Anda di halaman 1dari 102

Komunikasi - Konseling

Pasca UTS
@SukirSaDja
PENDAHULUAN

Dasar Hukum & Evidance Base Konseling


Dasar Hukum Konseling
• PP 51 / 2009 Ps 2 (1); UU 36/2009 Ps 108; UU
36/2014 Ps 11 (1) APOTEKER adalah TENAGA
KESEHATAN

• PMK 30/2014; PMK 35/2014; PMK 58/2014


Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas,
Apotek dan Rumah Sakit

• SKAI point 1, 3, 5 (Praktik Legal-Etik; Dispensing


Sediaan Farmasi – Alkes; Informasi Sediaan
Farmasi – Alkes)
Mengapa Harus Konseling??
Hubungan: Obat, Apoteker & Konseling
Saat Kecerdasan bertemu Kebijaksanaan &
Menjadi KESEMPURNAAN
Kenapa Harus Konseling?
“IF YOU’RE
NOT GOING 1. Filosofi Layanan
TO PRACTICE Kefarmasian
2. Kemampuan Teknis
& COUNSELING, diambil Industri /ada
HOW IS TTK
THE WORLD 3. Yuridiksi (Per UU)
SUPPOSED menghendaki hal
TO KNOW tersebut
YOU EXIST?” 4. Eksistensi Profesi
#SukirSatrija Djati
Apoteker
Konseling antisipasi terhadap
• Efek merugikan obat
• Efek samping obat
• Interaksi obat
• Kesalahan penggunaan obat
• Ketidakpatuhan pasien
Kesemua faktor di atas akan menyebabkan
pembengkakan biaya kesehatan
Konseling minimalkan biaya, maksimalkan
terapi medis
Evidance Base Counseling
200 penelitian menyebutkan 50% Px rawat
jalan menggunakan obat dg tidak benar,
menyebabkan dokter salah persepsi tentang
pengobatannya (svarsted B, 2004)

48% penduduk US; 55% manula gagal mengikuti


panduan terapi disebabkan karena kurangnya
informasi obat (CPTR 94-99, 1999)

32% resep “ITER” tidak diambil (Dunphy, 2003)


Evidance Base Counseling

55% Px masuk RS karena ketidak patuhan


(Knapp DA, 1979)

Reaksi obat merugikan semenjak tahun 1969


dilaporkan sebanyak 400.000 oleh FDA, 20%
meninggal/masuk RS (De young, 1996)

10rb Penduduk USA meninggal karena efek


merugikan dr obat (Krska, 1995)
Evidance Base Counseling
Evidance Base Counseling
Px yg dapat informasi obat kepatuhanya 84,7%
dibanding yang tidak dapat 63% (CPTR 94-99, 1999
Peningkatan kepatuhan naik 49% untuk pasien
dengan keluhan hipertensi, diabetes dengan
sistem pengingat terapi (Gossel, 1980)
Itu semua karea APOTEKER, maka negara dg
sistem asuransi kesehatan sangat bahagia jk
rakyatnya sehat (bea keshtn turun) dan tentu saja
APOTEKER sangat dibutuhkan untuk menjamin
(tingkat pemahaman / kepatuhan px) itu.
Evidance Base Counseling
Konseling dipercaya untuk medekatkan
hubungan antara apoteker dengan pasien dalam
berbagi informasi kesehatan. Pasien sering
merasa sungkan bertemu apoteker, takut
pertanyaannya dianggap hal yang bodoh atau
tidak tahu kalau apoteker bisa memberi
konseling mengenai masalah kesehatan. Hal ini
dapat teratasi jika apoteker aktif menawarkan
jasa konseling secara berkelanjutan kepada
pasien. Semakin banyak pasien yang tahu
tentang jasa layanan konseling apoteker ini
maka semakin banyak pasien yang
memanfaatkan jasa konseling apoteker
(Schommer, 1997)
Keuntungan Konseling
1. Mengurangi kesalahan dalam menggunakan obat
2. Mengurangi ketidakpatuhan px
3. Mengurangi rx obat merugikan
4. Memperbaiki hasil terapi (outcome)
5. Meningkatkan kepuasan thd layanan
6. Membantu pelaksanaan swamedikasi
7. Menurunkan bea layanan kesehatan
8. Bagian tdk terpisahkan dari layanan kefarmasian
(patient oriented)
9. Merujuk Px untuk situasi yg tdk berkaitan dg obat
(KB, masalah kesehatan masyarakat)
Layanan kefarmasian (PC) &
konseling
• PC: Tanggung jawab apoteker dalam
Farmakoterapi untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien
• Dalam PC: Apoteker harus ketemu pasien,
jelaskan usulan, mendiskusikan pilihan,
mendapatkan informasi & membina kerja
sama, memperoleh kepercayaan & ijin
• Konseling ada pada setiap proses/lini PC
Tantangan dalam konseling
Menurut de young (1996):
• Kualitas dan kuantitas hubungan apoteker –
pasien sangat rendah
• Belum semua tercover, rata-rata hanya 1
menit per pasien
• Kebijakan konseling kurang
• Monitoring dan evaluasi kurang
• Prosedur & Program motivasi minim
• Tidak ada reward “resmi”
Konseling bagi pasien
Survei pasien:

