Anda di halaman 1dari 3

kekuasaan 

adalah suatu hubungan di mana seseorang atau kelompok orang dapat


menentukan tindakan seseorang atau kelompok lain agar sesuai tujuan dari pihak
pertama.
Kekaisaran Romawi Suci / Heiliges Römisches Reich adalah kumpulan
berbagai satuan politik di Eropa Tengah yang pernah ada dari tahun 962,ada yang
menyebut sejak 843)sampai 1806. Wilayah awalnya adalah daerah Kerajaan Franka
Timur, pecahan dari Kerajaan Franka setelah pembagian menurut Perjanjian
Verdun 843, dan Kerajaan Lombardia di wilayah Italia sekarang.
Romawi Suci menyebut dirinya kekaisaran atau imperium dan pemimpinnya disebut
kaisar.Kaisar tidak memiliki kekuasaan absolut atas anggota-anggotanya, sehingga
berbeda dari model Kekaisaran Romawi atau Kerajaan Prancis yang kekuasaannya
lebih absolut.
Imperium ini berlangsung delapan abad lebih, sebelum membubarkan diri pada
tanggal 6 Agustus 1806 akibat Perang Napoleon. Oleh Adolf Hitler, Kekaisaran
Romawi Suci dibangga-banggakan sebagai Das Erste Reich / Imperium Pertama bagi
bangsa Jerman.
Wilayahnya luas sehingga banyak mewarnai sejarah Eropa pada Abad Pertengahan.
Selain itu, banyak dongeng klasik dari Eropa yang memiliki latar belakang imperium
ini.
Setelah Perjanjian Verdun (843), Ludwig si Jerman cucu laki-laki Karel Agung dari
anaknya Ludwig yang Saleh, memperoleh bagian Kerajaan Franka Timur yang
meliputi wilayah puak-puak Germanik timur
seperti Saksonia, Frankonia, Alemania, Bavaria, serta Karinthia. Secara kasar
wilayahnya adalah bagian timur Sungai Rhein. Perluasan wilayah terjadi pada masa
pemerintahan Heinrich I (919-936) dan anaknya Otto I Agung (936-973). Setelah Otto
I menguasai Kerajaan Langobardia di Italia, ia merasa berhak menyandang gelar
Kaisar/ Imperator seperti pada masa Kekaisaran Romawi dulu dan dinobatkan
oleh Paus pada 962.
Selanjutnya, wilayah-wilayah di barat Rhein masuk ke dalam wilayah kekaisaran,
mencakup wilayah yang sekarang menjadi bagian timur Prancis, Belgia, Belanda, dan
Luxemburg / Benelux, Swiss, sebagian besar Austria (kecuali Burgenland), dan
sebelah utara Italia. Batas timur semula adalah Sungai Elba, namun kemudian meluas
ke wilayah bangsa Slavia, seperti Avar, Salzburg, dan Bohemia (sekarang Republik
Ceko). Perluasan ini terjadi melalui berbagai cara, seperti penaklukan, kristenisasi,
serta pembukaan pemukiman oleh petani yang mencari lahan baru. Sejak abad ke-12
pergerakan ke timur berlanjut ke wilayah Polandia sekarang, hingga ke Prusia di
pantai Baltik. Pada abad ke-13 daerah Silesia mulai dihuni, terus ke timur hingga
wilayah Siebenburger di Rumania sekarang.
Pada abad ke-18, daerah negara anggota-anggotanya menjangkau wilayah negara-
negara modern Jerman, Republik Ceko, Austria, Liechtenstein, Slovenia, Belgia dan
Luxemburg, juga sebagian besar Polandia dan sebagian kecil Belanda. Sebelumnya
malah juga menjangkau seluruh Belanda dan Swiss, dan sebagian dari Prancis dan
Italia.
Bersamaan dengan perluasan ke timur, batas wilayah barat perlahan-lahan terdesak ke
timur karena dicaplok oleh negara-negara tetangganya. Sejak abad ke-14 secara
sistematis Kerajaan Prancis menjalankan politik "penyatuan kembali" (reunion)
wilayah-wilayah di barat Rhein. Swiss memisahkan diri dari Kekaisaran sejak 1648,
lewat Perdamaian Westphalia. Belanda memisahkan diri pada tahun yang sama
melalui perjanjian yang sama. Wilayah Luxemburg (1794) dan Belgia (Flandria dan
Wallonia) (1797) dicaplok Prancis, di bawah pemerintahan Revolusioner.
Kekaisaran Romawi Suci adalah sebuah institusi yang unik dalam sejarah dunia dan
oleh karena itu sulit untuk dipahami. Untuk dapat memahaminya, kita mungkin perlu
mengetahui bahwa Kekaisaran Romawi Suci bukan merupakan suatu nation-
state seperti dalam pengertian modern. Meskipun etnis penguasanya (hampir selalu)
