ARDIANYSAH
NIM : 1968042014
1. Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai
metode mengajar, Simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan
situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat
digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan
secara langsung pada objek yang sebenarnya. Gladi resik merupakan salah satu contoh simulasi, yakni
memperagakan proses terjadinya suatu upacara tertentu sebagai latihan untuk upacara sebenarnya supaya
tidak gagal dalam waktunya nanti. Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan
terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat.
a. Menurut Anita (2008:5.22) Merupakan salah satu metode mengajar yang dapat digunakan dalam
pembelajaran kelompok. Proses pembelajarannya objeknya cenderung bukan benda atau kegiatan
yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang sifatnya pura-pura. Selama proses
pembelajaran, siswa dibina kemampuannya berkaitan dengan keterampilan berinteraksi dan
berkomunikasi dalam kelompok. Selain itu, dalam metode simulasi siswa diajak untuk dapat
bermain peran beberapa perilaku yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b. Menurut Ruminiati (2007:2.6) metode simulasi adalah metode yang diberikan kepada siswa, agar
siswa dapat menggunakan sekumpulan fakta, konsep, dan strategi tertentu. Penggunaan metode
tersebut memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi sehingga dapat mengurangi rasa
takut. Metode simulasi cenderung lebih dinamis dalam menanggapi gejala fisik dan sosial, karena
melalui metode ini seolah-olah siswa melakukan hal-hal yang nyata ada.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode simulasi
memungkinkan siswa mampu menghadapi kenyataan yang sesungguhnya atau mempunyai kecakapan
bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi sebenarnya.
1. Sosiodrama
Adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan
fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan
remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk
memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan
kemampuan siswa untuk memecahkannya.
2. Psikodrama
Adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari permasalahan-permasalahan
psikologis. Psikodrama biasanya digunakan untuk trapi, yaitu agar mahasiswa memperoleh pemahaman
yang lebih baik tentang dirinya, menemukan konsep diri, menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan
yang dialaminya.
Adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa
sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa
mendatang. Topik yang dapat diangkat untuk role playing misalnya memainkan peran sebagai juru
kampanye suatu partai atau gambaran keadaan yang mungkin muncul pada abad teknologi informasi.
4. Peer Teaching
Adalah metode latihan mengajar yang dilakukan oleh siswa kepada teman-teman calon guru. Setelah itu
peer teaching merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan seorang siswa kepada siswa lainnya dan
salah satu siswa itu lebih memahami materi pembelajaran.
5. Simulasi Game
Adalah metode bermain peranan, para siswa berkompetisi untuk mencapai tujuan tertentu melalui
permainan dengan mematuhi peraturan tertentu.
Sebagai metode pembelajaran yang bersifat peniruan suatu peristiwa, metode simulasi memiliki
karakteristik yang mencerminkan metode ini berbeda dengan metode-metode lain diantaranya:
1. Banyak digunakan pada pembelajaran PKn, IPS, pendidikan agama dan pendidikan apresiasi.
2. Pembinaan kemampuan bekerja sama, komunikasi, dan interaksi merupakan bagian dari
keterampilan yang akan dihasilkan melalui pembelajaran simulasi.
3. Metode ini menuntut lebih banyak aktivitas siswa.
4. Dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis kontekstual.
5. Bahan pembelajaran dapat diangkat dari kehidupan sosial, nilai-nilai sosial, maupun masalah-
masalah sosial.
1. Melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari.
2. Memperolah pemahaman tentang suatukonsep atau prinsip.
3. Melatih memecahkan masalah.
4. Meningkatkan keaktifan belajar.
5. Memberikan motivasi belajar kepada siswa
6. Melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok.
7. Membutuhkan daya kreatif siswa
8. Melatih peran peserta didik untuk memehami dan menghargai pendapat serta peran orang lain.
Dengan demikian penggunaan metode simulasi dalam proses pembelajaran sesuai dengan kecenderungan
pembelajaran moderen yang menuju kepada pembelajaran peserta didik yang bersifat individu atau
kelompok kecil, heuristik (mencari sendiri pemberolehan), dan aktif.
1. KELEBIHAN
a. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya
kelak baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
b. Simulasi dapat mengembangkan krwativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi
kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan.
c. Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
d. Memperkaya pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai
situasi sosial yang problematis.
e. Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
2. KELEMAHAN
a. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di
lapangan.
b. Pengelolaan yang kurang baik. sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan
pembelajaran menjadi terabaikan.
c. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempenggaruhi siswa dalam
melakukan simulasi.
1. PERSIAPAN SIMULASI
a. Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi.
b. Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan.
c. Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan oleh
para pemeran, serta waktu yang disediakan.
d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya kepada siswa yang
terlibat dalam pemeranan simulasi.
2. PELAKSANAAN SIMULASI
3. PENUTUP SIMULASI
a. Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan.
Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses
pelaksanaan simulasi.
b. Merumuskan kesimpulan.