Anda di halaman 1dari 11

Nama : Septiyan Andi Gunawan Hari, Tanggal : Selasa, 18 Februari 2020

NIM : B04190078 Asisten : Deysta Nur Sya’bani Putri


Kelompok : meja 5 PJP : Rini Kurniasih

KARBOHIDRAT
:
Tujuan : Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan dapat
 Menunjukkan sifat dan struktur karbohidrat melalui uji-uji kualitatif.
 Mengamati struktur beberapa karbohidrat melalui sifat reaksinya dengan beberapa
reagen uji.

Hasil Pengamatan
Tabel 1 Sifat dan struktur karbohidrat secara kualitatif

Sampel Hasil Pengamatan


Molisch Benedict Barfoed Selliwanof Osazon
Positif
Glukosa 1% Positif
(Terdapat Larutan Negatif
(Terdapat
batas berwarna biru (Larutan Needle
endapan
berwarna muda berwarna kuning)
merah bata)
violet)
Positif
Fruktosa 1% Positif
(Terdapat Larutan Positif
(Terdapat
batas berwarna biru (Larutan Needle
endapan
berwarna muda berwarna jingga)
merah bata)
violet)
Positif
Sukrosa 1% (Terdapat Larutan Positif
batas Negatif berwarna biru (Larutan Cotton
berwarna muda berwarna jingga)
violet)
Positif
Positif
Laktosa 1% (Terdapat Larutan Negatif
(Terdapat
batas berwarna biru (Larutan
endapan sun flower
berwarna muda berwarna kuning)
merah bata)
violet)
Positif
Maltosa 1% Positif
(Terdapat Larutan Negatif
(Terdapat
batas berwarna biru (Larutan Sun flower
endapan
berwarna muda berwarna kuning)
merah bata)
violet)
Negatif
Pati 1% Negatif
(Terdapat Larutan Negatif
(Tidak
batas berwarna biru (Larutan Cotton
terdapat
berwarna muda berwarna kuning)
endapan)
hijau)

Keterangan Gambar (Osazon) :


Nama : Septiyan Andi Gunawan Hari, Tanggal : Selasa, 18 Februari 2020
NIM : B04190078 Asisten : Deysta Nur Sya’bani Putri
Kelompok : meja 5 PJP : Rini Kurniasih

Gambar 1 glukosa Gambar 2 fruktosa Gambar 3 sukrosa

Gambar 4 laktosa Gambar 5 maltosa Gambar 6 pati


Nama : Septiyan Andi Gunawan Hari, Tanggal : Selasa, 18 Februari 2020
NIM : B04190078 Asisten : Deysta Nur Sya’bani Putri
Kelompok : meja 5 PJP : Rini Kurniasih

Tabel 2 Fermentasi Karbohidrat


:
Sampel Gas CO2 (cm) Daya isap jari
6,9 +++
Glukosa 1%
2,5 +++
Fruktosa 1%
9,2 +
Sukrosa 1%
0,5 +
Laktosa 1%
1,6 +
Maltosa 1%
1,1 ++
Pati 1%
Keterangan : - (tidak ada isapan)
+ (isapan lemah)
++ (isapan cukup)
+++ (isapan kuat)

Tabel 3 Uji Iod

Sampel Hasil pengamatan (+/-) Keterangan


Tepung pati Setelah tercampur rata, iod dan tepung
pati berwarna ungu mengindikasikan
+
bahwa tepung pati mengadung
karbohidrat
Tepung glikogen - -
Tepung gum arab - -
Tepung agar-agar Setelah tercampur rata, iod dan tepung
agar-agar berwarna coklat,
-
mengindikasikan bahwa tepung agar-
agar tidak mengandung karbohidrat
Tepung inulin - -
Nama : Hari, Tanggal :
NIM : Asisten :
Kelompok : PJP :

