Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AGAMA ISLAM TENTANG KHUTBAH

OLEH KELOMPOK 5:

1. Adistyo Segah Lukito (04)


2. Alif Talitha Zahra (10)
3. Deandra Leyla Nabila (16)
4. Lalita Veda Budirahma (25)
5. Liorio Anargya Putra Wibowo (27)
6. Shakira Hanjani Mahadewi (35)

1
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani
sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dan
menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah tentang khutbah yang menjadi
tugas pendidikan agama islam. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga makalah ini bisa terselesaikan.

Akhir kata, penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik
dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami di waktu-waktu
mendatang.

Semarang, November 2019

Kelompok 5

2
Daftar Isi
Kata Pengantar………………………………………………………………2
Daftar Isi………………………………………………………………….….3
A. Khutbah……………………………………………………………….….4
a. Pengertian Khutbah…………………….……….…………….……….….4
b. Syarat Menjadi Khatib...…………………………………………………..4
c. Syarat-Syarat Khutbah…………………………………………………….4
d. Syarat Materi Khutbah…………………….………………………………4
e. Rukun Khutbah……………………………………….…………………...5
f. Sunnah Khutbah…………………………………………………………..5
g. Tata Cara Khutbah………………………………………………………...5
h. Fungsi Khutbah…………………………………………………….……..5
i. Hal-hal Yang Dimakruhkan Dalam Khutbah………….………………….6
j. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Oleh Khatib………….………………...6
k. Isi Materi Khutbah………………………………………………….……..6
l. Macam-macam Khutbah……………………………………………….….6

B. Dakwah...…………………………………………………………………7
a. Pengertian Dakwah………………………………………………………..7
b. Syarat-syarat Da’i…………………………………………………………7
c. Karakter Dakwah………………………………………………………….7
d. Tata Cara Dakwah………………………………………………………...8
e. Etika Dakwah……………………………….…………………………….8
f. Prinsip Dakwah……………………………………….…………………...8
g. Tujuan Dakwah……………………………………………………………8
h. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dakwah………………..………………9
i. Metode Dakwah…………………………………………..……………….9

C. Tablig……………………………………………………………………10
a. Pengertian Tablig………………………………………………………..10
b. Syarat Tablig…………………………………………………………….10
c. Tata Cara Tablig…………………………………………………………10
d. Unsur-unsur Komunikasi Tablig………………………………………...10
e. Fungsi-fungsi Tablig…………………………………………………….11

D. Perbedaan……………………………………………………………….12
E. Persamaan……………………………………………………………….13

3
F. Daftar Pustaka…………………………………………………………...13

A. Khutbah
1. Pengertian Khutbah
Khutbah secara bahasa artinya pidato, sedangkan secara istilah Khotbah
adalah kegiatan berdakwah atau mengajak orang lain untuk meningkatkan kualitas
takwa dan memberi nasihat yang berisi ajaran agama. Dalam masyarakat, Khotbah
yang sering dikenal adalah Khotbah Jumat dan Khotbah dua hari raya.
Sebagaimana yang ditulis pada Al-Quran surat An-Nisa: 155 berikut ini:
‫ق َو َمن‬ِ ِ‫سو َل يُشَاق‬ َّ ‫سبِي ِل غَي َر َويَتَّبِع ال ُهدَى لَهُ تَبَيَّنَ َما بَع ِد ِمن‬
ُ ‫الر‬ َ َ‫َما نُ َو ِل ِه ال ُمؤ ِمنِين‬
‫سا َءت ۖ َج َهنَّ َم َونُص ِل ِه ت ََولَّى‬
َ ‫يرا َو‬
ً ‫ص‬ِ ‫َم‬
Artinya: Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran
baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami
biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami
masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat
kembali. An-Nisa:155

2. Syarat Menjadi Khatib


Khatib adalah orang yang berkhutbah. yarat menjadi khatib adalah:
1) Laki-laki dewasa.
2) Mengetahui tentang ajaran Islam.
3) Mengetahui tentang syarat, rukun dan sunah khotbah.
4) Mampu dan fasih berbicara didepan umum.
5) Fasih dalam melafalkan Al-Qur’an dan hadis dengan baik.

