0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan15 halaman
Dokumen tersebut merupakan ringkasan tugas dan wewenang lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UUD 1945, UU, dan Perpres. Lembaga-lembaga tersebut antara lain Presiden, DPR, DPD, MA, MK, dan lembaga lain seperti Kepolisian, TNI, Kejaksaan yang dibentuk berdasarkan UU dengan tugas dan wewenang masing-masing sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dokumen tersebut merupakan ringkasan tugas dan wewenang lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UUD 1945, UU, dan Perpres. Lembaga-lembaga tersebut antara lain Presiden, DPR, DPD, MA, MK, dan lembaga lain seperti Kepolisian, TNI, Kejaksaan yang dibentuk berdasarkan UU dengan tugas dan wewenang masing-masing sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dokumen tersebut merupakan ringkasan tugas dan wewenang lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UUD 1945, UU, dan Perpres. Lembaga-lembaga tersebut antara lain Presiden, DPR, DPD, MA, MK, dan lembaga lain seperti Kepolisian, TNI, Kejaksaan yang dibentuk berdasarkan UU dengan tugas dan wewenang masing-masing sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kampus A Universitas Trisakti Jl. Kyai Tapa, Grogol, Jakarta
11440
UJIAN AKHIR SEMESTER
Mata Kuliah : Hukum Tata Negara Hari/Tanggal : Kamis, 5 Agustus 2021
1. Lembaga Negara yang dibentuk dengan UUD contohnya Majelis
Permusyawaratan Rakyat (Pasal 2 UUD NRI 1945). Lembaga yang dibentuk dengan UU contohnya Kepolisian Negara Republik Indonesia (UU 2/2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia). Lembaga yang dibentuk dengan Peraturan Presiden contohnya Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018 tentang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) Tugas dan wewenang Lembaga: a. Yang dibentuk dengan UUD 1) Presiden Reublik Indonesia berwenang: - Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain; - Menyatakan keadaan bahaya - Mengangkat duta dan konsul - Menerima penempatan duta negara lain dengan menperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat - Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung - Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR - Memberi gelar, tanda jasa, tanda kehormatan yang diatur dengan undang-undang - Membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden - Mengangkat dan memberhentikan Menter-menteri - Mengesahkan RUU yang telah disetujui bersama DPR menjadi UU - Menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang - Mengajukan RUU APBN - Mengajukan 3 orang calon Hakim Konstitusi - Mengajukan rancangan undangundang kepada Dewan Perwakilan Rakyat - Menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang undang sebagaimana mestinya 2) Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang: - Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar - Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden - Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden sebelum berakhir masa jabatannya dalam hal Presiden dan/atau Wakil Presiden, mangkat, berhenti, atau diberhentikan atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya 3) Dewan Perwakilan Rakyat berwenang: - Mengajukan RUU, membahas dan memberikan persetujuan terhadap RUU tersebut - Memberikan Persetujuan atas Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang yang diusulkan Presiden - Mengusulkan Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden - Membahas dan memberikan persetujuan atas RUU APBN - Memberikan pertimbangan kepada Presiden untuk pengangkatan duta dan konsul RI, dan penempatan duta dari negara lain - Memilh anggota BPK - Memberikan persetujuan atas Calon Hakim Agung yang diusulkan Komisi Yudisial - Mengusulkan 3 Calon Hakim Konstitusi 4) Dewan Perwakilan Daerah berwenang: - Mengajukan kepada DPR RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran daerah serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah - Memberikan Pertimbangan kepada DPR atas RUU anggaran pendapatan dan belanja negara dan rancangan undangundang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama - Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undangundang mengenai : otonomidaerah, pembentukan,pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak, pendidikan, dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada DPR sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti 5) Badan Pemeriksa Keuangan berwenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara 6) Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundangundangan di bawah undangundang terhadap undangundang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang 7) Mahkamah Konstitusi berwenang: - Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undangundang terhadap UndangUndang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UndangUndang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum - Memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UndangUndang Dasar 8) Komisi Yudisial berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim b. Yang dibentuk dengan UU 1) Tentara Nasional Indonesia (UU 34/2004 tentang Tentara Nasional Indonesia), TNI bertugas: - Menegakkan kedaulatan negara,mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara - Tugas tersebut dilakukan dengan operasi militer perang dan operasi militer selain perang