Pembahasan
Uji gula pereduksi adalah suatu pemeriksaan kolorimetrik yang didasarkan pada prinsip
bahwa suatu oksidasi selalu disertai oleh reduksi. Apabila karbon anomerik pada suatu gula
mengalami oksidasi, senyawa lain akan tereduksi. Apabila senyawa yang tereduksi
membentuk warna, intensitas warna dapat digunakan untuk menentukan jumlah gula yang
mengalami oksidasi. Gula yang mengalami oksidasi disebut “gula pereduksi” karena
menyebabkan senyawa lain tereduksi (Marks et al. 2000). Setiap uji dari percobaan
karbohidrat memiliki prinsip percobaanya sendiri. Prinsip tersebut mencakup warna dan
reaksi negatif dan positifnya. Prinsip uji Moslich adalah heksosa atau pentosa mengalami
dehidrasi oleh pengaruh asam sulfat pekat menjadi hidroksimetilfurfural atau furfural dan
kondensasi aldehida yang terbentuk ini dengan α -naftol membentuk senyawa yang berwarna
khusus untuk polisakarida dan disakarida menjadi heksosa dan pentosa, dan diikuti oleh
proses dehidrasi dan proses kondensasi. Hasil positif timbul jika timbul cincin merah
ungu yang merupakan kondensasi antara furtural atau hidroksimetil furfural dengan α-naphtol
dengan pereaksi Moslich. Warna ungu kemerah-merahan pada batas kedua cairan
menunjukkan reaksi positif, sedangkan warna hijau menunjukkan reaksi negatif (Sumardjo
2008).
Berdasarkan hasil percobaan uji Moslich di atas bahwa larutan glukosa 1%, fruktosa 1%,
sukrosa 1%, dan laktosa 1%, maltosa 1% bereaksi positif, karena larutan-larutan tersebut
berwarna merah muda (terlihat lebih ungu muda) yang berarti bahwa larutan-larutan tersebut
mengandung karbohidrat. Sedangkan pada larutan pati 1% bereaksi negatif karena tidak
terbentuk cincin ungu. Seharusnya terbentuk cincin ungu karena pati merupakan karbohidrat
kompleks. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor kesalahan praktikan pada saat melakukan
prosedur.
Uji Benedict biasa digunakan dalam tes aldehid. Di samping itu juga dapat digunakan
untuk membedakan karbohidrat yang mengandung gugus reduksi dari yang tidak mengandung
gugus reduksi. Reagen Benedict mengandung CuSO4, natrium sitrat, dan natrium karbonat
dan di dalam larutan alkalin, larutan tersebut tidak mengkatalis reagen Benedict menunjukkan
tes positif. Uji Benedict berdasarkan pada gula yang mengandung gugus aldehida atau
keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi
Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. Gula pereduksi
merupakan gula yang memiliki gugus alkalis atau keton bebas atau terdapat gugus –OH
glikosidis pada strukturnya (Sumardjo 2008). Prinsip uji Benedict ialah ketika suatu senyawa
uji memiliki gugus fungsi aldehida atau gugus fungsi hemiasetal yang dapat membuka
menjadi aldehida maka karbohidrat tersebut merupakan gula pereduksi.
Hasil praktikum menunjukan glukosa, fruktosa, laktosa dan maltosa hasilnya positif
mengandung gula pereduksi. Sedangkan sukrosa dan pati hasilnya negatif. Hal ini dikarenakan
sukrosa merupakan suatu disakarida, tidak mempunyai atom karbon hemiasetal maupun
hemiketal karena kedua atom karbon ini saling berikatan. Pada molekul sukrosa terdapat ikatan
antara molekul glukosa dan fruktosa, yaitu antara C-1 pada glukosa dengan C-2 pada fruktosa
(ikatan α-1àβ2)melalui atom oksigen. Kedua atom karbon tersebut adalah atom karbon yang
mempunyai gugus –OH glikosidik, atau atom karbon yang merupakan gugus aldehida pada
glukosa dan gugus keton pada fruktosa. Karenanya molekul sukrosa tidak mempunyai gugus
aldehida atau keton bebas, atau tidak mempunyai gugus –OH glikosidik (Hart 1983). Sedangkan
pati memberikan hasil negatif terhadap uji ini, karena pati merupakan polisakarida dan juga
karena gugus aldehidnya terikat kuat satu sama lain dan panjang sehingga tidak dapat bereaksi
