Anda di halaman 1dari 12

RESUME FILSAFAT UMUM

TUGAS INI DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS AKHIR PADA MATA KULIAH FILSAFAT
UMUM
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA HASANUDDIN BANTEN

Dosen Pengampu:
Dr. Paiman,M.Pd

Disusun Oleh:
Senly Seftya Permadani (211220074)

PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2021 M / 1443 H
SISTEMATIKA PEMBAGIAN FILSAFAT
A.Teori Ontologi ,Ontologi merupakan Salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal
dari Yunani . Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret . Tokoh Yunani
yang memiliki pandangan yang bersifat ontologi dikenal seperti Thales ,Plato, dan Aristoteles.
Pada masanya, kebanyakan orang belum membedaan antara penampakan dengan
kenyataan .Thales terkenal sebagai filsuf yang pernah sampai pada kesimpulan bahwa air
merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula segala sesuatu . Namun yang lebih
penting ialah pendiriannya bahwa mungkin sekali segala sesuatu itu berasal dari satu substansi
belaka ( sehingga sesuatu itu tidak bisa dianggap ada berdiri sendiri ) .
B. Teori Epistemologi ,Epistemologi dari Bahasa yunani episteme ( pengetahuan ) dan Logos
(ilmu) adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal ,sifat ,karakter dan jenis pengetahuan
Topik ini termasuk salah satu yang paling sering di perdebatkan dan di bahas dalam bidang
Filsafat , misalnya tentang apa itu pengetahuan , bagaimana karakteristiknya, macamnya, serta
hubungan dengan kebenaran dan keyakinan . Epistemologi atau teori pengetahuan yang
berhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan , pengandaian pengandaian , dasar dasarnya
serta pertanggungjawaban atas pe tanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap
manusia. Pengetahuan tersebut di peroleh manusia melalui akal dan panca indra dengan berbagai
metode , di antaranya: metode induktif , metode deduktif , metode positivisme, metode
kontemplatis dan metode dialektis .
C.Teori Aksiologi ,Aksiologi adalah istilah kata yang berasal dari Bahasa Yunani axios “ n i l ai ”
logos “ i l mu ” , yang dalam teoritisni lai adalah studi filosofis tentang kebaikan , atau nilai ,
dalam arti terluas dari istilah istilah ini .Gerakan aksiologis muncul dari metode fenomenologi

HELENISME
Hellenisme diambil dari bahasa Yunani kuno Hellenzein yang berarti “ berbicara atau
berkelakuan seperti orang Yunani ”. Hellenisme klasik yaitu kebudayaan Yunani yang
berkembang pada abad ke6 dan ke5 SM. Hellenisme secara umum istilah yang menunjukkan
kebudayaan yang merupakan gabungan antara budaya Yunani dan budaya Asia kecil , Syiria,
Metopotamia, dan mesir yang lebih tua. 2 Kebudayaan yang berbeda yang ada dijaman ini
melebur menjadi satu yang menumpang gagasan gagasan agama, politik dan ilmu pengetahuan.
Hellenisme dibagi menjadi dua fase, yaitu fase Hellenisme dan fase Hellenisme Romawi.
Pola fikir filsafat helenisme Yunani pasca Aristoteles. Di antaranya: Epikuros, Stoa, dan  Skeptis
dari periode etik. Berikut penjelasannya secara ringkas.
Epikuros adalah filosof yang memuja kesenangan hidup,ia menafikan dan menihilkan peran
Tuhan didunia. Menurutnya Tuhan hanya menjadi penghalang untuk menikmati kesenangan
hidup didunia. Karena itu, Epikuros adalah salah satu filosof yang beraliran atheis.
Stoa: Tujuan utama dari ajaran Stoa adalah menyempurnakan moral manusia. Kriterianya tentang
kebenaran relative sama dengan Epikuros yang mengatakan bahwa pemandangan adalah kriteria
setinggi tingginya untuk mencapai kebenaran.
Skeptis: Mereka adalah madzhab filsafat yang ragu ragu terhadap ajaran ajaran klasik. Menurut
mereka, kebenaran tidak dapat di duga. Dan untuk memutuskan mana yang benar dan mana yang
salah dalam pertentangan pendapat yang begitu banyak, perlulah ada suatu kriteria tentang
kebenaran. Kriteria itulah yang tidak ada.
ISI PEMIKIRAN METODE ( TUHAN, MANUSIA, DAN ALAM )
A. Tuhan dan Pendidikan
Tuhan memiliki kekuasaan yang mutlak untuk memberikan nuansa yang dikehendaki-Nya
dalam unsur-unsur pendidikan, mengingat Tuhan juga sebagai sumber sains. Kekuasaan tersebut
diiringi dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan kepada manusia, sehingga mereka menjadi
lebih mengetahui terhadap sebenarnya yang terjadi.
Tuhan telah mendidik manusia, baik secara langsung, sebagaimana Tuhan memperkenalkan semua nama
yang ada di surga kepada Nabi Adam, maupun tidak langsung, sebagaimana perintah dan larangan-Nya
yang termuat dalam kitab suci (qauliyyah) maupun fenomena alam sebagai pelajaran bagi manusia
(kauniyyah). Sedangkan kata al-‘alamin pada ayat di atas menunjukkan keseluruhan kosmos yang ada
dalam semesta ini, yang menunjukkan bahwa manusia hanya salah satu sub kecilnya, di samping hewan,
tanaman, benda mati dan sebagainya. Oleh karena itu, penciptaan manusia yang dilakukan Tuhan
sebenarnya harus mampu melahirkan sebuah sikap yang mendorong manusia untuk mengelola alam
semesta ini dengan baik. Pengelolaan itu sendiri dilakukan setelah manusia mengetahui alam semesta,
yang diupayakan sebagai manifestasi dari dukungan terhadap realisasi kepentingan manusia dalam
mengemban tugasnya sebagai khalifah fil ‘ardh, sehingga peran dan fungsi Pendidikan sangat penting
dalam hal ini, terutama ketika manusia akan mengetahui dan mempelajari alam sekitarnya, sebelum
mengelolanya demi memenuhi kebutuhan mereka secara benar.

