ABSTRAK
Latar Belakang
Metode
Hasil
Kesimpulan
Kata Kunci
PENDAHULUAN
Berdasarkan data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012
menyebutkan bahwa AKI di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Di
Indonesia, kematian ibu dan kematian neonatal masih menjadi tantangan besar dan perlu
mendapatkan perhatian dalam situasi bencana COVID-19. Untuk kelompok ibu hamil,
terdapat 4,9% ibu hamil terkonfirmasi positif COVID-19 dari 1.483 kasus terkonfirmasi
yang memiliki data kondisi penyerta. Data ini menunjukkan bahwa ibu hamil, bersalin,
nifas dan bayi baru lahir juga merupakan sasaran yang rentan terhadap infeksi COVID-19
dan kondisi ini dikhawatirkan akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah salah satu dampak rendahnya cakupan Antenatal
Care (ANC). Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu salah satunya melalui
program pelayanan antenatal care terpadu. Antenatal care terpadu merupakan pelayanan
antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil. Cakupan
kesehatan ibu hamil. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan dibandingkan jumlah sasaran ibu
hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah
jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar
paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan di tiap trimester dibandingkan
jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator
tersebut memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat
ibu hamil dan 13 kematian ibu nifas ditambah dengan 1 kematian ibu bersalin dengan
angka kematian bayi sebanyak 111 pada tahun 2020. Pada tahun 2021 periode bulan
Januari-Juni ditemukan 2 kematian ibu hamil, 3 kematian ibu nifas dan 36 kematian bayi
(Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2021). Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K1
dan K4 di Jawa Tengah juga tergolong tinggi yaitu sebesar 99,38% untuk K1 dan
94,74% untuk K4 dan untuk Kota Semarang cakupan K1 dan K4 mencapai 100% (Profil
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2019). Berdasarkan data dari laporan Tahun 2020
pelayanan K4 mencapai 75,2%, dari data tersebut angka cakupan K4 belum mencapai
target SPM tahun 2020 yaitu (100%). Padahal di Puskesmas ini angka cakupan K1 dan
K4 sebagai salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan program antenatal. Selain itu
kekurangan sumber daya manusia di bagian poli KIA juga disampaikan oleh kordinator
pelayanan poli KIA Puskesmas Genuk Semarang. (Di PKM Halmahera tdk
dijelaskan)
METODE
dengan Juni 2021 di puskesmas Genuk dan puskesmas Halmahera Semarang, karena
kunjungan ANC serta 2 orang informan yang merupakan Kordinator poli KIA dan kepala
tatausaha. Subjek 40 sampel dipilih secara simple random sampling dari 157 ibu hamil
yang melakukan kunjungan ANC 3 bulan sebelum masa pandemi dan dari 61 ibu hamil
yang melakukan kunjungan ANC pada 3 bulan pertama masa pandemi. Pengamatan di
puskesmas Halmahera dilakukan pada 40 ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC.
Subjek dipilih secara simple random sampling dari 324 ibu hamil yang melakukan
kunjungan ANC sebelum masa pandemi pada bulan Desember 2019 dan dari 202 ibu
hamil yang melakukan kunjungan ANC pada masa pandemic pada bulan Mei 2020.
Analisis data yang digunakan adalah uji fischer exact dan Chi Square
HASIL
Pkm Halmahera
Responden pada presentasi kasus ini adalah 80 orang ibu hamil yang melakukan
ANC di Puskesmas Halmahera Semarang, terdiri dari 40 ibu hamil sebelum dan 40 ibu
hamil selama masa pandemi Covid-19. Data-data responden didapatkan dari SIMPUS
Puskesmas Halmahera Kota Semarang. Identitas ibu hamil tersebut dapat dilihat pada
tabel-tabel berikut:
Tabel 1. Identitas Ibu Hamil yang Melakukan Kunjungan ANC sebelum dan selama
pandemi Covid-19
Sebelum pandemi Selama pandemi
p-value
(n = 40) (n = 40)
Identitas
Persentase Persentase
Frekuensi Frekuensi
(%) (%)
Cara pembayaran 0,600*
- Gratis 5 12,5 10 25,0
