Anda di halaman 1dari 18

LEMBAR KERJA SISWA

KD. 2. 3. 3. SISTEM PERIODIK UNSUR


SOAL
1. Lengkapi konfigurasi elektron berikut :
KONFIGURASI ELEKTRON
LAMBANG
NO
UNSUR NOTASI
JUMLAH TIAP
LETAK ORBITAL LETAK KULIT
KULIT
23
1 Na 11 Na
31
2. P 15 p
16
3. O 8 O
35
4. Cl 17 Cl
58
5 Ni 28 Ni
6 Br 35 Br

7 Zn 30 Zn

2. Tentukan letak unsur berikut dalam sistem Periodik Unsur :

LETAK DALAM SPU


No UNSUR Notasi KONFIGURASI ELEKTRON NOMER NOMER
GOLONGAN PERIODE
Letak Orbital
32
1. Belerang Letak Kulit
16 S
Jumlah Tiap Kulit
Letak Orbital
39
2 19 K Letak Kulit
Jumlah Tiap Kulit
Letak Orbital
3 28
Si Letak Kulit
14

Jumlah Tiap Kulit


Letak Orbital
4
70
Ga Letak Kulit
31
Jumlah Tiap Kulit
Letak Orbital
80
5 35 Br Letak Kulit
Jumlah Tiap Kulit
Letak Orbital
6 33As Letak Kulit
Jumlah Tiap Kulit
LETAK DALAM SPU
No UNSUR Notasi KONFIGURASI ELEKTRON NOMER NOMER
GOLONGAN PERIODE
Letak Orbital
7 38Sr Letak Kulit
Jumlah Tiap Kulit
Letak Orbital
8 50Sn Letak Kulit
Jumlah Tiap Kulit

PEDOMAN MENGERJAKAN
1. Lengkapi konfigurasi elektron berikut :
KONFIGURASI ELEKTRON
LAMBANG
NO
UNSUR NOTASI
JUMLAH TIAP
LETAK ORBITAL LETAK KULIT
KULIT
23
1 Na 11 Na
31
2. P 15 p
16
3. O 8 O
35
4. Cl 17 Cl
58
5 Ni 28 Ni
6 Br 35 Br

7 Zn 30 Zn

CONTOH
39
19 K
(boleh
ditulis 1s2 2s2 sp6 3s2 3p6 K :2 L : 8 M :8
K 2.8,8,2
dengan 4s1 N :2
notasi 19K

Konfigurasi elektron adalah mengggambarkan kedudukan, susunan, letak elektron dalam masing-masing
kulit atom (sub kulit/orbital). Menurut teori Bohrn, elektron beredar mengelilingi inti atom pada lintasannya
yang disebut kulit atom.
Kulit 1 = kilit K (paling dekat dengan inti)
Kulit 2 = kulit L
Kulit 3 = kulit M dst
Aturan penentuan konfigurasi elektron :
1. Jumlah elektron maksimum pada kulit terluar = 8
2.Dalam pengisian elektron diurutkan dari kulit dengan energi terendah sampai kulit dengan energi
tertinggi (Prinsip Aufbau), jadi dimulai dari kulit yang paling dekat dengan inti yaitu K, L, M, N dst.
Apabila kulit bagian dalam telah terisi penuh baru pindah ke kulit berikutmya..
3. Jumlah elektron maksimum yang menempati tiap kulit sesuai aturan Paull yang dirumuskan dengan
2n2, dengan n adalah nomer kulit.
Kulit K, berarti n = 1, isinya maksimum 2
Kulit L, berarti n = 2, isinya maksimum 8, dst

