Anda di halaman 1dari 14

AKHLAK DAN TASAWUF

(Ditujukan untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Pendidikan Agama Islam)

Disusun oleh :

Nama NIM

Dikhsan Cipta Mahardika 155134011

Fitri 155134014

Indah Pratiwi 155134016

D4 – AKUNTANSI MANAJEMEN PEMERINTAHAN 2015

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2015

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT dengan rahmat-Nya sempurnalah yang baik,
dengan karunia-Nya turunlah segala kebaikan dan dengan taufik-Nya tercapailah
segala tujuan. Bagi Allah juga segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh
apa saja yang dikehendaki-Nya.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW


sebagai pendidik dan pembawa petunjuk bagi manusia dan sebagai hujjah atas
semua manusia untuk menyempurnakan akhlak mulia, untuk mengeluarkan dunia
dari kegelapan menuju cahaya dan menunjukkan mereka ke jalan Allah yang
lurus. Semoga shalawat dan salam juga terlimpahkan kepada keluarga Nabi SAW,
para sahabatnya dan orang yang mengikutinya dengan baik sampai Hari
Pembalasan.

Akhlak dan tasawuf merupakan lambang kualitas seorang manusia,


masyarakat, umat, yang menentukan eksistensi seorang muslim sebagai makhluk
Allah SWT. Persoalan akhlak merupakan persoalan yang penting bagi kaum
muslim, sebagai pribadi dalam keluarga, sebagai individu dalam masyarakat,
sebagai muslim di tengah umat, sebagai umat di tengah interaksinya dengan
bangsa dan peradaban di dunia.

Berdasarkan pemaparan singkat diatas, maka kami mengambil judul


makalah ini adalah “AKHLAK DAN TASAWUF” yang bisa diselesaikan dengan
tepat waktu. Makalah ini kami buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas.

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada semua


pihak yang telah membantu dalam segala hal. Demi terwujudnya makalah yang
baik dan benar, maka saran dan kritik sangat kami hargai.

Semoga Allah SWT menjadikan lisan ini senantiasa bermanfaat dan


mudah dimengerti serta dipahami. Aamiin.

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................ 2

DAFTAR ISI....................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN................................................................... 4

A. Latar Belakang................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah........................................................................... 4
C. Tujuan Pembahasan........................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN..................................................................... 5

A. Pengertian....................................................................................... 5
1. Akhlak....................................................................................... 5
2. Tasawuf..................................................................................... 5
B. Akhlak sebagai Misi Utama Ajaran Islam...................................... 5
C. Cakupan dan Ruang Lingkup Akhlak............................................. 8
1. Akhlak kepada Allah................................................................ 8
2. Akhlak kepada Diri Sendiri...................................................... 8
3. Akhlak kepada Sesama............................................................. 8
4. Akhlak kepada Lingkungan...................................................... 9
D. Sumber Akhlak............................................................................... 9
E. Hubungan Akhlak dan Tasawuf..................................................... 9
F. Konsep dan Ilmu Tasawuf.............................................................. 9
1. Maqamat................................................................................... 9
2. Ahwal........................................................................................ 11

BAB III PENUTUP............................................................................. 13

A. Kesimpulan..................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 14

3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Era globalisasi yang semakin pesat, telah mengantarkan para pemuda
kehilangan arah. Perilaku dalam kehidupan sehari-hari yang sudah tidak
diperhatikan lagi dan tidak ada bimbingan dalam keluarga, menjadikan
akhlak yang baik terhapus dan tergantikan oleh yang buruk.

Akhlak yang baik sebagai pondasi bagi seluruh manusia, harus


dipertahankan keberadaannya. Sedangkan dalam implementasi tasawuf,
akhlak adalah dasar menuju tasawuf.

Pentingnya akhlak dalam kehidupan sehari-hari dari penjelasan singkat


diatas, maka kami membuat makalah ini dengan tema “Akhlak dan
Tasawuf”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu akhlak dan tasawuf.
2. Mengapa akhlak dan tasawuf itu penting dalam kehidupan dunia dan
akhirat.
3. Darimana sumber akhlak.
4. Bagaimanakah hubungan akhlak dan tasawuf.
5. Untuk siapa saja ruang lingkup / cakupan akhlak.