- BPJS non PBI 8 20 7 17,5
- BPJS PBI 24 60 21 52,5
- Umum 3 7,5 2 5,0
Status pasien 0,576^
- Pasien lama 31 77,5 33 82,5
- Pasien baru 9 22,5 7 17,5
Umur 0,282*
- < 20 tahun 0 0,0 3 7,5
- 20-35 tahun 37 92,5 35 87,5
- > 35 tahun 3 7,5 2 5,0
Umur kehamilan 1,000^
- Trimester 1 9 22,5 9 22,5
- Trimester 2 11 27,5 11 27,5
- Trimester 3 20 50,0 20 50,0
Keterangan: * = uji fisher exact, ^ = uji chi square
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan identitas ibu hamil
sebelum dan selama pandemi Covid-19 (p>0,05). Status pasien menurut jenis
pembayaran layanan didominasi oleh pasien peserta BPJS PBI (60% sebelum pandemi
dan 52,5% selama masa pandemi Covid-19). Status pasien menurut jenis kunjungan
didominasi oleh pasien lama (77,5% sebelum pandemi dan 82,5% selama masa pandemi
Covid-19). Jumlah pasien baru di masa pandemi Covid-19 berjumlah sebanyak 17,5%
atau turun 5% jika dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19. Umur ibu hamil
baik sebelum maupun selama masa pandemi Covid-19 sebagian besar berada di rentang
20-35 tahun, masing-masing sebesar 92,5% dan 87,5%. Identitas ibu hamil menurut
umur kehamilan menunjukkan proporsi yang serupa antara sebelum dan selama masa
pandemi Covid-19, separuh dari responden hamil di trimester 3 (50%), 22,5% di
Tabel 3 menunjukkan pada periode sebelum atau selama pandemi Covid-19, dari
masing-masing 9 ibu hamil dengan umur kehamilan di trimester 3 semua (100%) telah
melakukan kunjungan ANC yang pertama (K1). Dengan demikian dikatakan bahwa baik
sebelum maupun selama masa pandemi Covid-19, tidak ada perubahan pencapaian
Tabel 3 menunjukkan pada periode sebelum atau selama pandemi Covid-19, dari
(50%) yang telah melakukan kunjungan ANC keempat (K4). Dengan demikian
dikatakan bahwa baik sebelum maupun selama masa pandemi Covid-19, tidak ada
tidak mengalami perubahan antara sebelum dan selama masa pandemi Covid-19. Perubahan
yang tampak pada jenis pelayanan pencatatan tablet tambah darah (tablet Fe) yang
diterimakan ke ibu hamil, pemeriksaan kader Hb dan jumlah pemberian konseling. Ibu hamil
yang menerima tablet Fe di masa pandemi lebih banyak (28 orang) daripada sebelum
pandemi Covid-19 (22 orang). Peningkatan ibu hamil yang menerima tablet Fe ini dapat
menurunkan pelaporan kejadian anemia. Hal ini terlihat dari data pada SIMPUS yang
menunjukkan bahwa sebelum pandemi Covid-19, terdapat 8 dari 21 ibu hamil (38,1%) yang
Covid-19 terdapat 2 dari 14 ibu hamil (14,3%) yang mengalami anemia (Tabel 5).
Pemeriksaan kadar Hb selama masa pandemi Covid-19 berkurang (35%) jika dibandingkan
dengan sebelum pandemi Covid-19 (52,5%). Sementara itu, tingkat pemberian konseling
pada ibu hamil oleh dokter umum atau dokter gigi di Puskesmas Halmahera tampak menurun,
Pkm Genuk
Responden pada studi kasus ini dibedakan antara responden yang melakukan
pemeriksaan ANC sebelum dan saat pandemi Covid-19. Identitas responden tersebut
Tabel 2.1 Identitas Ibu Hamil yang Melakukan Kunjungan ANC sebelum pandemi
Covid-19
Identitas Frekuensi Persentase
Sumber pembiayaan
- Umum 21 52.5%
- BPJS PBI 18 45.0%
- BPJS non PBI 1 2.5%
- Gratis - -
Status kunjungan
- Baru 10 25%
- Lama 30 75%
Umur
- < 20 tahun 1 2.5%
- 20-35 tahun 36 90%
- > 35 tahun 3 7.5%
Umur kehamilan
- Trimester 1 (< 14 minggu) 6 15.0%
- Trimester 2 (14-28 minggu) 19 47.5%
- Trimester 3 (>28-36 minggu) 15 37.5%
Semarang didominasi oleh ibu hamil dengan sumber biaya umum sebanyak 52.5%,
sebagian besar merupakan pasien lama (75%), berada di umur reproduksi berisiko
rendah (20-35 tahun) yaitu sebanyak 90% dan proporsi umur kehamilan 15.0% pada
Semarang pada saat pandemi didominasi oleh ibu hamil peserta BPJS PBI yaitu
sebanyak 57.5%, jumlah pasien baru (45%) dan lama sebanyak (55%), mayoritas ibu
hamil berada di rentang umur reproduksi berisiko rendah (20-35 tahun) yaitu sebanyak
87.5% dan proporsi umur kehamilan trimester 2 memiliki presentase tertinggi (47.5%).
