Dosen Pengampu :
Nizar Azizatun Nikmah, M.Pd.
Sehubungan dengan selesainya penulisan makalah ini maka kami mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. Maftuhin, M.Ag. selaku rektor IAIN Tulungagung yang telah memberi
kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di IAIN Tulungagung.
2. Nizar Azizatun Nikmah, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pengetahuan
Lingkungan
3. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan makalah
ini.
Dengan penuh harap semoga jasa kebaikan mereka diterima Allah swt. dan tercatat
sebagai amal shalih. Akhirnya, karya ini penulis suguhkan kepada segenap pembaca dengan
harapan adanya kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi pengembangan dan perbaikan.
Semoga karya ini bermanfaat dan mendapat ridha Allah swt.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakanng
Sumber daya alam adalah segala kekayaan yang berupa benda makhluk hidup
dan benda mati yang ada di muka bumi dan dapat digunakan untuk memenuhi
keperluan hidup manusia. Indonesia merupakan Negara yang memiliki kekayaan
sumber daya alam yang melimpah dan sangat luar biasa, baik sumber daya alam
hayati, maupun sumber daya alam non hayati. Potensi kekayaan alamnya mulai dari
kekayaan laut, darat, bumi dan kekayaan alam lainnya yang terkandung di dalam
bumi Indonesia. Kekayaan sumber daya alam tersebut sebagian telah
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan bangsa Indonesia dan sebagian lainya
masih berupa potensi yang belum dimanfaatkaan karena berbagai keterbatasan
seperti kemampuan teknologi dan ekonomi, contohnya pemanfaatan sumber daya alam
yang kurang di daerah pedalaman.
Sumber daya alam bagi berbagai komunitas di Indonesia bukan hanya
memiliki nilai ekonomi tetapi juga makna sosial, budaya dan politik. Sumber daya
alam berperan penting dalam pembentukan peradaban pada kehidupan manusia,
sehingga setiap budaya dan etnis memiliki konsepsi dan pandangan dunia tersendiri
tentang penguasaan dan pengelolaan dari sumber daya alam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kelimpahan sumber daya alam secara nasional?
2. Bagaimana kelimpahan sumber daya alam pada daerah pedalaman?
3. Apa yang dimaksud sumber daya alam dan lingkungan hidup?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana kelimpahan sumber daya alam secara nasional.
2. Untuk mengetahui bagaimana kelimpahan sumber daya alam pada daerah
pedalaman.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud sumber daya alam dan lingkungan hidup.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pertanian
Negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris dikarenakan besarnya luas
lahan pertanian. Data statistik tahun 2001 menunjukkan 45% penduduk Indonesia
bekerja di bidang pertanian. Pasalnya negara ini mempunyai lahan seluas lebih dari 31
juta ha yang siap untuk ditanami yang sesektor besar berada di pulau Jawa. 1Sampai
dengan tahun 2020 sebagian besar penduduk Indonesia masih menggantungkan
hidupnya pada alam, sebagian besar angkatan kerja masih secara langsung
menggantungan hidupnya pada sektor pertanian, baik sebagai pemilik maupun sebagai
buruh tani. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam usaha pertanian perlu
diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi pertanian yaitu iklim, topografi,
tanah, penduduk, sosial budaya, teknologi.
Sebagian besar penduduk Indonesia menanam tanaman pokok, seperti padi,
jagung, dan sebagian kecil adalah sagu dan ubi kayu. Berikut beberapa hasil pertanian
rakyat yang menghasilkan bahan makanan adalah:
a. Padi
Padi merupakan tanaman makanan pokok sebagian besar bangsa Indonesia.
Padi banyak dihasilkan di wilayah Jawa, Sumatra, Bali, Nusa Tenggara Timur,
Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan
b. Jagung
Jagung merupakan tanaman pokok kedua. Jagung berasal dari Amerika.
Jagung dapat ditanam di sawah, ladang dan tegalan atau sebagai tanaman tumpangsari
1
Bonaraja Purba, dkk. Sebuah Konsep, Fakta, dan Gagasan Ekonomi Sumber Daya Alam. Medan:
Yayasan Kita Menulis, 2020
2
3
dengan padi goreng. Daerah penghasil jagung yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa
Tenggara Timur dan Sulawesi.
c. Kedelai
Kedelai merupakan sumber protein nabati, tanaman ini berasal dari Korea.