• ¼ Px: Apoteker harus berbicara tentang obat mereka


• 1/3PX: Apoteker harus berbicara ketika pasien bertanya
tentang obatnya
• 1/3Px: Apoteker harus berbicara kepada pasien jika ada hal
yg akan didiskusikan (Schering report XIV, 1992)

Px mau membayar untuk informasi yg sesuai


“farmakoterapi lebih komprehensif”dan privasi yang
ditawarkan (Mackowiak;Manasse, 1984)
DEFINISI KONSELING

KONSULTASI, KONSELING, EDUKASI


Konsultasi, Konseling & Edukasi
Konsultasi (consult) -> “mencari nasehat”,
menerima nasehat tanpa pertukaran informasi

Konseling (counsel) -> “memberi nasihat”, ada


kegiatan pertukaran informasi

Edukasi (educate) -> pembelajaran dan


pengembangan untuk memberikan keterampilan
dan pengetahuan
Konseling Pasien (Psikologi + Edukasi)

Konseling pasien adalah: kegiatan konseling dalam


pengertian psikologi dan juga berbagai kegiatan
Jadi Konseling itu…
• Konseling adalah proses membantu
• Peran apoteker sebagai pemberi bantuan (helper
bukan servant)
• Konseling = misi pelayanan farmasi: membantu orang
menggunakan obat secara maksimal
• Ada unsur edukasi di dalamnya
• Konseling pengobatan pasien: apoteker berbincang-
bincang dengan pasien tentang pengobatan yg akan
digunakan oleh pasien dalam rangka mengedukasi
pasien mengenai hal-hal yg berhubungan dengan
pengobatanya dan membantu pasien mendapatkan
manfaat terbesar dari pengobatan
Kunci Keberhasilan Konseling
Konseling Pasien di dalam Apotek
• Konseling adalah proses membantu
• Peran apoteker sebagai pemberi bantuan (helper bukan
servant)
• Konseling = misi pelayanan farmasi: membantu orang
menggunakan obat secara maksimal
• Ada unsur edukasi di dalamnya
• Konseling pengobatan pasien: apoteker berbincang-
bincang dengan pasien tentang pengobatan yg akan
digunakan oleh pasien dalam rangka mengedukasi
pasien mengenai hal-hal yg berhubungan dengan
pengobatanya dan membantu pasien mendapatkan
manfaat terbesar dari pengobatan
• Konseling di apotek: MEMBANTU & MENGEDUKASI
Tujuan BANTUAN dlm Konseling
1. Bangun kepercayaan & komunikasi terbuka
2. Menunjukkan perhatian & peduli (smua u/ Px)
3. Atur & adaptasi pengobatan (Pakai AB, 4x Sehari)
4. Atasi & adaptasi sakit Px (diet untuk DM at HT)
5. Hindari & minimalkan ESO & Keidakpatuhan baik
sekarang / kedepannya (minum obat benar
minimalkan semua resiko)
6. Mengembangkan kemampuan pasien atasi
malasah diatas (bila eso terjadi apa yg dilakukan)
7. Bantu Px & klinisi lain bekerja sama untu
pengambilan keputusan bersama (comunicator
mewakili pasien, ex: harga obat yg mahal)
Tujuan EDUKASI dalam konseling
1. Memberikan informasi sesuai kebutuhan dan
masalah pasien
2. Memberikan ketrampilan & metode untuk
mengoptimalkan terapi & efek pengobatan
bagi pasien
3. Menyajikan informasi dengan metode yang
cocok untuk pasien dan kondisi tertentu
4. Edukasi klinisi lain tentang hal-hal yg
berhubungan dengan obat
Pendekatan Bantuan (Px Oriented)
Model Medis Model Bantuan
Pasien PASIF Pasien AKTIF
Dasar kepercayaan: Keahlian Dasar Kepercayaan: hubungan
dan profesionalitas yg semakin berkembang
Klinisi: Identifikasi & Klinisi: bantu pasien
menentukan penyelesaian menyelidiki masalah dan
kemungkinan penyelesaian
Pasien bergantung pada klinisi Pasien mengembangkan rasa
percaya diti untuk menangani
maslahnya
Hubungan orang tua dg anak Hubungan sejajar
Pendekatan Edukasi (Proses Belajar
Orang Dewasa / Androgogi)
1. Hubungan pemberian bantuan / timbal balik
2. Pengalaman Px sbg sumber bantu pembelajaran
3. Metode edukasi : teknik dua arah
4. Bahan edukasi: mencakup hal-hal penting dan
mendesak dlm kehidupan sehari-hari
5. Orang dewasa memilih apa yg akan dipelajari &
waktunya
6. Pembelajaran fokus pd masalah: identifikasi &
penyelesaian Masalah saat ini.
TAHAPAN KONSELING
5 sesi Konseling