Kesesuaian
Periode layanan ANC Total
Tidak Ya
Sebelum pandemi 3 (7.5%) 37 (92,5%) 40 (100%)
Saat pandemi 5 (12.5%) 35 (87.5%) 40 (100%)
Total 8 (10%) 72 (90%) 80 (100%)
kunjungan ANC menurut umur kehamilan adalah sebesar 92.5% sedangkan saat
pandemi tercatat sebesar 87.5%. Cakupan K1 dan K4 ditahun pertama kejadian Covid-
19 juga memiliki pengaruh yang signifikan, hal itu dapat dilihat dari data laporan yang
Tabel 2.4 Data laporan sasaran ibu hamil yang akan meakukan kunjungan K1 dan K4
serta yang telah melakukan ANC terpadu di Puskesmas Genuk
Periode/2020 Sasaran K1 (Bumil) Sasaran K4 (Bumil) ANC terpadu
Januari 57 49 41
Februari 76 32 63
Maret 84 49 53
April 40 76 8
Mei 43 37 9
Juni 56 53 44
Berdasarkan Tabel 2.4 menunjukan adanya penurunan jumlah ibu hamil yang
melakukan ANC di Puskesmas Genuk pada 3 bulan awal banyak terjadinya kasus
Cvovid-19 di Indonesia. Hal ini terlihat dari data sasaran ibu hamil yang berada
diwilayah kerja Puskesmas Genuk. Sebelum pandemi yang melakukan ANC tidak jauh
penurunan yang signifikan pada jumlah kunjungan ibu hamil untuk melakukan ANC di
2020 masih mencapai target SPM dengan persentase (100%), akan tetapi untuk cakupan
Puskesmas Genuk Kota Semarang berdasarkan data dari rekam medis Puskesmas
Tabel 2.5 Perbandingan jenis pelayanan ANC terpadu sebelum dan saat pandemi Covid-
19
Periode layanan ANC
Jenis pelayanan ANC Sebelum pandemi Saat pandemi
Total
terpadu Tidak Tidak
Dilakukan Dilakukan
dilakukan dilakukan
Anamnesis
- Status kunjungan 40 0 40 0 80
- Riwayat kehamilan 40 0 40 0 80
& persalinan
sebelumnya
- Riwayat penyakit 40 0 40 0 80
yang diderita
- Keluhan 40 0 40 0 80
- Tanda bahaya 40 0 40 0 80
kehamilan
- Status imunisasi TT 40 0 40 0 80
Periode layanan ANC
Jenis pelayanan ANC Sebelum pandemi Saat pandemi
Total
terpadu Tidak Tidak
Dilakukan Dilakukan
dilakukan dilakukan
- Jenis obat yang 40 0 40 0 80
dikonsumsi
Pemeriksaan
- Suhu tubuh 40 0 40 0 80
- Tekanan darah 40 0 40 0 80
- Berat badan 40 0 40 0 80
- LILA 40 0 40 0 80
- TFU 40 0 40 0 80
- Presentasi janin 40 0 40 0 80
- DJJ 40 0 40 0 80
- Kadar Hb 40 0 40 0 80
- Oedem 40 0 40 0 80
Konseling 22 18 28 12 80
PEMBAHASAN
manajemen prosedur pelayanan ANC terpadu kali ini diperoleh hasil bahwa secara umum,
layanan-layanan ANC terpadu di puskesmas tidak mengalami perubahan antara sebelum dan
selama masa pandemi Covid-19, karena Puskesmas Genuk tetap mengedepankan pelaksanaan
pelayanan ANC yang sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Perubahan yang
terjadi dalam hal pelayanan ANC adalah berkenaan dengan penerapan protokol kesehatan
Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir di Era Adaptasi Kebiasaan Baru (Kemenkes RI, 2020).
