3110 10696 1 PB
3110 10696 1 PB
2 April 2019
Abstrak Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui model pembelajaran yang lebih efektif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di Kelas III SD, (2) untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar siswa antara yang diajar dengan model pembelajaran cooperative learning tipe
Teams Games Tournament (TGT) dan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD di Kelas
III SD, (3) untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang memiliki motivasi tinggi antara yang diajar
dengan model pembelajaran cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dan model
pembelajaran cooperative learning tipe STAD pada mata pelajaran IPS di Kelas III SD, (4) untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar yang memiliki motivasi rendah antara yang diajar dengan model
pembelajaran cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dan model pembelajaran
cooperative learning tipe STAD pada mata pelajaran IPS di Kelas III SD. Penelitian ini termasuk jenis
penelitian eksperimen dengan rancangan factorial group design dengan 2 x 2 memiliki dua variabel
yaitu variabel bebas (perlakuan) dan variabel atribut. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas III SD
Negeri 1 Kecamatan Kulisusu Barat Kabupaten Buton Tahun Pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 60
orang yang terbagi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
secara keseluruhan perbedaan hasil belajar siswa lebih baik yang diajar dengan model pembelajaran
cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT daripada diajar dengan model pembelajara
cooperative learning tipe STAD. Dengan demikian salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar
IPS pada beberapa materi dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran TGT.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Cooperative Learning, TGT, STAD, Motivasi Belajar dan Hasil
Belajar Siswa.
agar turut berpartispasi aktif mengikuti maupun hasil belajar yang diperoleh
proses belajar mengajar sehingga hasil siswa (Pribadi, 2011: 117).
belajar siswa meningkat. Hasil belajar Pentingnya peranan model
merupakan istilah yang digunakan pembelajaran cooperative learning
untuk menunjukkan tingkat dalam proses pembelajaran perlu
keberhasilan yang dicapai oleh dipahami oleh pendidik agar dapat
seseorang setelah melakukan usaha melakukan berbagai bentuk tindakan
tertentu. Dalam hal ini hasil belajar atau bantuan kepada siswa.
yang dicapai siswa pada bidang studi Keberhasilan belajar bukan semata-
tertentu setelah mengikuti proses mata ditentukan oleh kemampuan
belajar mengajar (Dimyati dan individual siswa secara utuh,
Mudjiono, 2009: 77). melainkan perolehan belajar akan
Motivasi belajar merupakan semakin baik apabila dilakukan secara
kebutuhan untuk mengembangkan bersama-sama dalam kelompok-
kemampuan diri secara optimum, kelompok belajar kecil yang
sehingga mampu berbuat yang lebih terstruktur dengan baik. Melalui
baik, berprestasi dan kreatif. Setiap belajar dari teman sebaya
siswa harus memiliki motivasi belajar dibawah bimbingan guru, maka
agar dapat tercapainya sesuatu atau proses penerimaan dan pemahaman
hasil sesuai yang diharapkan.kondisi siswa akan semakin mudah dan
psikologis yang mendorong siswa cepat terhadap materi yang
untuk belajar secara sungguh-sungguh,
dipelajari.
yang pada gilirannya akan terbentuk
Kerena pentingnya
cara belajar siswa yang sistematis,
penggunaan suatu model
penuh konsentrasi dan dapat
pembelajaran dalam meningkatkan
menyeleksi kegiatan-kegiatannya
hasil belajar siswa, maka guru perlu
(Sardiman, 2000: 27).
