OLEH KELOMPOK 5:
1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani
sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dan
menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah tentang khutbah yang menjadi
tugas pendidikan agama islam. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga makalah ini bisa terselesaikan.
Akhir kata, penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik
dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami di waktu-waktu
mendatang.
Kelompok 5
2
Daftar Isi
Kata Pengantar………………………………………………………………2
Daftar Isi………………………………………………………………….….3
A. Khutbah……………………………………………………………….….4
a. Pengertian Khutbah…………………….……….…………….……….….4
b. Syarat Menjadi Khatib...…………………………………………………..4
c. Syarat-Syarat Khutbah…………………………………………………….4
d. Syarat Materi Khutbah…………………….………………………………4
e. Rukun Khutbah……………………………………….…………………...5
f. Sunnah Khutbah…………………………………………………………..5
g. Tata Cara Khutbah………………………………………………………...5
h. Fungsi Khutbah…………………………………………………….……..5
i. Hal-hal Yang Dimakruhkan Dalam Khutbah………….………………….6
j. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Oleh Khatib………….………………...6
k. Isi Materi Khutbah………………………………………………….……..6
l. Macam-macam Khutbah……………………………………………….….6
B. Dakwah...…………………………………………………………………7
a. Pengertian Dakwah………………………………………………………..7
b. Syarat-syarat Da’i…………………………………………………………7
c. Karakter Dakwah………………………………………………………….7
d. Tata Cara Dakwah………………………………………………………...8
e. Etika Dakwah……………………………….…………………………….8
f. Prinsip Dakwah……………………………………….…………………...8
g. Tujuan Dakwah……………………………………………………………8
h. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dakwah………………..………………9
i. Metode Dakwah…………………………………………..……………….9
C. Tablig……………………………………………………………………10
a. Pengertian Tablig………………………………………………………..10
b. Syarat Tablig…………………………………………………………….10
c. Tata Cara Tablig…………………………………………………………10
d. Unsur-unsur Komunikasi Tablig………………………………………...10
e. Fungsi-fungsi Tablig…………………………………………………….11
D. Perbedaan……………………………………………………………….12
E. Persamaan……………………………………………………………….13
3
F. Daftar Pustaka…………………………………………………………...13
A. Khutbah
1. Pengertian Khutbah
Khutbah secara bahasa artinya pidato, sedangkan secara istilah Khotbah
adalah kegiatan berdakwah atau mengajak orang lain untuk meningkatkan kualitas
takwa dan memberi nasihat yang berisi ajaran agama. Dalam masyarakat, Khotbah
yang sering dikenal adalah Khotbah Jumat dan Khotbah dua hari raya.
Sebagaimana yang ditulis pada Al-Quran surat An-Nisa: 155 berikut ini:
ق َو َمنِ ِسو َل يُشَاق َّ سبِي ِل غَي َر َويَتَّبِع ال ُهدَى لَهُ تَبَيَّنَ َما بَع ِد ِمن
ُ الر َ ََما نُ َو ِل ِه ال ُمؤ ِمنِين
سا َءت ۖ َج َهنَّ َم َونُص ِل ِه ت ََولَّى
َ يرا َو
ً صِ َم
Artinya: Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran
baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami
biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami
masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat
kembali. An-Nisa:155
3. Syarat-Syarat Khutbah
1) Khatib berdiri jika mampu.
2) Khutbah disampaikan ketika masuk waktu Zuhur.
3) Khatib duduk diantara dua Khotbah.
4) Suara harus jelas.
5) Khatib harus suci dari hadas dan najis.
6) Khatib harus menutup aurat.
7) Tertib dalam penyampaian materi.
4
2) Materi khutbah mengajak dan mendorong umat Islam untuk meningkatkan
taqwa kepada Allat Swt.
3) Materi khutbah sesuai dengan perkembangan zaman
4) Materi khutbah tidak mengandung unsur SARA.
5. Rukun Khutbah
1) Mengucapkan 2 kalimat syahadat.
2) Mengucapkan pujian kepada Allah.
3) Membaca shalawat.
4) Berwasiat untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
5) Melantunkan ayat suci Al-Qur’an.
6) Pada Khotbah kedua berdoa dan memohon maghfirah.
6. Sunah Khutbah
1) Khatib berdiri di tempat yang lebih tinggi.
2) Khatib mengucap salam.
3) Khatib duduk dikursi mimbar sesudah mengucapkan salam pada waktu azan
berkumandang.
4) Khatib menyampaikan dengan suara secara jelas.
5) Ketika duduk diantara dua khotbah membaca surah Al-Ikhlas.
6) Menerbitkan 3 rukun khutbah: puji-pujian, shalawat, dan berwasiat untuk
bertakwa pada jamaah.
7) Khatib menghadap ke arah jama’ah.
8) Jama’ah hendaklah memperhatikan.
8. Fungsi Khutbah
Kegiatan Khutbah memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Mendorong jamaah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah.