Kedelai dapat ditanam di sawah dan tegalan. Kedelai dapat diolah menjadi berbagai
macam makanan yaitu tempe, tahu, kecap, taoco, susu, mentega, dan tepung kedelai.
Daerah penghasil kedelai adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Nusa Tenggara
Timur.
d. Kacang tanah
Kacang tanah berasal dari Amerika. Tanaman ini dapat ditanam di sawah dan
tegalan. Daerah penghasil kacang tanah yaitu Jawa dan Sulawesi Selatan. Kacang
tanah dapat dibuat olahan minyak goreng, sabun, dan margarin.
e. Ubi Kayu
Ubi kayu berasal dari Brazil. Ubi kayu atau sering disebut ketela pohon
merupakan makanan pokok ketiga setelah padi dan jagung. Ubi kayu dapat ditanam di
ladang, tegalan dan sawah pada musim kemarau. Daerah penghasil ubi kayu adalah
Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Timur. Ubi
kayu dapat diolah menjadi tepung tapioka dan gaplek.
f. Ubi jalar
Tanaman ini dapat ditanam di ladang dan tegalan. Daerah pengahasil ubi jalar
antara lain Jawa, Madura, Sumatera, Bali, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, dan Irian
Jaya.
g. Hortikultura
Hortikultura adalah tanaman yang berupa buah-buahan dan sayuran. Tanaman
ini banyak dibudidayakan di daerah pegunungan.
2. Perikanan
Selain disebut sebagai negara agraris, Indonesia juga dikenal sebagai negara
maritim. Luas perairan laut Indonesia sekitar 3.300.000 km2. Dengan memiliki laut
dan pesisir yang sangat luas terkandung kekayaan alam yang beraneka ragam, mulai
dari ikan, rumput laut, dan terumbu karang. Potensi perikanan perairan Indonesia
sekitar 6,6 juta ton per tahun yang terdiri dari 4,5 juta ton di perairan. Kegiatan
penduduk Indonesia dalam bidang perikanan dapat dibedakan menjadi dua jenis,yaitu:
4
1. Perikanan laut, yaitu usaha penangkapan ikan di laut yang dilakukan di perairan
pantai atau di tengah laut. Cara penangkapan ikan di laut dilakukan secara
tradisional maupun modern. Penangkapan ikan meliputi daerah perairaan Jawa,
Sumatera, Ambon, Sulawesi, Irian Jaya, dan Maluku. Hasil tangkapannya dapat
berupa ikan tenggiri, tongkol,, teri, bawal, udang, kakap, selar, layur, ikan jambal,
cakalang, dan tuna.
2. Perikanan darat, yaitu usaha pembudidayaan dan penangkapan ikan di perairan
darat. Perairan darat meliputi sungai, danau, rawa, waduk, empang sawah yang
digenangi air selama masa tanam, dan tambak. Perikanan darat dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1) Perikanan air tawar, perikanan air tawar diusahakan di kolam, danau, dan
sawah, di rawa sungai. Jenis ikan yang dihasilkan adalah ikan mujai, ikan
mas, ikan nila, ikan gurame, ikan sepat siam.
2) Perikanan air payau, perikanan air payau ini diusahakan di daerah pantai,
seperti di pantau Utara Jawa, Sumatera Utara, Sulawesi Barat, dan Madura.
Ikan yang dibudidayakan di air payau adalah ikan bandeng dan udang.
Selain menghasilkan berbagai macam jenis ikan, perikanan juga menghasilkan
1. Rumput laut, sebagai bahan untuk membuat agar-agar dan obat-obatan.
2. Teripang, terdapat di daerah perikanan Maluku.
Pengolahan hasil perikanan dapat dilakukan dengan pengawetan, antara lain:
1. Pengawetan dengan cara pendinginan
2. Pengawetan dengan cara penggaraman
3. Pengawetan dengan cara pemindangan
4. Pengawetan dengan cara pengasapan
5. Pengawetan dengan cara pengalengan.
3. Peternakan
Peternakan adalah suatu usaha pemeliharaan dan pembiakan ternak dengan
maksud diambil manfaatnya. Peternakan Indonesia masih dikerjakan secara sembilan
disamping mata pencaharian pokoknya sebagai petani. Bentuk peternakan ada yang
diusahakan dalam keluarga, yang disebut dengan ternak keluarga. Ada pula yang
diusahakan secara besar-besaran dengan modal besar dan diusahakan dengan cara
intensif dan ditujukan untuk kepentingan perdagangan.