dengan pereaksi. Sekalipun terdapat glukosa rantai terbuka pada ujung rantai polimer, namun
Nama : Hari, Tanggal :
NIM : Asisten :
Kelompok : PJP :
konsentrasinya sangatlah kecil, sehingga warna hasil reaksi tidak tampak oleh penglihatan.
Sukrosa tidak dapat mereduksi sebab tidak mempunyai OH-laktol (OH yang terikat pada atom
C pertama), sehingga gugus O-nya sudah terikat pada atom C glukosa dan fruktosa dan
membentuk sukrosa yang bergugus keton. Larutan sukrosa dan pati tidak merupakan senyawa
pereduksi karena sukrosa tidak memilki atom karbon anomer bebas. Polisakarida akan
menghasilkan monosakarida apabila terjadi hidrolisis total, kebanyakan polisakarida tidak
larut dalam air dan tidak mereduksi pereaksi benedict (Purba 2007).
Uji Barfoed dapat digunakan untuk membedakan suatu monosakarida dengan disakarida.
Pereaksi Barfoed terdiri atas larutan kupri asetat dan asam laktat dalam air. Apabila karbohidrat
mereduksi suatu ion logam, karbohidrat ini akan teroksidasi. Gugus aldehida pada karbohidrat
akan teroksidasi menjadi gugus karboksilat dan terbentuklah asam monokarboksilat. Karbohidrat
dalam suasana asam akan mengalami perubahan reaktivitas, karenanya monosakarida akan dapat
mereduksi lebih cepat daripada disakarida. Jadi Cu2O akan terbentuk lebih cepat oleh
monosakarida daripada disakarida. Hasil positif terlihat dengan terbentuknya warna biru pekat
yang diakibatkan karena penambahan pereaksi warna fosomolibdat pada ion Cu2+ yang
dihasilkan dari reaksi antar kupriasetat dengan asam laktat. Berdasarkan hasil percobaan, semua
sampel uji berwarna biru muda. Hal ini bisa disebabkan oleh reagen barfoed yang kurang reaktif
atau kesalahan praktikan seperti pemanasan yang kurang lama.
Glukosa dan fruktosa haruslah memberikan hasil positif terhadap uji ini. Hal ini di karenakan
glukosa dan fruktosa merupakan suatu monosakarida. Sukrosa, laktosa, maltosa dan pati haruslah
memberikan hasil yang negatif dengan uji ini. Hal ini dikarenakan Sukrosa merupakan disakarida
dengan ikatan α-1àβ2 glikosidik yang bila terhidrolisis akan membentuk dua monosakrida yaitu
glukosa dan fruktosa. Laktosa juga merupakan suatu disakarida yang terdiri dari D-galaktosa dan
D-glukosa yang terhubung melalui ikatan β-1,4 glikosidik. Maltosa juga merupakan disakarida
yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Ikatan yang terjadi yaitu ikatan α-1,4 glikosidik.
Sedangkan pati merupakan suatu polisakarida yang terdiri atas dua macam polisakarida yaitu
amilosa dan amilopektin
Prinsip uji selliwanoff di pakai untuk menunjukkan adanya ketoheksosa, misalnya
fruktosa. Pereaksi selliwanoff adalah resorsinol dalam asam klorida encer. Pendidihan bahan
uji dengan pereaksi selliwanoff menghasilkan larutan berwarna merah. Dua tahap reaksi
terjadi dalam pendidihan ini, yaitu dehidrasi fruktosa oleh HCL yang ada dalam pereaksi
selliwanoff membentuk hidrosimetilfurfural yang terbentuk dengan resorsinol membentuk
senyawa berwarna merah (Sumardjo 2008).. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika
dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada aldosa. Fruktosa dan sukrosa merupakan dua
jenis gula yang memberikan uji positif. Sukrosa menghasilkan uji positif karena ia adalah
disakarida yang terdiri dari fruktosa dan glukosa. Hasil menunjukan positif mengandung gula
pereduksi dengan adanya endapan merah pada larutan (Kusbandari 2015).
Osazon terbentuk ketika fenilhidrazin bereaksi dengan gula pereduksi pada titik didihnya.
Fenilhidrazin bereaksi dengan senyawa karbon pada keadaan netral atau keadaan sedikit asam
untuk membentuk fenilhidrazon yang sangat mudah larut. Ketika hidrazon bereaksi lebih lanjut