2) Mengajak jamaah agar selalu berusaha meningkatkan amar makruf nahi
munkar.
5
3) Menyampaikan informasi ilmu pengetahuan melalui khotbah.
4) Mengingatkan untuk meningkatkan amal saleh, ukhuwah islamiah, akhlakul
karimah.
5) Menyebarkan kebaikan
9. Hal-Hal yang Dimakruhkan dalam Khutbah
1) Membelakangi Jama’ah.
2) Terlalu banyak bergerak.
3) Meludah.
6
Selain khutbah Jum’at dan khutbah “Idain, ada khutbah
setelah salat Istisqa dan khutbah setelah selesai melakukan akad
nikah. Khutbah ini hukumnya sunnah, sehingga tidak mengikat dan
menentukan keabsahan jenis ibadah tertentu.
B. Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Kata dakwah ( )دعوةberasal dari bahasa Arab da’a - yad’u - da'watan yang
artinya menyeru. Sedangkan menurut istilah yaitu mengajak dan menyeru manusia
untuk berbuat yang baik dan meninggalkan keburukan berdasarkan Al-Qur’an dan
Hadist.
Hukum dakwah adalah fardu’ain (Semua orang Islam wajib melakukan
dakwah) sebagaimana dijelaskan dalam surah At-Taubah: 122.
طائِفَة ِمن ُهم فِرقَة ُك ِل ِمن نَفَ َر فَلَو َل ۚ َكافَّةً ِليَن ِف ُروا ال ُمؤ ِمنُونَ َكانَ َو َما
َ ِين فِي ِليَتَفَقَّ ُهوا
ِ الد
َّ
يَحذَ ُرونَ لَ َعل ُهم ِإلَي ِهم َر َجعُوا ِإذَا قَو َم ُهم َو ِليُنذ ُِروا
Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan
perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa
orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya. (At-Taubah: 122)
2. Syarat-syarat Da’i
Supaya berhasil dalam berdakwah diperlukan dai-dai yang memiliki
ketentuan sebagai berikut:
1) Berpandangan jauh ke masa depan.
2) Bertindak dan bersikap bijaksana.
3) Berpengalaman.
4) Bersikap dan bertindak adil.
5) Berpendirian teguh.
6) Berhati tulus dan ikhlas.
7) Mempunyai komunikasi yang baik.
3. Karakter Dakwah
1) Wasaniyah, dakwah dilakukan dengan tengah-tengah.
2) Salafiah, yaitu menjaga keaslian pemahaman.
7
3) Alamiyah, yaitu dakwah Islam bersifat universal.
4) Syuriah, dakwah Islam berprinsip musyawarah.
5) Jihadiyah, yaitu memerangi orang yang melawan.
6) Syamaliah, berdakwah secara menyeluruh.
7) Waqiyah, dakwah Islam bersifat realistis.
8) Rabbaniyah, dakwah Islam bersumber pada Al-Qur’an dan Hadis.
9) Ijabiyah, dakwah Islam memandang positif alam,manusia, dan kehidupan.
10) Akhlaqiyah, dakwah yang penuh kebenaran.
5. Etika Dakwah
1) Bersikap lemah lembut dan tidak berhati kasar.
2) Disampaikan dengan bahasa yang mudah diterima.
3) Mampu menjadi teladan dalam segala aspek kehidupan.
4) Sifatnya lebih banyak mengajak dan merangkul, bukan mengejek dan memukul.
5) Tema sesuai situasi dan kondisi.
6) Materi dakwah sesuai al-Quran dan Hadis.
7) Tidak meminta upah dengan tarif tertentu.
6. Prinsip Dakwah
1) Siftanya harus mengajak.
2) Selalu berkaitan dangan hidayah atau petunjuk allah.
3) Meneruskan misi rasul yang merupakan amanat dari allah swt.
4) Mengajak manusia untuk menyembah allah swt.
8
7. Tujuan Berdakwah
1) Mengajak manusia kepada jalan yang benar yang diridai Allah.
2) Meningkatkan ketakwaan kepada Allah.
3) Membina mental agama Islam.
4) Mengembalikan posisi manusia sebagai hamba Allah.
5) Meningkatkan kualitas keimanan dengan meningkatkan pengetahuan.
6) Mendidik dan mengajar manusia agar tidak menyimpang dari fitrahnya.
9. Metode Berdakwah
Adapun metode berdakwah menurut Q.S. An-Nahl: 125 adalah:
1) Bilhikmah (kebijaksanaan)
Dengan cara yang jelas dan tegas sehingga dapat membedakan antara yang haq
dan yang bathil. Penyampaian dakwah ini terlebih dahulu harus mengetahui
tujuannya dan mengenal secara benar terhadap orang atau kelompok yang
menjadi sasarannya.
2) Mauidhah hasanah
Berdakwah dengan nasehat yang baik maksudnya dengan menyenangkan hati,
tidak menyakitkan dan tidak memaksakan tetapi dengan cara persuasif yaitu
memberikan kesempatan kepada orang untuk berfikir dan menentukan sendiri.
