung konsentrasi sampel (Maharani, 2018). Kemudian nilai kadar
protein dapat ditentukan berdasarkan konsentrasi sampel melalui rumus:
FP x Konsentrasi sampel x volume akhir
Kandungan Protein(%) = x 100%
Berat sampel x 1000

2. Senyawa apa yang terukur pada metode biuret dan titrasi formol?

Pada percobaan uji protein ini digunakan metode biuret dan titrasi formol. Senyawa
yang terukur pada metode biuret dan titrasi formol yaitu protein dan N-amino. Pada
metode uji biuret senyawa yang terukur yaitu kadar protein melalui pengukuran
nilai absorbansi dan perhitungan. Sedangkan pada uji titrasi formol, senyawa yang
terukur yaitu kadar N-amino yang ditentukan berdasarkan volume titrasi melalui
perhitungan kadar N-amino (Belinda, 2016).

3. Bagaimana tingkat hidrolisis protein dapat ditunjukkan oleh titrasi formol?

Proses titrasi formol dapat menunjukan tingkat hidrolisis protein. Pada titrasi
formol, protein akan dihidrolisis oleh kalium oksalat jenuh yang kemudian
menghasilkan asam amino. Akibat dari putusnya ikatan peptide oleh hidrolisis maka
akan memunculkan gugus N-amino bebas yang kemudian akan diikat menjadi
dimethilol melalui penambahan formaldehida sehingga kehilangan sifat basanya dan
meningkatkan keasaman protein. Peningkatan keasaman inilah yang kemudian
diukur melalui titrasi menggunakan NaOH dan fenolftalein(PP). Titik akhir titrasi
kemudian ditentukan berdasarkan terbentuknya warna pink. Sehingga tingkat
hidrolisis protein dapat ditunjukan berdasarkan titik akhir dan volume titrasi
(Ansari, 2019).

4. Jelaskan hubungan aktivitas protease dengan kadar protein pada masing-masing


sampel!
Hubungan antara aktivitas protease dan kadar protein berbanding terbalik, yang
berarti semakin tinggi aktivitas enzim protease maka semakin rendah kadar
proteinya. Hal ini dikarenakan, semakin tinggi aktivitas enzim protease maka
jumlah molekul protein yang dipecaah akan semakin banyak sehingga menurunkan
kadar protein. Ini dapat dilihat dari hasil yang ditunjukan oleh masing-masing
sampel. Sampel dengan nilai kadar protein tertinggi adalah biji kedelai. Hal ini
Nama Mafiq Aufa Hilmi
NIM 205100501111022
Kelas RE
Kelompok RE5

berbanding terbalik dengan aktivitas proteasenya. Aktivitas protease yang tinggi


dari protein yang terhidrolisis dapat menyebabkan kadar proteinnya rendah (Yuniati
dkk, 2015)
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Metode Biuret
Tabel 1. Absorbansi standar BSA
(X) Konsentrasi (Y) Absorbansi
0 0
0,1 0,008
0,2 0,014
0,4 0,036
0,6 0,068
0,8 0,089
1,0 0,119

a. Kurva standar BSA

Larutan Standar BSA


0.14
0.12
0.1 f(x) = 0.12 x − 0.01
R² = 0.99
Absorbansi

0.08
Absorbansi
0.06 Linear (Absorbansi)
0.04
0.02
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Konsentrasi

Persamaan Kurva Standar:


y= 0.1208x – 0.0058

Tabel 2. Kadar protein metode biuret


Konsentrasi
Sampel Absorbansi Kadar protein (%)
(mg/ml)
Biji Kacang Tanah 0,623 5,21 2,084
Tempe Kacang Tanah 0,196 1,67 0,668
Biji Kedelai 0,644 5,38 2,152
Tempe Kedelai 0,182 1,55 0,62

Perhitungan
1. Biji Kacang Tanah
a. Konsentrasi sampel
Diketahui:
Absorbansi = 0,623
y = 0,1208x – 0,0058

Perhitungan:
0,623 = 0,1208x – 0,0058
0,623+0,0058
x=
0,1208
x = 5,21
Konsentrasi sampel = 5,21 mg/ml

b. Kadar protein
Diketahui:
Konsentrasi sampel = 5,21 mg/ml

Perhitungan:
10 x 4 x 5,21
Kadar protein = x 100%
10 x 1000
Kadar protein = 2,084%