1 K 1s
2 L 2s 2p
3 M 3s 3p 3d
4. N 4s 4p 4d 4f
5. O 5s 5p 5d 5f
6 P 6s 6p 6d
7 Q 7s 7p
Dari diagram tersebut dapat kita lihat urutan pengisian sub kulit (orbital) dimulai dari sub kulit yang
energinya terendah :
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d dst, dengan pengisian masing-masing orbital adalah
orbital s maksimum 2 elektron
orbital p maksimum 6 elektron
orbital d maksimum 10 elektron
orbital f maksimum 14. elektron
39
19 K (boleh ditulis dengan notasi 19K) berarti K memiliki 19 elektron yang ditempatkan sesuai dengan
konfigurasi elektron :
a. Yang di isi pertama kali adalah 1s, dengan orbital s terisi 2 (penuh) berarti ditulis 1s2 ,
b. elektron yang tersisa sebanyak 17, di isikan pada orbital berikut nya yaitu 2s dengan orbital s terisi
2 (penuh) berarti ditulis 2s2
c. elektron yang tersisa sebanyak 15, di isikan pada orbital berikut nya yaitu 2p dengan orbital p terisi
6 (penuh) berarti ditulis 2p6
d. elektron yang tersisa sebanyak 9, di isikan pada orbital berikut nya yaitu 3s dengan orbital s terisi 2
(penuh) berarti ditulis 3s2
e. elektron yang tersisa sebanyak 7, di isikan pada orbital berikut nya yaitu 3p dengan orbital p terisi 6
(penuh) berarti ditulis 3p6
f. elektron yang tersisa sebanyak 1, di isikan pada orbital berikut nya yaitu 4s dengan orbital s hanya
terisi 1 karena tinggal tersisa 1, berati tidakpenuh , dengan ditulis 4s1
39
19 K : letak orbital : 1s2 2s2 sp6 3s2 3p6 4s1
dari orbital di atas :
terdapat 1s2 berati kulit K ada 2
terdapat 2s2 sp6 berati kulit L ada 8
terdapat 3s2 3p6 berati kulit M ada 8
terdapat 4s1 berati kulit N ada 1
letak Kulit : K : 2 L : 8 M : 8 N: 1
dengan orbital : 2. 8. 8. 1
CONTOH LAIN :
16
8 O (boleh ditulis dengan notasi 8O) berarti K memiliki 8 elektron yang ditempatkan sesuai dengan
konfigurasi elektron :
a. Yang di isi pertama kali adalah 1s, dengan orbital s terisi 2 (penuh) berarti ditulis 1s2 ,
b. elektron yang tersisa sebanyak 6, di isikan pada orbital berikut nya yaitu 2s dengan orbital s terisi 2
(penuh) berarti ditulis 2s2
c. elektron yang tersisa sebanyak 4, di isikan pada orbital berikut nya yaitu 2p dengan orbital p terisi 4
tidak penuh, karena penuhnya 6, sementara yang tersissa tinggal 4 berarti ditulis 2p4

: letak orbital : 1s2 2s2 sp4


8O
dari orbital di atas :
terdapat 1s2 berati kulit K ada 2
terdapat 2s2 sp4 berati kulit L ada 6
letak Kulit : K : 2 L : 6
dengan orbital : 2. 6

2. Tentukan letak unsur berikut dalam sistem Periodik Unsur :

LETAK DALAM SPU


No iUNSUR Notasi KONFIGURASI ELEKTRON NOMER NOMER
GOLONGAN PERIODE
Letak Orbital
32
1. Belerang Letak Kulit
16 S
Jumlah Tiap Kulit
Letak Orbital
39
2 19 K Letak Kulit
Jumlah Tiap Kulit
Letak Orbital
3 28
Si Letak Kulit
14

Jumlah Tiap Kulit


Letak Orbital
4
70
Ga Letak Kulit
31
Jumlah Tiap Kulit
Letak Orbital
80
5 35 Br Letak Kulit
Jumlah Tiap Kulit
Letak Orbital
6 33As Letak Kulit
Jumlah Tiap Kulit
Letak Orbital
7 38Sr
Letak Kulit
LETAK DALAM SPU
No iUNSUR Notasi KONFIGURASI ELEKTRON NOMER NOMER
GOLONGAN PERIODE
Jumlah Tiap Kulit
Letak Orbital
8 50Sn Letak Kulit
Jumlah Tiap Kulit
Letak Orbital 1s2 2s2 sp6 3s1
con 23
Natrium 11 Na Letak Kulit K:2 L:8 M:1 Golongan I A Periode 3
toh Jumlah Tiap Kulit 2. 8. 1
Letak Orbital 1s2 2s2 sp4
con
Oksigen 8O Letak Kulit K:2 L:6 Golongan VI A Periode 2
toh Jumlah Tiap Kulit 2. 6

Hubungan Sistem Periodik dengan Konfigurasi Elektron.


Berdasarkan konfigarasi ekektronnya maka kedudukan unsur dalam sistem periodik dapat
ditentukan baik nomer golongan maupun nomer periodenya
 Nomer golongan = jumlah elektron valensi = jumlah elektron pada kulit paling luar
 Nomer periode = jumlah kulit
Contoh :
23
Natirum dengan notasi : 11 Na memiliki konfiguras elektron :
1s2 2s2 sp6 3s1
K:2 L:8 M:1
2. 8. 1
Dari konfiurasi di atas, untuk menentukan nomer golongan, dapat ditentukan bahwa unsur Narrium
memiliki kulit terluar yaitu kulit M yang berisi 1 elektron, berarti nomer golongan di dapat dari isi
kulit yang paling luar yaitu golongan I , dengan blok A karena berakir pada orbital S atau P
 Nomer golongan = jumlah elektron valensi
= jumlah elektron pada kulit paling luar
=IA
NOMER GOLONGAN HARUS DENGAN ANGKA ROMAWI

Dari konfiurasi di atas, untuk menentukan nomer periode, dapat ditentukan bahwa unsur
Narrium memiliki 3 kulit yaitu kulit K, L dan M, berarti nomer periode di dapat dari jumlah kulit
yaitu periode 3
 Nomer periode = jumlah kulit

=3
NOMER PERIODE HARUS DENGAN ANGKA BIASA
Contoh :
Oksigen dengan notasi : 8O memiliki konfiguras elektron :
2 2 4
1s 2s sp
K:2 L:6
2. 6
Dari konfiurasi di atas, untuk menentukan nomer golongan, dapat ditentukan bahwa unsur Oksigen
memiliki kulit terluar yaitu kulit L yang berisi 6 elektron, berarti nomer golongan di dapat dari isi
kulit yang paling luar yaitu golongan VI, dengan blok A karena berakir pada orbital S atau P
 Nomer golongan = jumlah elektron valensi
= jumlah elektron pada kulit paling luar
= VI A
NOMER GOLONGAN HARUS DENGAN ANGKA ROMAWI

Dari konfiurasi di atas, untuk menentukan nomer periode, dapat ditentukan bahwa unsur
Oksigen memiliki 2 kulit yaitu kulit K dan L, berarti nomer periode di dapat dari jumlah kulit yaitu
periode 2
 Nomer periode = jumlah kulit

=2
NOMER PERIODE HARUS DENGAN ANGKA BIASA

Julius Lothar Meyer (1870 dari Jerman) menemukan hubungan yang lebih jelas antara sifat
unsur dan massa atom relatif. Ia menemukan keperiodikan sifat unsur-unsur, jika unsur-unsur
disusun menurut kenaikan massa atom relatif. Dalam mempelajari keperiodikan unsur-unsur ia
lebih menekankan pada sifat-sifat fisika. Meyer membuat grafik dengan mengalurkan volume
atom unsur terhadap massa atom relatif. Volume atom unsur diperoleh dengan cara membagi
massa atom relatif dengan kerapatan unsur. Grafik menunjukkan bahwa unsur-unsur yang
sifatnya mirip terletak pada bagian grafik yang mirip bentuknya. Misalnya Na, K, Rb terdapat di
puncak grafik, ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara sifat unsur dengan massa atom
relatifnya.
Di Rusia Mendeleyev (1869) juga menyusun satu daftar seperti yang dilakukan
Meyer yang terdiri dari 65 unsur yang telah dikenal pada masa itu. Selain dari sifat fisika, ia
menggunakan sifat-sifat kimia untuk menyusun daftar unsur-unsur berdasarkan kenaikan
massa atom relatif.

