Anda di halaman 1dari 11

SELF CARE

“ KONSTIPASI”

KELOMPOK : II
1. KRISTIANTO TPOH
2. KRISTOFORUS E. WONKAY
3. MATELDA K. NGGUNA
4. MATHEUS J. KOPONG
5.MELANI A. FAFO
6. MENDY I. LASA
7. MESAK S. ALOMAU
8. MIESCHA T.J ATA RABU
9. MIRDO A. ROHI LODO
KELAS : FARMASI C/ VI
PENDAHULUAN

1. Menurut Word Health Organization (WHO), swamedikasi atau pengobatan sendiri


merupakan kegiatan pemilihan dan penggunaan obat baik itu obat modern,
herbal, maupun obat tradisonal oleh seorang individu untuk mengatasi penyakit
atau gejala penyakit. Swamedikasi bertujuan untuk meningkatkan kesehatan diri,
mengobati penyakit ringan dan lebih berfokus pada penanganan terhadap gejala
penyakit secara cepat dan efektif tanpa intervensi sebelumnya oleh konsultan
medis kecuali apoteker
2. Konstipasi atau sembelit merupakan gejala proses defekasi yang bermasalah,
ditandai dengan berkurangnya frekuensi defekasi kurang dari dua kali seminggu,
dengan konsistensi feses yang keras, disertai rasa sakit waktu mengejan
3. Konstipasi juga merupakan keadaan tertahannya feses (tinja) dalam usus besar
dalam waktu cukup lama karena adanya kesulitan dalam pengeluaran. Hal ini
terjadi akibat tidak adanya gerakan peristaltik pada usus besar sehingga memicu
tidak teraturnya buang air besar dan timbul perasaan tidak nyaman pada perut
Klasifikasi Sembelit
Klasifikasi konstipasi ada dua jenis konstipasi
berdasarkan lamanya keluhan yaitu konstipasi
akut dan konstipasi kronis. Disebut konstipasi
akut bila keluhan berlangsung kurang dari
empat minggu. Sedangkan bila konstipasi
telah berlangsung lebih dari empat minggu
disebut konstipasi kronik. Penyebab konstipasi
kronik biasanya lebih sulit disembuhkan
Epidemiologi Sembelit (Konstipasi)
Konstipasi merupakan keluhan saluran cerna yang
terbanyak pada usia lanjut. Terjadi peningkatan
keluhan ini dengan bertambahnya usia : 30-40%
orang berusia di atas 65 tahun mengeluh konstipasi.
Di Inggris, 30% orang berusia 60 tahun merupakan
konsumen yang teratur menggunakan obat pencahar.
Di Australia, sekitar 20% dari populasi berusia diatas
60 tahun mengeluh mengalami konstipasi dan lebih
banyak terjadi pada perempuan dibandingkan pria.
Etiologi Sembelit (Konstipasi)
1. Pola hidup : diet rendah serat, kurang minum,
kebiasaan buang air besar yang tidak teratur, kurang
olahraga.
2. Obat-obatan : morfin, kodien sama halnya dengan
obat-obatan adrenergic dan antikolinergik,
melambatkan pergerakan dari kolon melalui kerja
mereka pada sistem saraf pusat.
3. Penyakit sistemik : hipotiroidisme, gagal ginjal
kronik, diabetes melitus.
4. Irritable Bowel Syndrome tipe konstipasi
Patofisiologi Sembelit ( Konstipasi)
1. Defekasi dimulai dari gerakan peristaltik usus besar yang menghantar
feses ke rektum untuk dikeluarkan. Feses masuk dan merenggakan
ampula dari rektum diikuti dengan relaksasi dari sfingter anus interna.
Untuk menghindari pengeluaran feses secara spontan, terjadi refleks
kontraksi dari sfingter anus eksternum dan kontraksi otot dasar pelvis
yang dipersarafi oleh saraf pudendus. Otak menerima rangsangan
untuk buang air besar dan sfingter anus eksterna diperintahkan untuk
relaksasi, sehingga rektum mengeluarkan isinya dengan bantuan
kontraksi otot dinding perut. Kontraksi ini akan menaikan tekanan
dalam perut, relaksasi sfingter dan otot-otot levator ani
2. Ketika serat yang dikonsumsi sedikit, kotoran akan menjadi kecil dan
keras. Konstipasi akan timbul, dimana dalam proses defekasi terjadi
tekanan yang berlebihan dalam usus besar (kolon) keluar dari otot,
membentuk kantung kecil yang disebut diverticula. Hemoroid juga bisa
sebagai akibat dari tekanan yang berlebihan saat defekasi
Tanda dan gejala konstipasi
1. Perut terasa begah
2. Tubuh tidak fit
3. Sering berdebar-debar sehingga memicu untuk cepat emosi
4. Aktivitas sehari-hari terganggu karena menjadi kurang percaya
diri
5. Feses lebih keras
6. Bagian anus atau dubur terasa penuh
7. Lebih sering buang angin yang berbau lebih busuk dari pada
biasanya
8. Terjadi penurunan frekuensi buang air besar
Terapi Non Medis
Memperbaiki pola makan dan mengonsumsi
makanan tinggi serat seperti sayur-sayuran dan
buah.

Minum air putih minimum 8 gelas tiap harinya

Berolahraga secara teratur karena olahraga dapat


membantu meningkatkan fungsi pencernaan

Kurangi stres
Terapi Esensial

Vegeta Kompolax Dulcolax

Prolaxan Mucoflux Stolax

Dulcolactol Lactulax Opilax


Terapi Non Esensial

Mengkuduh

Rebusan Daun Pepaya

Daun Cerema
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai