N DENGAN
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS
DI DUSUN KANTOLAN
Disusun Oleh :
NAMA : ZULAIKHA RAMADHANI FAUZIAH
NIM : 3020193474
KELAS : 2A
Asuhan keperawatan pada pasien Sdr. N dengan penyakit paru obstruktif kronis di
Dusun Trisigan Sanden Yogyakarta. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas
individu Praktik Klinik KMB 1 pada semester IV, pada:
Hari : Senin
Tanggal : 19 April 2021
Tempat : Dusun Kantolan
Praktikum
Pembimbing Akademik
()
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa
menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita
curahkan kepada baginda Habibillah Muhammad SAW yang telah menunjukan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna.
Penulisan makalah ini bertujuan memenuhi PKK KMB 1. Namun tidak lepas
dari semua itu saya menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik
dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang
dada saya membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin
memberi saran atau kritik demi memperbaiki makalah ini agar nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Penyusun
JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................2
A. Pengertian....................................................................................................3
B. Etiologi.........................................................................................................3
C. Patofisiologi/pathway..................................................................................4
D. Manifestasi Klinik........................................................................................4
E. Pemeriksaan Penunjang...............................................................................5
F. Komplikasi...................................................................................................6
G. Penatalaksanaan...........................................................................................7
H. Daftar Pustaka..............................................................................................8
LAMPIRAN
1. Logbook Harian..........................................................................................40
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pola hidup masyarakat yang buruk merupakan penyebab utama penyakit
penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) yaitu kebiasaan merokok masyarakat
Indonesia. Karena setiap batang rokok mengandung ribuan bahan kimia yang
dapat menyebabkan kerusakan jaringan maupun kerusakan paru. Kandungan
tembakau pada rokok juga merangsang inflamasi/peradangan, dan juga dapat
merangsang produksi sputum sehingga menyebabkan sumbatan pada saluran
nafas (Chang, 2010). Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) juga dapat
disebabkan karena polusi udara yang berupa asap kendaraan, asap pabrik dan
orang yang sebelunya sudah pernah menderita penyakit paru misalnya
bronkhitis (Ikawati, 2011).
Keluhan yang sering muncul pada pasien penyakit paru obstruktif kronis
(PPOK) adalah sesak nafas, produksi sputum meningkat, dan keterbatasan
aktivitas (Khotimah S, 2013)
Tindakan yang bisa dilakukan untuk penderita penyakit paru obstruktif
kronis (PPOK) adalah dengan cara farmakologi dan nonfarmakologi.
Penerapan secara farmakologi adalah pemberian antibiotilk, bronkodilator,
dan ekspektoran, sedangkan untuk penerapan pada pasien penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK) secara non-farmakologi antara lain adalah terapi
oksigen, latihan nafas dalam, latihan batuk efektif, serta fisioterapi dada. Salah
satu dari pengobatan non-farmakologi yang akan dada dilakukan kepada
pasien adalah melakukan fisioterapi dada. Fisioterapi dada merupakan cara
untuk membantu meningkatkan eliminasi kelebihan sputum dalam saluran
nafas sehingga menghindari kejadian sesak nafas (Nugroho,2011)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang penyakit paru
obstruktif kronis dan asuhan keperawatan pada pasien dengan PPOK
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui lebih dalam tentang pengertian PPOK
b. Mahasiswa mampu mengetahui etiologi dari PPOK
c. Mahasiswa mampu mengetahui patofisiologi dari PPOK
d. Mahasiswa mampu mengetahui manifestasi klinik dari PPOK
e. Mahasiswa mampu mengetahui pemeriksaan penunjang dari PPOK
f. Mahasiswa mampu mengetahui komplikasi dari PPOK
g. Mahasiswa mampu mengetahui penatalaksanaan dari PPOK
h. Mahasiswa mampu mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan PPOK
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) atau disebut juga dengan COPD
(Cronic Obstruktif Pulmonary Disease) adalah suatu penyakit yang bisa di
cegah dan diatasi yang ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang
menetap, biasanya bersifat progresif dan terkait dengan adanya proses
inflamasi kronis saluran nafas dan paru-paru terhadap gas atau partikel
berbahaya (Ikawati, 2016). Kumar, dkk tahun 2007 menjelaskan bahwa
penyakit paru obstruktif kronis adalah penyakit yang ditandai dengan
berdasarkan uji fungsi paru terdapat bukti objektif hambatan aliran udara
yang menetap dan ireversibel.
