Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

FARMASI KLINIK

GANGGUAN PADA KEHAMILAN

OLEH :

NAMA : ADITH SEPTIAR


NIM : O1A117080
KELAS :B
DOSEN : Apt. SUNANDAR IHSAN S.Farm., M.Sc.

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
A. PENDAHULUAN

Proses kehamilan pada sebagian besar manusia berlangsung sekitar 40 minggu (280 hari) dan tidak
lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan yang berlangsung antara 20 – 38 minggu disebut kehamilan
reterm, sedangkan bila lebih dari 42 minggu disebut kehamilan postterm. Menurut usianya, kehamilan ini
dibagi menjadi 3  yaitu kehamilan trimester pertama 0 – 14 minggu, kehamilan trimester kedua 14 – 28
minggu dan kehamilan trimester ketiga 28 – 42 minggu. 

Selama masa itu gangguan-gangguan pada kehamilan yang umum terjadi adalah :

a) Mual dan muntah


b) Liur melimpah
c) Lemah dan pusing
d) Varises, kejang kaki
e) Gangguan buang air besar
f) Gangguan pada kehamilan
g) Tekanan pada dada
h) Sariawan
i) Wasir atau ambeien, keputihan

Penggunaan obat pada saat perkembangan janin dapat mempengaruhi struktur janin pada saat
terpapar. Thalidomid adalah contoh obat yang besar pengaruhnya pada perkembangan anggota badan
(tangan, kaki) segera sesudah terjadi pemaparan. Pemaparan ini akan berefek pada saat waktu kritis
pertumbuhan anggota badan yaitu selama minggu ke empat sampai minggu ke tujuh kehamilan. Mekanisme
berbagai obat yang menghasilkan efek teratogenik belum diketahui dan mungkin disebabkan oleh multi
faktor. Diantaranya :

1. Obat dapat bekerja langsung pada jaringan ibu dan juga secara tidak langsung mempengaruhi
jaringan janin.
2. Obat mungkin juga menganggu aliran oksigen atau nutrisi lewat plasenta sehingga
mempengaruhi jaringan janin.
3. Obat juga dapat bekerja langsung pada proses perkembangan jaringan janin, misalnya vitamin
A (retinol) yang memperlihatkan perubahan pada jaringan normal. Dervat vitamin A
(isotretinoin, etretinat) adalah teratogenik yang potensial.
4. Kekurangan substansi yang esensial diperlukan juga akan berperan pada abnormalitas. Misalnya
pemberian asam folat selama kehamilan dapat menurunkan insiden kerusakan pada selubung
saraf, yang menyebabkan timbulnya spina bifida. Paparan berulang zat teratogenik dapat
menimbulkan efek kumulatif. Misalnya konsumsi alkohol yang tinggi dan kronik pada
kehamilan, terutama pada kehamilan trimester pertama dan kedua akan menimbulkan fetal
alcohol syndrome yang berpengaruh pada sistem saraf pusat, pertumbuhan dan perkembangan
muka

Prinsip Penggunaan Obat yang Digunakan pada Masa Kehamilan


1. Pertimbangkan perawatan pada masa kehamilan
2. Obat hanya diresepkan pada wanita hamil bila manfaat yang diperolah ibu diharapkan lebih
besar dibandingkan risiko pada janin
3. Sedapat mungkin segala jenis obat dihindari pemakaiannya selama trimester pertama kehamilan
4. Pilihlah obat yang biasa digunakan dan aman digunakan, jangan mencoba-coba obat baru yang
tidak anda ketahui.
5. Gunakan pada dosis efektif terkecil dalam jangka waktu sesingkat mungkin
6. Hindari polifarmasi, pakailah sesedikit mungkin kombinasinya. Bialamana perlu gunakan obat
tunggal.
7. Pertimbangkan perlunya penyesuaian dosis dan pemantauan pengobatan pada beberapa obat
(misalnya fenitoin, litium)