B. Manusia dan Pendidikan


Manusia diciptakan, dalam ajaran Islam, untuk menjadi khalifah di bumi (Haitami, 2004: 9-12).
Dengan penciptaan manusia yang demikian, manusia memikul suatu amanat untuk melaksanakan
kehendak Tuhan tersebut. Demikianlah, manusia diciptakan di bumi tidak dengan sia-sia dan kebetulan.
Tuhan memberikan penghargaan yang sangat tinggi pada kehidupan manusia.

Menurut Socrates, sebagaimana dikutip Tafsir (2004: 7), belajar yang sebenarnya adalah belajar tentang
manusia. Manusia itu sendiri menurut Plato, sebagaimana dikutip Tafsir, memiliki tiga elemen, yaitu roh,
nafsu dan rasio. Dalam operasinya, Plato mengandaikan roh itu sebagai kuda putih yang menarik kereta
bersama kuda hitam (nafsu), yang dikendalikan oleh kusir yaitu rasio yang berusaha mengontrol laju
kereta (Tafsir, 2004: 10). Namun, menurut Islam dalam alQur’an, manusia terdiri dari tiga unsur.
Pertama, adalah unsur jasmani (material) yang fungsinya tidak remeh sebagai salah satu esensi manusia.
Kedua, adalah unsur akal yang yang digunakan sebagai alat berpikir.

C. Alam dan Pendidikan


semesta dan pendidikan memiliki hubungan yang tidak dapat terpisahkan. Sebagai ciptaan Tuhan,
alam semesta merupakan tempat bernaung bagi manusia dalam melaksanakan aktivitas pendidikan. Alam
semesta merupakan sumber inspirasi bagi pendidikan untuk mengkonsep tata kefilsafatannya, di samping
sebagai bahan kajian demi pengembangan sains dalam pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, alam
semesata memiliki kontribusi yang besar bagi perkembangan pendidikan.

Perspektif pendidikan telah menempatkan alam semesta sebagai salah satu sumber dalam mengkonsep
pendidikan itu sendiri. Artinya, alam semesta menjadi pertimbangan penting dalam menentukan arah,
tujuan dan proses yang akan dilaksanakan Pendidikan.
Di sisi lain, alam semesta merupakan salah satu obyek pendidikan. Hal ini dimungkinkan mengingat
besarnya kepentingan manusia untuk menundukkan alam semesta itu sendiri. Pengkontrolan manusia
terhadap alam semesta ini dilakukan untuk meminimalisasi ketergantungannya terhadap alam semesta.
Dengan demikian, potensi yang terdapat dalam diri manusia, yaitu cipta, rasa dan karsa, menjadi unsur
terpenting dalam melahirkan sains yang berorentasi kepada hal tersebut. Upaya ini dilakukan secara
sistematis untuk menjadikan peradaban manusia yang lebih maju.