5
c. Peternakan unggas
Hampir semua peternakan di Indonesia memelihara unggas, yaitu itik,
ayam, dan burung. Untuk peternakan ayam dan itik dapat hidup dimana-
mana,karena ayam dan itik dapat hidup dalam keadaan iklim Indonesia dan
makanannya juga mudah. Ayam dan itik dimanfaatkan untuk diambil daging,
telur, dan bulunya. Jenis ayam dikembangkan yaitu ayam buras, leghorn, red,
broiller. Sedangkan itik yang dikembangkan adalah albio dari Kalimantan dan
itik manila.
Untuk ternak burung, yaitu ternak burung puyuh yang dimanfaatkan untuk
diambil telur dan dagingnya. Selain itu, ada ternak burung parkit, perkutut, jalak,
cucak rawa, beo, kutilang untuk dinikmati suaranya.
4. Perkebunan
Perkebunan adalah usaha penanaman tumbuhan secara teratur sesuai
dengan ilmu pertanian dan mengutamakan tanaman perdagangan. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan ekspor dan memenuhi kebutuhan industri dalam
negeri melalui peremajaan, rehabilitaasi, perbaikan mutu tanaman,
penganekaragaman jenis dan pemanfaatan lahan transmigrasi perkebunan, lahan
kering, dan rawa secara lebih intensif dalam sistem agribisnis yang terpadu
dengan agroindustri melalui keterkaitan yang saling menguntungkan antara petani
produsen dengan industri.
Jenis tanaman yang ditanam antara lain, seperti karet, kelapa, cengkeh,
pala, teh, coklat, dan kapuk.
1) Karet
Tanaman karet yang ditanam di Indonesia adalah jenis Havea Braziliensis
(berasal dari Brazil). Daerah perkubunan karet berada di Jawa, Sumatera, dan
Kalimantan. Getah karet yang baru disadap disebut lateks. Getah karet diambil
dari pohon karet yang sudah berumur lima atau enam tahun.
Jenis karet yang dibudidayakan di Indonesia adalah
a) Karet sintesis merupakan tiruan yang dibuat dari campuran batu bara,
minyak bumi, dan kapur. Sifatnya tahan panas dan anti minyak.
7
5. Kehutanan
Indonesia memiliki sumber kekayaan hutan yang sangat penting untuk
pengaturan tata air, pencegahan banjir dan erosi, pemeliharaan kesuburan tanah,
pelestarian lingkungan hidup. Sumber daya hutan merupakan segala sumber
persediaan areal pepohonan sebagai persekutuan hidup hayati beserta
lingkungannya dan secara potensial dapat didayagunakan. Beberapa hasil yang
dapat diambil dari hutan adalah:
1) Kayu cendana dihasilkan dari hutan cendana yang terdapat di Nusa Tenggara
2) Kayu bakau merupakan hasil hutan di daerah berpayau
3) Bambu dihasilkan dari hutan homogen, yaitu hutan bambu yang banyak
terdapat di Jawa dan Sulawesi Selatan
4) Kayu jati dihasilkan dari hutan jati yang terapat di daerah bertanah kapur
5) Kayu pinus yang dihasilkan dari hutan pinus yang terdapat di Takengon (Aceh)
dan merupakan hutan budidaya
6) Kayu meranti, kanfer, kruing, ulin, kayu besi, kayu hitam yang dihasilkan dari
hutan rimba sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Seram, Kei, dan Irian Jaya
7) Kayu jeunjing (sengon) dihasilkan dari hutan kayu sengon yang termasuk
hutan budi daya
8) Rotan banyak terdapat di hutan Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi
9) Damar ialah getah-getah pohon barus, banyak terdapat di hutan Sumatera
10) Getah agatis dari pohon agatis alba yang terdapat di hutan-hutan Kalimantan,
Sulawesi Tengah, dan Maluku
9
11) Jelutung merupakan hasil hutan yang banyak tedapat di Kalimantan dan
Sumatera
12) Buah tengkawang, dihasilkan di hutan Kalimantan
13) Kemenyan merupakan hasl hutan yang banyak terdapat di Sumatera
14) Gambir dihasilkan dari hutan yang terdapat di Riau dan Kalimantan.