3. Syarat-Syarat Khutbah
1) Khatib berdiri jika mampu.
2) Khutbah disampaikan ketika masuk waktu Zuhur.
3) Khatib duduk diantara dua Khotbah.
4) Suara harus jelas.
5) Khatib harus suci dari hadas dan najis.
6) Khatib harus menutup aurat.
7) Tertib dalam penyampaian materi.

4. Syarat Materi Khutbah


Agar materi khutbah dapat bermakna bagi jama’ah, maka materi khutbah perlu
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Materi khutbah bersumber dari Al-Quran dan Hadist.

4
2) Materi khutbah mengajak dan mendorong umat Islam untuk meningkatkan
taqwa kepada Allat Swt.
3) Materi khutbah sesuai dengan perkembangan zaman
4) Materi khutbah tidak mengandung unsur SARA.
5. Rukun Khutbah
1) Mengucapkan 2 kalimat syahadat.
2) Mengucapkan pujian kepada Allah.
3) Membaca shalawat.
4) Berwasiat untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
5) Melantunkan ayat suci Al-Qur’an.
6) Pada Khotbah kedua berdoa dan memohon maghfirah.

6. Sunah Khutbah
1) Khatib berdiri di tempat yang lebih tinggi.
2) Khatib mengucap salam.
3) Khatib duduk dikursi mimbar sesudah mengucapkan salam pada waktu azan
berkumandang.
4) Khatib menyampaikan dengan suara secara jelas.
5) Ketika duduk diantara dua khotbah membaca surah Al-Ikhlas.
6) Menerbitkan 3 rukun khutbah: puji-pujian, shalawat, dan berwasiat untuk
bertakwa pada jamaah.
7) Khatib menghadap ke arah jama’ah.
8) Jama’ah hendaklah memperhatikan.

7. Tata Cara Khutbah


1) Khatib masuk masjid.
2) Khatib mengucap salam.
3) Kemudian duduk diatas mimbar mendengarkan kumandangan azan.
4) Khatib berdiri dan memulai khotbah yang pertama dengan suara lantang dan
jelas.
5) Membaca rukun Khotbah.
6) Setelah selesai khutbah pertama, duduk, dan membaca Al-Fatihah.
7) Khatib berdiri untuk khutbah kedua dan tidak ditutup dengan salam yang
terakhir.
8) Setelah berdoa, Khatib turun sambil mendengarkan Iqamah, kemudian
mengimami salat Jumat.

8. Fungsi Khutbah
Kegiatan Khutbah memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Mendorong jamaah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah.
2) Mengajak jamaah agar selalu berusaha meningkatkan amar makruf nahi
munkar.

5
3) Menyampaikan informasi ilmu pengetahuan melalui khotbah.
4) Mengingatkan untuk meningkatkan amal saleh, ukhuwah islamiah, akhlakul
karimah.
5) Menyebarkan kebaikan
9. Hal-Hal yang Dimakruhkan dalam Khutbah
1) Membelakangi Jama’ah.
2) Terlalu banyak bergerak.
3) Meludah.

10. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Oleh Khatib


1) Melakukan persiapan, mental, fisik dan naskah khutbah
2) Memilih materi yang tepat dan terkini
3) Melakukan latihan seperlunya
4) Menguasai materi khutbah
5) Menjiwai isi khutbah
6) Bahasa yang mudah difahami
7) Suara jelas, tegas dan lugas
8) Pakaian sopan, memadai dan Islami
9) Waktu maksimal 15 menit
10) Bersedia menjadi Imam shalat Jum’at

11. Isi Materi Khutbah


1) Tegakkan akidah, murnikan ibadah, perluas ukhuwwah
2) Evaluasi amaliah (ummat) mingguan
3) Kaji masalah secara cermat dan singkat
4) Berikan solusi yang tepat
5) Tema-tema lokal peristiwa keseharian lebih diutamakan
6) Hindari materi yang menjenuhkan atau persoalan tanpa pemecahan.