“Pertemuan antara pasien


dan apoteker hendaknya
berisi pertukaran
informasi, perasaan,
kepercayaan, nilai-nilai dan
ide-ide diantara keduanya,
seperti pembicaraan dua
orang. Pertemuan tidak
boleh hanya berisi kuliah
satu arah oleh apoteker”
Tahapan Konseling:
1. DISKUSI PEMBUKA
2. DISKUSI
MENGUMPULKAN
INFORMASI
3. DISKUSI MASALAH
OBAT &
OENGATASANYA
4. DISKUSI INFORMASI
& EDUKASI
5. DISKUSI PENUTUP
1. DISKUSI
PEMBUKA
a. Salam pembuka
b. Idifikasi Apoteker
c. Pentingnya
Konseling &
meminta waktu
d. Privacy

Membangun keakraban dan kepercayaan dengan pasien, memberikan


gambaran pentingnya konseling untuk pasien, tunjukkan sikap profesional,
sopan dan penuh perhatian
a. Salam Pembuka
• Ucapkan salam / Sapa pasien dengan akrab:

“Selamat pagi/siang/malam/datang, silahkan (duduk)


ibu/bapak….. “

•Jika sudah kenal, pasien langganan dan siap


memberikan obat / konseling. Bisa memanggil /
menyapa namanya secara langsung:

“Obat atas nama Bapak/ ibu / mas /mbak/ kakak/


saudara/adik/anak (nama)…”
“Halo (panggilan dan nama), obat anda sudah siap…”
b. Idifikasi Apoteker
Penting untuk menunjukkan siapa kita agar
pasien terkesan dan lebih mengenal
apoteker.