6. Pertambangan
Pertambangan adalah segala macam usaha untuk mengambil mineral-
mineral yang berguna bagi kesejahteraan manusia. Selama ini pemasok salah satu
pemasok devisa negara terbesar adalah dari sektor pertambangan terutama
minyak bumi dan gas bumi. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang
memiliki berbagai jenis barang tambang, namun biarpun melimpah barang
tambang yang ada tidak akan berguna apabila tidak diambil, diproses serta
digunakan untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Jenis barang tambang yang
dihasilkan Indonesia adalah:
1) Minyak bumi
Minyak bumi adalah barang tambang yang bahan dasarnya plankton. Minyak
bumi merupakan komoditas ekspor dan merupakan andalan Indonesia sampai
saat ini. Pengambilan barang tambang ini dengan mengebor, bisa di darat atau
dilepas pantai.
2) Gas Alam Cair
Gas alam cair biasanya terdapat juga di setiap pengeboran minyak bumi,
karena memiliki berat jenis lebih kecil. Gas alam cair dikelola oleh pertamina.
Gas alam cair ini barang yang sangat diunggulkan bersama minyak bumi.
3) Batu bara
Batu bara merupakan barang tambang yang dimiliki Indonesia dalam jumlah
yang banyak. Menurut hasil penyeledikan Indonesia memiliki batu bara lima
miliar ton. Perusahaan yang mengelola tambang batu bara adalah perusahaan
Negara Batu Bara.
4) Batu permata
Proses terjadinya batu permata tergantung dari jenis batunya, misalnya intan
terjadi karena metamorfose, biasanya terdapat pada pertukaran placer atau
alluvial deposit, tapi juga terdapat pada pertukaran batuan beku basic secara
lokal, yaitu disebut kimberlite. Jenis-jenis permata yaitu intan, mirah, safir,
mata kucing, jambrut. Batu permata digunakan sebgai perhiasan.
10
5) Marmer
Marmer terjadi karena adanya kontak metamorfose akibat instrusi batuan
andesit pada batu kapur tersier ataupun miiosen. Batu marmer terdiri dari batu
marmer berkristal kasar, batu marmer berbutir kasar, batu marmer bersifat
masif.
2
I Nyoman N.2001, PRINSIP-PRINSIP GLOBAL PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM :
IMPLIKASINYA BAGI POLITIK PEMBANGUNAN HUKUM NASIONAL, Simposium Internasional Jurnal
Antropologi Indonesia ke-2, Padang.Hlm 4-7
13
Maka perlu dibangun karakter politik hukum pengelolaan sumber daya alam
yang pro-ketertiban, pro-keadilan sosial dan pro- kesejahteraan rakyat, pro-
penghapusan kemiskinan, pro-kearifan lokal dan pro-lingkungan.3
3
Aji Samekto dkk, 2015, Membangun Politik Hukum Sumber Daya Alam Berbasis Cita
Hukum Indonesia, Penerbit Tafa Media, Yogyakarta, hal 21
14
4
Eghtenter, C. Putera, M.H. Ardiyansyah I., Masyarakat dan Konservasi, 50 kisah yang menginspirasi
dari WWF untuk Indonesia, WWF-Indonesia, 2012, hal. 78
5
Chusni Anshori Dan Defry Hastria, Potensi Bahan Tambang, Penataan Wilayah Usaha Pertambangan
(WUP) Dan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Di Kebumen, Jurnal Tekhnologi Mineral Dan Batubara,
Kebumen Vol. 8 Nomor 3, Hal. 108
15
setempat, bahkan daerah yang berlimpah kekayaan alamnya ini termasuk wilayah
termiskin di Indonesia. Padahal di wilayah ini tambang emas terbesar di dunia yaitu
PT Freeport Indonesia berada. Eksplorasi minyak di Teluk Bintuni dan pembukaan
lahan besar besar terkait program MIFEE juga tidak membawa kemajuan yang berarti
pada masyarakat Papua Dengan demikian tidak mengherankan di tengah limpahan