C. Tujuan Pembahasan
1. Dapat memahami akhlak dan tasawuf.
2. Menanamkan pemahaman tentang pentingnya akhlak yang baik dan
tasawuf dalam kehidupan sehari-hari.
3. Memberikan motivasi untuk terus memperbaiki akhlak islamiyah
berdasarkan sumbernya.
4. Menanamkan pemahaman tentang kepribadian yang islami dari materi
akhlak dan tasawuf.

4
5. Membentuk kecenderungan untuk mengubah diri dan mengubah orang
lain.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian.
1. Akhlak.
Akhlak secara bahasa berasal dari kata khuluqun yang artinya budi
pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Dasarnya adalah Q.S. Al –
Qalam : 4, Q.S. Asy – Syuára : 137, dan hadist Tirmidzi.

Akhlak menurut istilah adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
mendorongnya untuk melaksanakan perbuatan tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan. Imam Ghazali menyebutkan bahwa
akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
macam-macam perbuatan yang mudah, tanpa memerlukan pemikiran
dan pertimbangan.

2. Tasawuf.
Tasawuf secara bahasa adalah saf (baris), sufi (suci), sophos (Yunani :
hikmah), suf (kain wol), sikap mental yang selalu memelihara kesucian
diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk kebaikan dan
bersikap bijaksana.

Tasawuf menurut istilah adalah upaya mensucikan diri dengan cara


menjauhkan pengaruh kehidupan dunia dan memusatkan perhatian
hanya kepada Allah SWT, atau kegiatan yang berkenaan dengan
pembinaan mental ruhaniah agar selalu dekat dengan Tuhan.

B. Akhlak sebagai Misi Utama Ajaran Islam.


Untuk mengetahui kedudukan akhlak dalam Islam, maka perlu diuraikan
bahwa ada tiga macam sendi Islam, yang tidak dapat dipisahkan antara

5
satu dengan yang lainnya sehingga kualitas seorang muslim selalu dapat
diukur dengan pelaksanaannya terhadap ketiga macam sendi tersebut, yang
mencakup:
1. Masalah Aqidah; yang meliputi keenam macam rukun Iman, dengan
kewajiban beriman kepada Allah, Malaikat-MalaikatNya, hari
AkhiratNya dan Qadar baik dan buruk yang telah ditentukanNya.
2. Masalah Syariáh; yang meliputi pengabdian hamba terhadap
TuhanNya, yang dapat dilihat pada rukun Islam yang lima. Dan
Muaàmalah juga termasuk masalah syariáh.
3. Masalah Ihsan; yang meliputi hubungan baik terhadap seluruh Allah
SWT terhadap sesama manusia serta terhadap seluruh makhluk di
dunia ini.

Dari sinilah kita mengetahui kedudukan akhlak dalam Islam, yang


merupakan sendi yang ketiga dengan fungsi yang selalu mewarnai sikap
dan perilaku manusia dalam memanifestasikan keimanannya, ibadahnya
serta muámalahnya terhadap sesama manusia.

Akhlak sebagai salah satu ajaran inti dalam Islam mendapat perhatian
sangat besar. Akhlak merupakan sisi yang mempengaruhi penilaian
seseorang di mata Allah. Masyarakat Islam tidak boleh rusak tatanannya,
sebagaimana halnya umat-umat terdahulu, maka Rasulullah SAW diutus
untuk menyempurnakan akhlak mulia, sebagai suatu ajaran dalam Islam
yang bermaksud untuk memperbaiki kepribadian manusia. Akhlak mulia
selalu melengkapi sendi keimanan untuk menuju kepada kesempurnaan
kepribadian manusia. Akhlak mempunyai kedudukan yang paling penting
dan istimewa dalam agama Islam. Hal ini dapat dilihat dari penjelasan
berikut ini:

1. Rasulullah SAW menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia


sebagai misi pokok risalah Islam.
2. Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam.
3. Akhlak yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang
nanti pada hari kiamat.

6
4. Rasulullah SAW menjadikan baik buruknya akhlak seseorang sebagai
ukuran kualitas imannya.
5. Islam menjadikan akhlak yang baik sebagai bukti dan buah dari ibadah
kepada Allah SWT.
6. Nabi Muhammad SAW selalu berdoá agar Allah SWT membaikkan
Akhlak Beliau.
7. Didalam Al-Qurán banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan
dengan akhlak.