2. Tempe Kacang Tanah


a. Konsentrasi sampel
Diketahui:
Absorbansi = 0,196
y = 0,1208x – 0,0058

Perhitungan:
0,196 = 0,1208x – 0,0058
0,196+0,0058
x=
0,1208
x = 1,67 mg/ml
Konsentrasi sampel = 1,67 mg/ml

b. Kadar protein
Diketahui:
Konsentrasi sampel = 1,67 mg/ml

Perhitungan:
10 x 4 x 1,67
Kadar protein = x 100%
10 x 1000
Kadar protein = 0,668%

3. Biji Kedelai
a. Konsentrasi sampel
Diketahui:
Absorbansi = 0,644
y = 0,1208x – 0,0058

Perhitungan:
0,644 = 0,1208x – 0,0058
0,644+0,0058
x=
0,1208
x = 5,38 mg/ml
Konsentrasi sampel = 5,38 mg/ml

b. Kadar protein
Diketahui:
Konsentrasi sampel = 5,38 mg/ml

Perhitungan:
10 x 4 x 5,38
Kadar protein = x 100%
10 x 1000
Kadar protein = 2,152%

4. Tempe Kedelai
a. Konsentrasi sampel
Diketahui:
Absorbansi = 0,182
y = 0,1208x – 0,0058

Perhitungan:
0,182 = 0,1208x – 0,0058
0,182+ 0,0058
x=
0,1208
x = 1,55 mg/ml
Konsentrasi sampel = 1,55 mg/ml

b. Kadar protein
Diketahui:
Konsentrasi sampel = 1,55 mg/ml

Perhitungan:
10 x 4 x 1,55
Kadar protein = x 100%
10 x 1000
Kadar protein = 0,62%

Bahas dan bandingkan data-data dalam uji protein menggunakan metode biuret ini!
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan menggunakan metode biuret,
didapatkan data hasil percobaan yang menunjukan nilai absorbansi, konsentrasi, serta
kadar protein pada tiap-tiap sampel. Pada sampel Biji kacang tanah diperoleh nilai
absorbansi sebesar 0,623 dengan konsentrasi sampel sebesar 5,21 sehingga diperoleh
nilai kadar protein sebesar 2,084%. Pada sampel Tempe kacang tanah diperoleh nilai
absorbansi sebesar 0,196 dengan konsentrasi sampel sebesar 1,67 sehingga diperoleh
nilai kadar protein sebesar 0,668%. Pada sampel Biji kedelai diperoleh nilai
absorbansi sebesar 0,644 dengan konsentrasi sampel sebesar 5,38 sehingga diperoleh
nilai kadar protein sebesar 2,152%. Dan pada sampel Tempe kedelai diperoleh nilai
absorbansi sebesar 0,182 dengan konsentrasi sampel sebesar 1,55 sehingga diperoleh
nilai kadar protein sebesar 0,62%. Dari data tersebut nilai kadar protein tertinggi ada
pada sampel biji Kedelai dengan nilai 2,152. Sedangkan kadar protein terendah ada
pada sampel tempe kedelai dengan nilai 0,62. Hal ini sessuai dengan literatur yang
menyatakan bahwa kandungan kadar protein pada kedelai lebih tinggi daripada
kacang tanah (Ismayasari, 2014).
2. Metode Titrasi Formol
Tabel 3. Kadar N-amino
Volume titrasi
No. Sampel Kadar N-amino
formol
1. Biji Kacang Tanah 0,20 0,56 %
2. Tempe Kacang Tanah 0,40 1,12 %
3. Biji Kedelai 0,30 0,84%
4. Tempe Kedelai 0,50 1,4%

Perhitungan
1. Biji Kacang Tanah
Diketahui:
Volume titrasi = 0,20

Perhitungan:
0,20
Kadar N-amino = x 0,1 x 14,008 x 100%
5 x 10
Kadar N-amino = 0,56%

2. Tempe Kacang Tanah


Diketahui:
Volume titrasi = 0,40

Perhitungan:
0,40
Kadar N-amino = x 0,1 x 14,008 x 100%
5 x 10
Kadar N-amino = 1,12%

