Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PERILAKU KESEHATAN MENURUT PARA AHLI

OLEH :

NAMA : FADLIAKHAN KLEDEN RAYA

NIM : 19134530013

JURUSAN : DIII TLM

MATA KULIAH : ETIKA PROFESI & HUKUM KESEHATAN

SEMESTER : V (LIMA)

POLTEKKES KEMENKES TERNATE

TAHUN AJARAN

2021/2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim
Assalamualikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan
rahmatnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah
ini terdiri dari pokok pembahasan mengenai konsep dasar perilaku
kesehatan. Setiap pembahasan dibahas secara sederhana sehingga mudah
dimengerti.
kami sadar, sebagai seorang mahasiswa dan mahasiswi yang masih
dalam proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu,kami sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi
di masa yang akan datang.
Wassalamualikum Wr.Wb.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Perilaku
2.2. Kesehatan
2.3. Perilaku Sehat
2.4.Perilaku Kesehatan
2.5.Domain Perilaku Kesehatan
2.6.Bentuk-bentuk perilaku kesehatan dan perubahannya
2.6.1.Bentuk-bentuk Perilaku kesehatan
2.6.2. Perubahan Perilaku Kesehatan
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Perilaku adalah merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan
seseorang yang sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang
lain ataupun orang yang melakukannya. Berdasarkan sifatnya perilaku
terbagi menjadi dua, yaitu perilaku perilaku baik dan buruk.
Tolak ukur perilaku yang baik dan buruk ini pun dinilai dari norma-norma
yang berlaku dimasyarakat. Baik itu norma agama, hukum, kesopanan,
kesusialaan, dan norma-norma lainnya.
Dalam kesehatan hubungan perilaku sangatlah erat sekali. Banyak hal yang
tanpa kita sadari dari perilaku yang kecil dapat menimbulkan efek kesehatan
yang besar bagi seseorang. Salah satu contohnya berupa pesan kesehatan
yang sedang maraknya digerakkan oleh promoter kesehatan tentang cuci
tangan sebelum melakukan aktifitas, kita semua tahu jika mencuci tangan
adalah hal yang sederhana, tapi dari hal kecil tersebut kita bisa melakukan
revolusi kesehatan kearah yang lebih baik. Sungguh besar efek perilaku
tersebut bagi kesehatan, begitu pula dengan kesehatan yang baik akan
tercermin apabila seseorang tersebut melakukan perilaku yang baik.
Maka dari itu dalam makalah ini, penulis hanya membahas tentang hubungan
kesehatan dengan perilaku, factor-faktor penyebab rendahnya perilaku yang
baik, dampaknya serta control perilaku kearah yang lebih baik, sesuai
dengan judul makalah yaitu hubungan kesehatan dengan perilaku.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Perilaku
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan
tujuan dan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan
berbagai faktor yang saling berinteraksi. Seiring dengan tidak disadari bahwa
interaksi itu sangat kompleks sehingga kadang- kadang kita tidak sempat
memikirkan penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu. Karena itu
amat penting untuk dapat menelaah alasan dibalik perilaku individu, selama
ia mampu mengubah perilaku tersebut.

Dilihat dari Segi Biologis:


Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme ( makhluk hidup )
yang bersangkutan. Dari sudut pandang biologis, semua makhluk hidup mulai
dari tumbuhan, hewan, dan manusia berperilaku, karena mempunyai aktivitas
masing – masing. Perilaku manusia adalah semua tindakan atau aktivitas
manusia, baik yang diamati lansung maupun yang tidak dapat diamati pihak
luar

Dilihat dari Segi Psikologis


Menurut Skiner (1938 ), perilaku adalah suatu respon atau reaksi seseorang
te rhadap stimulus ( rangsangan dari luar . pengertian itu dikenal dengan teori
S-O-R (stimulus-organisme-respons).skiner membedakan respons tersebut
menjadi 2 jenis, yaitu respondent response (reflexive) dan operant response
(instrumental response).
Secara lebih proposional perilaku dapat diartikan suatu respons organisme
atau seseoang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut.
Respon ini berbentuk 2 macam, yakni:
Bentuk pasif adalah respon internal yaitu terjadi didalam diri manusia dan
tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain. Misalnya berpikir ,
tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan.
Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara
langsung. Perilaku sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata makan
disebut overt behavior.