kekayaan alam yang seharusnya menjadi berkah justru yang dituai adalah rasa tidak
aman dan konflik.6
Juga pada wilayah pedalaman di Kalimantan Sumber daya batubara hampir
menutupi seluruh wilayah provinsi, bahkan tidak sedikit permukiman yang ada di
Kalimantan Timur dibangun di atas batubara itu sendiri. Cadangan sumber daya
batubara yang dimiliki Kalimantan Timur ini merupakan yang terbanyak dari tiga
provinsi lain yang berada di Pulau Kalimantan. Akan tetapi kecenderungan
menambang batubara berdekatan dengan daerah-daerah yang mudah diakses, hal itu
terkait dengan ketersediaan infrastruktur. Biaya transportasi yang dikeluarkan oleh
perusahaan apabila menggunakan jalan umum jauh lebih murah dibandingkan dengan
menggunakan jalan yang dibangun oleh perusahaan sendiri. Perusahaan tidak perlu
mengeluarkan biaya untuk membangun jalan guna membuka akses ke dan dari
kawasan tambangnya. Walaupun potensi konfl ik menggunakan jalan umum lebih
tinggi dibandingkan dengan menggunakan jalan perusahaan sendiri, namun dengan
pertimbangan biaya transportasi ini sehingga penambangan di areal pedalaman dengan
jalan yang belum tersedia relatif sedikit. Upaya ke sana akan dilakukan kalau potensi
batubara yang berdekatan dengan permukiman ataupun yang mudah diakses sudah
habis sehingga tidak ada pilihan bagi perusahaan kecuali menambang di daerah
pedalaman.7
Sedangkan pada perairan sekitar Koon, Seram Timur, Maluku awalnya disinyalir
sebagai salah satu daerah pemijahan kelompok ikan kerapu yang populasi bisa
disimpulkan masih cukup besar. Telah lama, kawasan Koon menjadi lokasi
penangkapan ikan bagi nelayan asal Grogus dan sekitarnya. Kegiatan penangkapan
ikan berlebih termasuk di habitat pemijahan sangat memprihatinkan bagi
keberlangsungan sumberdaya ikan baik sebagai sumber ekonomi maupun sumber
protein bagi masyarakat pesisir. Berbagai hasil penelitian kesehatan karang dan
kelimpahan ikan termasuk di dalam kawasan konservasi laut (KKL) menunjukan
semakin jarang ditemukan habitat pemijahan ikan yang masih berfungsi akibat
aktivitas tangkap lebih itu.8
Sumber daya laut Patoameme sebenarnya cukup potensial. Banyak jenis ikan
yang merupakan komoditas yang berharga, misalnya ikan tuna dan cakalang. Namun
belum mampu digali secara optimal oleh penduduk setempat. Hal ini mengingat
penduduk pesisir Patoameme merupakan nelayan kecil dengan peralatan dan tenonogi
yang masih konvensional.9
10
Eghtenter, C. Putera, M.H. Ardiyansyah I., op.cit Hal. 65
18
11
Dicky Simonangkir. Pengelolaan Hutan oleh Masyarakat Adat di Wilayah Pengelolaan Kawasan
Hutan Partisipatif (PKHO) Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Prosiding Simposium Internasional Jurnal
ANTROPOLOGI INDONESIA I Makassar 2000
19
Tidak saja dari sisi partisipasi pengelolaan sumber daya tambang yang nihil,
eksistensi identitas orang Dayak misalnya, sebagai pemilik tanah dengan hutan yang
ada di atasnya juga turut hilang. Hilangnya tanah dan hutan akibat aktivitas tambang
turut menghilangkan wadah ekspresi kultural orang Dayak. Padahal bagi orang Dayak,
hubungan hutan dengan mereka tidak dapat dipisah kan. Oleh karena itu, bagi orang
Dayak sendiri dapat disebutkan bahwa hutan identik dengan Dayak (Pilin dan
Petebang 1999: 20), sehingga mereka sangat peduli terhadap kelestarian hutan.