“Saya (nama), apoteker di apotek ini, sekarang


saya berhadapan dengan ibu/bapak siapa
ya…. (tahu nama pasien, panggil dengan nama
jangan bpk/ibu, masnya, mbaknya etc
Ada yang bisa saya bantu ibu/bapak….”.
c. Manfaat konseling & meminta waktu
Agar pasien memahami maksud dan tujuan
konseling akan memberi keuntungan / manfaat
lebih pada pasien….
“Saya akan meminta waktu anda beberapa menit
untuk menanyakan beberapa hal untuk
menentukan obat yang paling tepat untuk kondisi
anda..” apakah anda bersedia
“Saya perlu membicarakan obat dalam resep anda
selama beberapa menit. Ini untuk memastikan
anda mendapat manfaat terbesar dari obat ini”
apakah anda berkenan
Bisa juga disampaikan…
“Sebelum resep kami layanani, kami ingin
menjelaskan kepada ibu bahwa di apotek ini,
kami membuat catatan tentang data pribadi
pasien dan obat yang akan digunakan untuk
memastikan bahwa pasien mendapatkan manfaat
terbesar dari pengobatan yang diterima. Untuk
membuat catatan tersebut saya akan meminta
waktu kurang lebih 5 menit untuk menanyakan
beberapa informasi terkait kondisi kesehatan dan
obat yang ibu gunakan saat ini. apakah ibu
bersedia?”
Penjelasan lebih lanjut jika pasien
heran / bertanya…
“Betul sekali ibu, mungkin dokter telah memiliki
informasinya, tetapi kami tidak memiliki akses
untuk memperoleh informasi tersebut. kami
perlu mengecek beberapa informasi terkait
kekhawatiran dengan obat tertentu, seperti
alergi ataupun interaksi obat.”
d. Privasi / kerahasiaan/kenyamanan
“Tadi anda sudah mengijinkan saya menanyakan
beberapa hal namun karena ini sifatnya
pribadi apakah anda cukup nyaman berada di
sini atau mau pindah ke ruang konseling yang
lebih pribadi..”
“Sudah tentu informasi yang anda berikan pada
saya akan dijaga kerahasiaanya dan apakah
anda cukup nyaman berada di sini atau mau
pindah ke ruang konseling yang lebih pribadi..”
2. Diskusi mengumpulkan
informasi
a. Kunci awal keberhasilan
terapi
b. Assessment baik data diri,
penyakit dan obat pasien
c. 3 prime question resep baru
d. Show and tell untuk resep
lama
e. Akses semua info yang
dibutuhkan / diinginkan
pasien
Assessment (Px, Penyakit, Obat)
Assessment PX: …. Informasi kesehatan dari
Nama, tgl lahir, alamat, profesional (kata dokter),
pekerjaan, aktifitas diskusi dg nakes lain,
harian, hobby, life style, internet, baca buku
kondisi hamil/menyusui • Assessment Obat
Assessment Penyakit: Obat yang pernah
Keluhan, lokasi, lama, digunakan, efek dari
baru/kambuhan, kondisi obat tersebut.
memperparah/membaik, Obat/Vitamin/herbal
riwayat keluarga, kondisi yg dikonsumsi, alergi
medis lain… obat
Assessment Resep Baru / Ulangan
Verifikasi pemahaman / informasi pasien
• Resep baru bisa • Resep ulangan bisa
digunakan teknik THREE menggunakan teknik
PRIME QUESTION Show and Tell
• Apa yang dikatakan • Pasien diminta
dokter tentang menceritakan
1. (guna) obat ini pengalaman
2. Cara pakai penggunaan obatnya:
jadwal, efeknya, efek
3. Harapan setelah yang tidak diinginkan,
minum obat kepatuhan etc
Teknik Asesmen: WWHAM
• W: who is it for, untuk siapa?
• W: what are the symptoms, apa gejalanya?
• H: how have the symptoms persisted, sudah
berapa lama gejala itu berlangsung?
• A: action taken, what medicines tried, tindakan
yang dilakukan, obat apa yg digunakan?
• M: medicines already being taken for other
conditions, obat apa yang saat ini digunakan
untuk gejala lain?
Teknik Asesmen: AS METTHOD
 A: age of patient, usia pasien?
 S :self or for some one else, untuk diri sendiri atau orang lain?
 M: medicines the patient is taking, obat yang digunakan pasien
saat ini?
 E: exactly what does the patient mean, apa sesungguhnya yang
dimaksud pasien?
 T: time/duration the symptoms, kapan/lamanya gejala?
 T: taken anything or seen the doctor, sudah mendapat pengobatan
apa saja atau ke dokter?
 H: history of any disease or condition, riwayat penyakit atau
gangguan tertentu?
 O: other symptoms being experience, gejala lain yang dialami saat
ini?
 D: doing anything to aggreviate or alleviate the condition,
melakukan sesuatu yang dapat memperburuk atau meringankan
keadaan?
(bisa) disisipkan Pharaprasing
Pharaprasing / mirroring: dipergunakan untuk
menunjukkan bahwa apoteker mendengarkan
apa yang disamopikan pasien & mengcrosscek
/ menyamakan persepsi pasien – apoteker