12. Macam-Macam Khutbah


1) Khutbah Jum’at.
Khutbah yang dilakukan sebelum pelaksanaan salat Jumat.
2) Khutbah ‘Idain.
Khutbah 'idain adalah khutbah yang dilakukan pada hari
raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha. Kedua jenis khutbah ini
dilakukan setelah pelaksanaan salat, hukumnya sunnah dan boleh
dilakukan sekali khutbah atau dua kali khutbah. Apabila dilakukan
dengan satu khutbah, maka setelah menyampaikan isi khutbah,
langsung ditutup dengan doa. Namun, apabila dilakukan dengan dua
khutbah setelah melakukan khutbah pertama, khatib duduk sebentar,
kemudian berdiri lagi untuk melakukan khutbah kedua berisi doa.
3) Khutbah Istisqa.

6
Selain khutbah Jum’at dan khutbah “Idain, ada khutbah
setelah salat Istisqa dan khutbah setelah selesai melakukan akad
nikah. Khutbah ini hukumnya sunnah, sehingga tidak mengikat dan
menentukan keabsahan jenis ibadah tertentu.

B. Dakwah

1. Pengertian Dakwah
Kata dakwah (‫ )دعوة‬berasal dari bahasa Arab da’a - yad’u - da'watan yang
artinya menyeru. Sedangkan menurut istilah yaitu mengajak dan menyeru manusia
untuk berbuat yang baik dan meninggalkan keburukan berdasarkan Al-Qur’an dan
Hadist.
Hukum dakwah adalah fardu’ain (Semua orang Islam wajib melakukan
dakwah) sebagaimana dijelaskan dalam surah At-Taubah: 122.
‫طائِفَة ِمن ُهم فِرقَة ُك ِل ِمن نَفَ َر فَلَو َل ۚ َكافَّةً ِليَن ِف ُروا ال ُمؤ ِمنُونَ َكانَ َو َما‬
َ ‫ِين فِي ِليَتَفَقَّ ُهوا‬
ِ ‫الد‬
َّ
‫يَحذَ ُرونَ لَ َعل ُهم ِإلَي ِهم َر َجعُوا ِإذَا قَو َم ُهم َو ِليُنذ ُِروا‬
Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan
perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa
orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya. (At-Taubah: 122)

2. Syarat-syarat Da’i
Supaya berhasil dalam berdakwah diperlukan dai-dai yang memiliki
ketentuan sebagai berikut:
1) Berpandangan jauh ke masa depan.
2) Bertindak dan bersikap bijaksana.
3) Berpengalaman.
4) Bersikap dan bertindak adil.
5) Berpendirian teguh.
6) Berhati tulus dan ikhlas.
7) Mempunyai komunikasi yang baik.

3. Karakter Dakwah
1) Wasaniyah, dakwah dilakukan dengan tengah-tengah.
2) Salafiah, yaitu menjaga keaslian pemahaman.

7
3) Alamiyah, yaitu dakwah Islam bersifat universal.
4) Syuriah, dakwah Islam berprinsip musyawarah.
5) Jihadiyah, yaitu memerangi orang yang melawan.
6) Syamaliah, berdakwah secara menyeluruh.
7) Waqiyah, dakwah Islam bersifat realistis.
8) Rabbaniyah, dakwah Islam bersumber pada Al-Qur’an dan Hadis.
9) Ijabiyah, dakwah Islam memandang positif alam,manusia, dan kehidupan.
10) Akhlaqiyah, dakwah yang penuh kebenaran.