Seorang ahli psikologis, merumuskan bahwa perilaku merupakan


respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
(Skinner, 1938 yang dikutip dalam Notoatmodjo,2003).
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
dibedakan menjadi dua: 
a. Perilaku Tertutup (Covert behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup
(covert), Misalnya: Seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan,
seorang pemuda tahu bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan
seks, dan sebagainya.

b. Perilaku Terbuka (Overt behavior)


Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka, misalnya seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau membawa
anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi.
2.2. Kesehatan

        Definisi Sehat


Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari
penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang
meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual.

Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu
keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak
hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).Definisi WHO
tentang sehat mempunyui karakteristik berikut yang dapat meningkatkan.
konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994):
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan
eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan


adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka
kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-
unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan
bagian integral kesehatan.
 Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan
yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit)
dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan
kesehatannya.
2.3. Perilaku Sehat
Menurut Becker. Konsep perilaku sehat ini merupakan pengembangan
dari konsep perilaku yang dikembangkan Bloom. Becker menguraikan
perilaku kesehatan menjadi tiga domain, yakni pengetahuan kesehatan
(health knowledge), sikap terhadap kesehatan (health attitude) dan praktek
kesehatan (health practice). Hal ini berguna untuk mengukur seberapa besar
tingkat perilaku kesehatan individu yang menjadi unit analisis penelitian.
Becker mengklasifikasikan perilaku kesehatan menjadi tiga dimensi :

1.Pengetahuan Kesehatan Pengetahuan tentang kesehatan mencakup apa


yang diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan,
seperti pengetahuan tentang penyakit menular, pengetahuan tentang faktor-
faktor yang terkait. dan atau mempengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang
fasilitas pelayanan kesehatan, dan pengetahuan untuk menghindari
kecelakaan.
2.Sikap terhadap kesehatan Sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau
penilaian seseorang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan
kesehatan, seperti sikap terhadap penyakit menular dan tidak menular, sikap
terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, sikap
tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan sikap untuk menghindari
kecelakaan.
3.Praktek kesehatan Praktek kesehatan untuk hidup sehat adalah semua
kegiatan atau aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan, seperti
tindakan terhadap penyakit menular dan tidak menular, tindakan terhadap
faktor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, tindakan
tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan tindakan untuk menghindari
kecelakaan
.Selain Becker, terdapat pula beberapa definisi lain mengenai perilaku
kesehatan.
Menurut Solita, perilaku kesehatan merupakan segala bentuk
pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang
menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan, serta tindakannya
yang berhubungan dengan kesehatan. Sedangkan Cals dan Cobb
mengemukakan perilaku kesehatan sebagai: “perilaku untuk mencegah
penyakit pada tahap belum menunjukkan gejala (asymptomatic stage)”.
Menurut Skinner perilaku kesehatan (healthy behavior) diartikan
sebagai respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan
dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan
kesehatan. Dengan kata lain, perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau
kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak
dapat diamati (unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup mencegah
atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan
kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah
kesehatan
Perilaku sehat adalah sifat pribadi seperti kepercayaan, motif, nilai,
persepsi dan elemen kognitif lainnya yang mendasari tindakan yang
dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya,
termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri, penjagaan
kebugaran melalui olah raga dan makanan bergiz. Perilaku sehat
diperlihatkan oleh individu yang merasa dirinya sehat meskipun secara medis
belum tentu mereka betul-betul sehat.
2.4.Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Secara lebih rinci perilaku
kesehatan mencakup :
1.Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia
merespon baik secara pasif maupun aktif sehubungan dengan sakit dan
penyakit. Perilaku ini dengan sendirinya berhubungan dengan tingkat
pencegahan penyakit
a)      Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan
misalnya makan makanan bergizi, dan olahraga.
b)      Perilaku pencegahan penyakit misalnya memakai kelambu untuk
mencegah malaria, pemberian imunisasi. Termasuk juga perilaku untuk tidak
menularkan penyakit kepada orang lain.
c)      Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan misalnya usaha
mengobati penyakitnya sendiri, pengobatan di fasilitas kesehatan atau
pengobatan ke fasilitas kesehatan tradisional.
d)     Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan setelah sembuh dari
penyakit misalnya melakukan diet, melakukan anjuran dokter selama masa
pemulihan.

2.Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan. Perilaku ini mencakup


respon terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan dan
obat – obat.