FILSAFAT YUNANI KUNO

Filsafat, secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yakni Philo yang bermakna cinta, dan sofia yang
berarti kebijaksanaan, jadi fisafat (philo,philos,-sofia,sofos) berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom).
Filsafat seringg di posisikan dengan tiga sudut pandang, yakni sebagai landasan hidup, sebagai sebuah
pendekatan studi (way of thought), pun sebagai  sebuah ilmu (science). Filsafat dalam artian istilah dapat
di definisikan sebagai suatu kajian ilmu yang membahas tentang segala sesuatu dengan menggunakan
akal pikiran untuk mendapatkan kebenaran.

Filsafat Yunani merupakan salah satu periode yang turut andil dalam sejarah berkembangnya filsafat,
tokoh tokoh besar lahir pada masanya, yang terbagi dalam beberapa fase, pemikiran-pemikiran yang di
miliki oleh masing-masing tokoh juga turut berkembang, ada yang saling sependapat ada pula yang
mengalami pertentangan.

 Filsafat muncul karena di picu oleh keheranan. filsafat Yunani lahir di karenakan beberapa faktor yang
mempengaruhinya, di antaranya pergeseran pemikiran dari mitologi (berdasarkan dongeng atau mitos) ke
pemikiran Rasional (berdasarkan akal atau logos), dorongan dari karya-karya sastra Yunani, dan
pengaruh ilmu penegtahuan dari Babylonia (Mesir) di Lembah Sungai Nil.

 Tempat kemunculan filsafat adalah  kota perantauan di Militos, Asia Minor (kecil).

  Filsafat Yunani kuno di sebut sebagai filsafat alam (kosmos), fase yang ada di dalamnya meliputi fase
pra- Socrates dengan tokoh-tokohnya yakni Thales, Anaximandros, Pythagoras, Xenophanes, Heraclitos,
Parmenides, Zeno, Empedocles, Anaxagoras, dan Democritos. Kemudian fase zaman kejayaan, tokoh-
tokoh yang muncul seperti socrates, Aristoteles, dan Plato. Lalu zaman Hellenisme, tokoh-tokohnya
antara lain Zeno (aliran Stoa), Plotinus dan Epikorus.

THE ONE AND THE MANY : PROBLEM AWAL FILSAFAT


Sejarah filsafat ialah penyelidikan ilmiah mengenai perkembangan filsafat dari
seluruh bangsa manusia dalam sejarah. Jadi, sejarah filsafat itu belumlah “filsafat”,
sejarah filsafat hanyalah “sejarahnya” Berbicara tentang kelahiran dan
perkembangan filsafat pada awal kelahirannya tidak dapat dipisahkan dengan
perkembangan (ilmu) pengetahuan yang munculnya pada masa peradaban kuno
(masa yunani). Dalam sejarah filsafat biasanay filsafat yunani dimajukan sebagai
pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Erofa Barat) dalam alam
pikirannya berpangkal kepada pemikiran yunani. Pada masa itu ada keterangan-
keterangan tentang terjadinya alam semesta serta dengan penghuninya, akan tetapi
keterangan ini berdasarkan kepercayaan. Ahli-ahli pikir tidak puas akan keterangan
itu lalu mencoba mencari keterangan melalui budinya.

Seringkali persoalan-persoalan filsafat hanya dapat dipahami jika dilihat dari


perkembangan sejarahnya. Ahli-ahli besar seperti Aristoteles, Thomas Aquino,
Immanuel Kant itu hanya dapat dimengerti dari aliran-aliran yang mendahului
mereka. Aliran yang satu biasanya merupakan reaksi atau syintetis dari aliran lain.

Apabila kita merenungi sebuah ayat dalam Al- quran yaitu (Qs, Al- Anbiya: 22) yang artinya sebagai
berikut:” seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhan- tuhan selain Allah tentu
keduanya telah binasa. Maha suci Allah yang memiliki Arsy, dam dari apa yang mereka sifatkan” dari
ayat ini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa tidak ada tiga tuhan atau lebih yang menciptakan alam
semesta ini, apabila ada maka binasalah atau hancurlah alam ini, karena setiap tuhan memilki keinginan
yang berbeda. Jadi hanya satu tuhan lah yang menciptakan yang banyak di alam semesta ini yaitu Allah
yang Maha Esa. Oleh karena itu kita dapat menarik satu kesimpulan bahwa the one and the many adalah
yang satu telah menciptakan yang banyak, yaitu dalam agama islam adalah tuhan Allah swt.
Ada tiga cara berfikir tentang Tuhan: (1) ada, (2) tidak ada, dan (3) ada dan tidak ada. Yang benar ialah
ada (1) Tidak mungkin meyakini yang tidak ada (2) sebagai ada karena yang tidak ada pastilah ada.
Yang (3) pun tidak mungkin karena tidak mungkin Tuhan itu ada dan sekaligus tidak ada. Jadi, benar-
tidaknya suatu pendapat di ukur dengan logika. Disinilah masalah muncul. Bentuk ekstrem pernyatan
itu ialah bahwa ukuran kebenaran adalah akal manusia; ukuran kebenaran adalah manusia.