adalah etnis Jerman, namun sejak awal banyak etnis yang membentuk Kekaisaran
Romawi Suci. Banyak dari keluarga bangsawan penting dan pejabat tertunjuk datang
dari luar komunitas penutur bahasa Jerman. Pada masa kejayaannya, kekaisaran ini
mencakup hampir seluruh wilayah
dari Jerman, Austria, Swiss, Liechtenstein, Belgia, Belanda, Luxemburg, Republik
Ceko, Slovenia, dan juga timur Prancis, utara Italia dan barat Polandia sekarang ini.
Oleh karena itu, bahasanya tidak hanya terdiri dari bahasa Jerman dan
banyak dialek dan turunannya saja, tetapi juga banyak bahasa Slavia, dan bahasa yang
menjadi bahasa Prancis dan Italia modern. Lebih jauh lagi, pembagiannya menjadi
wilayah-wilayah yang diatur oleh para pangeran sipil dan gerejawi, prelate, count,
ksatria kerajaan, dan kota bebas membuatnya lebih erat dari negara modern yang
bermunculan di sekitarnya.
Pada masanya, kekaisaran ini lebih dari sebuah konfederasi. Konsep Reich tidak
hanya mencakup pemerintah dari wilayah tertentu, tetapi juga memiliki konotasi
keagamaan Kristen yang kuat (suci sebagai namanya). Sampai 1508, raja-raja Jerman
tidak dianggap sebagai kaisar dari Reich sebelum Paus, wakil Kristus di bumi,
memahkotainya secara resmi sebagai kaisar. Reich, oleh karena itu dapat dijelaskan
sebagai sebuah persilangan antara negara dan konfederasi keagamaan.
Seorang kaisar haruslah seorang berumur minimal 18 tahun dengan watak yang baik.
Keempat kakek-neneknya diharapkan memiliki darah bangsawan. Tak ada hukum
yang mewajibkan dia harus seorang Katolik, meskipun hukum kekaisaran
menganggap demikian. Dia tidak mesti harus seorang Jerman (sebagai
contoh Alfonso X dari Kastilia dan Richard dari Cornwall). Memasuki abad ke-17
para kandidat umumnya memiliki wilayah kekuasaan di dalam Reich.
Sulit untuk menjelaskan bentuk kekaisaran ini karena ia tidak menyerupai bentuk-
bentuk negara yang kita kenal saat ini. Sejarawan Samuel Pufendorf dalam
penjelasannya De statu imperii Germanici, diterbitkan dengan nama alias Severinus
de Monzambano pada tahun 1667, menulis dalam bahasa Latin: "Nihil ergo aliud
restat, quam ut dicamus Germaniam esse irregulare aliquod corpus et monstro
simile ..." ("Jadi kita kemudian hanya dapat menyebut Jerman sebagai suatu
himpunan yang tidak tunduk pada satu aturan dan menyerupai monster"). Voltaire,
seorang filsuf Prancis abad ke-18, di kemudian hari juga mengatakan bahwa entitas
ini "bukan kekaisaran, tidak suci dan juga tidak Romawi". Meskipun dikritik oleh
banyak negarawan, politisi dan filsuf, struktur Uni Eropa pada zaman sekarang ini
menyerupai struktur Kekaisaran Romawi Suci.
kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi yang harus dimiliki oleh negara.Memiliki
kekuasaan tertinggi berarti negara harus dapat menentukan kehendaknya sendiri serta
mampu melaksanakannya. Kehendak Negara tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk
hukum. Kemampuan untuk melaksanakan sistem hukum dapat dilakukan dengan
berbagai cara termasuk dengan cara paksaan. Oleh sebab itu, dalam kedaulatan
terkandung makna kekuatan.Perkembangan selanjutnya terjadi ketika para ahli ilmu
politik memandang makna kedaulatan dari dua sudut. Pertama, dari sudut intern
kedaulatan dipandang sebagai kekuasaan tertinggi dalam suatu kesatuan politik.Sudut
pandang pertama dipopulerkan oleh jean bodin. Kedua, dari sudut ekstern kedaulatan
berkaitan dengan aspek mengenai hubungan antar negara. Sudut pandang kedua
dipopulerkan oleh Grotius. Makna kedaulatan dalam konteks hubungan antar negara
menjadi semakin penting setelah ditandatangani Konferensi Montevideo tahun 1933.
Menurut konferensi ini, sebagai subjek hukum internasional negara harus memiliki
kualifikasi berikut:
1.) Penduduk yang tetap
2.) wilayah tertentu
3.) pemerintah
4.) kemampuan mengadakan hubungan dengan negara-negara lain.

Anda mungkin juga menyukai