Gambar 44. Dmitry Mendeleyev dan Sistem Periodik dalam prangko

Mendeleyev mengungkapkan suatu hukum periodik yang berbunyi:


Tabel Sistem Periodik Mendeleyev yang telah disempurnakan (1871) terdiri atas golongan (lajur
tegak) dan periode (deret mendatar) seperti tampak pada tabel halaman 39.
Keuntungan Tabel Periodik Mendeleyev dalam memahami sifat unsur ialah:
1. Sifat kimia dan sifat fisika unsur dalam satu golongan berubah secara teratur.
2. Dapat meramal sifat unsur yang belum diketemukan, yang akan mengisi tempat kosong
dalam daftar.
3. Tabel ini tidak mengalami perubahan setelah penemuan unsur-unsur gas mulia.
Kelemahan Tabel Periodik Mendeleyev:
1. Panjang periode tidak sama.
2. Triade besi (Fe, Co, dan Ni), triade platina ringan (Ru, Rh, dan Pd), dan triade platina (Os, Ir,
dan Pt) dimasukkan ke dalam golongan VIII.
3. Selisih massa atom relatifnya antara dua unsur yang berurutan tidak teratur (antara –1 dan
+4), sehingga sukar untuk meramal unsur-unsur yang belum ditemukan.

Tabel 8. Tabel Sistem Periodik Mendeleyev

Periode Gol I Gol II Gol III Gol IV Gol V Gol VI Gol VII Gol VIII

H
1
1
Li Be B C N O F
2
7 9,4 11 12 14 16 19
Na Mg Al Si P S Cl
3
23 24 27,3 28 31 32 35,5
Fe:56
K Ca ? Tc V Cr Mn
Co:59
39 40 45 50 51 52 55
4 Ni:59
Cu Zn ? ? As Se Br
63,4 65,2 68 70 75 79,4 80
Ru:104.4
Rb Sr Y Zr Nb Mo ?
Rh:104,4
85,4 87,6 60 90 94 96 100
5 Pd:106,6
Ag Cd In Sn Sb Te I
108 112 75,6 118 122 128 127
Cs Ba La Ta W Re Os:199
133 137 ? 180 182 186 ? Ir:198
6 Pt:197,4
Au Hg Tl Pb Bi
197 200 204 207 210

Dmitri Ivanovich Mendeleev pada tahun 1869 melakukan pengamatan terhadap 63 unsur
yang sudah dikenal dan mendapatkan hasil bahwa sifat unsur merupakan fungsi periodik dari
massa atom relatifnya. Sifat tertentu akan berulang secara periodik apabila unsur-unsur disusun
berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Mendeleev selanjutnya menempatkan unsur-
unsur dengan kemiripan sifat pada satu lajur vertikal yang disebut golongan. Unsur-unsur juga
disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya dan ditempatkan dalam satu lajur yang
disebut periode. Sistem periodik yang disusun Mendeleev dapat dilihat pada tabel berikut:
Mendeleev sengaja mengosongkan beberapa tempat untuk menetapkan kemiripan sifat dalam
golongan. Beberapa kotak juga sengaja dikosongkan karena Mendeleev yakin masih ada
unsur yang belum dikenal karena belum ditemukan. Salah satu unsur baru yang sesuai
dengan ramalan Mendeleev adalah germanium yang sebelumnya diberi nama ekasilikon oleh
Mendeleev.

c. Tabel periodik bentuk panjang


Pada tahun 1895, Julius Thomson memperkenalkan model tabel periodik yang lain.
Thomson menyatakan bahwa sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik dari kenaikan nomor
atomnya. Hal ini selaras dengan perkembangan teori atom dengan pendekatan mekanika
kuantum yang berkembang kemudian. Tabel periodik yang diajukan oleh Thomson dikenal
dengan Tabel periodik bentuk panjang. Tabel periodik panjang terdiri dari dua jalur horizontal
dan jalur vertikal, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.1.