PPOK adalah suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok
penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan di tandai oleh peningkatan
retensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya.
(Manurung, 2016).
B. Etiologi
Beberapa faktor penyebab PPOK menurut Padila, 2012 sebagai berikut:
a. Kebiasaan merokok, polusi udara, paparan debu, asap dan gas kimiawi.
b. Faktor Usia dan jenis kelamin sehingga menyebabkan semakin
menurunnya fungsi paru-paru.
c. Infeksi sistem pernafasan akut, seperti peunomia, bronkitis, dan asma
orang dengan kondisi ini berisiko mendapat PPOK.
d. Keadaan menurunnya alfa anti tripsin. Enzim ini dapat melindungi paru-
paru dari proses peradangan. Menurunnya enzim ini menyebabkan
seseorang menderita empisema pada saat masih muda meskipun tidak ada
riwayat merokok.
C. Manifestasi klinik
Menurut Putra, 2013 manifetasi klinis pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK) adalah :
1. Susah bernapas
2. Kelemahan badan
3. Batuk kronik
4. nafas berbunyi, mengi atau wheezing dan terbentuknya sputum dalam
saluran nafas dalam waktu yang lama.
5. Sesak nafas atau dypsnea. Pada tahap lanjutan dari Penyakit Paru
Obstruktif Kronik (PPOK), dypsnea dapat memperburuk bahkan dapat
dirasakan ketika penderita sedang istirahat atau tidur.
D. Patofisiologi
PPOK di tandai dengan obstruksi progresif lambat pada jalan nafas.
Penyakit ini merupakan salah satu eksaserbasi periodic, sering kali berkaitan
dengan infeksi pernapasan, dengan peningkatan gejala dyspnea dan produksi
sputum. Tidak seperti proses akut yang memungkinkan jaringan paru pulih,
jalan napas dan parenkim paru tidak kembali ke normal setelah ekserbasi;
Bahkan, enyakit ini menunjukkan perubahan destruktif yang progresif
(LeMone et al., 2016).
Meskipun salah satu atau lainya dapat menonjol PPOK biasanya
mencakup komponen bronchitis kronik dan emfisema, dua proses yang jauh
berbeda. Penyakit jalan napas kecil, penyempitan bronkiola kecil, juga
merupakan bagian kompleks PPOK. Melalui mekanisme yang berbeda,
proses ini menyebabkan jalan napas menyempit, resistensi terhadap aliran
udara untuk meningkat, dan ekpirasi menjadi lambat dan sulit (LeMone et al.,
2016).
Pathways
Bagan 1
E. Pemeriksaan penunjang
1. Pengukuran Fungsi Paru
a. Kapasitas inspirasi menurun.
b. Volume residu : meningkat pada emfisema, bronkhitis, dan asma.
c. FEV1 selalu menurun = derajat obstruksi progresif penyakit paru
obstruktif kronik. d. FVC awal normal : menurun pada bronkhitis dan
asma.
d. TLC normal sampai meningkat sedang (predominan pada emfisema).
2. Analisa Gas Darah PaO2 menurun, PCO2 meningkat, sering menurun
pada asma. Nilai pH normal, asidosis, alkalosis respiratorik ringan
sekunder.
3. Pemeriksaan Laboratorium
a. Hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Ht) meningkat pada polisetimia
sekunder.
b. Jumlah darah merah meningkat.
c. Eosinofil dan total IgE serum meningkat.
d. Pulse oksimetri : SaO2 oksigenasi menurun.
e. Elektrolit menurun karena pemakaian obat diuretik.
4. Pemeriksaan Sputum Pemeriksaan gram kuman / kultur adanya infeksi
campuran. Kuman patogen yang biasa ditemukan adalah streptococcus
pneumoniae, hemophylus influenzae, dan moraxella catarrhalis
5. Pemeriksaan Radiologi Thoraks Foto (AP dan lateral) Menunjukan adanya
hiperinflasi paru, pembesaran jantung, dan bendungan area paru. Pada
emfisema paru didapatkan diagpragma dengan letak yang rendah dan
mendatar, ruang udara retrosternal ˃ntung, (foto lateral), jantu memanjang
dan menyempit.