PRA MATERIARISTIK, FILSAFAT ALAM SEBAGAI SIKAP DEMATOLOGI


Filsafat Alam adalah suatu pengkajian yang berfokus pada gejala alam dan fenomena yang terjadi di alam
semesta raya.Filsafat alam merupakan pemikiran dan menjadi cikal bakal dari terbentuknya ilmu
pengetahuan alam atau eksakta yang kita kenal seperti fisika,astronomi,evolusi,bahkan kimia. Tokoh
Filsafat alam yang menjadi dasar dari ilmu pengetahuan alam adalah Thales,Anaximandros dan
Anaximanes.
Jadi,Filsafat alam sebagai Demitologi merupakan penghapusan mitologi atau memunculkan gejala
penciptaan atau kreasi didasarkan atas adanya unsur mistis didalamnya.Demitologi menggunakan akal
pikir manusia untuk menemukan fenomena dengan meninggalkan sebab akibat yang berasal dari unsur
mistis.

EDIALISME PLATO, RASIONALISME ARISTOTELES

Menurut Plato, filsafat mulai dengan rasa ingin tahu. Aristoteles pun menegaskan bahwa filsafat mulai
dengan rasa ingin tahu. Seperti, ingin tahu jawaban dari pertanyaan: Siapakah kamu? dan Dari mana
datangnya dunia? Untuk itu, filsafat berakar pada keinginan memahami dunia. Yakni, dunia dalam diri
mamusia sendiri dan dunia luar Un- tuk mengetahui jawaban dari pertanyaan itu, terlebih dahulu me-
mahami pengertian dan obyek filsafat, metode dan struıktur pem- bahasan filsafat, serta sistematika
pembagian filsafat.
 Idealisme merupakan aliran filsafat yang menganggap bahwa realita atau kenyataan yang ada
dalam kehidupan ini bukanlah kebenaran yang bersifat hakiki, melainkan hanyalah gambaran dari
ide-ide yang ada dalam jiwa manusia dan spirit manusia. Filsafat Idealisme Plato menekankan
pentingnya keunggulan pikiran (mind), roh (soul) atau jiwa (spirit) daripada hal-hal yang bersifat
kebendaan atau material. Pokok pikiran filsafat Idealisme terdiri dari bahasan metafisika,
epistimologi dan aksiologi.
 Aristoteles dikenal sebagai filsuf terkenal dari Yunani dengan berbagai pemikirannya terhadap
realita, seperti ajaran realisme Aristoteles. Filsuf yang tak lain merupakan murid dari Plato ini
memiliki aliran dalam memandang realitas.
Filsafat Plato dikenal sebagai idealisme dalam hal ajarannya bahwa kenyataan itu tidak lain adalah
proyeksi atau bayang-bayang/ bayangan dari suatu dunia “ide” yang abadi belaka dan oleh karena itu
yang ada nyata adalah “ide” itu sendiri. Karya-Karya lainnya dari Plato sangat dalam dan luas meliputi
logika, epistemologi, antropologi (metafisika), teologi, etika, estetika, politik, ontologi dan filsafat alam.
Sedangkan Aristoteles sebagai murid Plato, dalam banyak hal sering tidak setuju/berlawanan dengan apa
yang diperoleh dari gurunya (Plato). Aristoteles lahir di Stageira, Yunani Utara pada tahun 384 SM. Bagi
Aristoteles “ide” bukanlah terletak dalam dunia “abadi” sebagaimana yang dikemukakan oleh Plato,
tetapi justru terletak pada kenyataan atau bendabenda itu sendiri. Setiap benda mempunyai dua unsur
yang tidak dapat dipisahkan.Lebih jauh bahkan dikatakan bahwa “ide” tidak dapat dilepaskan atau
dikatakan tanpa materi, sedangkan presentasi materi mestilah dengan bentuk. Dengan demikian maka
bentuk-bentuk “bertindak” di dalam materi, artinya bentuk memberikan kenyataan kepada materi dan
sekaligus adalah tujuan (finalis) dari materi. Karya-karya Aristoteles meliputi logika, etika, politik,
metafisika, psikologi, ilmu alam, Retorica dan poetika, politik dan ekonomi.