4. Tata Cara Berdakwah


1) Mengucap salam sebelum memulai dakwah.
2) Membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW.
3) Menggunakan metode yang tepat.
Diantara metode dakwah yang diajarkan adalah sebagai berikut:
a. Metode Hikmah
Penyampaian dakwah yang terlebih dahulu mengetahui sasaran dakwah
nya dengan penyampaian yang tegas dalam membedakan antara yang
hak dengan yang batil.
b. Metode al-mauidzah
Dakwah dengan cara memberikan nasihat dan pelajaran agar
melaksanakan ajaran Islam.
c. Metode mujadalah bil lati hiya ahsan
Berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan pendapat secara baik.
4) Setelah selesai membaca doa khafaratul majelis.
5) Mengucapkan salam.

5. Etika Dakwah
1) Bersikap lemah lembut dan tidak berhati kasar.
2) Disampaikan dengan bahasa yang mudah diterima.
3) Mampu menjadi teladan dalam segala aspek kehidupan.
4) Sifatnya lebih banyak mengajak dan merangkul, bukan mengejek dan memukul.
5) Tema sesuai situasi dan kondisi.
6) Materi dakwah sesuai al-Quran dan Hadis.
7) Tidak meminta upah dengan tarif tertentu.

6. Prinsip Dakwah
1) Siftanya harus mengajak.
2) Selalu berkaitan dangan hidayah atau petunjuk allah.
3) Meneruskan misi rasul yang merupakan amanat dari allah swt.
4) Mengajak manusia untuk menyembah allah swt.

8
7. Tujuan Berdakwah
1) Mengajak manusia kepada jalan yang benar yang diridai Allah.
2) Meningkatkan ketakwaan kepada Allah.
3) Membina mental agama Islam.
4) Mengembalikan posisi manusia sebagai hamba Allah.
5) Meningkatkan kualitas keimanan dengan meningkatkan pengetahuan.
6) Mendidik dan mengajar manusia agar tidak menyimpang dari fitrahnya.

8. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan


Ada hal-hal yang harus disiapkan dan diperhatikan sebelum seseorang menjalankan
tanggung jawab untuk menyampaikan ajaran Islam, yaitu sebagai berikut:
1) Bersikap lemah lembut, tidak berhati kasar dan tidak merusak.
2) Menggunakan akal dan selalu dalam koridor mengingat Allah SWT
3) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
4) Mengutamakan musyawarah dan berdiskusi untuk memperoleh kesepakatan
bersama
5) Materi dakwah yang disampaikan harus mempunyai dasar hukum yang kuat
dan jelas sumbernya (Al Qur’an dan hadis) dan disertai dengan hikmahnya
6) Tidak meminta upah atas dakwah yang dilakukannya
7) Menyampaikan dengan ikhlas dan sabar, harus sesuai waktu, pada orang dan
tempat yang tepat
8) Tidak menghasut orang lain untuk bermusuhan, merusak, berselisih dan
mencari-cari kesalahan umat atau agama lain
9) Melakukan dakwah dan beramal shaleh
10) Tidak menjelek-jelekan atau membeda-bedakan orang lain karena inti yang
harus disampaikan dalam berdakwah adalah tentang tauhid dan ajaran Islam
yang sesuai dengan tuntunan rasulullah.

9. Metode Berdakwah
Adapun metode berdakwah menurut Q.S. An-Nahl: 125 adalah:
1) Bilhikmah (kebijaksanaan)
Dengan cara yang jelas dan tegas sehingga dapat membedakan antara yang haq
dan yang bathil. Penyampaian dakwah ini terlebih dahulu harus mengetahui
tujuannya dan mengenal secara benar terhadap orang atau kelompok yang
menjadi sasarannya.
2) Mauidhah hasanah
Berdakwah dengan nasehat yang baik maksudnya dengan menyenangkan hati,
tidak menyakitkan dan tidak memaksakan tetapi dengan cara persuasif yaitu
memberikan kesempatan kepada orang untuk berfikir dan menentukan sendiri.
3) Mujadalah (diskusi)

9
Berdakwah dengan saling tukar fikiran dan informasi. Cara ini biasanya
dilakukan kepada orang yang mempunyai kemampuan berfikir logis dan kritis.