3.Perilaku terhadap makanan. Perilaku ini mencakup pengetahuan, persepsi,


sikap dan praktek terhadap makanan serta unsur – unsur yang terkandung di
dalamnya., pengelolaan makanan dan lain sebagainya sehubungan dengan
tubuh kita.
4. Perilaku terhadap lingkungan sehat adalah respon seseorang terhadap
lingkungan sebagai salah satu determinan kesehatan manusia. Lingkup
perilaku ini seluas lingkup kesehatan lingkungan.itu sendiri.

Dari batasan ini perilaku kesehatan dapat diklasifikan menjadi 3


kelompok:
1) Perilaku Pemeliharaan Kesehatan (health maintenance)
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau
menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana
sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek :
a)               Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit,
serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.
b)              Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan
sakit.
c)               Perilaku gizi (makanan dan minuman).

2) Perilaku Pencarian dan Penggunaan Sistem atau Fasilitas Pelayanan


Kesehatan atau Sering disebut Perilaku Pencarian pengobatan (Heath
Seeking Behavior).

 Adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat


menderita dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari
mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar negeri.
3) Perilaku Kesehatan Lingkungan

Adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan


fisik maupun sosial budaya dan bagaimana, sehingga lingkungan tersebut
tidak mempengaruhi kesehatannya. Seorang ahli lain (Becker, 1979)
membuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan ini.
a)      Perilaku hidup sehat
.Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan
seseorang untuk mempertahankan dan meningkatikan kesehatannya.
Perilaku ini mencakup antar lain :
(1)       Menu seimbang
(2)       Olahraga teratur
(3)       Tidak merokok
(4)       Tidak minum-minuman keras dan narkoba
(5)       Istirahat yang cukup
(6)       Mengendalian stress
(7)       Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan

b)              Perilaku Sakit
Mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya
terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit,
pengobatan penyakit dan sebagainya, dsb.

c)               Perilaku peran sakit (the sick role behavior)


Perilaku ini mencakup:
(1)       Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
(2)       Mengenal/mengetahui fasilitas atau sasaran pelayanan penyembuhan
penyakit yang layak.
(3)       Mengetahui hak (misalnya: hak memperoleh perawatan, dan pelayanan
kesehatan).

2.5.Domain Perilaku Kesehatan


Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap
stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang),namun dalam
memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor
lain dari orang yang bersangkutan. Faktor-faktor yang membedakan respons
terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan
perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a.Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang
bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya : tingkat
kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.
b.Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor lingkungan ini
sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa perilaku adalah
merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang yang merupakan
hasil bersama atau resultante antara berbagai faktor, baik faktor internal
maupun eksternal. Dengan perkataan lain perilaku manusia sangatlah
kompleks, dan mempunyai bentangan yang sangat luas.Sehingga membagi
perilaku manusia menjadi 3 domain,ranah atau kawasan
yakni:kognitif(cognitive),afektif(affective),psikomotor(psychomotor).
Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran
hasil pendidikan kesehatan, yakni:
1.      Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).
a. Proses adopsi perilaku
 Penilitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses
yang berurutan yakni
 Awareness (kesadaran) yakni orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.
 Interest, yakni orang mulai tertarik pada stimulus.
 Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut
bagi   dirinya).
 Triall, orang telah mencoba perilaku baru.
 Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya tehadap stimulus.

b. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif


Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan
yaitu:
 - Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, termasuk mengingat kembali (recall). Tahu merupakan tingkat
yang paling rendah dan untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
dipelajari antara lain menyebutkan,meguraikan,mendefinisikan,menyatakan
dan sebagainya.
-  Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.
-  Applikasi (Aplication)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi yang real atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, perinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
-  Analisis (analysis)
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi,
dan masih ada kaitannya satu sama lain. 
-  Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada misalnya menyusun,merencanakan, meringkas,
menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori.
-  Evaluasi (Evaluation)
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi. Evaluasi ini didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.      Sikap (Attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek.
a.       Komponen pokok sikap 
Sikap mempunyai 3 komponen pokok yaitu:
-  Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek
-  Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
-  Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)(Alport,1954 yang dikutip
dalam Notoatmodjo)
b.      Berbagai Tingkatan Sikap
terdiri dari : menerima (receiving),merespon (responding) menghargai
(valuing), bertanggung jawab (responsible)
c.       Praktek atau Tindakan (practice)
terdiri dari : persepsi (perception), respon terpimpin (guided response),
mekanisme (mechanism), adopsi (adoption).
Faktor penentu (Determinan) perilaku kesehatan pada umumnya melibatkan
banyak faktor. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua
hal pokok yaitu faktor perilaku dan diluar perilaku. Selanjutnya perilaku itu
sendiri dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: faktor pembawa (predisposing
faktor) didalamnya termasuk pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan,
dan nilai-nilai. faktor pendukung (enabling faktor) yang terwujud dalam
lingkungan fisik, sumber daya, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas dan
sarana kesehatan,faktor pendorong (reinforcing faktor) yang terwujud di
dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan maupun petugas lain, teman,
tokoh yang semuanya bisa menjadi kelompok referensi dari periaku
masyarakat.
Dari faktor-faktor di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau
masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap,
kepercayaan, tradisi dari orang yang bersangkutan. Disamping itu
ketersediaan fasilitas kesehatan dan periaku petugas kesehatan juga
mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku (Dinas Kesehatan
Polewali Mandar,2008).
2.6.Bentuk-bentuk perilaku kesehatan dan perubahannya