ATOMISME TUHAN DALAM PANDANGAN YUNANI KUNO

Pada awalanya teori tentang struktur materi tidak didasarkan pada hasil-hasil eksperimen.Para ilmuwan
mulai menyelidiki hubungan antara beberapa fenomina fisika seperti kelistrikan dan kemagnetan mulai
dikembangkan dalam model-model yang berbeda tentang struktur atom. Sehingga banyak banyak tokoh
yang angkat bicara terkait materi atom, terutama Democrates yang dipercaya orang pertama yang
berbicara tentang atom.
secara singkat Atomisme adalah Atom (tidak dapat dibagi) dan isme (faham), jadi Atomisme adalah faham
tentang keberadaaan atom yang merupakan partikel terkecil dan tidak dapat dibagi, sedangkan pandangan
Tuhan menurut Yunani kuno, pada Periode klasik dimulai dari pandangan Socrates terhadap Tuhan,
bahwasanya dia percaya akan adanya Tuhan dengan alasan alam ini teratur susunannya menurut wujud
yang tertentu,  disitu ada campur tangan Tuhan. Segala yang tidak dapat diduga oleh otak manusia, dia
percayakan kepada Tuhan.Menurut pandanganya jiwa manusia itu adalah bagian dari Tuhan yang
menyusun alam.Tuhan itu dirasai sebagai suara dari dalam dan suara itu membimbing manusia dalam
segala perbuatanya, itulah yang disebut daimonion. Pandangan sokrates ini ada sedikit pengaruh
rasionalisme
tokoh-tokoh atomisme yaitu Leukippos adalah seorang filsuf yang merintis madzhab Atomisme.
Ia juga merupakan guru dari Demokritos. Di dalam filsafat Atomisme, pemikiran Demokritos lebih
dikenal ketimbang Leukippos, meskipun amat sulit membedakan antara pandangan Leukippos dan
Demokritos. Para ahli masa kini menganggap bahwa Leukippos merumuskan garis besar ajaran-ajaran
atomisme, lalu Demokritos mengembangkan pemikiran gurunya lebih lanjut. Dan demokritos adalah
seorang filsuf yang termasuk di dalam Mazhab Atomisme. Ia adalah murid dari Leukippos, pendiri
mazhab tersebut. Demokritos mengembangkan pemikiran tentang atom sehingga justru pemikiran
Demokritos yang lebih dikenal di dalam sejarah filsafat. Selain sebagai filsuf, Demokritos juga dikenal
menguasai banyak keahlian. Sayangnya, karya-karya Demokritos tidak ada yang tersimpan. Demokritos
menulis tentang ilmu alam, astronomi, matematika, sastra, epistemologi, dan etika. Ada sekitar 300
kutipan tentang pemikiran Demokritos di dalam sumber-sumber kuno. Sebagian besar kutipan-kutipan
tersebut berisi tentang etika.

FILSAFAT PATRISTIK DAN FILSAFAT SKOLASTIK


Istilah Patristik berasal dari kata Latin p  a t e r atau bapak, yang artinya para pemimpin gereja.
Para pemimpin gereja ini dipilih dari  golongan atas atau golongan jago pikir. Dari golongan
jago pikir inilah menimbulkan perilaku yang bermacam-macam pemikaranya. Mereka ada yang
menolak filsafat yunani. dan ada yang menerimanya.

Tokoh-tokoh Terpenting FILSAFAT PATRISTIK


1.  Justinus Martir
2. Tertullianus
3. Tertullianus
Filsafat patristik mengalami kemunduran semenjak kala V hungga abad  VIII. Di Barat dan
Timur muncul tokoh-tokoh dan pemikir- pemikir baru  dengan corak pemikiran yang mulai
berbeda dengan masa patristik.
Istilah skolastik ialah kata sifat yang berasal dari kata school , yang berarti sekolah. Makara skolastik
berarti aliran atau yang berkaitan dengan sekolah. perkataan skolastik merupakan corak khas
dari sejarah filsafat kala pertengahan.
Filsafat Skoalistik ini sanggup berkembang dan tumbuh kerena
beberapa faktor, yaitu:
1. Faktor Relegius
2. Faktor Ilmu Pengetahuan
Masa skolastik dibagi menjadi 3,yaitu skolastik awal Diantara tokoh-tokohnya ialah Aquinas (735-
805), Johannes Scotes Eriugena (815-870), Peter Lombard (1100-1160), John Salisbury  (1115-
1180), Peter Abaelardus (1079-1180).
Skoalistik Puncak
Masa ini merupakan kejayaan skoalistik yang berlangsung dari  tahun 1200-1300, dan masa ini
juga disebut masa berbunga.

