Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PRAKTEK IBADAH

“ KHUTBAH “

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktek Ibadah
Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Dosen Pembimbing:
ADE IRMA ,M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok IV

Ahmad Fathullah (211220062) Azizah Fitri Ramdani (211220072)


Maulana Yusup (211220071) Senly Seftya Permadani (211220074)

PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN
BANTEN
2021M/1443H
DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................................5
C. TUJUAN PENELITIAN.............................................................................................................5
BAB II................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..................................................................................................................................6
A. PENGERTIAN KHUTBAH.....................................................................................................6
B. Khutbah jum’at.................................................................................................................7
C. Khutbah ‘Ied......................................................................................................................8
D. Khutbah Nikah...................................................................................................................9
E. Khutbah Istisqa................................................................................................................10
F. Khutbah kusuf.................................................................................................................11
BAB III.............................................................................................................................................12
PENUTUP........................................................................................................................................12
A.KESIMPULAN...............................................................................................................................12
B. SARAN........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah subhanahuwata’ala yang telah memberikan


kemudahan,karunia dan rahmat dan hidayah-Nya,sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat beserta salam semoga tetap
tercurah kepada junjungan kita,sayyidinaa Nabi Muhammad shallallahu‘alaihi
wasallam,seorang hamba dan utusan Allah sebagai rahmat bagi sekalian
alam.Tidak lupa juga kita curahkan untuk keluarga Nabi dan para sahabat
Nabi,yang telah mendampingi beliau dalam menyampaikan seruan Allah.
Semoga tercurah keselamatan dan kebahagiaan atas mereka.Aamiin.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan
berbagai pihak oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun mengucapkan
terimakasih sebanyak-banyaknya kepada orang-orang yang selalu mendukung
dalam mengerjakan tugas ini.
Akhir kata,penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna dan banyak kekurangan. Oleh sebab itu,kritik dan saran sangat
diharapkan dari pembaca.

Minggu, 10 April 2022

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Khutbah jum’at merupakan perkataan yang mengandung mau’izhah
dan tuntutan ibadah yang diucapkan oleh khatib dengan syarat yang
telah ditentukan syara’ dan menjadi rukun untuk memberikan
pengertian para hadirin, menurut rukun dari shalat jum’at.
Secara etimologis (harfiyah), khutbah artinya: pidato, nasihat, pesan
(taushiyah). Sedangkan menurut terminology islam (istilah syara’):
khutbah (jum’at) adalah pidato yang disampaikan oleh seorang
khatib didepan jema’ah sebelum shalat jum’at dilaksanakan dengan
syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu, baik berupa tadzkiroh
(peringatan, penyadaran) mau’idzoh (pembelajaran) maupun
taushiyah (nasehat).
Berdasarkan pengertian diatas, maka khutbah adalah pidato
normative, karena selain merupakan bagian dari shalat jum’at juga
memerlukan persiapan yang lebih matang, penguasaan bahan dan
metodologi yang mampu memikat perhatian. Selain khutbah jum’at
adapula khutbah yang dilaksanakan sesudah sholat, yaitu: khutbah
‘idul fitri, ‘idul adha, khutbah sholat gerhana (kusuf dan khusuf).
Sedangkan khutbah nikah dilaksanakan sebelum akad nikah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud khutbah ?
2. Apa yang dimaksud khutbah jum’at, serta apa aja syarat dan
rukun-rukunnya ?
3. Apa hukum khutbah ‘ied dan kapan waktu pelaksanaan
khutbah ‘ied ?
4. Apa itu khutbah nikah dan apa hukum khutbah nikah ?
5. Bagaimana tata cara pelaksanaan istisqa ?
6. Apa hukum khutbah kusuf ?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui pengertian dari khutbah
2. Mengetahui pengertian khutbah jum’at dan apa saja syarat
serta rukun-rukunnya
3. Mengetahui hukum khutbah ‘ied dan waktu pelaksanaan dari
khutbah ‘ied
4. Mengetahui ap aitu khutbah nikah dan hukum dari khutbah
nikah
5. Mengetahui tata cara pelaksanaan istisqa
6. Mengetahui hukum khutbah kusuf

