Makalah Gadar Ibu Asrawaty KLMPK 10

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 10:

 RAHMAWATI
 RITA ASHARI SINTA
 NUR MEGAYANTI
 NI LUH RANI

POLTEKKES KEMENKES PALU

JURUSAN DIV KEBIDANAN TINGKAT 2A

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada TUHAN YANG MAHA ESA yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya kepada hambanya, khususnya bagi kami yang
telah mampu menyelesaikan Makalah ‘KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU’
Dalam menulis Makalah ini, alhamdulillah kami tidak mendapatkan kendala –
kendala, sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu kami
juga mengucapkan terima kasih kepada IBU Asrawaty S.Tr.Keb, M.Tr.Keb Selaku
dosen yang membimbing mata kuliah Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan
Maternal Neonatus yang telah memberikan dorongan dan motivasi dalam
menyusun makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk para pembaca
serta memperluas wawasan. Dan tidak lupa pula kami mohon maaf atas
kekurangan dari makalah yang kami buat ini. Mohon kritik serta sarannya demi
kemajuan kedepannya.

Terimakasih

Palu , 20 mei 2021

Penulis

Kelompok 1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………..…………………………………….....i


KATA PENGANTAR ……………..…………………………………….....ii
DAFTAR ISI … ……………………...…………………………...…...……iii
BAB I
PENDAHULUAN …………………………………………...........................1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………..2
1.2 Rumusan masalah………….…………………………………….2
1.3 Tujuan masalah … ………………………………………………3
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................4
A. Pengertian KET……………………………………………………4
B. Etilogi …………………………………………………………….5
C. Tanda dan Gejala kehamilan KET………………………………..6
D. Diagnosa KET……………………………………………………..8
E. cara – cara penanganan KET……………………………………..10
F. komplikasi KET……………………………………………………11

BAB III PENUTUP............................................................................................12


A. Kesimpulan
B. Saran
BAB IV...............................................................................................................12
A. Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Kehamilan secara normal akan berada di kavum uteri. Kehamilan ektopik ialah
kehamilan di tempat yang luar biasa. Kehamilan ektopik terjadi setiap saat ketika penananaman
blastosit berlangsung dimanapun, kecuali di endometrium yang melapisi rongga uterus. Tempat
yang mungkin untuk kehamilan ektopik adalah serviks, tuba fallopi, ovarium dan abdomen
(Varney,dkk, 2006).
Lebih dari 90% kehamilan ektopik terjadi di tuba. Kejadian kehamilan tuba ialah 1
diantara 150 persalinan. Angka kejadian kehamilan ektopik cenderung meningkat. Kejadian
tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor antara lain, meningkatnya prevalensi penyakit
tuba karena Penyakit Menular Seksual (PMS) sehingga terjadi oklusi parsial tuba, adhesi
peritubal yang terjadi setelah infeksi seperti apendisitis atau endometriosis, pernah menderita
kehamilan ektopik sebelumnya, meningkatnya penggunaan kontrasepsi untuk mencegah
kehamilan, abortus provokatus, tumor yang mengubah bentuk tuba dan fertilitas yang terjadi oleh
obat-obatan pemacu ovalasi (Saifuddin, 2006).
Bagi setiap wanita hamil yang diduga bidan mengalami kehamilan ektopik atau ketika
tidak dapat dipastikan apakah kehamilan berlangsung di dalam rahim dan wanita tersebut
menunjukkan tanda dan gejala kehamilan ektopik, maka penatalaksanaan medis lebih lanjut
diperlukan. Bidan dapat melakukakan pemeriksaan fisik dan pengkajian riwayat kehamilan serta
evaluasi laboratorium, termasuk pemeriksaan ultrasonografi. Jika kemungkinan kehamilan
ektopik tidak dapat disingkirkan, maka bidan harus berkonsultasi dengan dokter (Varney, dkk,
2006).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian KET ?
2. apa itu etilogi ?
3.     Apa-apa saja Tanda dan Gejala kehamilan KET
4.      Bagimana diagnosa KET
5.    Bagaimana cara – cara penanganan KET
6.      Apa komplikasi KET