Perhatian ajaran Islam terhadap pembinaan akhlak ini lebih lanjut dapat
dilihat dari kandungan Al-Qurán yang banyak sekali berkaitan dengan
perintah untuk melakukan kebaikan, berbuat adil, menyuruh berbuat baik
dan mencegah melakukan kejahatan dan kemungkinan. Perintah tersebut
sasarannya antara lain agar yang melakukannya memiliki akhlak yang
mulia.

Selanjutnya perhatian Islam terhadap pembinaan Akhlak dapat pula


dijumpai dari perhatian Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana terlihat
dalam ucapan dan perbuatannya yang mengandung akhlak. Di dalam
haditsnya misalnya ditemukan pernyataan bahwa beliau diutus ke muka
bumi ini untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Orang yang paling
berat timbangan amal baiknya di akhirat adalah orang yang paling mulia
akhlaknya. Orang yang paling sempurna imannya adalah orang yang
paling baik akhlaknya.

Umat Islam yang dipersiapkan untuk benar-benar menjadi “Ummatan


Wasathan”, harus dilengkapi dengan tuntutan itu berupa ajaran Akhlak
mulia, yang diharapkan untuk mewarnai segala aspek kehidupan manusia.
Karena itu, sesungguhnya ilmu komunikasi yang paling hebat adalah ilmu
yang didasarkan atas “Al-Akhlakul Karimah”, yang menjadi pegangan
bagi umat Islam.

Akhlak dalam Islam ialah mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat bagi
individu dan kebaikan bagi masyarakat. Orang Islam dengan petunjuk
agamanya, mengikat akhlak dengan agama dengan ikatan yang kukuh. Ia

7
memandang akhlak sebagai bagian yang tidak dapat terpisah dari agama.
Akhlak yang baik yang menggambarkan kebaikan dalam tingkah laku dan
muámalah, sehingga ia menjadi sumber pokok bagi tingkah laku yang
utama dan akhlak yang mulia dalam Islam.

C. Cakupan dan Ruang Lingkup Akhlak.


Akhlak sebagai ajaran tentang moral dan isla mencakup dimensi yang
sangat luas. Meliputi seluruh aspek hubungan yang terjalin pada
manusia.Diantaranya:
1. Akhlak kepada Allah, yaitu ditunjukan untuk membina hubungan yang
akrab dengan Allah SWT sebagai pencipta dan penentu segala sesuatu,
sehingga Allah dirasakan hadir dalam gerak dan langkahnya.
2. Akhlak kepada Diri Sendiri, yaitu ditunjukan untuk membersihkan dan
menjernihkan jiwa juga perasaan sehingga ia memperoleh ketentraman
dan ketenangandalam menghadapi berbagai problema kehidupan serta
memelihara eksistensinya sendiri. Seperti sabar, tawakal, iffah
(menjaga diri), syukur, tidak boros, rendah hati dan sebagainya.
3. Akhlak kepada Sesama, yaitu ditunjukan pada penciptaan kondisi dan
lingkungan sosial yang harmonis, penuh kedamaian sehingga kondusif
bagi perkembangan individu seperti:
a. Akhlak terhadap orang tua seperti hormat pada orang tua.
b. Akhlak terhadap tetangga seperti tidak mengganggu dengan
perkataan maupun perbuatan.
c. Akhlak terhadap masyarakat lainnya seperti tenggang rasa, tolong
menolong, pemaaf, dermawan, rasa persaudaraan, adil, jujur dan
sebagainya.
d. Akhlak terhadap pemimpin seperti taat, hormat, percaya.
e. Akhlak terhadap yang dipimpin seperti adil, musyawarah,
ramah(kasih sayang), lembut, menahan marah, tidak otoriter, dan
sebagainya.
f. Akhlak terhadap guru seperti hormat, taat, menghargai, tidak
mencemooh dan sebagainya.

8
4. Akhlak kepada Lingkungan, yaitu ditunjukan agar lingkungan hidup
terpelihara, tidak rusak, dan tetap lestari sehingga alam terus menerus
memberikan manfaat bagi kehidupan manusia itu sendiri atau manusia
di masa depan. Misalnya menkonsumsi sekedar keperluan dan tidak
mengambil secara berlebihan. Memanfaatkan apa yang dimanfaatkan
dan sebagainya.

D. Sumber Akhlak.
1. Al-Qurán yang merupakan firman Allah SWT yang kebenarannya
tidak diragukan dan diperbantah lagi.
2. As-Sunah yang tertuang dalam hadis-hadis sebagai keterangan dan
penjabaran serta petunjuk dari apa yang dimaksud dalam Al-Qurán.
3. Perundang-undangan, selama hal itu baik bagi kehidupan manusia.
4. Adat istiadat masyarakat.