dengan molekul fenilhidrazin, produk kondensasi yang terbentuk adalah osazon yang tidak
dapat larut dan berbentuk kristal (Nigam dan Ayyagari 2008).
Dalam reaksi dengan fenilhidrazin, masing-masing gula menghasilkan karakter kristal
dari osazon. Reaksi pembentukan kristal tersebut melibatkan karbon pertama dan kedua dari
gula heksosa. Perbedaan dari struktur glukosa, fruktosa, dan mannose kebanyakan karena
perbedaan kelompok yang menempel di C-1 dan C-2 dari molekul gula. Bentuk osazon dari
gula ini identik, yaitu berbentuk seperti jarum, hal ini mengindikasikan bahwa perbedaan posisi
karbon pertama dan kedua tidak mempengaruhi tipe kristal osazon (Nigam dan Ayyagari 2008).
Nama : Hari, Tanggal :
NIM : Asisten :
Kelompok : PJP :
Bentuk dari kristal osazon dapat dilihat menggunakan mikroskop. Disakarida seperti
maltosa dan laktosa menghasilkan kristal osazon yang meyerupai bunga matahari atau bola
benang. Osazon laktosa berbentuk seperti kumpulan jarum. Sukrosa dan pati yang bukan
pereduksi tidak memiliki gugus karbonil yang bebas sehingga tidak membentuk kristal osazon
(Nigam dan Ayyagari 2008).
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerob atau tanpa
oksigen. Secara umum, fermentasi adalah satu bentuk respirasi anaerob, akan tetapi ada definisi
yang lebih baik mengenai fermentasi yaitu respirasi dalam lingkungan anaerob dengan tanpa
akseptor elektron eksternal. Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Pada suasana
anaerob, karbohidrat atau gula dapat diubah menjadi etil alkohol (C2H5OH) dan gas karbon
dioksida (CO2). Persamaaan reaksi umumnya yaitu:
Gula alkohol (etanol) + karbon dioksida + energi (ATP)
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda bergantung pada jenis gula yang digunakan dan pruduk
yang dihasilkan. Glukosa (C6H12O6), yang merupakan gula paling sederhana, melalui fermentasi
akan menghasilkan etanol (2 C2H5OH). Persamaan reaksinya yaitu:
C6H12O6 2 C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (energi yang dilepaskan 118 kJ/mol)
Tahap fermentasi pada monosakarida berlangsung paling cepat. Hali ini dikarenakan monosakrida
merupakan karbohidrat paling sederhana sehingga proses fermentasi langsung berjalan. Namun
pada disakarida seperti sukrosa, laktosa dan maltosa yang susunannya lebih kompleks proses
fermentasi akan berjalan lebih lambat karena disakarida tersebut harus dihidrolisis terlebih dahulu
menjadi monosakarida baru kemudian difermentasi. Pada pati seharusnya reaksi berlangsung
lebih lambat lagi karena pati merupakan suatu polisakarida (Poedjadi 1994).
Percobaan memperoleh hasil dimana gas yang paling banyak di hasilkan yaitu pada media
suksrosa, namun nilai hisapan yang palin tinggi di peroleh pada media glukosa dan fuktosa. Hal
ini di sebabkan karena penutupan tabung fermentasi yang kurang rapat pada tabung yang berisi
media sukrosa. Sehingga CO2 yang di serap oleh NaOH hanya sedikit.
bahan bakar minyak (BBM) di mana salah satunya adalah pemanfaatan bioetanol. Bioetanol
berasal dari fermentasi Pemanfaatan energi alternatif sedang digalakkan guna mengurangi
ketergantungan terhadap jagung, sagu, pepaya, nira tebu, nenas dan sejenisnya. Bioetanol dapat
digunakan untuk pelarut. Kandungan dalam bioetanol adalah etanol (alkohol) yang sifatnya
mudah menguap.
Prinsip uji Iod yaitu polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks
adsorbsi berwarna yang spesifik (Sumardjo 2008). Berdasarkan hasil pengamatan percobaan uji
Iod diatas yang bereaksi positif adalah tepung pati, karena tepung pati membentuk suatu ikatan
kompleks yang berwarna biru tua. Sedangkan tepung gum arab dan tepung agar-agar bereaksi
negatif karena tidak membentuk suatu ikatan kompleks,serta kedua tepung tersebut tidak
berwarna biru.