Skoalistik Akhir
Masa ini ditandai dengan adanya rasa jemu terhadap segala macam-  macam pemikiran
filsafat yang menjadi kiblatnya, sehingga memperlihatkan stagnasi (kemandengan). Di antara
tokoh-tokohnya adalah William Ockham (1285-1349), Nicolas Cusasu (1401-1464)

FILSAFAT RENANCENSE, HUMANISME, DAN FILSAFAT ISLAM


filsafat renacense, yang dimana fisafat ini muncul sebagai sebuauh reaksi dari keadaan yang terjadi di
Eropa sebelum abad pertengahan (sebelum abad ke 15), di mana Eropa dilanda berbagai krisis. Krisis
yang melanda Eropa tersebut berupa krisis ekonomi, krisis politik, terlebih krisis pemikiran. Di samping
itu, Eropa pun dilanda wabah penyakit. Beberapa dampak zaman Renaissance di berbagai bidang, yaitu:
Memunculkan berbagai inovasi dalam ilmu pengetahuan, Berkembangnya ilmu filsafat, Runtuhnya
dominasi gereja terhadap tatanan masyarakat Eropa, Munculnya paham kapitalisme-liberal dan
materialisme Pedagang dan pengusaha memegang peran penting dalam tatanan sosial, ekonomi, dan
politik masyarakat Eropa. Tokoh filsuf pada zaman renainsans yaitu Nicolaus Copercinus, Galileo Galilei,
Francis Bacon.
tentang filsafat humanis yang timbul pada saat Sejarah perkembangan aliran filsafat pendidikan
humanisme ditelusuri pada masa klasik barat dan masa klasik timur. Aliran psikologi humanis itu muncul
sebagai gerakan besar psikologi dalam tahun 1950-an dan 1960-an. Dimana perkembangan peradaban
baru itu dikenal dengan nama renaisance yang terjadi pada abad 16. Humanisme adalah suatu paham
filsafat yang menjunjung tinggi nilai dan kedudukan manusia serta menjadikannya sebagai kri- teria
segala sesuatu. Humanisme, dengan kata lain dapat dikatakan mempunyai objek utama, yaitu sifat hakiki
manusia beserta batas-ba- tas dan kecenderungan alamiahnya. Tokoh filsafat humanism yaitu Abraham
Masllow, Albert Einstein, Bertrand Russel, Carl Rogers, Carl Sagan, Cicero, David A. kolb, Edward Said.
fisafat islam yaitu Secara historis, perkembangan filsafat dalam Islam dapat dikatakan dimulai oleh
pengaruh kebudayaan Hellenis, yang terjadi akibat bertemunya kebudayaan Timur (Persia) dan
kebudayaan Barat (Yunani). Alkulturasi kebudayaan ini mengakibatkan munculnya benih-benih kajian
filsafat dalam masyarakat Muslim di kemudian hari. Filsafat Islam juga sering disebut filsafat Arab dan
filsafat Muslim merupakan suatu kajian sistematis terhadap kehidupan, alam semesta, etika, moralitas,
pengetahuan, pemikiran, dan gagasan politik yang dilakukan di dalam dunia Islam atau peradaban umat
Muslim dan berhubungan dengan ajaran-ajaran . Adapun beberapa tokoh filsafat islam yaitu Al-kindi, Al-
farabi, Ibnu Sina.