6. Pemeriksaan Bronkhogram Menunjukan di latasi bronkus kolap bronkhiale
pada ekspirasi kuat.
7. EKG Kelainan EKG yang paling awal terjadi adalah rotasi clock wise
jantung. Bila sudah terdapat kor pulmonal, terdapat deviasi aksis ke kanan
dan P-pulmonal pada hantaran II, III, dan aVF. Voltase QRS rendah. Di
V1 rasio R/S lebi dari 1 dan di V6 V1 rasio R/S kurang dari 1. Sering
terdapat RBBB inkomplet (Arif Mutaqin, 2009)
F. Komplikasi
1. Hipoksemia
Hipoksemia adalah kondisi turunya konsentrasi oksigen dalam darah
arteri.
Beberapa kondisi dapat menyebabkan hipoksemia. Hipoksemia dapat
terjadi jika terdapat penurunan oksigen di udara (hipoksia) atau
hipoventilasi terjadi karena daya regang paru menurun atau atelektasis
(Corwin, 2009).
6. Asidosis Respiratori
Timbul Akibat dari penoingkatan PaCO2 (hiperkapnea). Tanda yang
muncul antara lain nyeri kepala, fatigue, latergi, dizziness, dan takipnea
(Somantri, 2012). Asidosis respiratorik dapat terjadi akibat depresi pusat
pernapasan misalnya (akibat obat, anestesi, penyakit neurologi) kelainan
atau penyakit yang mempengaruhi otot atau dinding dada, penurunan area
pertukaran gas, atau ketidakseimbangan ventilasi perfusi, dan obstruksi
jalan napas (Warsi et al., 2013).
7. Infeksi Respiratori
Infeksi Pernapasan akut disebabkan karena peningkatan produksi mucus
dan rangsangan otot polos bronkial serta edema mukosa. Terbatasnya
aliran udara akan menyebabkan peningkatan kerja napas dan timbulnya
dyspnea.
8. Gagal Jantung
Terutama kor pulmonal (gagal jantung kanan akibat penyakit paru, harus
diobservasi terutama pada klien dengan dyspnea berat). Komplikasi ini
sering kali berhubungan dengan bronchitis kronis, tetapi dengan emfisema
berat juga dapat mengalami masalah ini.
9. Kardiak disritmia
Timbul karena hipoksemia, penyakit jantung lain, efek obat atau asidosis
respiratori.
10. Status Asmatikus
Merupakan komplikasi mayor yang berhubungan dengan asma bronkial.
Penyakit ini sangat berat, potensial mengancam kehidupan, dan sering kali
tidak berespons terhadap terapi yang biasa diberikan. Penggunaan otot
bantu pernapasan dan disertai vena leher sering kali terlihat pada klien
dengan asma (Somantri, 2012).
G. Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan PPOK diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Berhenti Merokok
2. Mengatasi bronkospasme dengan obat-obat bronkodilator (Aminophilin
dan adrenalin)
3. Pengobatan simtomatik (lihat tanda dan gejala yang muncul)
4. Penanganan terhadap komplikasi – komplikasi yang timbul
5. Pengobatan oksigen bagi yang memerlukan O2 harus diberikan dengan
aliran lambat : 1-3 liter / menit
6. Mengatur posisi dan pola pernafasan untuk mengurangi jumlah udara yang
terperangkap
7. Memberi pengajaran tentang teknik-teknik relaksasi dan cara-cara untuk
menyimpan energi
8. Tindakan rehabilitasi
a. Fisioterapi terutama ditujukan untuk membantu pengeluaran sekret
bronkus
b. Latihan pernafasan untuk melatih penderita agar bisa melakukan
pernafasan yang paling efektif baginya
c. Latihan dengan beban olahraga tertentu dengan tujuan untuk
memulihkan kesegaran jasmaninya
d. Vocational suidance : usaha yang dilakukan terhadap penderita agar
kembali dapat mengerjakan pekerjaan seperti semula.
e. Pengelolaan psikososial , terutama ditujukan untuk penyesuaian diri
penderita dengan penyakit yang dideritanya (Padila, 2012).