2) Kepolisian Negara Republik Indonesia (UU 2/2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia) a) Tugas: - Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat - Menegakkan hukum - Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat b) Wewenang: - Menerima laporan dan/atau pengaduan - Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu ketertiban umum - Mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat - Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam persatuan dan kesatuan bangsa - Mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan administratif kepolisian - Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian dalam rangka pencegahan - Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian - Mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang - Mencari keterangan dan barang bukti - Menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional - Mengeluarkan surat izin dan/atau surat keterangan yang diperlukan dalam rangka pelayanan masyarakat - Memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat - Menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu - Memberikan izin dan mengawasi kegiatan keramaian umum dan kegiatan masyarakat lainnya - Menyelenggarakan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor - Memberikan surat izin mengemudi kendaraan bermotor - Menerima pemberitahuan tentang kegiatan politik - Memberikan izin dan melakukan pengawasan senjata api, bahan peledak, dan senjata tajam - Memberikan izin operasional dan melakukan pengawasan terhadap badan usaha di bidang jasa pengamanan - Memberikan petunjuk, mendidik, dan melatih aparat kepolisian khusus dan petugas pengamanan swakarsa dalam bidang teknis kepolisian - Melakukan kerja sama dengan kepolisian negara lain dalam menyidik dan memberantas kejahatan internasiona - Melakukan pengawasan fungsional kepolisian terhadap orang asing yang berada di wilayah Indonesia dengan koordinasi instansi terkai - Mewakili pemerintah Republik Indonesia dalam organisasi kepolisian internasional - Melaksanakan kewenangan lain yang termasuk dalam lingkup tugas kepolisian - Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan - Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara untuk kepentingan penyidikan - Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan - Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri - Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat - Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi - Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara - Mengadakan penghentian penyidikan - Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum - Mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang berwenang di tempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau mendadak untuk mencegah atau menangkal orang yang disangka melakukan tindak pidana - Memberi petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai negeri sipil serta menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil untuk diserahkan kepada penuntut umum - Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab 3) Kejaksaan Republik Indonesia (UU 16/2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia) berwenang: - Melakukan penuntutan - Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap - Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat - Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang - Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik - Di bidang perdata dan tata usaha negara, kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah - Memberikan pertimbangan dalam bidang hukum kepada instansi pemerintah lainnya 4) Bank Indonesia (UU 23/1999 tentang Bank Indonesia), berwenang: - Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi yang ditetapkannya - Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara yang termasuk tetapi tidak terbatas pada: operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, pengaturan kredit atau pembiayaan - Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran - Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan tentang kegiatannya - Menetapkan penggunaan alat pembayaran - Mengatur sistem kliring antar bank dalam mata uang rupiah dan atau valuta asing - Menetapkan macam, harga, ciri uang yang akan dikeluarkan, bahan yang digunakan dan tanggal mulai berlakunya sebagai alat pembayaran yang sah - Satu-satunya lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik dan memusnahkan uang dimaksud dari peredaran - Menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan yang memuat prinsip kehati-hatian - Menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari Bank, melaksanakan pengawasan Bank dan mengenakan sanksi terhadap Bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan - Mengatur dan mengembangkan sistem informasi antar bank 5) Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (UU 7/2017 tentang Pemilihan Umum) a) Tugas: - Merencanakan program dan anggaran serta menetapkan jadwal - Menyusun tata kerja KPU, KPU provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, KPPS, PPLN, dan KPPSLN - Menyusun Peraturan KPU untuk setiap tahapan pemilu - Mengoordinasikan, menyelenggarakan, mengendalikan, dan memantau semua tahapan pemilu - Menerima daftar pemilih dari KPU provinsi - Memutakhirkan data pemilih berdasarkan data pemilu terakhir dengan memperhatikan data kependudukan yang disiapkan dan diserahkan oleh Pemerintah dan menetapkannya sebagai daftar pemilih - Membuat berita acara dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara serta wajib menyerahkannya kepada saksi Peserta Pemilu dan Bawaslu - Mengumumkan calon anggota DPR, calon anggota DPD, dan Pasangan Calon terpilih serta membuat berita acaranya - Menindaklanjuti dengan segera puhrsan Bawaslu atas temyan dan laporan adanya dugaan pelanggaran atau sengketa Pemilu - Menyosialisasikan penyelenggaraan pemilu dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang KPU kepada masyarakat - Melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan Penyelenggaraan pemilu - Melaksanakan tugas lain dalam penyelenggaraan pemilu sesuai dengan ketentuan perahran perundan-undangan. b) Wewenang: - Menetapkan tata kerjaa KPU, KPU provinsi, KPU kabupaten/Kota, PPK, PPS, KPPS, dan KPPSLN - Menetapkan Peraturan KPU untuk setiap tahapan pemilu - Menetapkan peserta pemilu - Menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi perghitungan suara tingkat nasional berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara di KPU provinsi untuk Pemilu Presiden dan Wakil presiden dan untuk pemilu anggota DPR serta hasil rekapitulasi penghitungan suara di setiap KPU provinsi untuk pemilu anggota DPD dengan membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikat hasil penghitungan suara - Menerbitkan keputusan KPU untuk mengesahkan hasil Pemilu dan mengumumkannya - Menetapkan dan mengumumkan perolehan kursi anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota - Menetapkan standar serta kebutuhan pengadaan dan pendistribusian perlengkapan - Membentuk KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, dan PPLN - Mengangkat, membina, dan memberhentikan anggota KpU Provinsi, anggota KPU Kabupaten/Kota, dan anggota PPLN - Menjatuhkan sanksi administratif dan/atau menonaktifkan sementara anggota KPU provinsi, anggota KpU Kabupaten/Kota, anggota PPLN, dan sekretaris Jenderal KPU yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan pemilu yang sedang berlangsung berdasarkan putusan Bawaslu dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan - Menetapkan kantor akuntan publik untuk mengaudit dana kampanye Pemilu dan mengumumkan laporan sumbangan dana Kampanye Pemilu 6) Badan Pengawas Pemilihan Umum (UU 7/2017 tentang Pemilu) a) Tugas: - Menyusun standar tata laksana pengawasan Penyelenggaraan Pemilu untuk pengawas Pemilu di setiap tingkatan - Melakukan pencegahan dan penindakan terhadap pelanggaran pemilu dan sengketa proses pemilu - Mengawasi persiapan penyelenggaraan pemilu - Mengawasi tahapan penyelenggaran pemilu - Mencegah terjadinya praktik politik uang - Mengawasi netralitas ASN, TNI, Polri - Mengawasi pelaksanaan putusan/keputusan DKPP, putusan pengadilan mengenai pelanggaran dan sengketa pemilu, putusan/keputusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi/Kabupaten/Kota, keputusan pejabat yang berwenang atas pelanggaran netralitas ASN, netralitas anggota TNI, dan anggota Kepolisian Republik Indonesia - Menyampaikan dugaan pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu kepada DKPP - Menyampaikan dugaan tindak pidana Pemilu kepada Gakkumdu - Mengelola, memelihara, dan merawat arsip serta melaksanakan penyusutannya berdasarkan jadwal retensi arsip sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan - Mengevaluasi pengawasan Pemilu - Mengawasi pelaksanaan Peraturan KPU - Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan b) Wewenang: - Menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan adanya pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang- undangan yang mengatur mengenai Pemilu - Memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran, administrasi Pemilu - Memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran politik uang - Menerima, memeriksa, memediasi atau