Mengingat pentingnya hutan bagi masyarakat lokal, maka terdapat hubungan timbal
balik di antara keduanya. Orang Dayak memiliki kearifan tradisional tentang
bagaimana memperlakukan hutan secara arif agar hutan yang mereka miliki secara
komunal itu dapat memberikan kehidupan bagi mereka dan generasi berikutnya.
Kalaupun ada kerusakan yang diakibatkan oleh aktivitas masyarakat lokal, tampaknya
kegiatan itu kurang signifi kan diangkat sebagai salah satu faktor yang menyebabkan
kerusakan lingkungan. Bagi orang Bukit3 misalnya, di setiap ladang yang mereka
tanam selalu diikuti dengan menanam bambu dari berbagai jenis. Dalam pembukaan
lahan baru pun, mereka tidak melakukan dengan sesuka hati, sebab setiap keluarga
mempunyai Kawasan garapan masing-masing. Dengan demikian, kepindahan untuk
menggarap ladang-ladang lain akan selalu berada dalam wilayahnya sendiri (Radam
2001: 322). Dengan rusaknya hutan, dari sisi ekonomi kerugian masyarakat lokal
dapat dikalkulasi, tetapi yang lebih sulit adalah terganggunya aktivitas kultural
masyarakat lokal. Tanah dan tutupan hutan di atasnya tidak saja dipandang dari
20
sekedar pemenuhan komoditas ekonomi. Lebih dari itu, tanah dan hutan mempunyai
fungsi sosial yang kuat dan menjadi sumber identitas masyarakat lokal karena dapat
menghubungkan hidup mereka dengan aspek-aspek spritual dan keagamaan.
Hubungan yang keramat atau spritual antara manusia dan tanah merupakan sesuatu
yang tidak dapat dikalkulasi secara ekonomi, termasuk dalam bentuk uang (Katoppo
2000: 261).12
12
Robert Sibuarian, op.cit Hal. 72-73
13
Takdir Rahmadi, “ Hukum Lingkungan Di Indonesia”, (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2011), Hal 163.
21
Banyak SDA yang sudah yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, baik
yang berasal dari SDA hayati maupun nabati. Misalnya SDA hayati dan nabati
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan, contoh untuk sumber
makanan antara lain hewan – hewan ternak, berbagai umbi –umbian, berbagai
jenis biji – bijian dan sebagainya. Sedangkan untuk sumber obat – obatan
antara lain jahe, lempuyang, pasak bumi, laos, dan sebagainya.
2) Sumber Energi
a. Yang berasal dari tanah contohnya minyak bumi, gas bumi, batu bara;
d. Yang berasal dari biomas misalnya kayu, ranting, zat-zat pati, gula dan
getah-getahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
a. Sumber daya alam biotik seperti hasil-hasil perkebunan (teh, karet dan
lain-lain), kehutanan (kayu, rotan, damar dan lain-lain);
14
Yonathan Pongtuluran, “MANAGEMEN SUMBER DAYA ALAM DAN KINGKUNGAN EDISI REVISI”,
(Yogyakarta:CV. ANDI OFFSET, 2015), Hal 40-42.
22
b. Sumber daya alam yang berasal dari tanah seperti minyak bumi, gas bumi,
batu bara, besi dan mineral lainnya, dan
c. Sumber daya alam laut (air) misanya udang, beraneka ragam ikan, rumput
laut dan lain-lain.
Nilai biologis yang penting adalah hutan sebagai gudang plasma nutfah.
Plasma nutfah adalah sifat - sifat unggul yang diwariskan secara turun temurun.