BAB II
PEMBAHASAN

D. PENGERTIAN KHUTBAH
“ Khotbah “ secara Bahasa, adalah ‘ perkataan yang
disampaikan diatas mimbar ‘. Adapun kata “ khitbah “ yang
seakar denga kata “ khotbah “ ( dalam Bahasa arab ) berarti ‘
melamar Wanita untuk dinikahi ‘. “khotbah” berasal dari
Bahasa arab yang merupakn bentukan dari kata “mukhatabah”
yang berarti ‘pembicaraan’ . ada pula yang mengatakannya
berasal dari kata “al-khutbu” yang berarti ‘perkara besar yang
diperkirakan’, karena orang-orang arab tidak berkhutbah
kecuali pada perkara besar.
Secara etimologis (harfiyah), khutbah artinya: pidato,
nasihat, pesan (taushiyah). Sedangkan menurut terminology
islam (istilah syara’): khutbah (jum’at) adalah pidato yang
disampaikan oleh seorang khatib didepan jema’ah sebelum
shalat jum’at dilaksanakan dengan syarat-syarat dan rukun-
rukun tertentu, baik berupa tadzkiroh (peringatan, penyadaran)
mau’idzoh (pembelajaran) maupun taushiyah (nasehat).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa khutbah adalah nasehat
dan tuntunan keagamaan meliputi keimanan, ibadah,
Pendidikan, kehidupan sosial, dan lain-lain. Untuk
memperteguh keimanan serta meningkatkan kualitas
ketaqwaan Jemaah kepada Allah swt.1

E. Khutbah jum’at
Khutbah jum’at ialah perkataan yang disampaikan kepada
sejumlah orang secara berkesinambungan, berupa nasihat
dengan Bahasa arab, sesaat sebelum sholat jum’at setelah
masuk waktunya, di sertai niat serta diucapkan secara keras,
dilakukan dengan berdiri jika mampu, sehingga tercapai
tujuannya.
Hukum khutbah jum’at dari para ahli fikih terbagi kedalam
dua pendapat:
Pendapat pertama, menyatakan bahwa khutbah merupakan
syarat shalat jum’at. Pendapai ini adalah pendapat hanafiah
dan mayoritas malikiah.

1
Syamsuri.pendidikan Agama Islam. Jakarta. Erlangga
Sebutkan pula dalam kitab Al-Mughni bahwa khutbah
merupakan syarat shalat jum’at, shalat jum’at tidak sah
tanpanya,.
Pendapat kedua, menyatakan bahwa khutbah merupakan
sunah jum’at. Ini merupakan pendapat Hasan Al-Bashri .2
Pendapat yang kuat dalam permasalahan ini ialah pendapat
yang pertama, bahwa khutbah merupakan syarat sah sholat
jum’at.
1). Syarat sah khutbah jum’at
a) khurbah harus dilaksanakan sebelum shalat.
b) khatib harus suci dari hadas, najis, dan menutup
aurat.
c) khutbah disampaikan diwaktu jum’at dihadapan
jama’ah yang menjadlan terlaksananya shalat
jum’at, dan harus dengan suara lantang demo
tercapainya faedah khutbah.
d) antara khutbah dan shalat jum’at tidsk terpisah
dengan jarak yang kira-kira dapat digunakan
untuk makan karena hal itu dianggap sebgaai
pemisah yang memotong shalat.
e) khutbah harus disampaikan dengan Bahasa arab
kecuali jika memang tidak mampu.
f) dilakukan dengan berdiri jika mampu.
2). Rukun khutbah jum’at
a. khutbah jum’at itu wajib dimulai dengan
hamdallah. Yaitu lafadz yang memuji Allah SWT.
b. shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
c. wahsiyat untuk takwa.
d. membacanya ayat Al-Qur’an pada salah satunya ,
minimal satu kalimat dari ayat Al-Qur’an yang
mengandung makna lengkap.
e. do’a untuk umat islam pada khutbah kedua.3

