Format Laporan Pendahuluan (LP) Asuhan Keperawatan
Format Laporan Pendahuluan (LP) Asuhan Keperawatan
B. Patofisiologi Nyeri
Secara umum, nyeri diakibatkan oleh adanya kerusakan jaringan baik aktual
maupun potensial (IASP, 2012). Beberapa teori yang menjelaskan tentang mekanisme
dan patofisiologi nyeri adalah konsep anatomis fisiologis nyeri dan teori gate control.
Berdasarkan teori anatomis fisiologis nyeri, nyeri distumulus oleh suatu rangsang
misalnya iskemia jaringan atau spasme otot. Stimulus ini ditangkap oleh reseptor
nyeri yang disebut nociceptor yang terletak di hampir semua bagian tubuh. Pada
beberapa kasus, stimulus nyeri muncul dari kerusakan jaringan yang nyata yang
menyebabkan pengeluaran zat-zat kimia yang disebut neuroreseptor seperti histamin,
bradikinin, serotonin, norepinefin dan beberapa zat asam seperti leukotrien,
prostaglandin dan substansi P yang dapat mengaktifkan reseptor nyeri. Stimulus nyeri
ini kemudian diteruskan ke syaraf tulang belakang dan diteruskan ke otak untuk
dipersepsikan sebagai nyeri. Di otak, bagian yang memproses stimulus nyeri adalah
talamus yang berfungsi untuk menyampaikan rangsangan nyeri yang dikirim oleh
spinothalamic. Proses ini dilanjutkan di bagian tengah otak yang meningkatkan
kewaspadaan terhadap stimulus. Terakhir, stimulus nyeri ditangkap di bagian korteks
untuk dipersepsikan sebagai nyeri dan pemahaman terkait lokasi nyeri (Smeltzer &
Bare, 2010).
Teori gate control merupakan teori yang digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara nyeri dan emosi, dimana nyeri tidak hanya respon fisiologis tetapi
juga dipenyaruhi oleh faktor psikologis seperti perilaku dan emosi. Berdasarkan teori
ini, stimulus nyeri dialirkan melalui serabut syaraf tulang belakang (syaraf A delta
dan serabut C). Stimulus nyeri ini berjalan menuju ujung dorsal syaraf tulang
belakang yang disebut substansi gelatinosa. Sel-sel (sel T) yang terdapat di substansi
gelatinosa dapat menghambat atau memfasilitasi proses transmisi stimulus nyeri ini
ke otak. Saat aktivitas sel T ini terhambat, maka gerbang akan tertutup dan stimulus
nyeri dapat ditransmisikan ke otak, sebaliknya jika gerbang ini terbuka, maka
stimulus nyeri dapat dihambat dan tidak sampai ke otak. Mekanisme iin juga terjadi
di talamus dan konteks serebri yang mengatur tentang persepsi dan emosi termasuk
kepercayaan dan keyakinan. Saat nyeri muncul, persepsi dan emosi seseorang dapat
memodifikasi fenomena nyeri yang muncul sehingga nyeri yang dirasakan akan
sesuai dengan yang dipersepsikan. Teori ini sangat membantu perawat untuk
memahami nyeri secara komprehensi yang memungkinkan perawat melakukan
tindakan non farmakologis untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri (Ignatavicius
& Workman, 2010).