Simpulan
Pada dasarnya uji Molisch digunakan untuk menentukan karbohidrat secara umum, uji
Benedict digunakan untuk menentukan gula pereduksi dalam karbohidrat. Uji Barfoed digunakan
untuk mengidentifikasi antara monoskarida, disakarida, dan polisakarida. Uji Selliwanof digunakan
untuk menentukan karbohidrat jenis ketosa. Uji fermentasi yang menggunakan ragi dapat mencerna
dan merubah karbohidrat menjadi etil alkohol dan gas karbondioksida. Uji Osazon digunakan untuk
mengamati perbedaan yang spesifik bagi tiap karbohidrat melalui penampang endapan yang
dihasilkannya. Pada uji Molisch, hasil reaksi yang terbentuk cincin ungu adalah fruktosa, sukrosa,
laktosa, dan pati. Pada uji Benedict perubahan warna menjadi merah bata hanya pada glukosa,
fruktosa, laktosa, dan maltosa. Pada uji Barfoed hanya glukosa dan fruktosa yang berwarna biru.
Pada uji fermentasi yang diamati glukosa dan fruktosa menghasilkan gas paling cepat. Pada uji
Selliwanoff yang hasilnya positif hanya fruktosa dan sukrosa. Pada uji iodin tepung pati berubah
Nama : Hari, Tanggal :
NIM : Asisten :
Kelompok : PJP :
warna menjadi biru tua, menunjukkan bahwa tepung pati mengandung amillum.

