Lk.2.3. 3. Sistem Periodik Unsur (MM)
Lk.2.3. 3. Sistem Periodik Unsur (MM)
7 Zn 30 Zn
PEDOMAN MENGERJAKAN
1. Lengkapi konfigurasi elektron berikut :
KONFIGURASI ELEKTRON
LAMBANG
NO
UNSUR NOTASI
JUMLAH TIAP
LETAK ORBITAL LETAK KULIT
KULIT
23
1 Na 11 Na
31
2. P 15 p
16
3. O 8 O
35
4. Cl 17 Cl
58
5 Ni 28 Ni
6 Br 35 Br
7 Zn 30 Zn
CONTOH
39
19 K
(boleh
ditulis 1s2 2s2 sp6 3s2 3p6 K :2 L : 8 M :8
K 2.8,8,2
dengan 4s1 N :2
notasi 19K
Konfigurasi elektron adalah mengggambarkan kedudukan, susunan, letak elektron dalam masing-masing
kulit atom (sub kulit/orbital). Menurut teori Bohrn, elektron beredar mengelilingi inti atom pada lintasannya
yang disebut kulit atom.
Kulit 1 = kilit K (paling dekat dengan inti)
Kulit 2 = kulit L
Kulit 3 = kulit M dst
Aturan penentuan konfigurasi elektron :
1. Jumlah elektron maksimum pada kulit terluar = 8
2.Dalam pengisian elektron diurutkan dari kulit dengan energi terendah sampai kulit dengan energi
tertinggi (Prinsip Aufbau), jadi dimulai dari kulit yang paling dekat dengan inti yaitu K, L, M, N dst.
Apabila kulit bagian dalam telah terisi penuh baru pindah ke kulit berikutmya..
3. Jumlah elektron maksimum yang menempati tiap kulit sesuai aturan Paull yang dirumuskan dengan
2n2, dengan n adalah nomer kulit.
Kulit K, berarti n = 1, isinya maksimum 2
Kulit L, berarti n = 2, isinya maksimum 8, dst
1 K 1s
2 L 2s 2p
3 M 3s 3p 3d
4. N 4s 4p 4d 4f
5. O 5s 5p 5d 5f
6 P 6s 6p 6d
7 Q 7s 7p
Dari diagram tersebut dapat kita lihat urutan pengisian sub kulit (orbital) dimulai dari sub kulit yang
energinya terendah :
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d dst, dengan pengisian masing-masing orbital adalah
orbital s maksimum 2 elektron
orbital p maksimum 6 elektron
orbital d maksimum 10 elektron
orbital f maksimum 14. elektron
39
19 K (boleh ditulis dengan notasi 19K) berarti K memiliki 19 elektron yang ditempatkan sesuai dengan
konfigurasi elektron :
a. Yang di isi pertama kali adalah 1s, dengan orbital s terisi 2 (penuh) berarti ditulis 1s2 ,
b. elektron yang tersisa sebanyak 17, di isikan pada orbital berikut nya yaitu 2s dengan orbital s terisi
2 (penuh) berarti ditulis 2s2
c. elektron yang tersisa sebanyak 15, di isikan pada orbital berikut nya yaitu 2p dengan orbital p terisi
6 (penuh) berarti ditulis 2p6
d. elektron yang tersisa sebanyak 9, di isikan pada orbital berikut nya yaitu 3s dengan orbital s terisi 2
(penuh) berarti ditulis 3s2
e. elektron yang tersisa sebanyak 7, di isikan pada orbital berikut nya yaitu 3p dengan orbital p terisi 6
(penuh) berarti ditulis 3p6
f. elektron yang tersisa sebanyak 1, di isikan pada orbital berikut nya yaitu 4s dengan orbital s hanya
terisi 1 karena tinggal tersisa 1, berati tidakpenuh , dengan ditulis 4s1
39
19 K : letak orbital : 1s2 2s2 sp6 3s2 3p6 4s1
dari orbital di atas :
terdapat 1s2 berati kulit K ada 2
terdapat 2s2 sp6 berati kulit L ada 8
terdapat 3s2 3p6 berati kulit M ada 8
terdapat 4s1 berati kulit N ada 1
letak Kulit : K : 2 L : 8 M : 8 N: 1