2.6.1.Bentuk-bentuk Perilaku kesehatan

1. Bentuk Suchman
Bentuk Suchman adalah menyangkut pola sosial dari perilaku sakit
yang tampak pada orang mencari, menemukan dan melakukan perawatan
medis. Ada empat unsur yang merupakan faktor utama perilaku sakit yaitu
perilaku itu sendiri, sekuensinya tempat atau ruang lingkup dan variasi
perilaku selama tahap-tahap perawatan medis.

2. Bentuk Hochbaum, Kasl dan Cobb, Rosenstock


Hipotesis HBM adalah perilaku pada saat mengalami gejala penyakit
dipengaruhi secara langsung oleh persepsi individu mengenai ancaman
penyakit dan keyakinannya terhadap nilai manfaat dari suatu tindakan
kesehatan.

3. Bentuk Fabrega
Bentuk ini memberikan definisi abstrak tentang perilaku sakit yang
dituangkan dalam 9 tingkatan dan menggambarkan konsekuensi keputusan
yang ditetapkan orang selama dalam keadaan sakit.

4. Bentuk Mechanic
Suatu bentuk mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan
cara orang melihat, menilai serta bertindak terhadap suatu gejala penyakit.
(Mechanic,1962 yang dikutip dalam Muzaham,1995)
5. Bentuk Andersen
Bentuk yang menggambarkan suatu sekuensi determinan individu
terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh keluarga, dan menyatakan
bahwa hal itu tergantung pada: predisposisi keluarga untuk menggunakan
jasa pelayanan kesehatan, kemampuan mereka untuk melaksanakannya,
dan kebutuhan meraka terhadap jasa pelayanan tersebut

6. Bentuk Kosa dan Robertson


Upaya lain untuk memahami perilaku sehat dan sakit baik dari
perspektif individu maupun sosial adalah dengan model yang di kembangkan
oleh J.Kosa dan L.S.Robertson (1975). Formulasinya meliputi 4 komponen
utama yakni: penilaian tentang suatu gangguan kesehatan, peningkatan rasa
khawatir karena persepsi tentang gejala penyakit, penerapan pengetahuan
sendiri terhadap kesehatan dan bentuk tindakan untuk menghilangkan
kekhawatiran dan gangguan kesehatan tersebut. 

7. Bentuk Antonovsky dan Kats


Dalam mempelajari kesehatan preventif, A.Antonovsky dan Kats
(1970) mengemukakan suatu model terpadu untuk membuat kategori tentang
berbagai tipe variabel yang berbeda menurut pola tindakan tertentu, dan
membuat spesifikasi mengenai kaitan antara semua variabel tersebut. Tiga
golongan variabel di identifikasikan sebagai determinan dalam perilaku
pencegahan gangguan kesehatan, termasuk perbuatan tunggal maupun
berulang-ulang. Ketiga golongan variabel tersebut adalah motivasi
predesposisi, variabel kendala dan variabel kondisi.
8. Model Langlie
Adalah model perilaku pencegahan gangguan kesehatan dengan cara
menggabungkan variabel-variabel social psikologi dan model kepercayaan
kesehatan dengan karakteristik kelompok social dari formulasi Suchmnan.
Perilaku pencegahan kesehatan yang dirumuskan oleh Langlie sebagai suatu
tindakan kesehatan yang di sarankan, dan dilaksanakan oleh seseorang
yang percaya bahwa dirinya dalam keadaan sehat, guna mencegah penyakit,
gangguan kesehatan, atau mendeteksi penyakit pada saat penyakit belum
terlihat.