Daftar pustaka
Hart H, Craine LE, Hart DJ. 1983. Kimia Organik: Suatu Kuliah Singkat. Achmadi SS, penerjemah.
Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Organic Chemistry: A SortCourse. Edisi kelima.

Kusbandari A. 2015. ANALISIS KUALITATIF KANDUNGAN SAKARIDA DALAM TEPUNG


DAN PATI UMBI GANYONG (Canna edulis Ker). Jurnal pharmaciana. 5(1): 35-42.

Marks DB, Marks AD, Smith CM. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah Pendekatan
Klinis. Jakarta (ID): EGC.

Nigam A, Ayyagari A. 2008. Lab Manual in Biochemistry, Immunology, and Biotechnology.


New Delhi (IN): Tata McGraw-Hill.

Poedjadi Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta (ID): UI Press.

Purba, Michael. 2007. Kimia Jilid 3. Jakarta (ID) : Erlangga.

Sumardjo D. 2008. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. Jakarta
(ID): EGC.

(Gunakan pertanyaan di bawah ini sebagai petunjuk untuk pembahasan hasil praktikum !
tuliskan dalam bentuk paragraf dan sertakan referensi)

1. Bagaimanan prinsip identifikasi karbohidrat dalam suatu sampel berdasarkan uji Molisch?
Berdasarkan hasil praktikum pada Tabel 1, apakah semua sampel positif dalam uji Molisch?
Jelaskan !
2. Apa yang dimaksud dengan gula pereduksi ? dan jelaskan prinsip uji Benedict dalam
identifikasi gula pereduksi !
3. Berdasarkan hasil praktikum pada Tabel 1, sampel manakah yang termasuk gula pereduksi dan
bukan gula pereduksi ? jelaskan ! (sertakan gambar struktur Hawort sampel tsb untuk
menunjukkan sifat pereduksi dan non pereduksi)
Contoh :

Gugus OH aldehid bebas


(Gugus OH pereduksi)
Nama : Hari, Tanggal :
NIM : Asisten :
Kelompok : PJP :
Struktur Hawort Glukosa

4. Bagaimana uji Barfoed dapat membedakan monosakarida dan disakarida? Apa fungsi
penambahan asam lemah ?
5. Berdasarkan hasil praktikum pada Tabel 1, manakah yang termasuk monosakarida dan
disakarida ?
6. Apa yang dimaksud dengan ketosa dan aldosa ? Bagaimana prinsip uji Selliwanof dalam
identifikasi ketosa? Berdasarkan hasil praktikum pada Tabel 1, sampel manakah yang termasuk
ketosa dan aldosa?
7. Bagaimana bentuk Kristal sampel pada uji Osazon?
8. Jelaskan tentang uji fermentasi pada karbohidrat ! Bagaimana identifikasi gas karbon dioksida
hasil fermentasi sampel?
9. Berdasarkan hasil praktikum pada Tabel 2, Jelaskan hasil praktikum (tinggi gas dan daya isap)
berdasarkan kecepatan fermentasi dan jumlah monomer sampel (monosakarida, disakarida,
polisakarida)!
10. Fermentasi karbohidrat banyak diaplikasikan dalam bidang kehidupan sehari-hari
maupun industry, sebutkan contoh aplikasi tsb !
11. Bagaimana interaksi iod terhadap polisakarida ? sampel manakah yang positif dan negative
dalam uji iod pada Tabel 3? (Sertakan struktur tiap sampel sebagai pendukung)
12. Sebutkan klasifikasi karbohidrat (dan contoh minimal 3) berdasarkan :
 Jumlah monomer penyusun
 Gugus fungsi penyusun
 Jumlah karbon penyusun
13. Sebutkan monomer penyusun : tepung pati, tepung glikogen, tepung agar-agar,
tepung gum arab, dan inulin !