C. Klasifikasi Nyeri
Nyeri dibedakan menjadi beberapa macam yaitu:
1) Nyeri fisiologis/ nociceptive
Nyeri nociceptive merupakan nyeri yang terjadi karena aktivasi
nociceptor, yang disebabkan impuls yang ringan dan cepat serta dapat
sembuh tanpa pengobatan (Ignatavicius & Workman, 2010). Nyeri ini dibagi
menjadi 2 yaitu nyeri somatik dan nyeri visceral. Nyeri somatik sendiri
dibagi menjadi 2, yaitu nyeri somatic supervisial jika nyeri terjadi di
permukaan tubuh seperti di kulit dan jaringan subkutan. Nyeri somatic
selanjutnya adalah nyeri somatic dalam yaitu juka nyeri terjadi di tulang,
pembuluh darah otot, dan jaringan ikat. Karaktereistik nyeri somatik adalah
tajam, panas, kram, dan gatal. Sementara itu, nyeeri visceral adalah nyeri
yang tejadi di organ yang memiliki rongga, misalnya di saluran pernafasan,
saluran pencernaan, distensi atau spasme kandung kemih, nyeri dada, distensi
usus. Karakteristik nyerinya yaitu sulit dilokalisir, menyebar ke area lain,
melilit, kram, dan tajam.
2) Nyeri neuropatik
Nyeri ini muncul akibat kerusakan serabut syaraf, syaraf tulang
belakang, dan system syaraf pusat (Ignatavicius & Workman, 2010). Nyeri
dapat terjadi pada pasien setelah operasi mastektomi ataupun yang
mengalami kompresi syaraf. Karakteristik nyerinya susah dilokalisir, seperti
terbakar, tajam, dan kebas.
3) Nyeri inflamasi
Nyeri yang disebabkan adanya kerusakan jaringan baik jaringan kulit,
otot, atau yang lain (Ignatavicius & Workman, 2010). Contoh dari nyeri ini
adalah nyeri pada penderita rematik.
4) Nyeri psikogenik
Nyeri yang disebabkan keabnormalan fungsi saraf namun tanpa
kerusakan saraf (Ignatavicius & Workman, 2010). Contoh nyeri ini adalah
fibromiyalgia, nyeri lambung.
G. Diagnosis Keperawatan
Nyeri akut
Definisi :
Perasaan dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan yang timbul dari
kerusakan jaringan yang aktual dan potensial. atau gambaran adanya kerusakan. Hal
ini dapat timbul secara tiba-tiba atau lambat, intensitasnya dari ringan atau berat.
Dengan prediksi waktu kesembuhan kira-kira kurang dari 6 bulan.
Batasan karakteristik :
1) Laporan verbal dan nonverbal
2) Laporan pengamatan
3) Posisi pasien berhati-hati untuk menghindari nyeri
4) Gerakan melindungi diri
5) Tingkah laku berhati-hati
6) Muka topeng
7) Gangguan tidur (mata sayu, tampak lelah, pergerakan yang sulit atau kacau,
menyeringai)
8) Fokus pada diri sendiri
9) Fokus menyempit (penurunan persepsi tentang waktu, kerusakan proses fikir,
penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)
10) Aktivitas distraksi (jalan-jalan, menemui orang lain dan atau aktivitas,
aktivitas yang berulang-ulang)
11) Respon otonomi (diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas,
nadi dan dilatasi pupil).
12) Perubahan respon otonomi pada tonus otot (tampak dari lemah ke kaku)
13) Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas
panjang, berkeluh kesah)
14) Perubahan nafsu makan minum
H. Intervensi keperawatan
a. Intervensi mandiri
b. Intervensi kolaborasi
I. Evaluasi
J. Daftar Pustaka
Cleeland, C. S. (2009). BPI user guide. Diakses pada 10 April 2013 dari
http://www.mdanderson.org/education-and-research/departments-programs-
and-labs/departments-and-divisions/symptom-research/symptom-assessment-
tools/BPI_UserGuide.pdf
IASP. (2009). IASP taxonomy. Diakses pada 10 April 2013 dari http://www.iasp-
pain.org/Content/NavigationMenu/GeneralResourceLinks/PainDefinitions/de
fault.htm
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2009). Fundamentals of Nursing (7th ed.). St. Louis,
;Mosby Elsevier.
Smeltzer, S. C., Bare, B. G. (2010). Buku ajar keperawatan medikal bedah, volume 2.
Kuncara et al (penerjemah). Jakarta: EGC.