A. Pengertian Hipertermi
Hipertermi adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh melebihi titik
tetap (set point) lebih dari 370C, yang biasanya diakibatkan oleh kondisi
tubuh atau eksternal yang menciptakan lebih banyak panas daripada
yang dapat dikeluarkan tubuh. Sebagian besar hipertermi berhubungan
dengan infeksi yang dapat berupa infeksi lokal atau sistemik, oleh karena
itu hipertermi harus ditangani dengan benar karena terdapat beberapa
dampak negatif yang ditimbulkan. Dampak yang ditimbulkan hipertermi,
dapat berupa penguapan cairan tubuh yang berlebihan sehingga terjadi
kekurangan cairan dan kejang (Maling, 2013).
Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal
yang tidak teratur dan disebabkan ketidakseimbangan antara produksi
dan pembatasan panas. Hipertermi dapat disebabkan karena sengatan
panas, toksisitas aspirin, kejang, dan hipertiroidisme (Sodikin, 2012).
Hipertermi adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih tinggi dari
biasanya dan merupakan gejala dari suatu penyakit. Sebagian besar
demam berhubungan dengan infeksi yang dapat berupa infeksi lokal atau
sistemik (Mohamad, 2010).
B. Anatomi Fisiologi Hipotalamus
a. Nukleus supraoptik
b. Nukleus paraventrikular
c. Area preoptikus
f. Badan mamilari
C. Etiologi
D. Patofisiologi
E. Manifestasi Klinis
F. Komplikasi
b. Terjadi kejang.
f. Kehilangan kesadaran.
g. Muntah-muntah.
G. Pemeriksaan Penunjang
3. Tinja (feces).
6. Mikrobiologik.
7. Histopatologik.
8. Pemeriksaan Pencitraan
H. Penatalaksaan
1. Terapi Farmakologi
anak yang suhu tubuhnya >= 38oC dan tidak ada luka pada
daerah pemberian kompres tepid sponge bath, sedangkan
kontraindikasi pemberian kompres tepid sponge bath adalah tidak
dianjurkan diberikan pada bayi baru lahir (neonatus) (Zahro &
Khasanah, 2017).
a. Baskom.
b. Waslap/spon.
c. Sarung tangan.
d. Perlak pengalas.
e. Selimut mandi.
f. Handuk.
g. Termometer.
a. Mencuci tangan.
m.Mencuci tangan