1). Jalur horizontal


Jalur horizontal disebut periode dan terdapat 7 (tujuh) periode yang menunjukkan tingkat
energi atau kulit dalam sebuah atom. Nomor dalam setiap kotak adalah nomor atom
merupakan jumlah elektron atau proton yang dikandung unsur tersebut. Periode pertama
terdiri dari 2 unsur sesuaidengan jumlah elektron pada kulit K atau 1s, sehingga unsur
pertama memilik elektron 1s1 dan unsur kedua 1s2. Pada periode kedua terdapat 8 unsur
setara dengan kulit L (2s dan 2p). Untuk periode ketiga atau kulit M masih terdapat 8
unsur (3s dan 3p), karena orbital 3d belum terisi.

Gambar 45. Tabel Periodik bentuk Panjang tersusun atas 7 periode

Pada periode ke empat kulit N, mulai terisi orbital 3d, dengan susunn 4s, 3d dan 4p,
sehingga total unsur yang ada dalam periode ini adalah 18 unsur. Hal yang sama juga
terjadi dan periode ke lima, orbital 4d mulai terisi, dengan konfigurasi elektron valensinya
5s, 4d dan 5p setara dengan 18 unsur. Periode ke enam dan ketujuh, orbital f mulai terisi
dan didapat jumlah 32 unsur setara dengan elektron pada orbital s, p, d dan f. Unsur
pertama yang mulai mengisi orbital 4f pada baris bawah pertama adalah La (Lantanium).
Pada baris atau deret ini, dimulai dari unsur lantanium berisi 14 unsur dikenal dengan
deret Lantanida, keempat belas unsur memiliki kemiripan yang sama dan menyerupai
unsur lantanium. Sedangkan, baris atau deret bawah kedua merupakan unsur‐unsur
yang mengisi orbital 5f dimulai dari unsur Ac (Actinium), dalam deret ini seluruh unsur
memiliki kemiripan sifat dengan actinium sehingga dikenal dengan deret Actinida.

2). Jalur Vertikal


Jalur vertikal disebut juga dengan golongan, dalam tabel periodik bentuk panjang terdapat
Golongan A, yang berisi Golongan IA dengan elektron valensi 1s1 dan IIA dengan elektron
valensi 1s2, dilanjutkan dengan Golongan IIIA sampai dengan VII A yang mengisi orbital
p1 sampai dengan p5, unsur‐unsur ini merupakan unsur non logam. Untuk VIIIA dan
lebih dikenal dengan Golongan 0 memiliki elektron valensi p6 dan merupakan gas mulia,
perhatikan Gambar 46.
Gambar 46 Tabel Periodik Bentuk Panjang