C. TUJUAN MASALAH
1.      Untuk mngetahui dan memahami pengertian KET
2.      Untuk mngetahui etiologi KET
3.      Untuk mengetahui Tanda dan Gejala kehamilan KET
4.      Untuk mngetahui dan memahami diagnosa KET
5.      Untuk mahadapat mngetahui cara – cara penanganan KET
6.      Untuk mngetahui komplikasi KET
BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Pengertian KET


Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari bahasa Yunani,
topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan “berada di luar tempat yang
semestinya”.
Kehamilan Ektopik ialah penanaman blastosit yang berlangsung di manapun kecuali di
endometrium yang melapisi ronggo uterus. (Helen Varney, 2007)Kehamilan ektopik ialah
kehamilan dimana sel telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum
uterus.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus,
Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20-40 tahun dengan
umur rata-rata 30 tahun,frekwensi kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara
0%-14,6%. apabila tidak diatasi atau diberikan penanganan secara tepat dan benar akan
membahayakan bagi sipenderita (Sarwono Prawiroharjho, Ilmu Kebidanan, 2005)
Istilah kehamilan ektopik lebih tepat daripada istilah ekstrauterin yang sekarang masih juga
dipakai,oleh karena terdapat beberapa jenis kehamilan ektopik yang berimplantasi dalam uterus
tetapi tidak pada tempat yang normal.(Sarwono prawirohardjo,ilmu kandungan,2005).
Kehamilan Ektopik Terganggu ialah kehamilan ektopik yang mengalami abortus atau ruptur
apabila masa kehamilan berkembang melebihi kapasitas ruang implantasi misalnya tuba.
(Saifuddin, 2008).
Kehamilan ektopik terganggu adalah terjadi bila telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh
di luar endometrium kavum uterik. Kehamilan ekstrauterin tidak sinonim dengan kehamilan
ektopik terganggu karna kehamilan pada pars interstisialis tubah dan kanalis servikalis masih
termasuk dalam uterus, tetapi jelas bersifat ektopik. Apabila pada kehamilan ektopik terjadi
abortus atau pecah, dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan ini
disebut kehamilan ektopik terganggu. ( fadiun & feryanto, ahmad , asuhan kebidanan patologis.
2011. hal 46 – 47)
B.     Etiologi
1.      Faktor dalam lumen tuba
a. Endosalpingitis dapat menyebabkan perlekatan endosalping, sehingga lumen tuba
menyempit atau membentuk kantong buntu.
b.     Hipoplasia uteri, lumen tuba sempit dan berkeluk-keluk dan hal ini sering disertai
gangguan fungsi silia endosalping.
c.     Operasi plastik dan stenlilasi yang tidak sempurna dapat menjadi sebab lumen tuba
menyempit.
2.      Faktor pada dinding tuba
a.  Endometriosis tuba (tuba tertekuk) dapat memudahkan implantasi telur yang dibuahi
dalam tuba.
b.   Divertikel tuba kongenital atau ostium asesorius tubae dapat menahan telur yang
dibuahi di tempat itu.
3.      Faktor diluar dinding tuba
a.    Perlekatan peritubal dengan distorsi atau lekukan tuba dapat menghambat perjalanan
telur.
b.      Tumor yang menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tuba.
4.      Faktor lain
a.   Migrasi luar ovum yaitu perjalanan dari ovarium kanan ke tuba kiri atau sebaliknya
dapat memperpanjang perjalanan telur yang dibuahi ke uterus. Pertumbuhan yang
terlalu cepat dapat menyebabkan implantasi prematur.
b.   Fertilisasi in vitro ( pembuahan sel telur dalam kondisi laboratorium, sel telur yang
sudah di buahi itu kemudian ditempatkan di dalam rahim wanita).
5.      Bekas radang pada tuba
6.      Kelainan bawaan tuba
7.      Gangguan fisiologik tuba karena pengaruh hormonal
8.      Operasi plastik/riwayat pembedahan pada tuba
9.      Abortus buatan
10.  Riwayat kehamilan ektopik yang lalu
11.  Infeksi pasca abortus
12.  Apendisitis
13.  Infeksi pelvis
14.  Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)
( Winkjosastro, 2005 - Helen Varney, 2007 - Cunningham, 2006)