2.6.2. Perubahan Perilaku Kesehatan 


Teori perubahan perilaku kesehatan ini penting dalam promosi
kesehatan yang bertujuan “behavior change”
Perubahan perilaku ini diarahkan untuk :
1.      mengubah perilaku negatif ( tidak sehat ) menjadi perilaku positif ( sesuai
dengan nilai-nilai kesehatan )
2. pembentukan atau pengembangan perilaku sehat
3. memelihara perilaku yang sudah positif
Teori-teori yang akan kita bahas adalah : Teori SOR, Festinger, Fungsi, Kurt
Lewin.

Teori Perubahan Perilaku Kesehatan


Menurut teori ini, penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung
kepada kualitas rangsang( stimulus ) yang berkomunikasi dengan organisme.
Perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus yang diberikan benar-benar
melebihi dari stimulus semula (mampu meyakinkan).
Karena itu kualitas dari sumber komunikasi sangat menentukan
keberhasilan perubahan perilaku, misalnya gaya bicara, kredibilitas pemimpin
kelompok, dsb

a) Dissonance Theory (Festinger : 1957)


Ada suatu keadaan cognitive dissonance yang merupakan
ketidakseimbangan psikologis, yang diliputi oleh ketegangan diri yang
berusaha untuk mencapai keseimbangan kembali.Dissonance tejadi karena
dalam diri individu terdapat elemen kognisi yang bertentangan, pengetahuan,
pendapat atau keyakinan. Apabila terjadi  penyesuaian secara kognitif, akan
ada perubahan sikap yang berujung perubahan perlaku.

Contoh : 
Orang yang merokok merasa resah, dia tahu bahaya merokok tapi merasa
bukan laki-laki kalau tidak merokok (dissonance). Akhirnya dia memutuskan
kalau kejantanan seseorang bukan hanya dari merokok, tapi dari banyak
hal.Akhirnya dia memutuskan berhenti merokok (consonance).

b) Teori Fungsi (Katz : 1960)


Meurut teori ini perilaku mempunyai fungsi :
1.      instrumental
2. defence mechanism
3. penerima objek dan pemberi arti
4. nilai ekspresif
Perubahan perilaku individu tergantung kebutuhan Stimulus yang dapat
memberi perubahan perilaku individu adalah stimulus yang dapat dimengerti
dalam konteks kebutuhan orang tersebut.
c) Teori Kurt Lewin (1970)
Menurut Kurt Lewin, perilaku manusia adalah suatu keadaan seimbang
antara driving forces (kekuatan-kekuatan pendorong)   dan restrining forces
(kekuatan-kekuatan penahan). Perilaku dapat berubah apabila terjadi
ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut. Ada tiga kemungkinan
terjadinya perubahan perilaku :
1. Kekuatan pendorong, kekuatan penahan tetap perilaku baru 
Contoh : seseorang yang punya saudara dengan penyakit  kusta sebelumnya
tidak mau memeriksakan saudaranya karena malu dikira penyakit keturunan,
dapat berubah perilakunya untuk memeriksakan saudaranya ke puskesmas
karena adanya penyuluhan dari petugas kesehatan terdekat tentang
pentingnya deteksi dini kusta. 
2. Kekuatan penahan, pendorong tetap perilaku baru 
Misalnya pada contoh di atas , dengan memberi pengertian bahwa kusta
bukan penyakit keturunan, maka kekuatan penahan akan melemah dan
terjad perubahan perilaku.
3. Kekuatan penahan, pendorong, perubahan perilaku.
Misalnya pada contoh di atas dua-duanya dilakukan.

Upaya Perubahan Perilaku Kesehatan


Hal yang penting di dalam perilaku kesehatan adalah masalah
pembentukan dan perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku
merupakan tujuan dari pendidikan kesehatan atau penyuluhan kesehatan
sebagai penunjang program kesehatan lainnya. Perubahan yang dimaksud
bukan hanya sekedar covert behaviour tapi juga overt behaviour.
Di dalam program – program kesehatan, agar diperoleh perubahan
perilaku yang sesuai dengan norma – norma kesehatan diperlukan usaha –
usaha yang konkrit dan positip. Beberapa strategi untuk memperoleh
perubahan perilaku bisa dikelompokkan menjadi tiga bagian :

1) Menggunakan kekuatan / kekuasaan atau dorongan


Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran
sehingga ia mau melakukan perilaku yang diharapkan. Misalnya dengan
peraturan – peraturan / undang – undang yang harus dipatuhi oleh
masyarakat. Cara ini menyebabkan perubahan yang cepat akan tetapi
biasanya tidak berlangsung lama karena perubahan terjadi bukan
berdasarkan kesadaran sendiri. Sebagai contoh adanya perubahan di
masyarakat untuk menata rumahnya dengan membuat pagar rumah pada
saat akan ada lomba desa tetapi begitu lomba / penilaian selesai banyak
pagar yang kurang terawat.