Penatalaksanaan Keperawatan
1. Mencapai bersihan jalan nafas
a. Pantau adanya dyspnea dan hipoksemia pada pasien.
b. Jika bronkodilator atau kortikosteroid diprogramkan berikan obat secara
tepat dan waspadai kemungkinan efek sampingnya.
c. Pastikan bronkospasme telah berkurang dengan mengukur peningkatan
kecepatan aliran ekspansi dan volume (kekuatan ekspirasi, lamanya
waktu untuk ekhalasi dan jumlah udara yang diekhalasi) serta dengan
mengkaji adanya dyspnea dan memastikan bahwa dyspnea telah
berkurang.
d. Dorong pasien untuk menghilangkan atau mengurangi semua iritan
paru, terutama merokok sigaret.
e. Fisioterapi dada dengan drainase postural, pernapasan bertekanan
positif intermiten, peningkatan asupan cairan.
2. Meningkatkan pola nafas
a. Latihan otot inspirasi dan latihan ulang pernapasan dapat membantu
meningkatkan pola pernafasan
b. Latihan pernafasan diafragma dapat mengurangi kecepatan respirasi
3. Memantau dan menangani komplikasi
a. Kaji pasien untuk mengetahui adanya komplikasi
b. Pantau perubahan kognitif, peningkatan dyspnea, takipnea dan
takikardia
c. Pantau nilai oksimetri nadi dan berikan oksigen sesuai kebutuhan
d. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi atau
komplikasi lain dan laporkan perubahan pada status fisik atau kognitif
(Susan, 2012)
DAFTAR PUSTAKA
A. DATA DEMOGRAFI
1. Identitas diri klien
Nama
: Sdr. N
Usia
: 23 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Kantolan Pakahan
Suku bangsa
: Indonesia
Status pernikahan
: Belum Kawin
Agama/keyakinan
: Islam
Pendidikan
: SMK
Pekerjaan
: Buruh
Diagnosa Medik
: PPOK
Tanggal masuk
:-
Tanggal pengkajian
: 19 April 2021
2. Penanggung jawab
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Hubungan dengan klien :
B. RIWAYAT PENYAKIT
4. Diagnosa Medik saat MRS, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang telah
dilakukan, mulai dari pasien MRS (UGD/Poli), sampai diambil kasus
kelolaan. Masalah atau DX medis pada saat MRS
Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk batuk beberapa minggu ini dan
pasien minum obat sesuai resep dokter
Didiagnosa medis PPOK ketika periksa di RS Bagas Waras
C. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Persepsi dan pemeliharaan Kesehatan
Pengetahuan tentang penyakit/perawatan
Ketika berobat dulu di rs respira klien diberi obat tetapi tidak diminum rutin
dan ketika ditanya tentang penyakitnya klien kurang mengetahui tentang
penyakitnya
2. Pola nutrisi metabolik
Program diit RS:
Tidak ada program diit
Intake makanan: 1 hari 3 kali. Porsi cukup. Menu makan: nasi lauk sayur
kadang kadang ikan
3. Pola Eliminasi
a. Buang air besar.
Tidak ada gangguan BAB. Lancar 1x/hari
b. Buang air kecil
Tidak ada gangguan BAK. Lancar. 4-5x/hari
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Ambulasi/ROM
0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan
alat, 4: tergantung total
6. Pola perceptual
(penglihatan, pendengaran, pengecap, sensasi)
Tidak ada gangguan penglihatan, pendengaran, pengecap dan sensasi
7. Pola persepsi diri
(pandangan klien tentang sakitnya, kecemasan, konsep diri)
Klien mengatakan tidak ada rasa cemas ketika mengetahui terkena penyakit
PPOK dan klien mengatakan pasrah dan menerima akan penyakitnya
9. Pola peran-hubungan
(Komunikasi, hubungan dengan orang lain, kemampuan keuangan)
Komunikasi klien baik dengan tetangga maupun keluarga. Klien cukup
tentang kemampuan keuangan
D. PEMERIKSAAN FISIK
(Cephalocaudal)
Keluhan yang dirasakan saat ini
1. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk-batuk , sejak 2 hari yang lalu. Sesak
napas semakin berat ketika klien sedang melakukan aktivitas. Klien merokok
6-7 batang/hari. Klien tampak bernapas terengah-engah setelah beraktifitas.