C.    Tanda dan Gejala


Bentuk kehamilan apabila masih utuh akan ada rasa sakit atau tidak nyaman. Namun bila
sudah pecah menimbulkan perdarahan intraabdominal. Gejala klinisnya meliputi trias gejala
klinik :
1.     Amonorea (terlambat datang bulan)
Keluhan yang sering disampaikan ialah haid yang terlambat untuk beberapa waktu atau
terjadi gangguan siklus haid.
2.      Akan terasa mual, pusing dan sebagiannya
3.      Terdapat rasa nyeri mendadak disertai rasa nyeri di daerah bahu dan seluruh abdomen.
4.      Terdapat perdarahan melalui vaginal

D.    DIAGNOSA
Diagnosis kehamilan ektopik terganggu pada jenis mendadak(akut) biasanya tidak sulit.
Keluhan yang sering disampaikan ialah haid yang terlambat untuk beberapa waktu atau terjadi
gangguan siklus haid disertai nyeri perut bagian bawah dan penesmus. Dapat terjadi perdarahan
pervaginam.
Yang menonjol ialah penderita tampak kesakitan,pucat,dan pada pemeriksaan ditemukan
tanda-tanda syok serta perdarahan dalam rongga perut. Pada pemeriksaan ginekologik ditemukan
servik yang nyeri bila digerakkan dan kavum douglas yang menonjol dan nyeri raba.
Kesulitan diagnosis biasanya terjadi pada kehamilan ektopik terganggu jenis apitik atau
menahun. Kelambatan haid tidak jelas,tanda dan gejala kehamilan muda tidak jelas,demikian
pula nyeri perut tidak nyata dan sering penderita tampak tidak terlalu pucat. Hal ini dapat terjadi
apabila perdarahan pada kehamilan ektopik yang terganggu berlangsung lambat. Dalam keadaan
demikian,alat bantu diagnostik amat diperlukan untuk memastikan diagnosis.( Hanifa
wiknjosastro , 2000).
Kehamilan ektopik lanjut biasa saja terjadi dimana janin dapat tumbuh terus karena mendapat
cukup zat-zat makanan dan oksigen dari plasenta yang meluaskan implantasinya ke jaringan
sekitarnya,misalnya ligamentum latum,uterus,dasar panggul,usus,dan sebagainya.
Walaupun diagnosanya agak sulit dilakukan, namun beberapa cara ditegakkan, antara lain
dengan inspeksi,palpasi.

1.      Anamnesa
a.  Diagnosis kehamilan ektopik terganggu pada jenis mendadak biasanya tidak sulit .
keluhan yang sering disampaikan ialah haid yang terlambat untuk beberapa waktu atau
terjadi gangguan haid disertai nyeri perut bagian bawah dan tenesmus.
b.    Dapat terjadi pendarahan pervaginam
c.    Gejala subjektif kehamilan lainnya (mual,pusing ,pucat dan nampak kesakitan)
d.  Nyeri perut , lokal maupun menyeluruh bisa sampai pingsan atau nyeri bahu
e.   Pendarahan pervaginam
2.      Pemeriksaan fisik
Dapat ditemukan :
a.       Tanda – tanda syok hipovolemik
(1)   Hipotensi
(2)   Takikardi
(3)   Pucat ,anemis , eksterimitas dingin
b.      Nyeri abdomen
(1)   Perut tegang
(2)   Nyeri tekan dan nyeri lepas abdomen
3.      Pemeriksaan ginekologis
Perdarahan dalam rongga perut tanda syok dapat di temukan. Tanda kehamilan muda
mungkin ditemukan:
a.       Nyeri goyang serviks (pergerakan serviks menyebabkan rasa nyeri)
b.      Korpus uteri sedikit membesar dan lunak ,nyeri pada perabaan
c.       Kanan / kiri uterus : nyeri pada perabaan dan dapat teraba masa tumor
d.      Kavum douglas bisa menonjol karena berisi cairan darah nyeri tekan (+)
4.      Pemeriksaan penunjang
a.       Laboratorium
Hb, Leukosit, urine B-hCG (+). Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah
sel darah merah dapat meningkat. Pemeriksaan hemoglobin dan jumlah sel darah
merah berguna dalam menegakan diagnosis kehamilan ektopik terganggu terutama ada
tanda perdarahan dalam rongga perut,bahwa kadar Hb pada pasien semakin menurun
karena perdarahan yang terus menerus terjadi didalam rongga perut.

