Anda di halaman 1dari 3

Resume Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Modul 2 Kegiatan Belajar 1 Konsep Gerak dan Keterampilan Dasar


A. Pendahuluan
Dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga di sekolah, guru biasanya tidak langsung
memberikan perintah untuk melakukan suatu gerakan. Tetapi guru akan menggunakan metode tertentu
untuk menyampaikan suatu materi pembelajaran dengan berbekal pengetahuan mengenai komponen-
komponen gerak permainan yang akan diajarkan agar lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran anak melakukan berbagai tugas gerak sesuai dengan tingkat pertumbuhan
dan perkembangannya Pendidikan Jasmani memiliki muatan gerak yang diarahkan pada pencapaian tujuan
fisik dan perkembangan motoric
Menurut Schmidt (1982), belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian dengan latihan
atau pengalaman yang mengantarkan kea rah perubahan permanen dalam perilaku terampil.
Konsep belajar gerak dasar merupakan dasar bagi pelaksanaan proses pembelajaran dan pelatihan
gerak atau keterampilan gerak. Terdapat beberapa hal/kesimpulan dalam proses pembelajaran, seperti
contoh berikut :
1. Untuk menguasai sesuatu kita perlu mencapainya melalui proses belajar.
2. Belajar merupakan proses yang memerlukan waktu dan hasilnya akan sebanding dengan usaha yang
dilakukan.
Belajar sebagai proses; dalam psikologi kognitif dijelaskan sebuah proses adalah seperangkat kejadian
atau peristiwa yang berlangsung bersama, menghasilkan beberapa perilaku tertentu. Sama halnya dengan
belajar keterampilan motorik, di dalam terlibat suatu proses yang akan menyumbang pada perubahan
perilaku motorik sebagai hasil dari berlatih.
Belajar gerak adalah hasil langsung dari latihan; perilaku motoric berupa keterampilan dipahami
sebagai hasil dari Latihan dan pengalaman. Hal ini dipertegas dengan adanya perubahan yang terjadi
seperti faktor pengalaman dan pertumbuhan.
Belajar gerak tidak teramati secara langsung; proses yang terjadi di balik perubahan keterampilan
mungkin sekali amat kompleks dalam sistem persyaratan, seperti bagaimana informasi sensoris diproses,
diorganisasi, dan kemudian diolah secara langsung dan itu hanya dapat ditafsirkan eksistensinya dari
perubahan yang terjadi dalam keterampilan atau perilaku motorik.
Belajar gerak menghasilkan kapasitas untuk bereaksi (kebiasaan); pembahasan belajar motorik juga
dapat ditinjau dari munculnya kapabilitas untuk melakukan suatu tugas dengan keterampilan.
Keterampilan tersebut dapat dipahami sebagai suatu perubahan dalam sistem pusat syaraf.
Belajar gerak relatif permanen; ciri lain dari belajar motorik adalah relatif permanen. Hasil belajar itu
relatif bertahan hingga waktu relatif lama. Manakala seseorang belajar dan berlatih, maka ia tidak pernah
sama dengan keadaan sebelumnya.
Belajar gerak bisa menimbulkan efek negatif; kemajuan atau penyempurnaan tidak terlepas dari
persepsi pengamat. Perubahan perilaku seseorang bisa jadi dianggap sebagai peningkatan bagi seorang
pengamat dan sebagai suatu kemunduran bagi yang lain. Kesan buruk masa lampau, kegagalan dalam
suatu kegiatan atau ketidakberhasilan melakukan suatu jenis keterampilan dengan sempurna justru bukan
berakibat negatif, tetapi mendorong ke arah perubahan yang positif.
Ketika seseorang mempelajari keterampilan gerak, perubahan nyata yang terjadi adalah meningkatnya
mutu keterampilan tersebut yang dapat diukur dengan beberapa cara salah satunya dengan melihat skor
yang di peroleh.
Berdasarkan beberapa penjelasan dan contoh tersebut, maka belajar gerak dapat didefinisikan
sebagai berikut: Belajar gerak adalah serangkaian proses yang berkaitan dengan latihan atau pembekalan
pengalaman yang akan menyebabkan perubahan dalam kemampuan individu untuk bisa menampilkan
gerak yang terampil. Berdasarkan definisi tersebut, terdapat aspek penting yang harus dikemukakan
sebagai berikut.
1. Belajar Dipengaruhi Latihan atau Pengalaman
Dapat dikatakan bahwa perubahan yang terjadi harus melibatkan adanya latihan atau
pemberian pengalaman tertentu. Jadi, membiarkan anak berkembang keterampilannya tanpa
memberinya pengalaman yang berguna, sama halnya dengan tidak memberi kesempatan pada anak
untuk belajar.
2. Belajar Tidak Langsung Dapat Diamati
Ketika latuhan berlangsung, terjadi banyak perubahan dalam sistem saraf pusat. Perubahan
tersebut terjadi karena penganyaman berbagai kemampuan dan pengalaman gerak dalam sistem
memori otak. Proses inilah yang biasanya memantapkan perubahan yang terjadi menjadi relatif
menetap. Proses demikian umumnya tidak bisa langsung dapat diamati.yang bisa dilakukan adalah
melihat perubahan yang terjadi melalui penampilan geraknya. Latihan menyebabkan adanya prubahan
“papan panel”di dalam otak berbentuk perbaikan program gerak sehingga lebih baik. Bukti adanya
perubahan tersebut yang harus diketahui oleh guru atau pelatih bahwa belajar telah terjadi.
Konsekuensinya yaitu guru atau pelatih perlu mengetahui adanya perubahan dengan mengenali
kemampuan belajar pada titik awal dan pencapaian belajar. Dengan demikian dapat diukur
perubahannya.
3. Perubahan yang Terjadi Relatif Tetap
Faktor penting yang perlu diyakini adalah latihan akan mempengaruhi penampilan secara
menetap. Perubahan kemampuan akan menjadi ciri dari orang yang telah belajar dan akan berguna
ketika suatu waktu dibutuhkan.
Untuk menguasai suatu keterampilan gerak, seseorang harus melalui beberapa harapan sebagai
berikut.
1. Cognitive stage merupakan tahap di mana anak didik sedang mendapat informasi tentang bentuk
keterampilan gerak yang harus dilakukan
2. Associative stage merupakan tahap di mana seseorang sedang merealisasikan pola gerak yang telah
terbentuk dalam sistem memorinya.
3. Autonomous stage merupakan tahap akhir dari rangkaian proses belajar gerak. Gerakan otomatis
merupakan hasil dari latihan yang dilakukan dengan efektif. Gerakan otomatisasi dalam
mekanismenya tidak lagi dikoordinasikan oleh sistem syaraf pusat melainkan pada alur singkat pada
sitem syaraf otonom.
Komponen kemampuan dasar permainan merupakan bagian dari seluruh komponen kemampuan
jasmani yang merupakan pola dasar gerak. Gallahue (1978) mengemukakan bahwa ada tiga pola dasar
gerak yang terjadi pada manusia, yaitu stabilitas atau nonlokomotor, lokomotor, dan manipulatif.

