Anisa Nur Aini - 5552190134 - Resume Auditing 4a
Anisa Nur Aini - 5552190134 - Resume Auditing 4a
Pemeriksaan Akuntansi
Disusun oleh:
JURUSAN SI AKUNTANSI
Laporan keuangan merupakan alat bagi Perusahaan untuk mengetahui posisi harta,
kewajiban dan modal yang dimiliki Perusahaan, dan juga menggambarkan laba yang diperoleh
Perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar
Akuntansiyang berlaku umum. Namun, laporan keuangan yang telah disusun tidak akan terlepas
dari salah saji, untuk itu sangat penting dilakukan pemeriksaan oleh Kantor Akuntan Publik
(Auditor Eksternal) untuk menghindari atau mengurangi salah saji.
1) Hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan seperti :
a. Laba bersih sebelum pajak dalam laporan keuangan.
b. Total aktiva dalam neraca.
c. Total aktiva lancar dalam neraca.
d. Total ekuitas pemegang saham dalam neraca.
2) Faktor kualitatif seperti :
a. Kemungkinan terjadinya pembayaran yang melanggar hukum.
b. Kemungkinan terjadinya kecurangan.
c. Syarat yang tercantum dalam perjanjian penarikan kredit dari bank yang
mengharuskan klien untuk mempertahankan beberapa rasio keuangan pada
tingkat minimum tertentu.
d. Adanya gangguan dalam trend laba.
e. Sikap manajemen terhadap integritas laporan keuangan.
TINGKATAN MATERIALITAS
Dalam perencanaan suatu audit, auditor harus menetapkan materialitas pada dua tingkat
berikut ini :
RISIKO AUDIT
Risiko audit (audit risk) adalah risiko memberikan opini audit yang tidak tepat (expressing an
inappropriate audit opinion) atas laporan keuangan yang disalahsajikan secara material.
(Tuanakotta, 2013:89). Tujuan audit ialah menekan risiko audit ini ke tingkat rendah yang dapat
diterima auditor (to reduce this audit risk to an acceptably low level)
KOMPONEN – KOMPONEN RISIKO AUDIT
Sebelum melakukan audit diperusahaan klien, maka auditor perlu melakukan tahap perencanaan
audit untuk menemukan resiko-resiko audit yang terdapat dalam perusahaan klien, hal ini
dilakukan untuk mempermudah pekerjaan auditor dalam menilai materialitas instansi dalam
resiko auditnya. Ada tiga macam resiko audit sebelum auditor melaksanakan audit di instansi.
material yang terdapat dalam suatu asersi.. Resiko ini timbul sebagian karena
ketidakpastian yang ada pada waktu auditor tidak memeriksa 100% saldo akun atau
golongan transaksi, dan sebagian lagi karena ketidakpastian lain yang ada, walaupun
Semakin rendah resiko bawaan dan resiko pengendalian yg diperhitungkan, semakin tinggi
tingkat resiko deteksi yg dapat diterima.
RA = RB x RP x RD
RA = resiko audit
RB = resiko bawaan
RP = resiko pengendalian
RD = resiko deteksi
Pada suatu tingkat resiko audit tertentu, semakin tinggi tingkat resiko bawaan dan resiko
pengendalian diperhitungkan, akan semakin rendah tingkat resiko deteksi yg dapat diterima.
Akun Kenyataan bahwa auditor tidak dapat memberikan jaminan tentang ketepatan informasi
yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangan mengharuskan auditor mempertimbangkan
baik materialitas maupun risiko audit, tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya
sebagaimana mestinya, atau suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material.
Risiko audit, seperti materialitas, dibagi menjadi dua bagian :
Pada tahap perencanaan auditnya, auditor pertama kali harus menentukan risiko audit
keseluruhan yang direncanakan, yang merupakan besarnya risiko yang dapat ditanggung
oleh auditor dalam menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar, padahal
kenyataannya, laporan keuangan tersebut berisi salah saji material.
2. Risiko Audit Individual
Karena audit mencakup pemeriksaan terhadap akun-akun secara individual, risiko audit
keseluruhan harus dialokasikan kepaada akun-akun yang berkaitan. Risiko audit individual
perlu ditentukan untuk setiap akun karena akun tertentu seringkali sangat penting karena
besar saldonya atau frekuensi transaksi perubahan
Seperti halnya materialitas, resiko juga merupakan salah satu faktor yg mempengaruhi
pertimbangan auditor tentang kecukupan bukti. Terdapat hub.terbalik antara resiko audit dengan
jumlah bukti yg diperlukan u/ mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan. Sebaliknya,
resiko bawwn dan resiko pengendalian mempunyai hub.langsung dengan jumlah bukti yg
diperlukan
Jika auditor mempertahankan resiko audit konstan dan tingkat materialitas dikurangi,
auditor harus menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan.
Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi jumlah bukti
audit yang dikumpulkan, resiko audit menjadi meningkat.
Jika auditor menginginkan resiko audit , auditor dapat menempuh salah satu dari tiga
cara berikut ini :
1) Menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahankan jumlah bukti
audit yang dikumpulkan.
2) Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat
materialitas tetap dipertahankan.
3) Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat materialitas
secara bersama-sama.
KESIMPULAN
Pertiwi, Ira Sari, Hetti Hermawati. 2017. Pengaruh Risiko Audit Terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialiatas. SIKAP, 2(1), 14-19.
Seto, Johanes. 2015. Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Awal. Kompasiana