Anda di halaman 1dari 3

1. Tauhid secara etimologi yaitu menyatukan, menjadikan satu, atau menyifati dengan kesatuan.

Tauhid secara terminologi yaitu suatu ilmu yang menyelidiki dan membahas soal-soal yang wajib,
mustahil, dan jaiz bagi Allah dan bagi sekalian utusan-utusannya.

- Tauhid Uluhiyyah adalah mengesakan dzat Allah SwT melalui sikap dan perbuatan hamba dengan
hanya beribadah kepada-Nya, karena yang paling berhak diibadahi, dimintai pertolongan adalah Allah
yang Maha Esa.

- Tauhid Rububiyah atau Rububiyah Allah adalah mengesakan Allah dalam tiga perkara yaitu penciptaan-
Nya, kekuasaan-Nya, dan pengaturan-Nya. bisa dilakukan Allah seperti menciptakan, menghidupkan,
mematikan, memberi rizki, mendatangkan segala manfaat dan menolak segala mudharat.

- Tauhid Asma' was Shifat merupakan bagian dari mentauhidkan Allah dalam akidah Islam. Tauhid ini
merupakan bentuk penerapan pengesaan dari makhluk terhadap Allah mengenai nama-nama-Nya dan
sifat-sifat-Nya, yang mana nama-nama dan sifat-sifat ini telah diatributkan oleh-Nya sendiri.

2.

3. 5 tujuan syariat islam yaitu :

a. Agama, yang merupakan tujuan hukum Islam yang pertama, karena agama merupakan pedoman
hidup manusia.

b. Jiwa, merupakan tujuan hukum islam yang kedua, karena hukum Islam wajib memelihara hak manusia
untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya.

c. Akal, merupakan hal yang sangat penting dalam hukum islam, karena dengan mempergunakan akal,
manusia akan dapat berfikir tentang Allah, alam semesta, dan dirinya sendiri.

d. Keturunan, yaitu bertujuan agar kemurnian darah dapat dijaga dan kelanjutan umat manusia dapat
diteruskan.

e. Harta, merupakan tujuan hukum Islam yang terakhir yang merupakan pemberian Tuhan kepada
manusia, agar manusia dapat mempertahankan hidup dan melangsungkan kehidupannya.

4.

5.

6. A. Sumber Hukum Islam Primer

- Al Qur’an

Secara etimologi Alquran berasal dari kata qara’a, yaqra’u, qiraa’atan, atau qur’anan yang berarti
mengumpulkan (al-jam’u) dan menghimpun (al-dlammu). Sedangkan secara terminologi (syariat),
Alquran adalah Kalam Allah ta’ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya,
Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-
Naas. Dan menurut para ulama klasik, Alquran adalah Kalamulllah yang diturunkan pada rasulullah
dengan bahasa arab, merupakan mukjizat dan diriwayatkan secara mutawatir serta membacanya adalah
ibadah.

- Hadist

Kedudukan Hadist sebagai sumber ajaran Islam selain didasarkan pada keterangan ayat-ayat Alquran
dan Hadist juga didasarkan kepada pendapat kesepakatan para sahabat. Yakni seluruh sahabat sepakat
untuk menetapkan tentang wajib mengikuti hadis, baik pada masa Rasulullah masih hidup maupun
setelah beliau wafat.

B. Sumber Hukum Islam Sekunder

- Ijtihad

Ijtihad berasal dari kata ijtihada yang berarti mencurahkan tenaga dan pikiran atau bekerja semaksimal
mungkin. Sedangkan ijtihad sendiri berarti mencurahkan segala kemampuan berfikir untuk
mengeluarkan hukum syar’i dari dalil-dalil syara, yaitu Alquran dan hadist. Hasil dari ijtihad merupakan
sumber hukum ketiga setelah Alquran dan hadist.

Ijtihad dapat dilakukan apabila ada suatu masalah yang hukumnya tidak terdapat di dalam Alquran
maupun hadist, maka dapat dilakukan ijtihad dengan menggunakan akal pikiran dengan tetap mengacu
pada Alquran dan hadist.

Macam-macam ijtidah yang dikenal dalam syariat islam, yaitu

1. Ijma’, yaitu menurut bahasa artinya sepakat, setuju, atau sependapat. Sedangkan menurut istilah
adalah kebulatan pendapat ahli ijtihad umat Nabi Muhammad SAW sesudah beliau wafat pada suatu
masa, tentang hukum suatu perkara dengan cara musyawarah. Hasil dari Ijma’ adalah fatwa, yaitu
keputusan bersama para ulama dan ahli agama yang berwenang untuk diikuti seluruh umat.

2. Qiyas,yaitu berarti mengukur sesuatu dengan yang lain dan menyamakannya. Dengan kata lain Qiyas
dapat diartikan pula sebagai suatu upaya untuk membandingkan suatu perkara dengan perkara lain
yang mempunyai pokok masalah atau sebab akibat yang sama.

3. Istihsan, yaitu suatu proses perpindahan dari suatu Qiyas kepada Qiyas lainnya yang lebih kuat atau
mengganti argumen dengan fakta yang dapat diterima untuk mencegah kemudharatan atau dapat
diartikan pula menetapkan hukum suatu perkara yang menurut logika dapat dibenarkan.
4. Sududz Dzariah, yaitu menurut bahasa berarti menutup jalan, sedangkan menurut istilah adalah
tindakan memutuskan suatu yang mubah menjadi makruh atau haram demi kepentingan umat.

5. Istishab, yaitu melanjutkan berlakunya hukum yang telah ada dan telah ditetapkan di masa lalu hingga
ada dalil yang mengubah kedudukan hukum tersebut.

6. Urf, yaitu berupa perbuatan yang dilakukan terus-menerus (adat), baik berupa perkataan maupun
perbuatan.

Anda mungkin juga menyukai