AWAL PERKEMBANGAN FILSAFAT EMPIRISME


Ada orang yang berkata, bahwa orang harus berfilsafat, untuk mengetahui apa yang disebut filsafat itu.
Mungkin ini benar, hanya kesulitannya ialah: bagaimana ia tahu, bahwa ia berfilsafat? Mungkin ia
mengira sudah berfilsafat dan mengira tahu pula apa filsafat itu, akan tetapi sebenarnya tidak berfilsafat,
jadi kelirulah ia dan dengan sendirinya salah pula sangkanya tentang filsafat itu.
Tak dapat dipungkiri, zaman filsafat modern telah dimulai, dalam era filsafat modern, dan kemudian
dilanjutkan dengan filsafat abab ke- 20, munculnya berbagai aliran pemikiran, yaitu: Rasionalisme,
Emperisme, Kritisisme, Idealisme, Positivisme, Evolusionisme, Materalisme, Neo-Kantianisme,
Pragmatisme, Filsafat hidup, Fenomenologi, Eksistensialisme, dan Neo-Thomisme. Namun didalam
pembahasan kali ini yang akan dibahas aliran Empirisme (Francius Bacon, Thomas Hobbes. John lecke
David Hume).
Filsafat pada zaman modern lahir karena adanya upaya keluar dari kekangan pemikiran kaum agamawan
di zaman skolastik. Salah satu orang yang berjasa dalam membangun landasan pemikiran baru di dunia
barat adalah Rene Descartes. Descartes menawarkan sebuah prosedur yang disebut keraguan metodis
universal dimana keraguan ini bukan menunjuk kepada kebingungan yang berkepanjangan, tetapi akan
berakhir ketika lahir kesadaran akan eksisitensi diri yang dia katakan dengan cogito ergo sum (saya
berpikir, maka saya ada). Teori pengetahuan yang dikembangkan Rene Descartes ini dikenal dengan
nama rasionalosme karena alur pikir yang dikemukakan Rene Descartes bermuara kepada kekuatan rasio
(akal) manusia. Sebagai reaksi dari pemikiran rasionalisme Descartes inilah muncul para filosof yang
berkembang kemudian yang bertolak belakang dengan Descartes yang menganggap bahwa pengetahuan
itu bersumber pada pengalaman. Aliran Emperisme adalah salah satu aliran dalam filosof yang
menekankan peranan pengalaman dalam memeroleh pengetahuan, dan mengecilkan akal. Aliran
emperisme berpendapat bahwa pengetahuan yang bermanfaat, pasti, dan benar hanya diperoleh lewan
indera (empiri) dan empirilah satu-satutnya sumber pengetahuan aliran Emperis, bahwa pada dasarnya
budi dan empiri saling berkaitan.
Peletak dasar empiris pertama adalah Francis bacon, bapak empirisnya Jhon Locke dan beberapa filsuf
lainya seperti Thomas Hobbes, Berkeley, David Hume dan lainnya.Meskipun aliran empirisme sangat
berpengaruh atas pemikiran-pemikiran filsafat selanjutnya namun banyak dijumpai kelemahan baik
metode, obyek tentang empiris.
Empirisme menganggap agama, mukjizat, bahkan Tuhan sebagai keyakinan yang tidak logis dan tidak
bisa dibuktikan secara ilmiah hanya karena empirisme tidak mampu membuktikan eksistensi immateri.
Ajaran-ajaran pokok Empirisme, yaitu:
A. Pandangan bahwa semua ide atau gagasan merupakan abstraksi yang dibentuk dengan
menggabungkan apa yang dialami.
B. Pengalaman indrawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan, dan bukan akal atau rasio.
C. Semua yang kita diketahui pada akhirnya bergantung pada data inderawi.
D. Semua pengetahuan turun secara langsung, atau di simpulkan secara tidak langsung dari data
inderawi (kecuali beberapa kebenaran definisional logika dan matematika).
E. Akal budi sendiri tidak dapat memberikan kita pengetahuan tentang realitas tanpa acuan pada
pengalaman inderawi dan penggunaan panca indera kita. Akal budi mendapat tugas untuk
mengolah bahan bahan yang di peroleh dari pengalaman.
F. Empirisme sebagai filsafat pengalaman, mengakui bahwa pengalaman sebagai satu-satunya
sumber pengetahuan.