F. Khutbah ‘Ied

2
Nasution,M.Yunan. 1991. Khutbah Jum’at II. Jakarta: Bulan Bintang
3
Ibid, Fiqih Ibadah.
Khutbah ied sama dengan rukun khutbah jum’at, secara
umum keduanya harus mencakup tahzir (peringatan) dan
tabsyir (kabar gembira). Adapun perbedaannya, pertama
pada pembukaan khutbah. Pada pembukaan khutbah
idulfitri disunahkan dengan membaca takbir, sedangkan
khutbah jum’at dimulai dengan mengucapkan bacaan
tahmid. Perbedaan kedua, pada waktu pelaksanaannya,
khutbah ied dilakukan setelah shalat, sedangkan khutbah
jum’at sebelum shalat dilaksanakan. Adapun hukum
khutbah dalam shalat ied adalah sunah.
G. Khutbah Nikah
Khutbah nikah merupakan bagian dari proses pernikahan.
Kebanyakan ilmu fiqih menyebutkan, membacakan khutbah
nikah oleh wali perempuan merupakan sunah atau anjuran.
Namun demikian ada diantara ulama yang memandangnya
wajib, seperti menurut pendapat Dawud bin Ali dari madzhab
Adz-Dzaahiriyyah, Abu Ubaid Al-Qasim, dan Abu Awaanah
dari ulama syafiiyyah.
Nabi saw. Sendiri melangsungkan akad pernikahan baik untuk
dirinya sendiri maupun anak-anaknya, selalu menyertai
dengan pembacaan khutbah nikah terlebuh dahulu.
Berbeda dengan khutbah-khutbah yang lain, khutbah nikah
tidak dibacakan sebelum atau sesudah shalat, melainkan pada
saat seseorang melangsungkan acara akad pernikahan, yakni
sebelum ijab qabul. Khutbah nikah dibacakan atau
disampaikan oleh wali perempuan, dan disaksikan oleh kedua
mempelai serta saksi-saksi dan tamu undangan yan hadir.
Abu Hasan Al-Maward mengemukakan dalam kitab Al-
Haawiy Al-Kabiir, bahwa isi khutbah nikah terdiri dari empat
macam, yaitu:
1). Bersyukur an memuji kepada Allah.
2). Bershalawat kepada Nabi SAW.
3). Berwasiat untuk senantiasa bertakwa kepada Allah SWT.
4). Membacakan salah satu ayat atau lebih dari Al-Qur’an
yang khusus membicarakan masalah pernikahan.4
H. Khutbah Istisqa
1.Pengertian khutbah istisqa
4
Ali Farkhan Tsani. Redaktur Senior Mi’raj Islamic News Agency
Shalat dan khutbah istisqa pada prinsipnya berisi
permohonan ampun segenap makhluk hidup kepada Allah Swt
dan pengakuan mereka atas kuasa-Nya terhadap air sebagai
kebutuhan makhluk hidup.
Shalat sunnah istisqa dianjurkan ketika masyarakat
mengalami kemarau panjang sehingga makhluk hidup
kesulitan mendapatkan air baik yang di kota, desa, maupun di
hutan. Imam atau petugas yang ditunjuk juga dianjurkan untuk
berkhotbah mengiringi shalat istisqa