C. Tablig

1. Pengertian Tablig
Tablig berasal dari bahasa Arab ballagha, yuballighu tabliighan artinya
menyampaikan, sedangkan secara istilah tablig adalah menyampaikan ajaran Islam
(Al-Qur’an dan Hadis) kepada seluruh manusia yang dilakukan oleh para Dai atau
Mubaligh. Hukumnya adalah wajib bagi orang yang mampu untuk tablig
sebagaimana sebuah Hadits sebagai berikut:
َ ‫آيَةً َولَو‬
‫عنِى بَ ِلغُوا‬
Artinya: “Sampaikanlah apa-apa yang datang dariku meski hanya satu
ayat”. (H.R Bukhari)

2. Syarat Tablig
1) Memiliki kemampuan agama Islam yang mendalam.
2) Memiliki keterampilan metode yang variatif.
3) Memiliki sifat sabar dan tidak emosional.
4) Memiliki sikap ikhlas karena Allah SWT.
5) Tidak berfsifat komersial.

3. Tata Cara Tablig


1) Mengucapkan salam sebelum memulai tablig.
2) Membaca shalawat atas Nabi Muhammad.
3) Membaca ayat-ayat dari Al-Qur’an.
4) Bersuara lantang dan jelas.
5) Menggunakan dali dari Al-Qur’an dan Hadis.

10
6) Menyampaikan materi dengan bahasa yang baik dan sesuai dengan kondisi
masyarakat sekitar.
7) Menyampaikan materi tablig sesuai dengan taraf pemahaman orang yang
mendengarkan.
8) Menutup dengan doa dan doa khafaratul majelis.
9) Mengucapkan salam.

4. Unsur- Unsur Komunikasi Tablig


1) Sumber (Al-Qur’an dan Hadits).
2) Komunikator/Muballigh.
a. Muballigh khusus: muballigh yang profesional.
b. Muballigh umum: muballigh yag hanya sekedar menyampaikan ajaran
Islam secara umum/garis besarnya saja.

5. Fungsi-Fungsi Tablig Dalam Sistem Islam


Tablig dalam sistem Islam ialah tidak memaksa dan menyampaikan
risalah secara jelas (bermetode dan terang). Dalam hubungan sistem Islam, maka
fungsi tabligh akan berjalan pada satu elemen dengan elemen lainnya, yang
meliputi 3 hal yang elementer (aqidah, ibadah, dan mu’amalah).
‫علَينَا َو َما‬ ُ ‫ين ال َب ََل‬
َ ‫غ إِ َّل‬ ُ ِ‫ال ُمب‬
Artinya: “Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah
Allah) dengan jelas.” (QS Yasin: 17)
Sekurang-kurangnya ada 3 kategori yang harus dilaksanakan dalam sistem
Islam. Masing-masing kategori memiliki sasaran/target yang hendak dicapai.

6. Fungsi Tablig Bagi Mablugh (Obyek Tabligh)


1) Menanamkan pemahaman tentang urusan agama
2) membantu mablugh dalam pemahaman aqidah yang benar (menjelaskan aqidah
dalam Al-Qur’an dan Hadits agar tidak terjebak dalam ilmu Kalam).
3) membantu mablugh untuk melaksanakan ibadah sesuai yang disyari’atkan
Allah SWT.
4) membantu mablugh dalam bermu’amalah dan beretika/berakhlaq baik.
5) Mengembangkan dan meningkatkan jiwa, hati, akal, dan jasmani.