b.      USG
Pemeriksaan ini berguna dalam diagnostic kehamilan ektopik terganggu. Diagnosis
pastinya ialah apa bila ditemukan kantong gestasi diluar uterus yang didalam nya
tampak denyut jantung janin. Dan dapat dinilai kavum uteri,kosong atau berisi. Tidak
ada kantung kehamilan dalam kavum uteri,adanya kantung kehamilan di luar kavum
uteri,adanya massa komplek di rongga panggul.
c.       Kuldosentesis
Kuldosentesis adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam
kavum Douglas ada darah, cara ini amat berguna dalam membantu diagnosis
kehamilan ektopik terganggu.
d.      Laparoskopi
Digunakan sebagai alat Bantu diagnostic terakhir untuk kehamilan ektopik
terganggu. Pada pemeriksaan ini dapat dilihat dengan mata sendiri perubahan-
perubahan pada tuba dan darah yang terkumpul dalam rongga perut terutama pada
kehamilan ektopik yang sudah terjadi rupture pada tuba. ( pantikawati, ika &
saryono.2010.hal 130)

E.     PENANGANAN
Penanganan kehamilan ektopik terganggu pada umumnya adalah laparotomi. Pada
laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksa yang
menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah dalam rongga
perut sebanyak mungkin dikeluarkan. Dalam tindakan demikian, beberapa hal yang harus
dipertimbangkan yaitu: kondisi penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi
reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik. Hasil ini menentukan apakah perlu dilakukan
salpingektomi (pemotongan bagian tuba yang terganggu) pada kehamilan tuba. Dilakukan
pemantauan terhadap kadar HCG (kuantitatif). Peninggian kadar HCG yang berlangsung terus
menandakan masih adanya jaringan ektopik yang belum terangkat.
Penanganan pada kehamilan ektopik terganggu dapat pula dengan transfusi, infus, oksigen,
atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotika dan antiinflamasi. Sisa-sisa darah
dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepat dan harus
dirawat inap di rumah sakit.

F.     Komplikasi Kehamilan EktopikTerganggu (KET)


Komplikasi yang dapat terjadi yaitu ;
-        Pada pengobatan konservatif, yaitu bila kehamilan ektopik terganggu telah lama berlangsung
(4-6 minggu), terjadi perdarahan ulang, Ini merupakan indikasi operasi.
-          Infeksi
-          Sterilitas
-          Pecahnya tuba falopii
-          Komplikasi juga tergantung dari lokasi tumbuh berkembangnya embrio.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kehamilan Ektopik ialah penanaman blastosit yang berlangsung di manapun kecuali di
endometrium yang melapisi ronggo uterus. (Helen Varney, 2007)
Kehamilan Ektopik Terganggu ialah kehamilan ektopik yang mengalami abortus atau
ruptur apabila masa kehamilan berkembang melebihi kapasitas ruang implantasi misalnya tuba.
(Saifuddin, 2008)
B.Saran
Dalam pembuatan makalah ini , masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, sangat
diperlukan kritik dan saran yang membangun  agar dalam pembuatan makalah selanjutnya lebih
baik lagi. Selain itu, makalah ini disarankan pula untuk dijadikan tolak ukur dalam pembuatan
makalah-makalah selanjutnya.

BAB IV
Daftar pustaka

http://anairmajulianasari.blogspot.com/2016/06/makalah-kehamilan-ektopik-terganggu.html

Anda mungkin juga menyukai