3. Biji Kedelai
Diketahui:
Volume titrasi = 0,30

Perhitungan:
0,30
Kadar N-amino = x 0,1 x 14,008 x 100%
5 x 10
Kadar N-amino = 0,84%

4. Tempe Kedelai
Diketahui:
Volume titrasi = 0,50

Perhitungan:
0,50
Kadar N-amino = x 0,1 x 14,008 x 100%
5 x 10
Kadar N-amino = 1,4%

Bahas dan bandingkan data-data dalam uji hasil hidrolisis protein menggunakan
metode titrasi formol ini!
Berdasarkan percobaan hidrolisis protein menggunakan metode titrasi formol
didapatkan data yang menunjukan nilai volume titrasi dan kadar N-amino pada tiap
sampel. Untuk sampel biji kacang tanah, volume titrasi yang digunakan sebesar
0,20 sedangkan kadar N-amino yang diperoleh adalah sebesar 0,56%. Pada sampel
Tempe kacang tanah, volume titrasi yang digunakan sebesar 0,40 sedangkan kadar
N-amino yang diperoleh adalah sebesar 1,12%. Pada sampel Biji kedelai, volume
titrasi yang digunakan sebesar 0,30 sedangkan kadar N-amino yang diperoleh
adalah sebesar 0,84%. Pada sampel Tempe kedelai, volume titrasi yang digunakan
sebesar 0,50 sedangkan kadar N-amino yang diperoleh adalah sebesar 1,4%.
Berdasaran data tersebut, nilai kadar N-amino tertinggi ditunjukan oleh tempe
kedelai sebesar 1,4% sedangkan nilai kadar N-Amino terendah ada pada biji kacang
tanah sebesar 0,56%. Secara umum nilai N-amino pada tempe lebih besar daripada
biji, hal ini menandakan bahwa nilai aktivitas enzim pada tempe lebih besar dari
biji. Ini sesuai dengan literatur yang ada yang menyatakan bahwa aktivitas enzim
pada tempe lebih besar daripada saat masih biji (Maharani, 2018).
F. KESIMPULAN
Tujuan dilakukanya praktikum uji protein yaitu mengetahui prinsip kerja analisis
kadar protein dengan metode biuret. Mengukur kadar protein dengan metode
biuret. Serta mengetahui prinsip kerja penentuan kadar N-Amino dengan cara
titrasi formol. Pada praktikum ini digunakan 4 sampel yang berbeda yaitu biji
kacang tanah, biji kedelai, tempe kacang tanah, dan tempe kedelai. Terdapat dua
hal penting yang diukur dalam praktikum ini yaitu kadar protein dalam tiap
sampel dan aktivitas enzim protease pada tiap sampel. Nilai aktivitas enzim
didasarkan pada nilai N-amino yang terbentuk, makin tinggi nilai N-amino maka
makin tinggi pula nilai aktivitas enzim pada sampel. Untuk mengukur kadar
protein pada sampel dilakukan uji biuret. Berdasarkan uji biuret yang telah
dilakukan, didapatkan hasil yang menunjukan kadar protein tertinggi ada pada
sampel biji kedelai sebesar 2,152%, selanjutnya yaitu sampel biji kacang tanah
sebesar 2,084%, lalu tempe kacang tanah sebesar 0,668% dan yang paling
sedikit yaitu tempe kedelai sebesar 0,62%. Dari percobaan biuret juga diketahui
bahwa nilai absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi sampel yang
digambarkan dalam grafik. Sementara itu, berdasarkan uji protein menggunakan
metode titrasi formol yang telah dilakukan, didapatkan hasil yang menunjukan
nilai N-amino tertinggi ada pada sampel tempe kedelai sebesar 1,4%, selanjutnya
yaitu sampel tempe kacang tanah sebesar 1,12%, lalu biji kedelai sebesar 0,84%
dan yang paling sedikit yaitu biji kacang tanah sebesar 0,56%. Dari
perbandingan kedua metode tersebut dapat dilihat bahwa semakin besar nilai
kadar protein pada suatu sampel, maka semakin kecil nilai N-Amino yang
terbentuk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai kadar protein
berbanding terbalik dengan nilai aktivitas enzim protease.

Anda mungkin juga menyukai