Kepala
1. Rambut: Berwarna hitam bersih
2. Mata: Cekung
3. Telinga: Bersih, Kemampuan mendengar baik
4. Hidung: Tidak ada secret
5. Mulut dan gigi: Bersih
Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
Jantung
I: Ictus tidak tampak
P: Ictus cordis teraba
P:Ditemukan
batas-batas
jantung
A: Irama jantung teratur
Paru-Paru
I: barrel chest
P: fremitus raba meningkat
P: Hipersonor
A: wheezing
Abdomen
I: Tidak ada asites (normal)
A: Bising usus normal
P: tidak ada nyeri tekan
P: tymphani
Perkemihan
Tidak ada keluhan
Inguinal
Tidak ada keluhan
E. PENANGANAN KASUS
(dimulai saat anda mengambil sebagai kasus kelolaan, sampai akhir praktik)
F. TES DIAGNOSTIK
Pemeriksaan tidak ada .tanggal: -
Hasil/kesan: -
Analisis Data
Data Etiologi/ Faktor Risiko Problem
DO: -
Diagnosa Keperawatan
Zulaikha
Jam 11.27
4. Monitor keluhan
sesak napas Jam 11.28
termasuk kegiatan S: Klien mengatakan
yang “saya masih sesak napas
meningkatkan ketika melakukan
atau aktivitas berat”
memperburuk O: TD 120/70 mmHg
sesak nafas Nadi 110x/menit
RR 30x/menit
Zulaikha
Zulaikha
Jam 12.15
S: Klien mengatakan
masih sesak napas saat
beraktivitas”
O: TD 120/70 mmHg
Nadi 110x/menit
RR 35x/menit
A: Belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitoring TTV
2. Monitoring pola
pernapasan
3. Monitor
peningkatan
kelelahan dan
kecemasan
4. Monitor keluhan
sesak napas
termasuk kegiatan
yang membuat
sesak napas
Zulaikha
Zulaikha
Jam 11.26
S: Klien mengatakan
“cemas saya mulai
Jam 11.25
berkurang karena sesak
3. Memonitor
peningkatan napas juga berkurang”
kelelahan dan O: klien tampak lebih
kecemasan segar
Zulaikha Zulaikha
Jam 11.28
Jam 11.27 S: Klien mengatakan
4. Monitor keluhan “sesak napas saya mulai
sesak napas berkurang ketika
termasuk kegiatan melakukan aktivitas
yang berat”
meningkatkan atau O:
memperburuk TD 120/70 mmHg
sesak nafas Nadi 100x/menit
RR 25x/menit
Zulaikha Zulaikha
Jam 12.15
S: Klien mengatakan “
sesak napas saya mulai
berkurang”
O:
TD 120/70 mmHg
Nadi 100x/menit
RR 25x/menit
A: teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitoring TTV
2. Monitoring pola
pernapasan
3. Monitor keluhan
sesak napas
termasuk kegiatan
yang membuat
sesak napas
Zulaikha
Zulaikha
Jam 07.15 Jam 07.20
2. Memonitor pola S: Klien mengatakan
pernapasan “sesak napas saya mulai
berkurang”
O:
TD 125/80 mmHg
Zulaikha Nadi 90x/menit
RR 18x/menit
Zulaikha
Jam 07.23
Jam 07.21. S: Klien mengatakan
3. Monitor keluhan “sesak napas saya mulai
sesak napas berkurang ketika
termasuk kegiatan melakukan aktivitas
yang berat”
meningkatkan atau O:
memperburuk TD 125/80 mmHg
sesak nafas Nadi 90x/menit
RR 18x/menit
Zulaikha
Zulaikha
Jam 08.00
S: Klien mengatakan “
sesak napas saya mulai
berkurang”
O:
TD 125/80 mmHg
Nadi 90x/menit
RR 18x/menit
A: teratasi sebagian
P: -
Zulaikha
1 Ketidakefektifan pola Selasa,20 April 2021 Selasa,20 April 2021 Evaluasi proses
napas berhubungan S: Klien mengatakan masih sesak Jam 11.00 Selasa,20 April 2021
dengan hiperventilasi napas saat beraktivitas” 1. Memonitor TTV Jam 11.15
O: S: -