dengan orbital : 2. 8. 8. 1
CONTOH LAIN :
16
8 O (boleh ditulis dengan notasi 8O) berarti K memiliki 8 elektron yang ditempatkan sesuai dengan
konfigurasi elektron :
a. Yang di isi pertama kali adalah 1s, dengan orbital s terisi 2 (penuh) berarti ditulis 1s2 ,
b. elektron yang tersisa sebanyak 6, di isikan pada orbital berikut nya yaitu 2s dengan orbital s terisi 2
(penuh) berarti ditulis 2s2
c. elektron yang tersisa sebanyak 4, di isikan pada orbital berikut nya yaitu 2p dengan orbital p terisi 4
tidak penuh, karena penuhnya 6, sementara yang tersissa tinggal 4 berarti ditulis 2p4
Dari konfiurasi di atas, untuk menentukan nomer periode, dapat ditentukan bahwa unsur
Narrium memiliki 3 kulit yaitu kulit K, L dan M, berarti nomer periode di dapat dari jumlah kulit
yaitu periode 3
Nomer periode = jumlah kulit
=3
NOMER PERIODE HARUS DENGAN ANGKA BIASA
Contoh :
Oksigen dengan notasi : 8O memiliki konfiguras elektron :
2 2 4
1s 2s sp
K:2 L:6
2. 6
Dari konfiurasi di atas, untuk menentukan nomer golongan, dapat ditentukan bahwa unsur Oksigen
memiliki kulit terluar yaitu kulit L yang berisi 6 elektron, berarti nomer golongan di dapat dari isi
kulit yang paling luar yaitu golongan VI, dengan blok A karena berakir pada orbital S atau P
Nomer golongan = jumlah elektron valensi
= jumlah elektron pada kulit paling luar
= VI A
NOMER GOLONGAN HARUS DENGAN ANGKA ROMAWI
Dari konfiurasi di atas, untuk menentukan nomer periode, dapat ditentukan bahwa unsur
Oksigen memiliki 2 kulit yaitu kulit K dan L, berarti nomer periode di dapat dari jumlah kulit yaitu
periode 2
Nomer periode = jumlah kulit
=2
NOMER PERIODE HARUS DENGAN ANGKA BIASA
Julius Lothar Meyer (1870 dari Jerman) menemukan hubungan yang lebih jelas antara sifat
unsur dan massa atom relatif. Ia menemukan keperiodikan sifat unsur-unsur, jika unsur-unsur
disusun menurut kenaikan massa atom relatif. Dalam mempelajari keperiodikan unsur-unsur ia
lebih menekankan pada sifat-sifat fisika. Meyer membuat grafik dengan mengalurkan volume
atom unsur terhadap massa atom relatif. Volume atom unsur diperoleh dengan cara membagi
massa atom relatif dengan kerapatan unsur. Grafik menunjukkan bahwa unsur-unsur yang
sifatnya mirip terletak pada bagian grafik yang mirip bentuknya. Misalnya Na, K, Rb terdapat di
puncak grafik, ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara sifat unsur dengan massa atom
relatifnya.
Di Rusia Mendeleyev (1869) juga menyusun satu daftar seperti yang dilakukan
Meyer yang terdiri dari 65 unsur yang telah dikenal pada masa itu. Selain dari sifat fisika, ia
menggunakan sifat-sifat kimia untuk menyusun daftar unsur-unsur berdasarkan kenaikan
massa atom relatif.
Periode Gol I Gol II Gol III Gol IV Gol V Gol VI Gol VII Gol VIII
H
1
1
Li Be B C N O F
2
7 9,4 11 12 14 16 19
Na Mg Al Si P S Cl
3
23 24 27,3 28 31 32 35,5
Fe:56
K Ca ? Tc V Cr Mn
Co:59
39 40 45 50 51 52 55
4 Ni:59
Cu Zn ? ? As Se Br
63,4 65,2 68 70 75 79,4 80
Ru:104.4
Rb Sr Y Zr Nb Mo ?