3) Mujadalah (diskusi)
9
Berdakwah dengan saling tukar fikiran dan informasi. Cara ini biasanya
dilakukan kepada orang yang mempunyai kemampuan berfikir logis dan kritis.
C. Tablig
1. Pengertian Tablig
Tablig berasal dari bahasa Arab ballagha, yuballighu tabliighan artinya
menyampaikan, sedangkan secara istilah tablig adalah menyampaikan ajaran Islam
(Al-Qur’an dan Hadis) kepada seluruh manusia yang dilakukan oleh para Dai atau
Mubaligh. Hukumnya adalah wajib bagi orang yang mampu untuk tablig
sebagaimana sebuah Hadits sebagai berikut:
َ آيَةً َولَو
عنِى بَ ِلغُوا
Artinya: “Sampaikanlah apa-apa yang datang dariku meski hanya satu
ayat”. (H.R Bukhari)
2. Syarat Tablig
1) Memiliki kemampuan agama Islam yang mendalam.
2) Memiliki keterampilan metode yang variatif.
3) Memiliki sifat sabar dan tidak emosional.
4) Memiliki sikap ikhlas karena Allah SWT.
5) Tidak berfsifat komersial.
10
6) Menyampaikan materi dengan bahasa yang baik dan sesuai dengan kondisi
masyarakat sekitar.
7) Menyampaikan materi tablig sesuai dengan taraf pemahaman orang yang
mendengarkan.
8) Menutup dengan doa dan doa khafaratul majelis.
9) Mengucapkan salam.
11
memuliakannya, lalu meningkatkan mencintai tabligh dan masuk ke dalam
barisan orang-orang yang mengamalkannya.
3) Mengukuhkan potensi tabligh dalam berbagai sektor. Terdapat 3 sektor utama,
yaitu: Sektor Aqidah, Sektor Ibadah, dan Sektor Mu’amalah.
D. Perbedaan
Dari hal-hal yang telah dijabarkan pada penjelasan terdahulu, dapat kita analisa
bahwa antara berdakwah dan berkhotbah terlihat memiliki persamaan. Akan tetapi, tentu
saja antara keduanya dapat dibedakan karena memiliki tata cara yang berbeda. Perbedaan
tersebut dapat kita ihtisarkan sebagai berikut:
Khutbah:
1) Dilaksanakan secara rutin sebagaimana hari jumat atau hari raya Idul Fitri dan
Idul Adha.
2) Ada rukunnya.
3) Ada mimbar tempat khusus pada pelaksanaannya.
4) Waktu terbatas dan membutuhkan pengetahuan luas.
5) Dilakukan secara khusus dan ada tata tertibnya.
6) Dilakukan oleh seserorang yang memiliki kemampuan berorasi dan memiliki
pengetahuan yang cukup
7) Orang yang melaksanakannya disebut Khatib
Dakwah:
1) Dapat dilaksanakan kapan saja
2) Tidak ada rukunnya.
3) Tidak ada mimbar tempat khusus pada pelaksanaannya.
4) Waktu tidak dibatasi dan siapapun boleh berdakwah.
12
5) Dilakukan tanpa adanya acar formal, karena dapat dilakukan kapan saja dan
dimana saja
6) Boleh dilakukan siapa saja, karena setiap muslim wajib mempelajari,
mengamalkan, dan mendakwahkan Islam
7) Orang yang melaksanakan disebut Da’i
Tablig:
1) Dapat dilaksanakan kapan saja
2) Tidak ada rukunnya
3) Ada yang menggunakan mimbar dan ada yang tidak tergantung pada tempat
pelaksanaannya.
4) Waktunya ada yang terbatas dan ada yang tidak dibatasi
5) Dapat dilakukan dengan cara kreatif dan inovatif seperti seminar.
6) Dapat dilakukan oleh siapa saja yang memiliki kemampuan berorasi dan
pengetahuan agama
7) Orang yang melakukannya disebut Mubaligh
E. Persamaan
Adapun persamaan dari khutbah, dakwah, dan tablig adalah sebagai berikut:
1) Sama-sama merupakan kegiatan mendakwahkan ajaran Islam
2) Sama-sama kegiatan yang membutuhkan keteladanan bagi pelakunya
3) Sama-sama memperoleh jaminan keberuntungan bagi pelakunya
4) Sama-sama sumber materi utama adalah Al-Quran dan Hadist
13
Daftar Pustaka
http://murtaqie.blogspot.com/2013/03/khutbah-tabhligh-dan-dakwah-materi-pai.html
http://rheaarchuleta.blogspot.com/2012/06/makalah-dakwah-tabligh-khutbah.html
https://www.academia.edu/11594434/Khotbah_Tablig_dan_Dakwah
https://islami.co/bagaimana-cara-rasulullah-berdakwah-ini-tujuh-kode-etik-dakwah-rasulullah/
14