Tabel periodik panjang tersusun atas Golongan A dengan unsur yang memiliki elektron
valensi pada orbital s dan p, dan Golongan B yang dengan elektron valensi pada orbital d
dan f. Golongan B merupakan golongan yang memiliki elektron valensi pada orbital d,
unsur-unsur dalam golongan ini merupakan logam. Untuk Golongan IIIB sampai dengan
golongan VIIB mencirikan elektron ns2 dan (n-1)d(1s/d 5), untuk lebih jelasnya, kita ambil
contoh Golongan IIIB memiliki elektron valensi 4s2, 3d1, dilanjutkan dengan 5s2, 4d1. Jika
kita ingin mengetahui gololngan VB, dengan mudah kita tetapkan elektron valensinya yaitu
s2 dan d3. Pada golongan IIIB yang masuk golongan ini, bukan hanya yang memiliki
konfigurasi s2, d1, namun juga untuk unsur dengan elektron valensi orbital f, hal ini terjadi
khusus untuk unsur pada periode ke enam dan ke tujuh. Hal ini terjadi karena sebelum
mengisi orbital 5d, orbital 4f terisi terlebih dahulu. Ada 14 unsur yang memiliki elektron
valensi orbital 4f yaitu deret lantanida. Demikianpula pada pengisian orbital 6d, maka
orbital 5f terisi terlebih dahulu dan terdapat 14 unsur lainnya yang dikenal deret Aktinida.
Untuk golongan VIIIB memiliki 3 kolom, sehingga untuk golongan VIII memiliki tiga
kemungkinan elektron valensi pada orbital d. Secara umum elektron valensinya adalah ns2
dan (n-1)d(6s/d 8), tiga kemungkinan tersebut adalah, d6, d7 dan d8. Sebagai contoh
unsur Fe (Besi) memiliki 4s2, 3d6, Kobal (Co) dengan elektron valensi 4s2, 3d7, dan Nikel
(Ni) memiliki elektron valensi 4s2, 3d8. Sedangkan untuk golongan IB dan IIB, memiliki
elektron valensi masing-masing 4s2, 3d9, dan 4s2, 3d10. Untuk menyederhanakan
penggolongan unsur dapat kita lakukan dengan memperhatikan elektron valensi yang
dimiliki oleh unsur tersebut, meliputi unsur blok s, yaitu yang memiliki elektron valensi pada
orbital s. Blok p adalah unsur yang memiliki elektron valensi pada orbital p, blok d dengan
elektron valensi pada orbital p dan blok f yang memiliki elektron valensi pada orbital f, lihat
Gambar 47.
Gambar 47. Tabel Periodik dengan pengelompokan Blok dari elektron valensinya

3). Sistem periodik Moseley


Perkembangan terbaru mengenai atom menjelaskan bahwa atom dapat terbagi menjadi
partikel dasar atau partikel sub atom. Atom selanjutnya diketahui tersusun oleh proton,
elektron dan netron. Jumlah proton merupakan sifat khas unsur. Setiap unsur mempunyai
jumlah proton tertentu yang berbeda dari unsur lain. Jumlah proton suatu unsur dinyatakan
sebagai nomor atom. Henry G. Moseley yang merupakan penemu cara menentukan
nomor atom pada tahun 1914 kembali menemukan bahwa sifat-sifat unsur merupakan
fungsi periodik nomor atomnya. Pengelompokan yang disusun oleh Mendeleev merupakan
susunan yang berdasarkan kenaikan nomor atomnya. Penyusunan telurium dan iodin yang
tidak sesuai dengan kenaikan massa atom relatifnya ternyata sesuai dengan kenaikan
nomor atomnya.

Gambar 48. Henry G. Moseley


4). Golongan, Periode, dan Konfigurasi Elektron dalam Sistem Periodik Panjang
Henry Mosely melakukan percobaan menggunakan berbagai logam sebagai antikatoda
pada tabung sinar X . Moseley menyimpulkan bahwa ada perubahan yang teratur dari
energi sinar X sesuai dengan perubahan nomor atom dan bukan massa atom relatif.
Dengan demikian hukum periodik menjadi:

Berikut kita pelajari Tabel Sistem Periodik sederhana, yaitu mulai nomor atom 1 (hidrogen)
sampai nomor atom 20 (kalsium) seperti ditunjukkan gambar 16. Kedua puluh unsur ini
termasuk unsur-unsur utama dan nomor golongannya dibubuhi huruf A. Tabel Sistem
Periodik selengkapnya tertera dihalaman 39, akan kita pelajari lebih lanjut di kelas II.
Unsur-unsur yang terletak pada lajur tegak disebut golongan.
Golongan-golongan diberi nomor I, II, III, dan seterusnya. Misalnya Golongan II terdiri dari
unsur-unsur berilium, magnesium, dan kalsium. Unsur-unsur dalam deret mendatar disebut
periode. Misalnya, delapan unsur-unsur mulai natrium sampai argon terletak dalam
periode. Perhatikan pula struktur elektron unsur-unsur dalam gambar 16.
Unsur-unsur tersebut mempunyai pola yang sama. Dari litium sampai neon, banyaknya
elektron pada kulit terluar bertambah dari periode 1 sampai 8 . Kemudian terulang lagi
pada periode berikutnya dari natrium pada periode 1 sampai argon pada periode 8.
Dalam setiap golongan, banyaknya elektron pada kulit terluar setiap unsur selalu sama
sesuai nomor golongannya. Misalnya, fluor dan klor keduanya merupakan unsur-unsur
yang terletak pada golongan VII, maka kedua unsur tersebut memiliki 7 elektron pada kulit
terluarnya. Struktur elektron sangat penting untuk memahami sifat-sifat unsur pada Tabel
Sistem Periodik.
Gambar 49. Konfigurasi elektron 20 unsur pertama dalam Sistem Periodik
Gambar 50. Sistem Periodik bentuk panjang

Unsur-unsur utama yang terdiri dari delapan golongan dikenal dengan nama-nama tertentu
sebagai berikut (tabel 2.10)

Tabel 9. Nama Golongan Unsur Utama

5). Sifat periodik unsur


Sifat yang berubah secara beraturan menurut kenaikan nomor atom dari kiri ke kanan
dalam satu periode dan dari atas ke bawah dalam satu golongan disebut sifat periodik. Sifat
periodik meliputi jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron dan keelektronegatifan.
a). Jari-jari atom
Jari-jari atom adalah jarak elektron di kulit terluar dari inti atom. Jari-jari atom sulit untuk
ditentukan apabila unsur berdiri sendiri tanpa bersenyawa dengan unsur lain. Jari-jari atom
secara lazim ditentukan dengan mengukur jarak dua inti atom yang identik yang terikat
secara kovalen. Pada penentuan jari-jari atom ini, jari-jari kovalen adalah setengah jarak
antara inti dua atom identik yang terikat secara kovalen.
Gambar 51. Penentuan Jari-jari atom

Gambar 52. Hubungan jari-jari atom dengan nomor atom

Kurva hubungan jari-jari atom dengan nomor atom memperlihatkan bahwa jari-jari atom
dalam satu golongan akan semakin besar dari atas ke bawah. Hal ini terjadi karena dari
atas ke bawah jumlah kulit bertambah sehingga jari-jari atom juga bertambah.

Kecenderungan ukuran atom

Gambar 53. Jari-jari atom unsur


Unsur-unsur dalam satu periode (dari kiri ke kanan) berjumlah kulit sama tetapi jumlah
proton bertambah sehingga jari-jari atom juga berubah. Karena jumlah proton bertambah
maka muatan inti juga bertambah yang mengakibatkan gaya tarik menarik antara inti
dengan elektron pada kulit terluar semakin kuat. Kekuatan gaya tarik yang semakin
meningkat menyebabkan jari-jari atom semakin kecil. Sehingga untuk unsur dalam satu
periode, jari-jari atom semakin kecil dari kiri ke kanan.
Jari-jari ion digambarkan sebagai berikut :

Gambar 54. Perbandingan jari-jari atom dengan jari-jari ion

b). Energi ionisasi


Energi minimum yang dibutuhkan untuk melepas elektron atom netral dalam wujud gas
pada kulit terluar dan terikat paling lemah disebut energi ionisasi. Nomor atom dan jari-
jari atom mempengaruhi besarnya energi ionisasi. Semakin besar jari-jari atom maka gaya
tarik antara inti dengan elektron pada kulit terluar semakin lemah. Hal ini berarti elektron
pada kulit terluar semakin mudah lepas dan energi yang dibutuhkan untuk melepaskan
elektron tersebut semakin kecil. Akibatnya, dalam satu golongan, energi ionisasi semakin
kecil dari atas ke bawah. Sedagkan dalam satu periode, energi ionisasi semakin besar
dari kiri ke kanan. Hal ini disebabkan dari kiri ke kanan muatan iti semakin besar yang
mengakibatkan gaya tarik antara inti dengan elektron terluar semakin besar sehingga
dibutuhkan energi yang besar pula untuk melepaskan elektron pada kulit terluar.