Rh:104,4
85,4 87,6 60 90 94 96 100
5 Pd:106,6
Ag Cd In Sn Sb Te I
108 112 75,6 118 122 128 127
Cs Ba La Ta W Re Os:199
133 137 ? 180 182 186 ? Ir:198
6 Pt:197,4
Au Hg Tl Pb Bi
197 200 204 207 210
Dmitri Ivanovich Mendeleev pada tahun 1869 melakukan pengamatan terhadap 63 unsur
yang sudah dikenal dan mendapatkan hasil bahwa sifat unsur merupakan fungsi periodik dari
massa atom relatifnya. Sifat tertentu akan berulang secara periodik apabila unsur-unsur disusun
berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Mendeleev selanjutnya menempatkan unsur-
unsur dengan kemiripan sifat pada satu lajur vertikal yang disebut golongan. Unsur-unsur juga
disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya dan ditempatkan dalam satu lajur yang
disebut periode. Sistem periodik yang disusun Mendeleev dapat dilihat pada tabel berikut:
Mendeleev sengaja mengosongkan beberapa tempat untuk menetapkan kemiripan sifat dalam
golongan. Beberapa kotak juga sengaja dikosongkan karena Mendeleev yakin masih ada
unsur yang belum dikenal karena belum ditemukan. Salah satu unsur baru yang sesuai
dengan ramalan Mendeleev adalah germanium yang sebelumnya diberi nama ekasilikon oleh
Mendeleev.
Pada periode ke empat kulit N, mulai terisi orbital 3d, dengan susunn 4s, 3d dan 4p,
sehingga total unsur yang ada dalam periode ini adalah 18 unsur. Hal yang sama juga
terjadi dan periode ke lima, orbital 4d mulai terisi, dengan konfigurasi elektron valensinya
5s, 4d dan 5p setara dengan 18 unsur. Periode ke enam dan ketujuh, orbital f mulai terisi
dan didapat jumlah 32 unsur setara dengan elektron pada orbital s, p, d dan f. Unsur
pertama yang mulai mengisi orbital 4f pada baris bawah pertama adalah La (Lantanium).
Pada baris atau deret ini, dimulai dari unsur lantanium berisi 14 unsur dikenal dengan
deret Lantanida, keempat belas unsur memiliki kemiripan yang sama dan menyerupai
unsur lantanium. Sedangkan, baris atau deret bawah kedua merupakan unsur‐unsur
yang mengisi orbital 5f dimulai dari unsur Ac (Actinium), dalam deret ini seluruh unsur
memiliki kemiripan sifat dengan actinium sehingga dikenal dengan deret Actinida.
Tabel periodik panjang tersusun atas Golongan A dengan unsur yang memiliki elektron
valensi pada orbital s dan p, dan Golongan B yang dengan elektron valensi pada orbital d
dan f. Golongan B merupakan golongan yang memiliki elektron valensi pada orbital d,
unsur-unsur dalam golongan ini merupakan logam. Untuk Golongan IIIB sampai dengan
golongan VIIB mencirikan elektron ns2 dan (n-1)d(1s/d 5), untuk lebih jelasnya, kita ambil
contoh Golongan IIIB memiliki elektron valensi 4s2, 3d1, dilanjutkan dengan 5s2, 4d1. Jika
kita ingin mengetahui gololngan VB, dengan mudah kita tetapkan elektron valensinya yaitu
s2 dan d3. Pada golongan IIIB yang masuk golongan ini, bukan hanya yang memiliki
konfigurasi s2, d1, namun juga untuk unsur dengan elektron valensi orbital f, hal ini terjadi
khusus untuk unsur pada periode ke enam dan ke tujuh. Hal ini terjadi karena sebelum
mengisi orbital 5d, orbital 4f terisi terlebih dahulu. Ada 14 unsur yang memiliki elektron
valensi orbital 4f yaitu deret lantanida. Demikianpula pada pengisian orbital 6d, maka
orbital 5f terisi terlebih dahulu dan terdapat 14 unsur lainnya yang dikenal deret Aktinida.