Jawaban pertanyaan
1. . Prinsip uji Moslich adalah heksosa atau pentosa mengalami dehidrasi oleh pengaruh
asam sulfat pekat menjadi hidroksimetilfurfural atau furfural dan kondensasi aldehida
yang terbentuk ini dengan α -naftol membentuk senyawa yang berwarna khusus untuk
polisakarida dan disakarida menjadi heksosa dan pentosa, dan diikuti oleh proses dehidrasi
dan proses kondensasi. Hasil positif timbul jika timbul cincin merah ungu yang
merupakan kondensasi antara furtural atau hidroksimetil furfural dengan α-naphtol dengan
pereaksi Moslich. Warna ungu kemerah-merahan pada batas kedua cairan menunjukkan
reaksi positif, sedangkan warna hijau menunjukkan reaksi negatif (Sumardjo 2008).
Berdasarkan hasil percobaan uji Moslich di atas bahwa larutan glukosa 1%, fruktosa 1%,
sukrosa 1%, dan laktosa 1%, maltosa 1% bereaksi positif, karena larutan-larutan tersebut
berwarna merah muda (terlihat lebih ungu muda) yang berarti bahwa larutan-larutan
tersebut mengandung karbohidrat. Sedangkan pada larutan pati 1% bereaksi negatif
karena tidak terbentuk cincin ungu. Seharusnya terbentuk cincin ungu karena pati
merupakan karbohidrat kompleks.
2. Uji Benedict biasa digunakan dalam tes aldehid. Di samping itu juga dapat digunakan
untuk membedakan karbohidrat yang mengandung gugus reduksi dari yang tidak
mengandung gugus reduksi. Reagen Benedict mengandung CuSO4, natrium sitrat, dan
natrium karbonat dan di dalam larutan alkalin, larutan tersebut tidak mengkatalis reagen
Benedict menunjukkan tes positif. Uji Benedict berdasarkan pada gula yang mengandung
gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi
Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. Gula pereduksi
Nama : Hari, Tanggal :
NIM : Asisten :
Kelompok : PJP :
merupakan gula yang memiliki gugus alkalis atau keton bebas atau terdapat gugus –OH
glikosidis pada strukturnya (Sumardjo, 2008). Prinsip uji Benedict ialah ketika suatu
senyawa uji memiliki gugus fungsi aldehida atau gugus fungsi hemiasetal yang dapat
membuka menjadi aldehida maka karbohidrat tersebut merupakan gula pereduksi.
3. Hasil praktikum menunjukan glukosa, fruktosa, laktosa dan maltosa hasilnya positif
mengandung gula pereduksi. Sedangkan sukrosa dan pati hasilnya negatif. Hal ini
dikarenakan sukrosa merupakan suatu disakarida, tidak mempunyai atom karbon hemiasetal
maupun hemiketal karena kedua atom karbon ini saling berikatan. Pada molekul sukrosa
terdapat ikatan antara molekul glukosa dan fruktosa, yaitu antara C-1 pada glukosa dengan C-
2 pada fruktosa (ikatan α-1àβ2)melalui atom oksigen. Kedua atom karbon tersebut adalah
atom karbon yang mempunyai gugus –OH glikosidik, atau atom karbon yang merupakan
gugus aldehida pada glukosa dan gugus keton pada fruktosa. Karenanya molekul sukrosa
tidak mempunyai gugus aldehida atau keton bebas, atau tidak mempunyai gugus –OH
glikosidik (Hart 1983).

struktur Hawort sukrosa

struktur Hawort maltosa

struktur Hawort laktosa


4. Uji Barfoed dapat digunakan untuk membedakan suatu monosakarida dengan disakarida.
Nama : Hari, Tanggal :
NIM : Asisten :
Kelompok : PJP :
Pereaksi Barfoed terdiri atas larutan kupri asetat dan asam laktat dalam air. Apabila
karbohidrat mereduksi suatu ion logam, karbohidrat ini akan teroksidasi. Gugus aldehida pada
karbohidrat akan teroksidasi menjadi gugus karboksilat dan terbentuklah asam
monokarboksilat. Karbohidrat dalam suasana asam akan mengalami perubahan reaktivitas,
karenanya monosakarida akan dapat mereduksi lebih cepat daripada disakarida. Jadi Cu2O
akan terbentuk lebih cepat oleh monosakarida daripada disakarida. Hasil positif terlihat
dengan terbentuknya warna biru pekat yang diakibatkan karena penambahan pereaksi warna
fosomolibdat pada ion Cu2+ yang dihasilkan dari reaksi antar kupriasetat dengan asam laktat.
5. Glukosa dan fruktosa haruslah memberikan hasil positif terhadap uji ini. Hal ini di karenakan
glukosa dan fruktosa merupakan suatu monosakarida. Sukrosa, laktosa, maltosa dan pati
haruslah memberikan hasil yang negatif dengan uji ini. Hal ini dikarenakan Sukrosa
merupakan disakarida dengan ikatan α-1àβ2 glikosidik yang bila terhidrolisis akan
membentuk dua monosakrida yaitu glukosa dan fruktosa. Laktosa juga merupakan suatu
disakarida yang terdiri dari D-galaktosa dan D-glukosa yang terhubung melalui ikatan β-1,4
glikosidik. Maltosa juga merupakan disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa.
Ikatan yang terjadi yaitu ikatan α-1,4 glikosidik. Sedangkan pati merupakan suatu polisakarida
yang terdiri atas dua macam polisakarida yaitu amilosa dan amilopektin
6. Pada uji Seliwanoff, jika gula tersebut mempunyai gugus keton disebut ketosa. Sebaliknya
jika ia mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Prinsip dari uji ini adalah dehidrasi
fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksimetilfurfural dengan penambahan resorsinol
akan mengalami kondensasi membentuk kompleks berwarna merah oranye.
Fruktosa dan sukrosa merupakan dua jenis gula yang memberikan uji positif. Sukrosa
menghasilkan uji positif karena ia adalah disakarida yang terdiri dari fruktosa dan glukosa.
Hasil menunjukan positif mengandung gula pereduksi dengan adanya endapan merah pada
larutan (Kusbandari 2015).