Pada pengamatan di puskesmas Genuk ini juga tampak terjadi penurunan jumlah pasien
baru sebesar 5% antara sebelum pandemi dengan selama pandemi. Penurunan ini tidak
diketahui apakah karena dampak pandemi Covid-19 atau karena faktor lain seperti
menurunanya jumlah perempuan yang hamil atau bisa karena ibu hamil melakukan ANC ke
Bidan Praktik Mandiri karena adanya batasan untuk berkunjung ke layanan kesehatan jika
tidak ada keluhan yang berarti, akan tetapi dari data laporan informan menunjukan jumlah
kunjungan ibu hamil 3 bulan sebelum dan 3 bulan awal saat pandemi menurun sangat
signifikan dari 157 menjadi 61 kunjugan, sehingga pada tahun 2020 cakupan kujungan K4
mnejadi (75%) dengan SPM (100%). Selain itu angka kesesuaian kunjungan ibu hamil sesuai
usia kehamilan walaupun dinilai cukup baik mencapai angka 87.5,% - 92,5% harus terus
diberikan edukasi agar ketecapaian bisa terus meningkat. Kemudian data pasien yang
melakukan konseling juga menjadi masalah yang harus diperhatikan karena masih ada
bebrapa ibu hamil yang tidak melakukan konseling saat melakukan kunjungan ANC, terlihat
dari data bahwa dari masing-masing 40 sampel yang diambil pada masa 3 bulan sebelum dan
Puskesmas Halmahera yang berlokasi di Kecamatan Semarang Timur ini per tanggal 10 Juni
2021 termasuk dalam zona kuning yaitu jumlah penderita Covid-19 per Rukun Tetangga (RT)
sebanyak 1-2 rumah (Dashboard Microzonasi Semarang Siaga Corona, 2021). Pelayanan antenatal
untuk zona kuning (risiko rendah) seperti: kelas ibu hamil ditunda pelaksanaannya di masa pandemi
Covid-19 atau dilaksanakan melalui media komunikasi secara daring (video call, Youtube, dan
Zoom). Pemasangan stiker P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) dilakukan oleh
ibu hamil atau keluarga dipandu bidan/perawat/dokter melalui media komunikasi. Audit Maternal
Perinatal (AMP) dilakukan secara otopsi verbal dengan cara mendatangi keluarga atau melalui
telepon. Pengkajian dilakukan melalui media komunikasi secara daring (video conference) (Kemenkes
RI, 2020).
Pada case presentation ini tampak terjadi penurunan jumlah pasien baru sebesar 5% antara
sebelum pandemi dengan selama pandemi. Penurunan ini tidak diketahui apakah karena dampak
pandemi Covid-19 atau karena faktor lain seperti menurunnya jumlah perempuan yang hamil atau
bisa karena ibu hamil melakukan ANC ke Bidan Praktik Mandiri karena adanya batasan untuk
berkunjung ke layanan kesehatan jika tidak ada keluhan yang berarti. Meskipun terjadi penurunan
jumlah pasien baru, namun tampak terjadi peningkatan kesadaran ibu hamil untuk melakukan
kunjungan ANC sesuai dengan yang disarankan, keberadaan pandemi Covid-19 tidak menghalangi
pihak Puskesmas perlu meningkatkan kewaspadaan demi menjaga keselamatan para tenaga kesehatan
dan juga pasien (ibu hamil) agar tidak ikut terjangkit Covid-19 yang hingga saat ini masih
berlangsung. Kepatuhan/kesadaran ibu hamil melakukan kunjungan ANC untuk yang pertama kalinya
(K1) sudah mencapai 100% baik sebelum maupun selama masa pandemi Covid-19. Namun cakupan
K4 hanya tercapai sebesar 50% baik sebelum maupun selama masa pandemi Covid-19. Dapat
dikatakan bahwa keberadaan pandemi Covid-19 tidak mempengaruhi ketercapaian cakupan K1 dan
K4.
KESIMPULAN
Pelaksanaan program antenatal terpadu yang ada di Puskesmas Genuk Semarang secara
keseluruhan tidak berbeda antara sebelum dan selama masa pandemi Covid-19. Perbedaan
yang tampak ditunjukkan pada penurunan jumlah pasien baru dari 22,5% menjadi 17,5%,
Kesesuaian kunjungan ANC sesuai umur kehamilan sudah tergolong baik yaitu sebesar
92,5% sebelum pandemi namun terjadi penurunan saat pandemi menjadi 87.5%.
Ketercapaian target manajemen ANC terpadu di Puskesmas Halmahera Semarang secara
keseluruhan tidak berbeda antara sebelum dan selama masa pandemi Covid-19. Perbedaan
yang tampak secara deskriptif ditunjukkan oleh: penurunan jumlah pasien baru dari 22,5%
menjadi 17,5%, peningkatan jumlah pemberian tablet Fe (sebelum pandemi sebanyak 55%,
selama pandemi sebanyak 70%), penurunan jumlah pemeriksaan kadar Hb (sebelum pandemi
dilakukan pada 52,5% responden, selama pandemi dilakukan pada 35% responden),
penurunan kejadian anemia, serta penurunan kesempatan ibu hamil untuk melakukan
konseling dengan dokter (dari 10% menjadi 2,5%). Pelaksanaan layanan antenatal care di
Puskesmas Halmahera Semarang di masa pandemi Covid-19 telah sesuai dengan alur
pelayanan ibu hamil yang telah disesuaikan dengan pelayanan kesehatan ibu di era adaptasi
baru. Proses pemberian layanan ANC di Puskesmas Halmahera Semarang juga sesuai dengan
penerapan protokol kesehatan yang direkomendasikan.