memilih salah satu dari beberapa
Model pembelajaran adalah
model pembelajaran yang ada, seperi
bentuk pembelajaran yang tergambar
model pembelajaran cooperative
dari awal sampai akhir yang disajikan
learning tipe Teams Games
secara khas oleh guru. Dengan kata
Tournament (TGT) merupakan satu
lain, model pembelajaran merupakan
model pembelajaran kooperatif yang
bingkai dari penerapan suatu
menempatkan siswa dalam
pendekatan, model, dan teknik
kelompok kelompok belajar yang
pembelajaran yang kemudian dapat
beranggotakan 5 sampai 6 orang
meningkatkan motivasi belajar
siswa yang memiliki kemampuan,
112
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 2 NO.2 April 2019
jenis kelamin dan suku atau ras yang kegiatan penelitian ini, adalah:
berbeda dan model pembelajaran tipe Mengetahui model pembelajaran
STAD, dimana model pembelajaran yang lebih efektif untuk
ini merupakan pendekatan cooperative meningkatkan hasil belajar siswa
learning yang menekankan pada pada mata pelajaran IPS di Kelas III
aktivitas dan interaksi diantara siswa SD Negeri 1 Kecamatan Kulisusu
untuk saling memotivasi dan saling Kabupaten Buton Utara. Untuk
membantu dalam menguasai materi mengetahui perbedaan hasil belajar
pelajaran guna mencapai hasil yang siswa antara yang diajar dengan
maksimal. model pembelajaran cooperative
Menurut Parsons dalam learning tipe Teams Games
(Slavin, 2005: 167) dinyatakan bahwa Tournament (TGT) dan model
model pembelajaran TGT merupakan pembelajaran cooperative learning
salah satu teknik terbaik yang tipe STAD di Kelas III SD Negeri 1
dilakukan dalam pembelajaran di Kecamatan Kulisusu Kabupaten
kelas. Para siswa menyadari bahwa Buton Utara. Untuk meningkatkan
kompetensi merupakan sesuatu yang hasil belajar siswa yang memiliki
selalu mereka hadapi setiap saat motivasi tinggi antara yang diajar
karena TGT memberikan mereka dengan model pembelajaran
peraturan dan strategi untuk bersaing cooperative learning tipe Teams
sebagai individu setelah menerima Games Tournament (TGT) dan
bantuan dari teman mereka. model pembelajaran cooperative
Berdasarkan uraian di atas, learning tipe STAD pada mata
maka penulis optimis bahwa model pelajaran IPS di Kelas III SD Negeri
pembelajaran TGT dan STAD akan 1 Kecamatan Kulisusu Kabupaten
dapat menjawab permasalahan siswa Buton Utara. Untuk mengetahui
dalam menerima materi pelajaran yang perbedaan hasil belajar yang
diberikan guru. Oleh karena itu penulis memiliki motivasi rendah antara
merumuskan suatu judul penelitian yang diajar dengan model
yaitu “Pengaruh Model Pembelajaran pembelajaran cooperative learning
Cooperative Learning dan Motivasi tipe Teams Games Tournament
Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa (TGT) dan model pembelajaran
Mata Pelajaran IPS Kelas III SD cooperative learning tipe STAD
Negeri 1 Kecamatan Kulisusu Barat pada mata pelajaran IPS di Kelas III
Kabupaten Buton Utara”. Tujuan yang SD Negeri 1 Kecamatan Kulisusu
diharapkan untuk dicapai melalui Kabupaten Buton Utara.
113
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 2 NO.2 April 2019
114
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 2 NO.2 April 2019
motivasi tinggi dan diajar dengan model disimpulkan bahwa varians populasi
pembelajaran cooperative learning tipe bersifat homogen.
TGT diperoleh Dhit = 0,108 dan Dtab = Berdasarkan hasil uji normalitas
0,351. Untuk kelompok siswa yang dan homogenitas tersebut di atas, dapat
memiliki motivasi rendah dan diajar disimpulkan bahwa persyaratan untuk
dengan model pembelajaran cooperative
pengujian hipotesis dengan analisis
learning tipe TGT diperoleh Dhit = 0,127
varians (ANAVA) dua jalur dapat
dan Dtab = 0,351. Untuk kelompok siswa
terpenuhi. Dengan demikian, pengujian
yang memiliki motivasi tinggi dan diajar
dapat dilanjutkan dengan
dengan model pembelajaran cooperative
menggunakan uji Tukey untuk
learning tipe STAD diperoleh Dhit = 0,133
dan Dtab = 0,351, dan untuk kelompok mengetahui hasil perhitungan secara
115
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 2 NO.2 April 2019
pembelajaran cooperative learning tipe besar dari Qtab (7,69 > 2,76), sehingga Ho
TGT. Tinggi rendahnya tingkat ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian
motivasi siswa akan berpengaruh pada dapat disimpulkan bahwa hasil pelaksanaan
hasil belajar yang diperoleh. Dengan model pembelajaran bagi kelompok siswa
yang memiliki motivasi tinggi lebih baik
ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
diajarkan dengan model pembelajaran
pengaruh interaksi antara model
cooperative learning tipe TGT daripada
pembelajaran dan motivasi terhadap
modal pembelajaran cooperative learning
hasil belajar siswa. Semakin tinggi
tipe STAD.