B. Komponen gerak
Komponen gerak yang merupakan kemampuan dasar adalah komponen seluruh permainan baik dalam
permainan kecil maupun permainan resmi dan permainan yang dimodifikasi. Keterampilan gerak menurut
Lutan (2001) yaitu gerak lokomotor, manipulatif, dan nonlocomotor.
- Stabilitas atau nonlokomotor adalah kemampuan untuk mempertahankan suatu keadaan dalam
keadaan statis atau seimbang walaupun dalam posisi tidak sesuai. Kestabilan merupakan dasar gerak
yang paling mendasar untuk melakukan gerakan dan aktivitas fisik.
- Lokomotor, yaitu gerakan yang ditandai dengan adanya perubahan posisi tubuh dari suatu titik ke titik
yang lain atau gerakan berpindah dari posisi tertentu ke arah tertentu
Lokomotor dapat dibedakan dalam empat bagian yaitu :
1. Lokomotor pada kedua kaki, misalnya berjalan, berlari, melompat, dan lain-lain.
2. Lokomotor dalam posisi bertumpu, misalnya gerakan meniru binatang, seperti gajah, anjing,
buaya dan lain-lain.
3. Lokomotor dalam posisi menggantung, misalnya naik tambang, menggangtung pada palang,
berjalan pada palang dengan kedua tangan,dan sebagainya.
4. Lokomotor dengan menggunakan pola gerak dominan yang lain, misalnya mengguling ke depan,
mengguling ke belakang, kodok melompat, dan lain-lain.
- Gerak manipulatif merupakan gerakan yang berkaitan dengan pemberian tenaga pada objek dan
menarik tenaga dalam suatu objek dengan mempergunakan tangan atau kaki. Gerak manipulatif
selalu dikontrol melalui stabilitas lokomotor. Berikut beberapa bentuk permainan bola kecil yang
termasuk gerak manipulatif, seperti melempar bola, menangkap dan memukul.
Tipe gerak dalam teori keterampilan gerak dapat diuraikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Gallahue dan kawan-kawan juga mengemukakan tiga pola dasar gerak, yaitu :

1. Stability/keseimbangan 2. Locomotion (Lokomotor) 3. Manipulation/ melakukan


(nonlokomotor) gerak dengan alat
- Walking = berjalan
- Bending = menekuk
- Running = berlari - Throwing = melempar
- Strecthing = meregang
- Jumping = melompat - Catching = menangkap
- Twisting = memilin
- Hopping = melompat
- Turning = memutar - Kicking = menendang
dengan satu kaki
- Swinging = mengayun - Trapping = menjerat
- Skipping = melompat
- Standing = berdiri (perangkap)
dengan dua kaki
- Inverted support = - Sleeding = meluncur - Vollying = memvoli
tumpuan terbalik - Leaping = melompat - Bouncing = memantulkan
- Rolling = mengguling dengan cara menyamping - Rolling = menggelindingkan
- Landing = mendarat - Climbing = memanjat
- Stopping = berhenti
- Dodging = menghindar

Ketiga pola dasar gerak tersebut,telah mencakup seluruh komponen gerak dasar yang ada dalam
cabang olahraga atletik, pola dasar gerak gimnastik, pola dasar gerak aquatic, dan pola dasar gerak

permainan. Dari ketiga pola gerak tersebut, apabila melakukan gerakan akan selalu saling berhubungan

satu sama lainnya

Anda mungkin juga menyukai