Anda di halaman 1dari 7

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut kementerian pertanian (2015), penyuluhan pertanian di Indonesia

dilayani oleh sekitar 47.412 orang, yang terdiri atas 27.153 orang penyuluh berstatus

PNS, dan 20.259 orang penyuluh berstatus tenaga kerja kontrak atau disebut dengan

tenaga lepas harian-tenaga bantu (TLH-TB). Secara subtansial penyuluhan pertanian

telah meningkatkan tingkat adopsi teknologi seperti teknik penanaman dan alat

efektif untuk pemaneman, tingkat kesadaran dan tingkat produktifitas petani yang

perlu dirubah agar menjadi petani yang berkualitas dan menjadi suatu kebanggaan

bagi penyuluh. Kontribusi penyuluhan tidak hanya untuk diseminasi teknologi yang

sophisticated, information sharing untuk teknologi pedesaan tercakup didalamnya

inovasi sederhana untuk petani miskin dan illiterate telah memberikan dampak yang

besar serta meningkatkan produktifitas (Worldbank, 2001).

Dalam hal ini, penyuluhan hadir untuk membantu petani dalam

mengembangkan atau menata ulang perilakunya agar menjadi petani yang modern,

tangguh dan efisien dengan definisi PNS penyuluh hanya sebagai tekniks dan hanya

bekerja untuk melaksanakan program pemerintah. Penyuluhan pertanian yang akan

diterima petani layak untuk dipercaya, tahu persis sistem petani sehingga dapat

menunjukkan permasalahan pertanian yang dihadapi sekaligus menunjukkan

alternatif pemecahannya selalu ada jika dibutuhkan dalam arti penyuluh pasti punya

waktu untuk aktif (Adjid, 2001).

1
2

Menurut Subejo (2010) penyuluhan adalah suatu aktifitas manusia (human

activities system) berupa proses pembelajaran secara non-formal dan kolaboratif

(collaborative learning process) untuk petani dan keluarganya sehingga mereka

mengalami perubahan (progresif change) pola pikir (cognitife), pola sikap (afektif)

dan pola tindak/kerja (psikomotor), mereka menjadi tahu, mau dan mampu

meningkatkan taraf hidup keluarga dan masyarakat sekitarnya. Sedangkan Menurut

Undang-undang Nomor 16 tahun 2006 tentang sistem penyuluhan pertanian,

perikanan dan kehutanan : ‘’Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku

utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan

mengorganisasikan dirinya dan mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan,

dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktifitas, efisiensi

usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam

pelestarian fungsi lingkungan hidup ’’. Berdasarkan pengertian tersebut penyuluhan

memegang peran strategis terhadap peningkatan kesejahteraan dan partisipasi pelaku

utama dalam pembangunan daerah dan nasional (BPKP, 2006).

Menurut badan pengembangan sumber daya manusia pertanian (2009)

penyuluh pertanian adalah orang yang bekerja dalam kegiatan penyuluh yang

melakukan komunikasi pada sasaran penyuluh sehingga saran itu mampu melakukan

proses pengambilan keputusan dengan benar. Tugas pokok utama penyuluh pertanian

adalah menyuluh, selanjutnya dalam menyuluh dapat dibagi menjadi menyiapkan,

melaksanakan, mengembangkan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan penyuluhan.

Di samping itu kegiatan penyuluhan pertanian terhadap dengan keterbatasan-

keterbatasan antara lain keterbatasan jumlah penyuluh. Untuk itu perlu di imbangi
3

dengan meningkatkan peranan dan penggunaan media penyuluhan pertanian. Melalui

media penyuluhan pertanian dapat meningkatkan interaksi dengan lingkungan

sehingga proses belajar berjalan terus walaupun tidak berhadapan langsung dengan

sumber komunikasi.

Dalam hal ini, peranan penyuluhan pertanian untuk membangun pertanian

dengan dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas lebih dari itu, tersedia

sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal utama bagi daerah untuk

menjadi pelaku (aktor) penggerak pembangunan daerah karena itu membangun

pertanian dan membangun juga sumber daya manusianya. Sumber daya manusia yang

perlu dibangun di daerahnya adalah sumber daya masyarakat pertanian agar

kemampuan dan kompetensi agar kerja masyarakat pertanian dapat meningkat,

karena merekalah yang langsung harus melaksanakan segala kegiatan usaha pertanian

di lahan usahanya. Hal ini dapat di bangun melalui proses belajar diluar sekolah

secara efektif dan efisien diantaranya adalah melalui penyuluhan pertanian

(Departemen Pertanian, 2009). Melalui peranan penyuluh pertanian beberapa petani

bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha

dengan terbentuknya kelompok tani, atas dasar kepentingan bersama dan membangun

kelompok tani yang ideal dan berkualitas juga berkelanjutan.