Kecenderungan energi ionisasi pertama

Gambar 55. Energi Ionisasi


Gambar 56. Hubungan energi ionisasi dengan nomor atom

Kurva tersebut menunjukkan unsur golongan 8A berada di puncak grafik yang


mengindikasikan bahwa energi ionisasinya besar. Hal sebaliknya terjadi untuk unsur
golongan 1A yang berada di dasar kurva yang menunjukkan bahwa energi ionisasinya
kecil. Atom suatu unsur dapat melepaskan elektronnya lebih dari satu buah. Energi yang
dibutuhkan untuk melepaskan elektron keua disebut energi ionisasi kedua dan tentu saja
diperlukan energi yang lebih besar. Energi ionisasi semakin besar apabila makin banyak
elektron yang dilepaskan oleh suatu atom.

c). Afinitas elektron


Afinitas elektron merupakan energi yang dilepaskan atau diserap oleh atom netral dalam
bentuk gas apabila terjadi penangkapan satu elektron yang ditempatkan pada kulit
terluarnya dan atom menjadi ion negatif. Afinitas elektron dapat berharga positif dan
negatif. Afinitas elektron berharga negatif apabila dalam proses penangkapan satu
elektron, energi dilepaskan. Ion negatif yang terbentuk akibat proses tersebut bersifat
stabil. Hal sebaliknya terjadi apabila dalam proses penangkapan satu elektron, energi
diserap.
Penyerapan energi menyebabkan ion yang terbentuk bersifat tidak stabil. Semakin negatif
harga afinitas lektron suatu atom unsur maka ion yang ter bentuk semakin stabil.

Gambar 57. Afinitas elektron golongan 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7

Gambar menunjukkan bahwa atom unsur golongan 2A dan 8A mempunyai afinitas


elektron yang berharga positif. Hal ini mengindikasikan bahwa unsur golongan 2A dan 8A
sulit menerima elektron. Afinitas elektron terbesar dimiliki oleh unsur golongan halogen
karena unsur golongan ini paling mudah menangkap elektron. Jadi secara umum dapat
dikatakan bahwa afinitas elektron, dalam satu periode, dari kiri ke kanan semakin negatif
dan dalam satu golongan dari atas ke bawah, semakin positif.
d). Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah skala yang dapat menjelaskan kecenderungan atom suatu
unsur untuk menarik elektron menuju kepadanya dalam suatu ikatan. Keelektronegatifan
secara umum, dalam satu periode, dari kiri ke kanan semakin bertambah dan dalam satu
golongan, dari atas ke bawah keelekrnegatifan semakin berkurang. Hal ini dapat
dimengerti karena dalam satu periode, dari kiri ke kanan, muatan inti atom semakin
bertambah yang mengakibatkan gaya tarik antara inti atom dengan elektron terluar juga
semakin bertambah. Fenomena ini menyebabkan jari-jari atom semakin kecil, energi
ionisasi semakin besar, afinitas elektron makin besar dan makin negatif dan akibatnya
kecenderungan untuk menarik elektron semakin besar.

Gambar 58 Elektronegatifitas
Elektronegatifitas naik dari bawah ke atas dalam satu golongan
Elektronegatifitas naik dari kiri ke kanan dalam satu periode

Tabel 10. Keelektonegatifan skala Pauling

Terlihat dari gambar bahwa untuk unsur gas mulia tidak mempunyai harga
keelektronegatifan karena konfigurasi elektronnya yang stabil. Stabilitas gas mulia
menyebabkan gas mulia sukar untuk menarik dan melepas elektron. Keelektronegatifan
skala pauling memberikan nilai keelektronegatifan untuk gas mulia sebesar nol.
Gambar 59. Sifat periodik unsur

Anda mungkin juga menyukai