2)Pemberian informasi
Adanya informasi tentang cara mencapai hidup sehat, pemeliharaan
kesehatan , cara menghindari penyakit dan sebagainya akan meningkatkan
pengetahuan masyarakat. Selanjutnya diharapkan pengetahuan tadi
menimbulkan kesadaran masyarakat yang pada akhirnya akan menyebabkan
orang berperilaku sesuai pengetahuan yang dimilikinya. Perubahan
semacam ini akan memakan waktu lama tapi perubahan yang dicapai akan
bersifat lebih langgeng.
3)Diskusi partisipatif
Cara ini merupakan pengembangan dari cara kedua dimana
penyampaian informasi kesehatan bukan hanya searah tetapi dilakukan
secara partisipatif. Hal ini berarti bahwa masyarakat bukan hanya penerima
yang pasif tapi juga ikut aktif berpartisipasi di dalam diskusi tentang informasi
yang diterimanya. Cara ini memakan waktu yang lebih lama dibanding cara
kedua ataupun pertama akan tetapi pengetahuan kesehatan sebagai dasar
perilaku akan lebih mantap dan mendalam sehingga perilaku mereka juga
akan lebih mantap.
Apapun cara yang dilakukan harus jelas bahwa perubahan perilaku
akan terjadi ketika ada partisipasi sukarela dari masyarakat, pemaksaan,
propaganda politis yang mengancam akan tidak banyak berguna untuk
mewujutkan perubahan yang langgeng.
BAB III
PENUTUP
 
3.1. Kesimpulan

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu


tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan
tujuan dan baik disadari maupun tidak.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu
keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak
hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
Menurut Becker. Konsep perilaku sehat ini merupakan pengembangan
dari konsep perilaku yang dikembangkan Bloom. Becker menguraikan
perilaku kesehatan menjadi tiga domain, yakni pengetahuan kesehatan
(health knowledge), sikap terhadap kesehatan (health attitude) dan praktek
kesehatan (health practice).
Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat san saling
berkesinambungan, individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang
sehat pula. Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat akan mencerminkan
individu dengan kualitas hidup baik.

3.2. Saran

Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat san saling


berkesinambungan, individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang
sehat pula. Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat akan mencerminkan
individu dengan kualitas hidup baik.
Manfaat dari hidup sehat yang paling penting adalah meningkatkan
produktivitas kita dengan segala kemampuan dan potensi diri kita.
Untuk itu konsep hidup sehat seperti tingkatkan PHBS (Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat) harus dipupuk dari tiap individu untuk dapat meningkatkan
kualitas hidup yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA
 
www.google.com
http://panthom-zone.blogspot.com/2011/11/hubungan-kesehatan-dengan-
perilaku.html 
Notoatmodjo, Soekidjo, & Sarwono, Solita. 1985. Pengantar Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Badan Penerbit Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Hlm. 23
Muzaham,Fauzi.1995.Sosiologi Kesehatan.Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia.Ircham Machfoedz dan Eko Suryani dan.2008.Pendidikan
Kesehatan dan Promosi Kesehatan.Yogyakarta :Fitramaya. 

http://ekwadothomas676.blogspot.com/2013/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Ircham Machfoedz dan Eko Suryani dan.2008.Pendidikan Kesehatan dan


Promosi Kesehatan.Yogyakarta :Fitramaya.
Muzaham,Fauzi.1995.Sosiologi Kesehatan.Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia.
Notoatmodjo,Soekidjo.2003.Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta.
-----.2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta:Rineka Cipta.
Rahim Ali,Arsad.2008.Staf Dinas Kesehatan Polewali
Mandar.Polewali:http//www.arali2008.files.wordpress.com.
Salan,Rudy.1988.Perilaku Kesakitan dan Peranan Sakit(suat

Anda mungkin juga menyukai