Penyuluh pertanian harus merupakan ahli pertanian yang berkompeten, dapat

berkomunikasi secara efektif dan cepat tanggap dalam menghadapi setiap

permasalahan dan pertanyaan yang nantinya akan diajukan oleh para petani. Penyuluh

memegang peranan penting dalam membimbing petani agar dapat memberikan yang

terbaik dalam pengelolaan usaha tani yang dilakukannya. Untuk meningkatkan


4

efektivitas sistem kerja latihan dan kunjungan dari kegiatan penyuluhan guna

menumbuhkan peran petani dalam pembangunan pertanian, maka dilakukanlah

pembinaan terhadap kelompok-kelompok tani yang telah terbentuk agar nantinya

kelompok tani mampu berkembang menjadi kekuatan ekonomi yang memadai dan

selanjutnya mampu menopang kesejahteraan anggotanya.

Peranan kelompok tani akan semakin meningkat apabila kekuatan-kekuatan

yang dimiliki oleh kelompok tersebut dapat menggerak dan mendorong perilaku

anggotanya ke arah pencapaian tujuan kelompok, sehingga kelompok tani tersebut

akan berkembang menjadi lebih dinamis. Agar kegiatan kelompok tani dinamis maka

harus didukung oleh seluruh kegiatan yang memiliki peran penting dalam

pengembangan kelompok tani dalam melaksanakan rencana kerja kelompok yang

telah disepakati bersama. Pembentukan suatu kelompok tani diharapkan pula dapat

membantu untuk mengefisienkan waktu, biaya dan tenaga. Oleh karenanya penyuluh

pertanian sebagai perantara antara kemajuan teknologi dan ilmu pertanian yang

semakin berkembang dengan para petani, diharapkan dapat memberikan informasi

dan pengetahuan yang berguna bagi petani di bawah naungan kelompok tani sebagai

wadah berkumpul dan bertukar pikiran, sehingga perkembangan dalam suatu

kelompok tani sudah seharusnya memiliki kaitan dengan penyuluh pertanian.

Kelompok tani merupakan kelembagaan ekonomi di pedesaan yang

didalamnya bergabung orang-orang yang bermata pencaharian petani. Kelompok tani

sebagai aset kelembagaan dari kementerian pertanian diharapkan dapat dibina dan

dikawal selamanya oleh seluruh komponen masyarakat pertanian kecamatan

khususnya untuk melayani seluruh kebutuhan petani dipedesaan. Di Kecamatan


5

Manggeng terdapat tiga (3) klasifikasi kelompok tani yaitu, kelompok tani madya,

kelompok tani lanjut dan kelompok tani pemula. Dari Balai Penyuluhan Pertanian,

Perikanan Dan Kehutanan (BP3K) yang melaksanakan program penyuluhan

pertanian khususnya tanaman padi.

Berdasarkan survey awal, Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan

Kehutanan (BP3K) telah melaksanakan program penyuluhan di setiap desa yang ada

di Kecamatan Manggeng dengan beberapa program yang telah dilaksanakan. Adapun

pandangan petani terhadap penyuluh selama ini, penyuluh telah menyampaikan ilmu

pengetahuan yang bermanfaat untuk petani sehingga petani bisa melakukan sesuatu

yang telah disampaikan oleh penyuluh di lapangan. Asumsi dari petani terhadap

penyuluh, kenapa bisa terjadi perbedaan hasil panen sedangkan penyuluhnya sama,

apakah salah dalam menyampaikan teori, praktik, penyusunan metode dan

penggunaan teknologinya. Oleh karena itu peneliti tertarik memilih judul : ‘’ peran

penyuluh pertanian terhadap kelompok tani di Kecamatan Manggeng Kabupaten

Aceh Barat Daya ‘’ dan menjelaskan beberapa hasil kinerja atau peran penyuluh

pertanian terhadap kelompok tani yang selama ini telah dicapai baik di bidang ilmu

pengetahuan, skill dan produktifitas.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, menimbulkan masalah dalam peran

penyuluh pertanian terhadap kelompok tani diantaranya :

1. Bagaimana peran penyuluh pertanian terhadap kelompok tani di Kecamatan

Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya ?


6

2. Karakteristik penyuluh apa yang berhubungan dengan peran penyuluh ?

3. Permasalahan-permasalahan apa saja yang dihadapi oleh kelompok tani dalam

mengikuti kegiatan penyuluhan ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui peran penyuluh pertanian terhadap kelompok tani di Kecamatan

Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya.

4. Mengetahui karakteristik penyuluh apa yang berhubungan dengan peran

penyuluh.

2. Mengetahui masalah-masalah yang di hadapi oleh kelompok tani dalam

mengikuti kegiatan penyuluhan.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi kelompok tani, sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi

kelompok tani dalam pengembangan dan peningkatan peran penyuluh.

2. Bagi BP3K, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi terkait

dengan masalah peran penyuluh pada lembaga pertanian dan dapat digunakan

sebagai bahan acuan di bidang penyuluh pertanian dalam merumuskan

perencanaan pembuatan program-program penyuluh selanjutnya.


7

3. Bagi akademisi, dapat menambah ilmu pengetahuan yang berhubungan

dengan peran penyuluh pertanian terhadap kelompok tani dan juga dapat

mendorong peneliti lain untuk melukukan penelitian lebih lanjut.

I.5. Hipotesis Penelitian

Terdapat hubungan nyata antara karakteristik penyuluh dengan peran

penyuluh pertanian di Kecamatan Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya.

Anda mungkin juga menyukai