B. KASUS IBU HAMIL


Suci 29 tahun G1,P1 hamil 8 minggu. Riwayat penyakt hipotiroid yang saat ini diobati dengan
levotiroksin 88 mcg p.o. bagaimana potensi teratogenitas atau birth defects?
Pada minggu 10 mengeluh mual dan muntah 2-3x/minggu. Dia masih mampu makan 2x / hari. BB
saat ini 72 kg, muntah setiap mencium bau ikan, saus sambal, dan kacang-kacangan. Dia mencoba
menghindari makanan tersebut dan mencoba crackers, namun mual muntah masi terjadi. Bagaimana
penanganan mual muntah.
Suci kembali ke klinik pada minggu ke-12 kehamilan, BB turun 4 kg tiga minggu terkahir dan susah
minum (juga minum obat) selama 2 minggu terakhir merasa dehidrasi dan pusing. Suci direkomendasikan
ke RS. Bagaimana tata laksana terapi untuk kontrol mual muntah.
Umur kehamilan 30 minggu (mual muntah teratasi), merasa dada terasa panas terbakar / heart burn
yang semakin memburuk ketika berbaring. Apa penyebabnya, dan bagaimana pengatasannya?
Pada umur kehamilan 31 minggu, pemeriksaan urine positif mengandung leukosit esterase dan nitrat
dan hasil urinalisis menunjukan 105 colony forming units / CFU E.Coly. ia tidak mengelu dengan frekuensi
dan urgensi ketika BAK dan tidak demam (suhu 37,1 o C). Mengaku tidak ada alergi obat. Apa faktor resiko
ISK dan bagaimana tata laksana terapi ?
Jawab :
Penyelesaian Kasus Ibu Hamil
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. Suci
Umur : 29 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
BB : 72 kg

B. Riwayat Pasien
1. Riwayat Sosial :-
2. Riwayat Keluarga :-
3. Riwayat Penyakit : Hipotiroid
4. Riwayat Terapi : Diobati dengan levotiroksin 88 mcg p.o

C. Potensi teratogenitas atau birth defects


Potensi teratogenitas obat levotiroksin pada janin selama kehamilan tidak menunjukkan adanya
keberadaan peningkatan resiko untuk terjadinya kelainan janin selama kehamilan. Hal ini dikarenakan
obat levotiroksin merupakan obat kategori kehamilan A.

D. Penanganan mual muntah


Diberikan suplemen vitamin B6 / pyridoxine

E. Tatalaksana Terapi
1. Non farmakologi
- makan dalam porsi kecil namun sering
- menghidari makanan yang berlemak dan bersantan

2. Farmakologi
Diberikan Dexamethasone injeksi dengan dosis 5 mg/hari. Hal ini dikarenakan ibu hamil telah
mengalami hiperemesis gravidarum yang ditandai dengan mual muntah yang parah, dehidrasi dan
penurunan berat badan > 5% dari berat badan prahamil.

F. Penyebab dan Pengatasan


1. Penyebab dada terasa panas terbakar / heart burn yang semakin memburuk ketika berbaring yakni
karena pasien suci mengalami mual muntah yang parah dan sering serta nafsu makan berkurang
yagn dapat menyebabkan kenaikan asam lambung sehingga pasien mengalami heart burn/ dada
terasa panas terbakar.
2. Pengatasannya
a. Non farmakologi
 Modifikasi gaya hidup dan pola makan
 Menghindari alkohol, tembakau dan kafein
 Menghindari makanan 3 jam sebelum tidur
 Makan dalam porsi kecil namun sering

b. Farmakologi
Dapat digunakan dengan obat golongan antagonis reseptor H2 yakni cimetidin injeksi dengan
dosis 300 mg setiap 6 jam

G. Faktor resiko ISK dan Tata laksana terapi


1. Faktor resiko ISK
a. Jenis kelamin. Dimana secara anatomi uretra perempuan memiliki panjang sekitar 4 cm dan
terleak di dekat anus. Hal ini menjadikanya rentan untuk terkena kolonisasi bakter basil gram
negatif. Karenanya, perempuan lebih rentan terkena ISK.
b. Kehamilan. iSK sering kali menyerang perempuan ami dengan prevalensi rerata sekitar 10 %.
Hal ini dikaitkan adanya perubahan fisiologis perempuan yang sedang hamil seperti pengaruh
hormon progesteron dan obstruksioleh uterus yang menyebabkan dilatasi sistem pelviokalises
dan ureter.
c. Adanya infeksi bakteri E.Coly pada saluran kemih. Hal ini dilihat setelah dilakukan
pemeriksaan lab yakni pemeriksaan urine positif mengandung leukosit esterase dan nitrat dan
hasil urinalisis menunjukan 105 colony forming units / CFU E.Coly
2. Tata laksana terapi
a. Non Farmakologi
1) Pola hidup
2) Minum air putih yang banyak
3) Buang air kecil secara tuntas
4) Hindari memakai celana yang terlalu ketat yang akan membuat panas dan
basah/berkeringat, membuat area tersebut mudah untuk ditumbuhi bakteri
5) Menjaga kebersihan lingkungan

b. Farmakologi
Diberikan obat antibiotik gol. sefalosporin dikarenakan peny. ISK pada pasien disebabkan
karena adanya infeksi bakteri E.Coly. Gol. .

Anda mungkin juga menyukai