mengadjudikasi, dan memutus penyelesaian sengketa proses Pemilu - Merekomendasikan kepada instansi yang bersangkutan mengenai hasil pengawasan terhadap netralitas ASN, netralitas anggota Tentara Nasional Indonesia, dan netralitas anggota Polri - Meminta bahan keterangan yang dibutuhkan kepada pihak terkait dalam rangka pencegahan dan penindakan pelanggaran administrasi, pelanggaran kode etik, dugaan tindak pidana Pemilu, dan sengketa proses Pemilu - Mengoreksi putusan dan rekomendasi Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota apabila terdapat hal yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan - Mengangkat, membina, dan memberhentikan anggota Bawaslu Provinsi, anggota Bawaslu kabupaten/Kota, dan anggota Panwaslu LN - Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan 7) Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (UU 7/2017 tentang Pemilihan Umum) a) Tugas: - Menerima aduan dan/atau laporan dugaan adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh penyelenggara Pemilu - Melakukan penyelidikan dan verifikasi, serta pemeriksaan atas aduan dan/atau laporan dugaan adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Penyeleggara Pemilu b) Wewenang: - Memanggil Penyelenggara Pemilu yang diduga melakukan pelanggaran kode etik untuk memberikan penjelasan dan pembelaan - Memanggil pelapor, saksi, dan/atau pihak lain yang terkait untuk dimintai keterangan, termasuk untuk dimintai dokumen atau bukti lain - Memberikan sanksi kepada Penyelenggara Pemilu yang terbukti melanggar kode etik - Memutus pelanggaran kode etik c. Yang dibentuk dengan Ketentuan Lain 1) Badan Peminaan Ideologi Pancasila (Perpres 7/2018 tentang BPIP) bertugas membantu Presiden dalam merumuskan arah kebijakan pembinaan ideologi Pancasila, melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pembinaan ideologi Pancasila secara menyeluruh dan berkelanjutan, dan melaksanakan penJrusunan standardisasi pendidikan dan pelatihan, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, serta memberikan rekomendasi berdasarkan hasil kajian terhadap kebijakan atau regulasi yang bertentangan dengan Pancasila kepada lembaga tinggi negara, kementerian/ lembaga, pemerintahan daerah, organisasi sosial politik, dan komponen masyarakat lainnya 2) Badan Siber dan Sandi Negara (Perpres 28/2021 tentang BSSN), mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang keamanan siber dan sandi untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan. 3) Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (Perpres 28/2020 tentang KNEKS), bertugas mempercepat, memperluas, dan memajukan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dalam rangka memperkuat ketahanan ekonomi nasional. 4) Kantor Staf Presiden (Perpres 83/2019 tentang KSP), bertugas memberi dukungan kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam melaksanakan pengendalian program-program prioritas nasional, komunikasi politik, dan pengelolaan isu strategis. Dalam pelaksanaan tugasnya akan melakukan fungsi pengendalian dalam rangka memastikan bahwa program-program prioritas nasional dilaksanakan sesuai visi dan misi Presiden. 5) Badan Ekonomi Kreatif (Perpres 6/2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif), mempunyai tugas membantu Presiden dalam merumuskan, menetapkan, mengoordinasikan, dan sinkronisasi kebijakan di bidang ekonomi kreatif. 2. Perkembangan otonomi daerah, sebagaimana diatur dalam UU 5/1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah, Otonomi Daerah dalam pandangan Pemerintah Pusat kala itu adalah otonomi yang nyata dan bertanggungjawab dan memandang bahwa otonomi yang “seluas-luasnya” dapat mengancam kesatuan bangsa dan keutuhan Negara. Inilah pandangan Pemerintah pusat yang secara resmi dimuat dalam Penjelasan UU 5/1974, otonomi diberikan namun diatur sedemikian rupa agar sesuai dengan pengarahan-pengarahan Pemerintah Pusat sehingga dalam praktiknya tidak ada kewenangan penuh bagi pemerintah daerah untuk melaksanakan urusan pemerintahan daerahnya. Dalam rezim UU 23/2014 sebagai buah daripada perubahan rezim orde baru, menganut otonomi daerah yang seluas-luasnya. Dalam penjelasan atas UU 23/2014 tentang Pemerintahan daerah, perbedaan pandangan dalam pemberian otonomi sangat jelas yaitu sebagaimana dimuat dalam Penjelasan atas UU 23/2014 “Kemudian Pasal 18 ayat (2) dan ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Pemerintahan Daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan menurut Asas Otonomi dan Tugas Pembantuan dan diberikan otonomi yang seluas-luasnya”. Kemudian pada paragraf selanjutnya dinyatakan “Pemberian otonomi yang seluas-seluasnya kepada Daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip negara kesatuan. Dalam negara kesatuan kedaulatan hanya ada pada pemerintahan negara atau pemerintahan nasional dan tidak ada kedaulatan pada Daerah. Oleh karena itu, seluas apa pun otonomi