Dahulu ada beberapa tanaman yang masih belum memiliki peranan yang
sangat penting, tapi pada saat ini diketahui memiliki manfaat yang bisa
digunakan oleh manusia, contohnya buah pace (mengkudu) yang semula tidak
dimanfaatkan sekarang memiliki khasiat meningkatkan kebugaran tubuh,
mencegah dan mengobati penyakit tekanan darah tinggi, tanaman mamba
(Azadirakhta indica) dahulu tanaman ini hanya merupakan tanaman pagar
tetapi saat ini diketahui mengandung zat azadirakhtin yang memiliki peranan
sebagai anti hama dan anti bakteri. Adapula jenis gangga yang memiliki
kandungan protein tinggi, yang digunakan sebagai sumber makanan masa
depan misalnya Chlorella.(Kaligis,1986).15
2. Lingkungan Hidup
a. Pengertian Lingkungan Hidup
Lingkungan merupakan semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang
yang kita tempati yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Menurut
Munadjat Danusaputro, dikatakan bahwa lingkungan hidup merupakan semua
benda dan kondisi termasuk manusia dan pembuatannya yang terdapat dalam
ruang tempat manusia berada dan mempengaruhi serta berkaitan dengan
kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya.
Dengan demikian, pada dasarnya lingkungan hidup merupakan bagian
terpenting dan sangat menentukan bagi kehadiran dan kelangsungan hidup
manusia, kebudayaan, dan peradabannya.
b. Macam-macam lingkungan
Menurut L.L Bernard dalam N.H.T. Siahaan, mengatakan bahwa
lingkungan terbagi menjadi 4 bagian besar, antara lain:
15
Kaligis, J, “Biologi I. PIPA 2233. Modul 6-9”, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1986).
23
1) Lingkungan fisik, yaitu lingkungan yang terdiri dari gaya kosmik dan
fisiografis seperti tanah, udara, laut, radiasi, gaya tarik, ombak dan lain
sebagainya.
2) Lingkungan biologi atau organik, yaitu segala sesuatu yang bersifat biotis yang
berupa mikroorganusme, parasit, hewan, tumbuhan, termasuk juga disini
lingkungan prematal dari proses-proses biologi seperti reproduksi,
pertumbuhan dan lainsebagainya.
3) Lingkungan sosial, yang dalam hal ini terbagi dalam tiga bagian yaitu 1)
lingkungan fisiososial meliputi kebudayaan materiil seperti peralatan, mesin,
senjata, gedung-gedung, dan ain-lain; 2) lingkungan biososial manusia dan
bukan manusia, yaitu manusia dan interaksinya terhadap sesamanya dan
tumbuhan beserta hewan domestik dan semua bahan yang digunakan manusia
yang berasal dari sumber organik; 3) lingkungan psikososial, merupakan
lingkungan yang berhubungan dengan tabian batin manusia seperti sikap,
pandangan, keinginan, keyakinan.
4) Lingkungan komposit, yaitu lingkungan yang diatur secara institusional berupa
lembaga-lembaga masyarakat, baik yang terdapat didaerah kota maupun
desa.16
c. Pelestarian Lingkungan Hidup
Menurut Lonergan dalam addinul Yakin dijelaskan bahwa terdapat tiga
dimensi penting yang harus dipertimbangkan dalam pembangunan berwawasan
lingkungan, antara lain:
1) Dimensi ekonomi, yang menghubungkan antara pengaruh-pengaruh unsur
makro ekonomi mikro pada lingkungan.
2) Dimensi politik, yang mencangkup proses politik yang menentukan
penampilan dan sosok pembangunan, pertumbuhan penduduk, dan degradasi
lingkungan pada semua negara.
3) Dimensi sosial budaya, yang mengaitkan antara tradisi atau sejarah dengan
dominasi ilmu pengetahuan barat, serta pola pemikiran dan tradisi agama.
Ketiga dimensi diatas berintegrasi satu sama lainuntuk mendorong terciptanya
pelestarian lingkungan. Sehubung dengan itu, pemerintah telah menggariskan
kebijaksanaan dan melakukan tindakan yang mendorong ditingkatkannya upaya
pelestarian lingkungan hidup. selain itu, pemerintah juga berkewajiban untuk
16
Moh Fadli, Mukhlish, Mustafa lutfi, “HUKUM DAN KEBIJAKAN LINGKUNGAN”, (Malang:UB Press,
2016), hal 3-5.
24
17
Ibid 2, hal 13-14.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sumber daya alam adalah segala kekayaan yang berupa benda makhluk hidup dan
benda mati yang ada di muka bumi dan dapat digunakan untuk memenuhi keperluan
hidup manusia. Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat berlimpah. Dalam
memanfaatkan sumber daya alam manusia perlu berdasar pada prinsip ekoefisiensi.