E. Hubungan Akhlak dan Tasawuf.


Akhlak dan Tasawuf saling berkaitan. Akhlak dalam pelaksanaannya
mengatur hubungan horizontal antara sesama manusia, sedangkan
Tasawuf mengatur jalinan komunikasi vertikal antara manusia dengan
Tuhannya. Akhlak menjadi dasar untuk pelaksanaan Tasawuf, sehingga
dalam prakteknya Tasawuf membutuhkan / memerlukan akhlak.
Hubungan akhlak dan Tasawuf tidak bisa terpisahkan, karena jika kita
sudah mempunyai Akhlak yang baik, melaksanakan Tasawuf tidak akan
sulit. Pada dasarnya, seseorang yang masuk kedalam dunia Tasawuf harus
menundukan jasmani dan rohani dengan cara mendekatkan diri kepada
Allah dan menjaga akhlaknya agar tetap baik.

F. Konsep dan Ilmu Tasawuf.


1. Maqamat.
Maqamat, bentuk jamak dari maqam yang berarti tahapan, tingkatan,
atau kedudukan. Jadi maqamat dapat diartikan sebagai tahapan rohani

9
yang di tempuh oleh para pengamal tasawuf untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT.
Ada beberapa tingkatan dalam maqam yaitu :
a. Tobat
Orang yang menempuh jalan sufi terlebih dahulu harus bertobat
dari dosa, yang dilakukan oleh anggota badan, maupun yang
tersembunyi di dalam hati.
b. Wara
Wara yaitu meninggalkan segala sesuatu yang syubhat, yaitu segala
sesuatu yang diragukan hukumnya atau tidak jelas halal-haramnya.
c. Zuhud
Zuhud yaitu mengosongkan hati dari cinta terhadap dunia dan
menjalani hidup untuk beribadah kepada Allah SWT,serta
mengosongkan hati dari selain Allah SWT dan memusatkan hati
kepada cinta-Nya.
d. Faqir
Faqir yaitu menjalani hidup dengan kesadaran bahwa ia hanya
membutuhkan Allah SWT.
e. Sabar
Sabar yaitu sabar dalam menjalani perintah, sabar dalam
meninggalkan larangan, sabar dalam menghadapi kesulitan, dan
sabar atas nikmat yang dilimpahkan oleh Allah SWT kepadanya.
f. Tawakal
Tawakal yaitu menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah SWT,
tidak bergantung kepada selain-Nya, dan tidak pula kepada amal
perbuatannya (nafsunya).
g. Rida
Rida yaitu menerima dengan senang hati segala sesuatu yang
ditakdirkan oleh Allah SWT dan menyadari bahwa ketentuan-Nya
lebih baik daripada keinginannya.

10
2. Ahwal.
Ahwal adalah bentuk jamak dari ‘hal’yang biasanya diartikan sebagai
keadaan mental (mental states) yang dialami oleh para sufi di sela-sela
perjalanan spiritualnya. Ahwal sering didapat secara spontan sebagai
hadiah dari Allah. Tidak ada maqam yang tidak dimasuki hal dan tidak
ada hal yang terpisah dari maqam. Lebih lanjut kaum sufi mengatakan
bahwa hal adalah anugerah dan maqam adalah perolehan.
Konsep pembagian atau formulasi serta jumlah hal berbeda-beda di
kalangan ahli sufi. Diantara macam-macamnya :
a. Muraqabah
Muraqabah secara etimologi berarti menjaga atau mengamati
tujuan. Adapun secara terminologi muraqabah adalah salah satu
sikap mental yang mengandung pengertian adanya kesadaran diri
bahwa ia selalu berhadapan dengan Allah SWT dan merasa diri
diawasi oleh ciptaannya.
b. Khauf
Khauf berarti suatu sikap mental merasa takut kepada Allah karena
kurang sempurna pengabdiannya atau rasa takut dan khawatir
jangan sampai Allah SWT merasa tidak senang kepadanya.
c. Raja
Raja’ adalah sikap optimis dalam memperoleh karunia dan nikmat
Allah SWT yang disediakan bagi hamba-Nya yang saleh dan
dalam dirinya timbul rasa optimis yang besar untuk melakukan
berbagai amal terpuji dan menjauhi perbuatan yang buruk dan keji.
d. Syauq
Syauq bermakna lepasnya jiwa dan bergeloranya cinta. Para ahli
sufi menyatakan bahwa syauq merupakan bagian dari mahabbah.
Sehingga pengertiannya syauq dalam tasawuf adalah suasana
kejiwaan yang menyertai mahabbah. Rasa rindu ini memancar dari
kalbu karena gelora cinta yang murni. Untuk menimbulkan rasa
rindu kepada Allah maka seorang salik terlebih dahulu harus
memiliki pengetahuan dan pengenalan terhadap Allah. Jika