TD 120/85 mmHg O:
Nadi 110x/menit TD 120/80 mmHg
RR 35x/menit Zulaikha Nadi 100x/menit
A: Belum teratasi RR 25x/menit
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitoring TTV
2. Monitoring pola pernapasan
3. Monitor peningkatan kelelahan Jam 11.15 Zulaikha
dan kecemasan 2. Memonitor pola
Jam 11.25
4. Monitor keluhan sesak napas pernapasan
S: Klien mengatakan “sesak
termasuk kegiatan yang
napas saya mulai berkurang”
membuat sesak napas
O:
Zulaikha TD 120/80 mmHg
Nadi 100x/menit
Zulaikha RR 25x/menit
Jam 11.25
3. Memonitor Zulaikha
peningkatan kelelahan
Jam 11.26
dan kecemasan
S: Klien mengatakan “cemas
saya mulai berkurang karena
sesak napas juga berkurang”
Zulaikha O: klien tampak lebih segar
Jam 11.27
4. Monitor keluhan sesak
napas termasuk Zulaikha
kegiatan yang
Jam 11.28
meningkatkan atau
S: Klien mengatakan “sesak
memperburuk sesak
napas saya mulai berkurang
nafas
ketika melakukan aktivitas
berat”
O:
TD 120/80 mmHg
Zulaikha
Nadi 100x/menit
RR 25x/menit
Zulaikha
Evaluasi hasil
Jam 12.15
S: Klien mengatakan “ sesak
napas saya mulai berkurang”
O:
TD 120/80 mmHg
Nadi 100x/menit
RR 25x/menit
A: teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitoring TTV
2. Monitoring pola
pernapasan
3. Monitor keluhan sesak
napas termasuk kegiatan
yang membuat sesak
napas
Zulaikha
Catatan Perkembangan Hari 3
1 Ketidakefektifan pola Rabu,21 April 2021 Rabu,21 April 2021 Evaluasi proses
napas berhubungan Rabu, 21 April 2021
S: Klien mengatakan “ sesak napas Jam 07.00
dengan hiperventilasi
saya mulai berkurang” 1. Memonitor TTV Jam 07.14
O: S:-
TD 135/85 mmHg O:
Nadi 100x/menit TD 120/80 mmHg
RR 25x/menit Zulaikha Nadi 90x/menit
RR 18x/menit
Jam 07.15
A: teratasi sebagian 2. Memonitor pola
P: Lanjutkan intervensi pernapasan
1. Monitoring TTV
2. Monitoring pola pernapasan Zulaikha
Zulaikha
Jam 07.23
Zulaikha
S: Klien mengatakan “sesak
napas saya mulai berkurang
ketika melakukan aktivitas
berat”
O:
TD 120/80 mmHg
Nadi 90x/menit
RR 18x/menit
Zulaikha
Evaluasi Hasil
Jam 08.00
S: Klien mengatakan “ sesak
napas saya mulai berkurang”
O:
TD 120/80 mmHg
Nadi 90x/menit
RR 18x/menit
A: teratasi sebagian
P: -
Zulaikha
No Diagnosa Keperawatan Perencanaan Implementasi Evaluasi
batang/hari normal
Jam 11.34
2. Kemudahan
DO: 2. Memantau
bernapas ketika
Kegiatan aktivitas klien kesiapan klien Jam 11.35
tampak berkurang beraktivitas berhenti merokok S: klien mengatakan
3. Kemudahan “saya akan mulai
Klien tampak bernapas
terengah-engah setelah dalam melakukan mengurangi merokok”
beraktifitas
aktivitas O: klien tampak paham
Zulaikha akan bahaya merokok
Zulaikha
Jam 12.15
S: Klien mengatakan
“saya akan mulai
mengurangi merokok
O: klien tampak
mengerti
A: belum teratasi
P: lanjutkan interveni
1. Catat status
merokok dan
riwayat merokok
2. Pantau kesiapan
pasien untuk
berhenti merokok
Zulaikha
Zulaikha
Zulaikha
Jam 11.34 Jam 11.35
2. Memantau S: klien mengatakan
kesiapan klien “saya sudah mulai
berhenti merokok mengurangi merokok”
O: klien tampak segar
Zulaikha
Zulaikha
Jam 12.15