Kelimpahan sumber daya alam di secara nasional dibagi menjadi beberapa sektor, yaitu
bidang pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan, dan pertambangan.
Sumber daya alam dapat diklasifikasikan dalam 2 jenis, yaitu sumber daya alam yang
dapat diperbaruhi dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaruhi. Sumber daya alam
memilki beberapa manfaat yang sangat penting bagi negara, yaitu sumber makanan dan
obat-obatan, sumber energi, sumber devisa negara, sumber plasma nutfah. Sumber daya
alam tidak pernah terlepas dari lingkungan. Lingkungan merupakan semua benda dan
kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati yang dapat mempengaruhi kehidupan
manusia. Lingkungan dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu lingkungan fisik, lingkungan
biologi atau organik, lingkungan sosial, lingkungan komposit. bahwa terdapat tiga
dimensi penting yang harus dipertimbangkan dalam pembangunan berwawasan
lingkungan, yaitu dimensi ekonomi, dimensi politik, dimensi sosial budaya.
A. Saran
Untuk generasi muda penerus bangsa, agar Indonesia menjadi negara yang maju
kita harus semangat dalam menuntut ilmu, banyak membaca mengenai klasifikasi dan
pengelolaan sumber daya alam, memperbanyak pengalaman dengan mengikuti volunter
lingkungan, dan selalu menjaga lingkungan.
25
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Chusni., Hastria, Defry. Potensi Bahan Tambang, Penataan Wilayah Usaha
Pertambangan (WUP) Dan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Di Kebumen,
Jurnal Tekhnologi Mineral Dan Batubara, Kebumen Vol. 8 Nomor 3, Hal. 108
Eghtenter, C. Putera, M.H. Ardiyansyah I. 2012. Masyarakat dan Konservasi, 50 kisah yang
menginspirasi dari WWF untuk Indonesia, WWF-Indonesia.
Enoch, Muhammad, dkk. 2003. Pemaanfaatan Sumber Daya Alam Indonesia. Jakarta:
Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama
Fadli, Moh, Mukhlish, Mustafa lutfi. 2016. “HUKUM DAN KEBIJAKAN LINGKUNGAN”.
Malang:UB Press.
Kaligis, J. (1986). Biologi I. PIPA 2233. Modul 6-9. Jakarta: Universitas Terbuka.
Murni, Ruaida. 2014. Sumber Daya Dan Permasalahan Sosial Di Daerah Tertinggal Kasus
Desa Patoameme. Sosio Konsepsia Vol. 4, No.1. Kabupaten Boalemo. Hal. 260 – 273.
Nurjaya, I, N. 2001. PRINSIP-PRINSIP GLOBAL PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM :
IMPLIKASINYA BAGI POLITIK PEMBANGUNAN HUKUM NASIONAL,
Simposium Internasional Jurnal Antropologi Indonesia ke-2, Padang.
Pongtuluran, Yonathan. 2015. “MANAGEMEN SUMBER DAYA ALAM DAN KINGKUNGAN
EDISI REVISI”. Yogyakarta:CV. ANDI OFFSET.
Purba, Bonaraja, dkk. 2020. Sebuah Konsep, Fakta, dan Gagasan Ekonomi Sumber Daya
Alam. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Purba, Bonaraja., dkk. 2020. Sebuah Konsep, Fakta, dan Gagasan Ekonomi Sumber Daya
Alam. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Rahmadi, Takdir. 2011. “ Hukum Lingkungan Di Indonesia”. Jakarta:PT. Raja Grafindo
Persada.
Samekto, A. 2015, Membangun Politik Hukum Pengelolaan sumber Daya Alam Berbasis Cita
Hukum Indonesia,Prosiding Seminar Nasional, Undip, Thafa Media, Yogyakarta.
Simonangkir, Dicky. 2000. Pengelolaan Hutan oleh Masyarakat Adat di Wilayah Pengelolaan
Kawasan Hutan Partisipatif (PKHO) Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat,
Prosiding Simposium Internasional Jurnal ANTROPOLOGI INDONESIA I,
Makassar
Sri Yanuarti, Kemiskinan Dan Konflik Papua Di Tengah Sumber Daya Yang Melimpah, Hal.
33
26