yang diberikan kepada Daerah, tanggung jawab akhir penyelenggaraan Pemerintahan Daerah akan tetap ada ditangan Pemerintah Pusat. Untuk itu Pemerintahan Daerah pada negara kesatuan merupakan satu kesatuan dengan Pemerintahan Nasional. Sejalan dengan itu, kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan oleh Daerah merupakan bagian integral dari kebijakan nasional. Pembedanya adalah terletak pada bagaimana memanfaatkan kearifan, potensi, inovasi, daya saing, dan kreativitas Daerah untuk mencapai tujuan nasional tersebut di tingkat lokal yang pada gilirannya akan mendukung pencapaian tujuan nasional secara keseluruhan” jadi dapat disimulkan bahwa pemerintah daerah dengan otonomi seluas-luasnya memiliki ruang yang lebih luas untuk mengatur dan mengurus kehidupan warganya dengan memperhatikan kearifan lokal daerah masing-masing. 3. Tujuan umum dilaksanakannya Pemilihan umum: - Secara filosofis adalah perwujudan kedaulatan rakyat, yaitu bahwa rakyat memiliki kedaulatan, tanggung jawab, hak dan kewajiban untuk secara demokratis memilih pemimpin yang akan membentuk pemerintahan guna mengurus dan melayani seluruh lapisan masyarakat, serta memilih wakil rakyat untuk mengawasi jalannya pemerintahan. - Secara yuridis bahwa pasal 1 ayat (2) UUD NRI 1945 menyatakan bahwa “Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang- Undang Dasar” maka Pemilihan umum sebagai sarana perwujudan kedaulatan rakyat untuk memilih pemimpinnya diatur secara teknis dengan Undang-Undang - Secara politis, Pemilu di Indonesia yang menganut sistem Presidensial maka Presiden dan Wakil Presiden tidak hanya memperoleh dukungan/legitimasi dari rakyat, namun juga harus mendapat legitimasi secara politis dari partai- partai politik sebagai pengusungnya. - Macam-macam sistim Pemilu: a) Sistim Distrik Sistim distrik adalah sistim pemilu yang membagi daerah pemilihan berdasarkan kesatuan daerahnya. Misalnya di amerika serikat dibagi berdasarkan negara-negara bagian adalah daerah pemilihan. Dalam sistim ini misaslnya di AS dianut prinsip “winners takes all” pemenang pemilu di suatu negara bagian akan memperoleh semua suara. b) Sistim Proporsional Sistim proporsional adalah sistim pemilu yang mendasarkan jumlah penduduk dalam pengaturan daerah-daerah pemilihan dan jumlah kursi di masing-masing daerah pemilihan itu. Di indonesia misalnya, kuota kursi dibagi pada dapil berdasarkan jumlah penduduknya, dapil yang jumlah penduduknya lebih besar akan mendapat jatah kursi lebih besar. c) Campuran Sistim pemilu campuran yaitu memadukan/menggabungkan sistim distrik dan sistim proporsional 4. Sistim pemerintahan presidensil dan sistim pemerintahan parlementer a) Perbedaan Parlementer Presidensil Kepala negara dan kepala Kepala Negara dan kepala pemerintahan dijabat oleh Pemerintahan dijabat oleh lembaga/orang yang berbeda lembaga/orang yang sama Kepala negara dijabat oleh Presiden dipilih secara langsung ratu/raja/Presiden oleh Rakyat Kepala pemerintahan dijabat oleh Masa jabatan presiden adalah Perdana Menteri tertentu (fixed term) Kabinet dipilih oleh PM Presiden berwenang menyusun kabinet Masa jabatan Menteri tergantung Masa jabatan menteri tergantung parlemen Presiden Perdana Menteri dan kabinetnya Presiden dan parlemen tidak saling wajib menjalankan yang digariskan menjatuhkan parlemen PM dan menteri berasal dari Presiden tidak tergantung pada parlemen parlemen Presiden/Raja/Ratu sebagai simbol Presiden memiliki kekuasaan lebih dan dianggap tidak dapat berbuat dominan dari legislatif kesalahan (King can do no wrong) Kepala negara bukan kepala Adanya pemisahan kekuasaan pemerintahan eksekutif, legislatif, yudikatif PM tergantung pada parlemen Menteri diberhentikan Presiden
b) Negara yang menganut
- Sistim pemerintahan parlementer dianut oleh (Ingggris, Luxemburg, Korea Selatan) - Sistim pemerintahan presidensil dianut oleh (Amerika Serikat, Republik Rakyat Cina, Argentina) c) Kelebihan dan kelemahan - Presidensil Kelebihan sistim pemerintahan presidensil adalah negara dan pemerintahan cenderung stabil karena baik Presiden maupun parlemen tidak saling menjatuhkan, sehingga lebih mudah untuk menjalankan pembangunan disegala bidang. Kekurangannya adalah kekuasaan yang terlampau besar pada presiden berpotensi disalahgunakan, dan untuk menjatuhkan Presiden sebelum berakhir masa jabatnnya kerap ditempuh dengan jalan revolusi yang menelan korban jiwa dan membuat situasi keamaan menjadi tidak stabil (chaos) - Parlementer Kelebihan sistim pemerintahan parlementer adalah rakyat atau wilayah- wilayah negara dapat lebih mudah mengontrol jalannya pemerintahan melalui wakil-wakilnya di parlemen, menteri atau perdana menteri yang dianggap tidak efektif atau melanggar hukum cenderung lebih mudah diberhentikan. Kekurangannya adalah pemerintahan cenderung tidak stabil karena kapan saja parlemen dapat memberhentikan perdana menteri da/atau presiden.