7. Fungsi Tabligh Dalam Kegiatan Tabligh


1) Memperdalam pemahaman tabligh kepada Allah. Semakin jelas pemahaman
tabligh kepada Allah, semakin besar faedahnya bagi tabligh itu sendiri.
2) Memantapkan tabligh dengan jiwa, akal, dan kehidupan manusia. Mantapnya
tabligh dalam hati manusia akan menjadikan mereka menghormati dan

11
memuliakannya, lalu meningkatkan mencintai tabligh dan masuk ke dalam
barisan orang-orang yang mengamalkannya.
3) Mengukuhkan potensi tabligh dalam berbagai sektor. Terdapat 3 sektor utama,
yaitu: Sektor Aqidah, Sektor Ibadah, dan Sektor Mu’amalah.

8. Fungsi Tabligh Terhadap Muballigh


1) Membekali muballigh dengan ilmu pengetahuan,keterangan dan kepandaian.
2) Menanggulangi berbagai ujian/cobaan.
3) Memperbanyak kesempatan amal.
4) Menumbuhkan semangat untuk melakukan amalan baik.
5) Mengikuti pelatihan, dan memberi kesempatan kepada muballigh untuk
melaksanakan amal kebajikan dan memberi harapan / kabar gembira dari sisi
Allah.

D. Perbedaan

Dari hal-hal yang telah dijabarkan pada penjelasan terdahulu, dapat kita analisa
bahwa antara berdakwah dan berkhotbah terlihat memiliki persamaan. Akan tetapi, tentu
saja antara keduanya dapat dibedakan karena memiliki tata cara yang berbeda. Perbedaan
tersebut dapat kita ihtisarkan sebagai berikut:

Khutbah:
1) Dilaksanakan secara rutin sebagaimana hari jumat atau hari raya Idul Fitri dan
Idul Adha.
2) Ada rukunnya.
3) Ada mimbar tempat khusus pada pelaksanaannya.
4) Waktu terbatas dan membutuhkan pengetahuan luas.
5) Dilakukan secara khusus dan ada tata tertibnya.
6) Dilakukan oleh seserorang yang memiliki kemampuan berorasi dan memiliki
pengetahuan yang cukup
7) Orang yang melaksanakannya disebut Khatib

Dakwah:
1) Dapat dilaksanakan kapan saja
2) Tidak ada rukunnya.
3) Tidak ada mimbar tempat khusus pada pelaksanaannya.
4) Waktu tidak dibatasi dan siapapun boleh berdakwah.

12
5) Dilakukan tanpa adanya acar formal, karena dapat dilakukan kapan saja dan
dimana saja
6) Boleh dilakukan siapa saja, karena setiap muslim wajib mempelajari,
mengamalkan, dan mendakwahkan Islam
7) Orang yang melaksanakan disebut Da’i

Tablig:
1) Dapat dilaksanakan kapan saja
2) Tidak ada rukunnya
3) Ada yang menggunakan mimbar dan ada yang tidak tergantung pada tempat
pelaksanaannya.
4) Waktunya ada yang terbatas dan ada yang tidak dibatasi
5) Dapat dilakukan dengan cara kreatif dan inovatif seperti seminar.
6) Dapat dilakukan oleh siapa saja yang memiliki kemampuan berorasi dan
pengetahuan agama
7) Orang yang melakukannya disebut Mubaligh

E. Persamaan
Adapun persamaan dari khutbah, dakwah, dan tablig adalah sebagai berikut:
1) Sama-sama merupakan kegiatan mendakwahkan ajaran Islam
2) Sama-sama kegiatan yang membutuhkan keteladanan bagi pelakunya
3) Sama-sama memperoleh jaminan keberuntungan bagi pelakunya
4) Sama-sama sumber materi utama adalah Al-Quran dan Hadist

13
Daftar Pustaka
http://murtaqie.blogspot.com/2013/03/khutbah-tabhligh-dan-dakwah-materi-pai.html
http://rheaarchuleta.blogspot.com/2012/06/makalah-dakwah-tabligh-khutbah.html
https://www.academia.edu/11594434/Khotbah_Tablig_dan_Dakwah
https://islami.co/bagaimana-cara-rasulullah-berdakwah-ini-tujuh-kode-etik-dakwah-rasulullah/

14

Anda mungkin juga menyukai