Untuk golongan VIIIB memiliki 3 kolom, sehingga untuk golongan VIII memiliki tiga
kemungkinan elektron valensi pada orbital d. Secara umum elektron valensinya adalah ns2
dan (n-1)d(6s/d 8), tiga kemungkinan tersebut adalah, d6, d7 dan d8. Sebagai contoh
unsur Fe (Besi) memiliki 4s2, 3d6, Kobal (Co) dengan elektron valensi 4s2, 3d7, dan Nikel
(Ni) memiliki elektron valensi 4s2, 3d8. Sedangkan untuk golongan IB dan IIB, memiliki
elektron valensi masing-masing 4s2, 3d9, dan 4s2, 3d10. Untuk menyederhanakan
penggolongan unsur dapat kita lakukan dengan memperhatikan elektron valensi yang
dimiliki oleh unsur tersebut, meliputi unsur blok s, yaitu yang memiliki elektron valensi pada
orbital s. Blok p adalah unsur yang memiliki elektron valensi pada orbital p, blok d dengan
elektron valensi pada orbital p dan blok f yang memiliki elektron valensi pada orbital f, lihat
Gambar 47.
Gambar 47. Tabel Periodik dengan pengelompokan Blok dari elektron valensinya
Berikut kita pelajari Tabel Sistem Periodik sederhana, yaitu mulai nomor atom 1 (hidrogen)
sampai nomor atom 20 (kalsium) seperti ditunjukkan gambar 16. Kedua puluh unsur ini
termasuk unsur-unsur utama dan nomor golongannya dibubuhi huruf A. Tabel Sistem
Periodik selengkapnya tertera dihalaman 39, akan kita pelajari lebih lanjut di kelas II.
Unsur-unsur yang terletak pada lajur tegak disebut golongan.
Golongan-golongan diberi nomor I, II, III, dan seterusnya. Misalnya Golongan II terdiri dari
unsur-unsur berilium, magnesium, dan kalsium. Unsur-unsur dalam deret mendatar disebut
periode. Misalnya, delapan unsur-unsur mulai natrium sampai argon terletak dalam
periode. Perhatikan pula struktur elektron unsur-unsur dalam gambar 16.
Unsur-unsur tersebut mempunyai pola yang sama. Dari litium sampai neon, banyaknya
elektron pada kulit terluar bertambah dari periode 1 sampai 8 . Kemudian terulang lagi
pada periode berikutnya dari natrium pada periode 1 sampai argon pada periode 8.
Dalam setiap golongan, banyaknya elektron pada kulit terluar setiap unsur selalu sama
sesuai nomor golongannya. Misalnya, fluor dan klor keduanya merupakan unsur-unsur
yang terletak pada golongan VII, maka kedua unsur tersebut memiliki 7 elektron pada kulit
terluarnya. Struktur elektron sangat penting untuk memahami sifat-sifat unsur pada Tabel
Sistem Periodik.
Gambar 49. Konfigurasi elektron 20 unsur pertama dalam Sistem Periodik
Gambar 50. Sistem Periodik bentuk panjang
Unsur-unsur utama yang terdiri dari delapan golongan dikenal dengan nama-nama tertentu
sebagai berikut (tabel 2.10)
Kurva hubungan jari-jari atom dengan nomor atom memperlihatkan bahwa jari-jari atom
dalam satu golongan akan semakin besar dari atas ke bawah. Hal ini terjadi karena dari
atas ke bawah jumlah kulit bertambah sehingga jari-jari atom juga bertambah.
Gambar 58 Elektronegatifitas
Elektronegatifitas naik dari bawah ke atas dalam satu golongan
Elektronegatifitas naik dari kiri ke kanan dalam satu periode
Terlihat dari gambar bahwa untuk unsur gas mulia tidak mempunyai harga
keelektronegatifan karena konfigurasi elektronnya yang stabil. Stabilitas gas mulia
menyebabkan gas mulia sukar untuk menarik dan melepas elektron. Keelektronegatifan
skala pauling memberikan nilai keelektronegatifan untuk gas mulia sebesar nol.
Gambar 59. Sifat periodik unsur