7. Bentuk dari kristal osazon dapat dilihat menggunakan mikroskop. Disakarida seperti
maltosa dan laktosa menghasilkan kristal osazon yang meyerupai bunga matahari atau bola
benang. Osazon laktosa berbentuk seperti kumpulan jarum. Sukrosa dan pati yang bukan
pereduksi tidak memiliki gugus karbonil yang bebas sehingga tidak membentuk kristal
osazon (Nigam dan Ayyagari 2008).

8. Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerob atau tanpa
oksigen. Secara umum, fermentasi adalah satu bentuk respirasi anaerob, akan tetapi ada
definisi yang lebih baik mengenai fermentasi yaitu respirasi dalam lingkungan anaerob
dengan tanpa akseptor elektron eksternal. Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi.
Pada suasana anaerob, karbohidrat atau gula dapat diubah menjadi etil alkohol (C2H5OH) dan
gas karbon dioksida (CO2).

9. Percobaan memperoleh hasil dimana gas yang paling banyak di hasilkan yaitu pada media
suksrosa, namun nilai hisapan yang palin tinggi di peroleh pada media glukosa dan fuktosa.
Hal ini di sebabkan karena penutupan tabung fermentasi yang kurang rapat pada tabung yang
berisi media sukrosa. Sehingga CO2 yang di serap oleh NaOH hanya sedikit.
10. bahan bakar minyak (BBM) di mana salah satunya adalah pemanfaatan bioetanol. Bioetanol
berasal dari fermentasi Pemanfaatan energi alternatif sedang digalakkan guna mengurangi
ketergantungan terhadap jagung, sagu, pepaya, nira tebu, nenas dan sejenisnya. Bioetanol
dapat digunakan untuk pelarut. Kandungan dalam bioetanol adalah etanol (alkohol) yang
sifatnya mudah menguap.
Nama : Hari, Tanggal :
NIM : Asisten :
Kelompok : PJP :
11. Prinsip uji Iod yaitu polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks
adsorbsi berwarna yang spesifik (Sumardjo 2008). Berdasarkan hasil pengamatan percobaan
uji Iod diatas yang bereaksi positif adalah tepung pati, karena tepung pati membentuk suatu
ikatan kompleks yang berwarna biru tua. Sedangkan tepung gum arab dan tepung agar-agar
bereaksi negatif karena tidak membentuk suatu ikatan kompleks,serta kedua tepung tersebut
tidak berwarna biru.
12. -glukosa
Jumlah monomer penyusun : 1
Gugus fungsi penyusun : aldehid
Jumlah karbon penyusun: 6
-sukrosa
Jumlah monomer penyusun : 2
Gugus fungsi penyusun : aldehid dan keton
Jumlah karbon penyusun: 12
-gliseraldehida
Jumlah monomer penyusun : 1
Gugus fungsi penyusun : aldehid
Jumlah karbon penyusun: 3

Anda mungkin juga menyukai