11
pengetahuan dan pengenalan terhadap Allah telah mendalam, maka
hal tersebut akan menimbulkan rasa senang dan gairah. Rasa
senang akan menimbulkan cinta dan akan tumbuh rasa rindu, rasa
rindu untuk selalu bertemu dan bersama Allah.
e. Mahabbah
Cinta (Mahabbah) adalah pijakan atau dasar bagi kemuliaan hal.
Seperti halnya taubat yang menjadi dasar bagi kemuliaan maqam.
Al-Junaid menyebut mahabbah sebagai suatu kecenderungan hati.
Yang artinya hati seseorang cenderung kepada Allah dan kepada
segala sesuatu yang datang darinya tanpa usaha.
f. Tuma’’ninah
Secara bahasa Tuma’ninah berarti tenang dan tentram. Tidak ada
rasa was-was atau khawatir , tidak ada yang dapat mengganggu
perasaan dan pikiran karena ia telah mencapai tingkat kebersihan
jiwa yang paling tinggi.
g. Musyahadah
Dalam prespektif tasawuf musyahadah berarti melihat Tuhan
dengan mata hati,tanpa keraguan sedikitpun, bagaikan melihat
dengan mata kepala. Hal ini berarti dalam dunia tasawuf seorang
sufi dalam keadaan tertentu akan dapat melihat Tuhan dengan mata
hatinya. Musyahadah juga dapat diartikan atau dikatakan tingkatan
akhir dari tasawuf.
h. Yaqin
Al-yaqin berarti perpaduan antara peengetahuan yang luas serta
mendalam dan rasa cinta serta rindu yang mendalam pula sehingga
tertanamlah dalam jiwanya perjumpaan secara langsung dengan
Tuhannya. Dalam pandangan al-Junaid yaqin adalah tetapnya ilmu
di dalam hati, ia tidak berbalik,tidak berpindah dan tidak berubah.
Menurut al-Sarraj yaqin adalah fondasi dan sekaligus bagian akhir
dari seluruh ahwal. Dapat juga dikatakan bahwa yaqin merupakan
esensi seluruh ahwal.

12
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dapat diartikan bahwa Akhlak dan tasawuf merupakan lambang
kualitas seorang manusia, masyarakat, umat, yang menentukan eksistensi
seorang muslim sebagai makhluk Allah SWT yang bersumber dari Al-
Qurán, As-Sunnah, perundang-undangan dan adat istiadat.
Akhlak dan Tasawuf juga sangat berkaitan dikarenakan Akhlak dalam
pelaksanaannya mengatur hubungan horizontal antara sesama manusia,
sedangkan Tasawuf mengatur jalinan komunikasi vertikal antara manusia
dengan Tuhannya. Maka dengan demikian Akhlak dan Tasawuf sangat
baik sebagai pondasi bagi seluruh manusia, harus dipertahankan
keberadaannya. Sedangkan dalam implementasi tasawuf, akhlak adalah
dasar menuju Tasawuf.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Akhlak

https://amrikhan.wordpress.com/2012/07/30/kedudukan-akhlaq-dalam-islam-3/

http://www.makalahskripsi.com/2013/11/makalah-akhlak-dan-tasawuf
pengertian.html

http://lib-edu.blogspot.co.id/2013/06/akhlak-tasawuf-kuliah-1.html

https://ferdyjambi.wordpress.com/akhlak-dan-tasawuf/

https://id.wikipedia.org/wiki/Akhlak

http://www.makalahskripsi.com/2013/11/makalah-akhlak-dan-tasawuf
pengertian.html

https://ciebad.wordpress.com/2011/06/19/a-maqamat-dan-ahwal-dalam-tasawuf/

14

Anda mungkin juga menyukai