KONFLIK DAN
STRESS
MATA KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI
Disusun oleh :
Sekar Apriana (19103021023)
Vina Nafidzatul Khasanah (19103021002)
A. KONFLIK
1. PENGERTIAN KONFLIK
• Konflik adalah ketidaksetujuan antara dua atau lebih anggota atau
kelompok dalam organisasi yang timbul karena mereka harus
menggunakan sumber daya yang langka secara bersana-sama atau
mempunyai status, tujuan, nilai- nilai dan persepsi yang berbeda-beda
(Heidjrachman Ranupandaja, Suad Husnan, Manajemen
Personalia,1984,hal 231)
• Konflik kerja adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota atau
kelompok dalam suatu perusahaan karena kenyataan bahwa mereka
mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi.
• Konflik organisasi adalah ketidak sesuaian antara dua atau lebih anggota-
anggota atau kelompok-kelompok organisasi yang timbul karena adanya
kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya-sumber daya yang
terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan/ atau karena kenyataan bahwa
mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi Handoko
(1995:346)
2. JENIS- JENIS KONFLIK
○ Jenis-jenis konflik (Master Broek,1985,hal 19)
a. Konflik-konflik Instumental
Pada konflik instrumental yang dipermasalahkan adalah tujuan-tujuan dan cara-cara di samping
penentuan struktur dan prosedur-prosedur supaya dapat memenuhi tujuan-tujuan yang telah
ditentukan.
Jenis-jenis konflik ini muncul karena ada masalah yang mengandung emosi seseorang. Konflik-
konflik ini berkaitan dengan, misal citra diri perasaan- perasaan marah, ketidakpercayaan,
ketidaksenangan, takut dan sikap menentang, maupun bentrok kepribadiannya.
c. Konflik Kepentingan
Konflik ini timbul apabila terjadi ketidaksesuiaian paham tentang hal-hal seperti : tujuan-tujuan,
alokasi sumber daya manusia, dan juga tentang masalah imbalan.
3. SEBAB DAN AKIBAT
ADANYA KONFLIK
1. MANAJEMEN KONFLIK
Dalam penyelesain konflik, yang terpenting dilakukan adalah harus diupayakan agar situasi dalam kelompok bukan dalam
bentuk zero-sum game atau dalam pandangan bahwa kerugian bagi kamu merupakan keuntungan bagi saya, karena akan
cenderung timbul persaingan yang tidak sehat. Penyelesaian konflik harus bersifat fungsional yang akan mempunyai dampak
pada pertumbuhan kreativitas antara anggota yang terlibat, peningkatan kinerja kelompok, dorongan terjadinya persaingan
yang sehat, dan kesediaan menerima perbedaan-perbedaan dalam diri anggota kelompok dan organisasi.
Faktor-faktor penyebab timbulnya konflik bisa diatasi dengan penanganan melalui (J salusu, 2002,184-185) berbagai faktor
berikut.
1. Strategi bersaing, berlangsung dalam suasana persaingan dengan membiarkanseseorang atau kelompok berupaya
memuaskan kepentingannya sendiri tanpa mempedulikan dampaknya pada orang lain
2. Kolaborasi, cara penanganan untuk memuaskan kepentingan semua pihak yang terlibat dalam konflik dengan kerja sama,
dengan tidak ada yang dirugikan
3. Mengelak, sikap seseorang atau kelompok yang mengakui terdapat konflik dalam hubungan interaksinya dengan orang
atau kelompok lain, tetapi yang bersangkutan ingih menarik diri atau menekan konflik agar tidak semakin meruncing
4. Bersikap akomodatif, demi terpeliharanya hubungan dan interaksi yang serasi, satu pihak melakukan pengorbanan
dengan menempatkan kepentingan pihak lain di atas kepentingan sendiri
5. Kompromi, masing-masing pihak bersedia mengorbankan sesuatu atau berbagai sesuatu dengan pihak lain dengan tidak
ada yang menang dan kalah.
2. MANAJEMEN STRESS
Strategi menghadapi stres dapat diklasifikasikan dalam pendekatan individual dan
organisasional. Pendekatan individual dengan manajemen waktu, olah raga teratur, pelatihan
rileks dan memperluas jaringan dukungan sosial. Sedangkan pendekatan organisasional dengan
menggunakan kendali manajemen dalam bentuk perbaikan proses seleksi dan penempatan,
penggunaan prinsip-prinsip penentuan tujuan secara reliastik, rancang bangun ulang pekerjaan,
pengambilan keputusan yang partisipatif, proses komunikasi, dan olah kebugaran(Sondang P
Siagian, 2000,149-153). Strategi mengatasi stres di atas bukan berarti organisasi bersikap
altruistik, artinya pada analisis terakhir demi kepentingan organisasi sendiri, langkah-langkah
organisasional diambil sebagai kebijakan. Namun langkah-langkah tersebut diambil untuk hasil
akhir peningkatan kemampuan organisasi dalam meningkatkan efektivitas kinerjanya.
Untuk mengatasi stress, pertama kali seseorang harus mengerti dirinya sendiri, mengert cara
berpikir, berperasaan dan bertingkah laku sehingga mereka mendapatkan cara yang sesuai untuk
membuat dirinya tidak stress. Langkah kedua adalah merawat tubuh, sehingga tubuh yang
dirawat secara baik akan tahan teradap segala macam stress. Sedangkan langkah terakhir
adalah mengembangkan diri baik secara intelektual maupun spiritual.
KESIMPULAN
Konflik dan stress adalah dua hal yang beriringan dalam perilaku
organisasi maupun kerja. Keduanya memiliki pengaruh yang baik atau positif
dan juga pengaruh buruk atau negatif. Dan keduanya merupakan perkara yang
tidak bisa dihindari dalam dinamika organisasi atau kerja. Kata kunci untuk
menghadapi konflik dan stress adalah positif thinking dan selalu terbuka pada
setiap perubahan. Dengan demikian sikap positif terhadap konflik dan persepsi
baik tentang stress mmenjadi keniscayaan dalam mengokohkan diri dan
mematangkan organisasi.