2.tatacara shalat istisqa


1. Shalat sunnah istisqa dianjurkan ketika masyarakat
mengalami kemarau panjang sehingga makhluk hidup
kesulitan mendapatkan air baik yang di kota, desa, maupun di
hutan. Imam atau petugas yang ditunjuk juga dianjurkan untuk
berkhotbah mengiringi shalat istisqa.
2. masyarakat disunnahkan berpuasa bersama selama 4 hari.
Selama berpuasa pada tiga hari pertama, pemerintah dan
masyarakat dianjurkan untuk bertobat, bersedekah, berhenti
dari kezaliman/mengembalikan hak-hak orang lain yang telah
dirampas, dan mengadakan rekonsiliasi atas sengketa dan
konflik dengan pihak lain.
3. pada hari keempat, masyarakat kumpul bersama untuk
melakukan Shalat Istisqa sebanyak dua rakaat. Masyarakat
dianjurkan untuk mengenakan pakaian biasa, bukan pakaian
mewah. Masyarakat juga dianjurkan untuk keluar rumah
dengan penuh kerendahan hati dan menunjukkan kefakiran
kepada Allah swt sebagai penguasa hujan.
4. setelah shalat dua rakaat dengan bacaan lantang/jahar,
khatib naik ke mimbar untuk berkhutbah sebanyak dua kali
sebagaimana biasa. Hanya saja, pada pembukaan khutbah
pertama, khatib disunnahkan membaca istighfar sebanyak 9
kali. Pada pembukaan khutbah kedua, khatib membaca
istighfar sebanyak 7 kali. Lafal istighfar pembukaan khutbah
Shalat Istisqa adalah sebagai berikut: ‫َأ ْستَغفِ ُر هللاَ ال َع ِظ ْي َم اَل ِإلَهَ ِإاَّل ه َُو‬
‫ ال َح ُّي القَيُّوْ ُم َوَأتُوْ بُ ِإلَ ْي ِه‬Astaghfirullahal azhim, la ilaha illa huwal
hayyul qayyum, wa atubu ilaihi Artinya, “Aku meminta
ampun kepada Allah yang maha agung. Tiada tuhan selain Dia
yang Maha Hidup dan Maha Tegak. Aku bertobat kepada-
Nya.” Kelima, khatib disunnahkan memutar selendang atau
serban yang diselempangkan di bahunya sehingga sisi serban
yang posisi di atas menjadi di bawah, kemudian
memindahkannya ke bahu yang lain.
5. khatib disunnahkan memutar selendang atau serban yang
diselempangkan di bahunya sehingga sisi serban yang posisi di
atas menjadi di bawah, kemudian memindahkannya ke bahu
yang lain. Praktik pemutaran dan pemindahan serban
merupakan bentuk tafa’ul, sejenis doa agar keadaan berubah
dari paceklik berkepanjangan menjadi turunnya air hujan.
6. khatib disunnahkan memperbanyak doa baik sir dan
jahar. Ketika khatib membaca dia secara lantang, maka jamaah
Shalat Istisqa mengamininya. Dalam membaca doa, khatib
juga dianjurkan untuk bertawasul
7. khatib disunnahkan memperbanyak membaca istighfar.
Pada prinsipnya, syarat dan rukun khutbah Shalat Istisqa sama
saja dengan syarat dan rukun khutbah Jumat dan Shalat Id.
Artinya, sejauh syarat dan rukun khutbahnya terpenuhi, maka
khutbah Shalat Istisqa tetap sah. Wallahu a’lam.
I. Khutbah kusuf
Ulama berbeda pendapat mengenai hukum khutbah shalat
gerhana, apakah termasuk dianjurkan satu paket dengan
shalatnya atakah itu sunah terpisah, dalam arti dianjurkan jika
ada kebutuhan. Bukan satu paket dengan shlalat.
Pendapat pertama, dianjurkan ada khutbah setelah shalat
gerhana. Ini merupakan pendapat imam syafi’I dan salah satu
pendapat imam ahmad.
Pendapat kedua, tidak dianjurkan adanya khutbah Ketika
shalat gerhana. Ini pendapat imam abu hanifah dan imam
ahmad menurut Riwayat yang mahsyur.
Sementara madzhab malikiyah mengatakan bahwa dianjurkan
untuk memberikan nasihat setelah shalat gerhana, namun
bentuknya bukan khutbah.5

5
Ustadz Ammi Nur Baits. Konsultasi Syariah
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Khutbah ialah ceramah atau pidato, khutbah dapat memberi
peringatan, pembelajaran atau nasehat dalam kegiatan ibadah
seperti shalat jum’at, idul adha, istisqa, kusuf dan ketika
menikah. Khutbahshalat jum’at dilaksanakan satu minggu
sekali disetiap hari jum’at,sebelum dilaksanakannya shalat
jum’at, khutbah shalat ied dilaksanakan satu tahun dua kali,
disetiap idul fitri dan idul adha, khutbah nikah
dilaksanakan dalam pernikahan, khutbah istisqa dilaksanakan
setelah melaksanakan shalat untuk istisqa( meminta hujan)
sedangkan khutbah kusuf dilaksanakan apabila terjadi gerhana,
baik gerhana bulan ataupun gerhana matahari.

B. SARAN
Didalam pembuatan makalah ini tentunya masih banyak
terdapat didalamnya kekurangan, baik itu dari segi bahasanya,
segi penulisan, maupun kekurangan dari materinya. Untuk itu
kami minnta dari dosen yang bersangkutan untuk meminta
sarannya agar pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik
lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Syamsuri.pendidikan Agama Islam. Jakarta. Erlangga


Nasution,M.Yunan. 1991. Khutbah Jum’at II. Jakarta: Bulan Bintang
Ibid, Fiqih Ibadah.
Ali Farkhan Tsani. Redaktur Senior Mi’raj Islamic News Agency
Ustadz Ammi Nur Baits. Konsultasi Syariah

Anda mungkin juga menyukai