PRAGMATIVISME DAN POSITIVISME

Pragmatisme berasal dari kata pragma yang berarti guna. Pragma berasal dari kata yunani. Maka
pragmatisme adalah suatu aliran filsafat abad ke-20 yang mengajarkan bahwa yang benar adalah apa saja
yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan akibat-akibat yang bermanfaat secara praktis.
Pragmatisme merupakan teori kebenaran yang mendasarkan diri kepada kriteria tentang fungsi atau
tidaknya suatu pernyataan dalam lingkup ruang dan waktu tertentu. pragmatisme merupakan sumbangan
yang paling orisinal dari pemikiran Amerika terhadap perkembangan filsafat dunia. Pragmatisme
dilahirkan dengan tujuan untuk menjebatani dua kecenderungan berbeda yang ada pada saat itu. Kedua
kecenderungan yang mau dijembatani itu yakni, pertantangan yang terjadi antara “yang spekulatif” dan
“yang praksis”.
Pragmatisme mempunyai dua sifat, yaitu merupakan kritik terhadap pendekatan ideologis dan prinsip
pemecahan masalah. Sebagi kritik terhadappendekatan ideologis, pragmatisme mempertahankan relevansi
sebuah ideologibagi pemecahan, misalnya fungsi pendidikan. Pragmatisme mengkritik segalamacam teori
tentang cita-cita, filsafat, rumusan-rumusan abstrak yang samasekali tidak memiliki konsekuansi praktis.
Dalam kedua sifat tersebut terkandung segi negatif pragmatisme dansegi-segi positifnya.
Pragmatisme, misalnya, mengabaikan peranan diskusi.Justru di sini muncul masalah, karena
pragmatisme membuang diskusi tentangdasar pertanggungjawaban yang diambil sebagai
pemecahan atas masalahtertentu. Sedangkan segi positifnya tampak pada penolakan
kaumpragmatisterhadap perselisihan teoritis,serta pembahasan nilai-nilai yangberkepanjangan
sesegera mungkin mengambil tindakan langsung.
Tokoh pragmatisme yaitu . Charles Sandre Peirce ( 1839 M ), William, James (1842-1910).
Positivisme berasal dari kata “positif”. Kata positif disini sama artinya dengan faktual, yaitu
apa yang berdasarkan fakta-fakta. positivisme menolak cabang filsafat metafisika. Menanyakan
“hakikat” benda - benda, atau “penyebab yang sebenarnya”, termasuk juga filsafat, hanya
menyelidiki fakta-fakta dan hubungan yang terdapat antara fakta-fakta (Praja, 2005).
Jadi, Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alams ebagai satu-satunya
sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitasyang berkenaan dengan metafisik.
Positivisme tidak mengenal adanya spekulasi,semua harus didasarkan pada data empiris.
Positivisme dianggap bisa memberikan sebuah kunci pencapaian hidup manusia dan ia
dikatakanmerupakan satu-satunya formasi sosial yang benar-benar bisa dipercaya kehandalan
dan dan akurasinya dalam kehidupan dan keberadaan masyarakat.
Positivisme adalah salah satu aliran filsafat modern. Secara umum boleh dikatakan bahwa akar sejarah
pemikiran positivisme dapat dikembalikan kepada masa Hume (1711-1776) dan Kant (1724-1804).
Istilah Positivisme pertama kali digunakan oleh Saint Simon (sekitar 1825). Prinsip filosofik
tentang positivisme dikembangkan pertama kali oleh seorang filosof berkebangsaan Inggeris
yang bernama Francis Bacon yang hidup disekitar abad ke-17 (Muhadjir, 2001). Ia berkeyakinan
bahwa tanpa adanya praasumsi, komprehensi-komprehensi pikiran dan apriori akal tidak boleh
menarik kesimpulan dengan logika murni maka dari itu harus melakukan observasi atas hukum
alam.
Ciri-ciri positivism antara lain : objektiv / bebas nilai, Fenomenalisme, Nominalisme,
Reduksionisme, Naturalisme, Mekanisme.
Tokoh-tokoh positivism yaitu antara lain : Auguste Comte ( 1798 - 1857 ), John Stuart Mill
( 1806 - 1873 ), . H. Taine ( 1828 - 1893 ), . Emile Durkheim (1852 - 1917 ).

FILSAFAT FENOMENOLOGI DAN EKSISTENSIALISME


Filsafat modern telah dianggap lebih sempurna dalam sisi pemikirannya, tapi pada faktanya masih ada sisi
kekurangannya sehingga muncul pemikiran baru dalam asas pemikiran yang disebut Fisafat
Kontemporer.

Ada dua kekurangan pemikiran filsafat moderen: pertama, merasa bahwa penilaian terhadap apa yang
digolongkan sebagai kebijaksanaan lebih didasari perasaan (feelings) dan keinginan atau gairah (desires)
ketimbang pengetahuan (knowledge). Kedua, penilaian itu didasari oleh intuisi yang sulit dipertahankan
dengan argumentasi logis.

Secara harfiah fenomenologi atau fenomenalisme adalah aliran atau faham yang menganggap bahwa
fenomenalisme (gejala) adalah sumber pengetahuan dan kebenaran. Fenomenalisme bergerak di bidang
yang pasti. Hal yang menampakkan dirinya dilukiskan tanpa meninggalkan bidang evidensi yang
langsung. Tokoh-tokoh fenomenologi adalah Edmund Husser, Max Scheller, dan Maurice Merleau-
Ponty.

Eksistensialisme merupakan suatu aliran dalam ilmu filsafat yang menekankan pada manusia yang
bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa memikirkan secara mendalam mana yang benar
dan mana yang tidak benar. Manusia juga dipandang sebagai suatu mahluk yang harus bereksistensi,
mengkaji cara manusia berada di dunia dengan kesadaran. Jadi dapat dikatakan pusat renungan
eksistensialisme adalah manusia konkret. Tokoh-tokoh aliran eksistensialisme antara lain: Soren Aabye
Kiekeegaard, Friedrich Nietzsche, Karl Jaspers, Martin Heidegger, dan Jean Paul Sartre.

Anda mungkin juga menyukai