S: Klien mengatakan
“saya mulai mengurangi
merokok
O: klien tampak segar
A: teratasi sebagian
P: lanjutkan interveni
1. Catat status
merokok dan
riwayat merokok
2. Pantau klien untuk
berhenti merokok
Zulaikha
Zulaikha
Zulaikha
Jam 07.25 Jam 07.28
2. Memantau S: klien mengatakan
kesiapan klien “saya sudah mulai
berhenti merokok mengurangi merokok”
O: klien tampak segar
Zulaikha
Zulaikha
Jam 08.00
S: Klien mengatakan
“saya sudah mengurangi
merokok”
O: klien tampak segar
A: teratasi sebagian
P: -
Zulaikha
2 Intoleran aktivitas Selasa,20 April 2021 Selasa,20 April 2021 Evaluasi proses
berhubungan dengan S: Klien mengatakan “saya akan Jam 11.28 Selasa, 20 April 2021
ketidakseimbangan mulai mengurangi merokok 1. Mencatat status S: Klien mengatakan “ saya
antara suplai dan O: klien tampak mengerti merokok dan merokok 3 batang /hari”
kebutuhan oksigen A: belum teratasi riwayat merokok O: Klien senang karena sudah
P: lanjutkan interveni klien bisa megurangi merokok
1. Catat status merokok dan
riwayat merokok
2. Pantau kesiapan pasien untuk
berhenti merokok Zulaikha Zulaikha
Jam 11.35
S: klien mengatakan “saya
Jam 11.34 sudah mulai mengurangi
2. Memantau merokok”
Zulaikha kesiapan klien O: klien tampak segar
berhenti merokok
Zulaikha
Zulaikha
Evaluasi hasil
Jam 12.15
S: Klien mengatakan “saya
mulai mengurangi merokok
O: klien tampak segar
A: teratasi sebagian
P: lanjutkan interveni
1. Catat status merokok
dan riwayat merokok
2. Pantau klien untuk
berhenti merokok
Zulaikha
2 Intoleran aktivitas Rabu, 21 April 2021 Rabu, 21 April 2021 Evaluasi proses
berhubungan dengan S: Klien mengatakan “saya mulai Jam 07.23 Rabu, 21 April 2021
Ketidakseimbangan mengurangi merokok 1. Mencatat status S: Klien mengatakan “ saya
antara suplai dan O: klien tampak segar merokok dan merokok 1 batang /hari”
kebutuhan oksigen A: teratasi sebagian riwayat merokok O: Klien senang karena sudah
P: lanjutkan interveni klien bisa megurangi merokok
1. Catat status merokok dan
riwayat merokok
2. Pantau klien untuk berhenti
merokok Zulaikha Zulaikha
Jam 07.28
Jam 07.25 S: klien mengatakan “saya
2. Memantau sudah mulai mengurangi
Zulaikha kesiapan klien merokok”
berhenti merokok O: klien tampak segar
Zulaikha Zulaikha
Jam 08.00
S: Klien mengatakan “saya
sudah mengurangi merokok”
O: klien tampak segar
A: teratasi sebagian
P: -
Zulaikha
Zulaikha Zulaikha
Jam 12.15
S: klien mengatakan
“saya akan menambah
pengetahuan penyakit
saya”
O: klien tampak paham
A: teratasi
P: lanjutkan intervensi
1. Mengevaluasi
Pendidikan
kesehatan
Zulaikha
Zulaikha
3 Defisien pengetahuan Selasa, 20 April 2021 Selasa, 20 April 2021 Evaluasi proses
berhubungan dengan S: klien mengatakan “saya akan Jam 11.36 Selasa, 20 April 2021
kurang informasi menambah pengetahuan penyakit 1. Mengevaluasi Jam 11.40
saya” Pendidikan kesehatan S: klien mengatakan saya sudah
O: klien tampak paham paham tentang Pendidikan
A: teratasi Kesehatan kemarin”
P: lanjutkan intervensi O: klien tampak paham
1. Mengevaluasi Pendidikan Zulaikha
Zulaikha
DAFTAR PUSTAKA