motivasi siswa, semakin baik nilai atau
Nilai rata-rata kelompok siswa yang
hasil belajarnya. Sebaliknya, semakin
memiliki motivasi tinggi dan diajar dengan
rendah motivasi siswa semakin
model pembelajaran cooperative learning
menurun pula hasil belajarnya.
tipe TGT adalah 92,60 sedangkan nilai rata-
rata kelompok siswa yang memiliki motivasi
3. Uji Hipotesis Ketiga
tinggi dan diajar dengan model pembelajaran
Perbedaan hasil belajar siswa cooperative learning tipe STAD adalah
yang memiliki motivasi tinggi 82,40. Hal ini menunjukan bahwa kelompok
antara yang diajar dengan model siswa yang memiliki motivasi tinggi dengan
117
4. Uji Hipotesis Keempat Pembahasan
Pengujian hipotesis pertama menunjukan
Perbedaan hasil belajar siswa yang bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang
memiliki motivasi rendah antara yang sangat signifikan antara model pembelajaran
diajar dengan model pembelajaran cooperative learning tipe Teams Games
cooperative learning tipe TGT dan Tournament (TGT) dengan model pembelajaran
model pembelajaran cooperative cooperative learning tipe STAD secara
learning tipe STAD keseluruhan dalam model pembelajaran. Dengan
Berdasarkan hasil uji Tukey diperoleh kata lain, secara keseluruhan, pelaksanaan
Qhit sebesar 0,05 dan Q tab sebesar 2,76 pada model pembelajaran cooperative learning tipe
taraf signifikan α = 0,05. Ternyata Q hit lebih Teams Games Tournament (TGT) memberikan
besar dari Qtab (0,05 > 2,76), sehingga Ho pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan
diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian model pembelajaran cooperative learning tipe
dapat disimpulkan bahwa hasil pelaksanaan STAD.
model pembelajaran bagi kelompok siswa Keberhasilan penggunaan model
yang memiliki motivasi rendah terhadap cooperative learning tipe Teams Games
motivasi lebih baik diajarkan dengan model Tournament (TGT) berkaitan dengan
pembelajaran cooperative learning tipe motivasi para siswa dan keberhasilan
STAD daripada model pembelajaran cooperative learning tipe Teams Games
cooperative learning tipe TGT. Tournament (TGT) tidak terlepas dari
Nilai rata-rata kelompok siswa yang langkah-langkah yang ditempuh dalam
memiliki motivasi rendah dan diajar dengan
penelitian yang dilakukan. Pelaksanaan
model pembelajaran cooperative learning
model pembelajaran cooperative learning
tipe TGT adalah 88,80 sedangkan nilai rata-
tipe Teams Games Tournament (TGT)
rata kelompok siswa yang memiliki motivasi
menempatkan siswa pada kondisi aktif
rendah dan diajar dengan model
melalui proses yang telah dikondisikan.
pembelajaran cooperative learning tipe
Disamping itu, peran guru dalam
STAD adalah 89,47. Hal ini menunjukan
mengajar menggunakan model pembelajaran
bahwa kelompok siswa yang memiliki
cooperative learning tipe Teams Games
motivasi rendah dengan mendapatkan
Tournament (TGT) ini harus juga
pembelajaran model pembelajaran
maksimal dengan mengarahkan,
cooperative learning tipe STAD lebih baik
daripada kelompok siswa yang memiliki membimbing dan penguasaan kelas dengan
motivasi rendah dengan mendapatkan model baik. Dengan kata lain guru terjun langsung
yang diajar dengan model pembelajaran diberikan oleh guru sehingga berpengaruh
cooperative learning tipe Teams Games terhadap variabel lain sudah tidak layak,
Tournament (TGT daripada diajar dengan maka siswa akan berfikir untuk kemajuan dan
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik. Oemar. 2001. Proses Belajar
Mengajar. Cet. ke-3.
Jakarta: PT Bumi Aksara.