“Baik ibu terimakasih atas informasi yang


diberikan dan sudah saya catat, saya akan
coba ulangi, tolong ingatkan jika ada informasi
yang kurang benar. Jadi…..”
3. Diskusi menyusun asuhan kefarmasian
a. Metode lazim SOAP
b. Jelaskan tujuan
farmakoterapi
c. Jika pasien menginginkan
penggantian obat
difasilitasi
d. Diskusikan terkait RTL
(monitoring, kunjungan
dokter)
e. Semua perubahan &
target dicatat
Contoh Dialog
“dalam pembicaraan kita … (saat assessment)
saya sudah mengajukan beberapa pertanyaan
tentang penggunaan obat dan kesehatan
anda. Saya sudah mempelajari dan ada
beberapa hal yang ingin saya bicarakan
dengan anda yang mungkin dapat membantu
anda mendapatkan lebih banyak manfaat dari
pengobatan anda…”
Kepatuhan VS Ketidaktaatan
Kepatuhan: “seberapa jauh perilaku seseorang
(dalam hal menggunakan obat, mengikuti
diet, atau mengubah gaya hidup) sesuai
nasehat medis atau saran kesehatan”

Ketidaktaatan: “banyaknya dosis yang tidak


diminum / digunakan atau
diminum/digunakan dengan cara yang salah
sehingga membahayakan hasil terapi pasien”
Masalah Ketidaktaatan
• 50 – 60% pasien patuh
• 30 – 40% pasien patuh sebagian
• 5 – 10% menolak pengobatan (Svarstad, 2004)
Masalah berkenaan dengan ketidaktaatan
a. Menggunakan atau mendapatkan obat yg benar
tetapi terlalu sedikit
b. Menggunakan atau mendapatkan obat yg benar
tetapi terlalu banyak
c. Tidak menggunakan atau mendapatkan obat
yang diresepkan (Dunphy, 2003)
Akibat Ketidaktaatan
• Sakit bertambah lama
• Kondisi medis memburuk
• Memperlama perawatan RS / rumah
• Kematian
• Menyulitkan survei pasca pasar dari suatu obat
baru (dosis optimum, ESO yg tdk terantisipasi)
• Pemborosan biaya (obat terbuang percuma,
kehilangan waktu kerja)
#dunphy 2003; Gossel 1980
Px memandang ketidaktaatan
• Kepatuhan (kamus): tunduk terhadap keinginan
orang lain. Implikasinya Px tdk diberi kesempatan
u/ membuat keputusan tentang penggunaan
obat.
• Mengikuti nasihat merupakan tindakan yang
tepat dan benar dg asumsi kondisi telah
didiagnosis dg benar, pengobatan sudah tepat,
memberikan banyak kebaikan drpd bahaya,
regimen obat rasional (dosis sesuai, bea dan ESO
dapat diterima)
• Ketaatan (adherence: percaya dan mengikuti),
ketaatan jangka panjang disebut ketekunan
(persistent)
Kontradiksi ketidaktaatan
• Px seringkali sembuh walau tidak menuruti
nasihat dokter
• Terapi yang diberikan tidak selalu efektif
• Beberapa Px yg patuh malah tidak sembuh
bahkan menjadi lebih parah
• Obat yg diperlukan sering tidak diperlukan,
hanya untuk menenangkan pasien
• Kadangkala penghentian obat diperlukan bila
ESO merugikan dan kemungkinan efek yang
tidak dikehendaki membahayakan.
Penyebab ketidaktaatan pada pengobatan

1. Faktor Pasien dan kepercayaan pasien


2. Faktor komunikasi antara pasien dan tenaga
(profesional) kesehatan
3. Berbagai faktor perilaku
4. Hambatan ketaatan
1. Faktor pasien dan kepercayaan pasien

• Merasa penyakitnya tidak serius


• Merasa akibat tidak diobati tidak serius
• Merasa pengobatan tidak efektif
• Pandangan negatif dari keluarga dan teman
atau kurangnya dukungan sosial
2. Faktor komunikasi antara pasien dan
tenaga (profesional) kesehatan
• Tingkat pengawasan medis rendah
• Kurang penjelasan yang eksplisit, tepat, jelas,
jumlahnya memadahi dan termasuk menerima
tanggapan
• Strategi yang dilakukan tenaga kesehatan kurang
• Kepuasan interaksi pasien dengan tenaga kesehatan
kurang
• Interaksi pasien-tenaga kesehatan sedikit atau tidak
ada sama sekali
• Tenaga kesehatan dianggap tidak ramah dan kurang
perhatian
• Tenaga kesehatan tidak membiarkan pasien terlibat
dalam pengambilan keputusan
3. Berbagai faktor perilaku
• Ingin menguji efikasi obat
• Ingin menegaskan kendali atas hubungan
dokter-pasien, atau bahkan atas kondisi yang
tampaknya diluar kendali
• Pengalaman dengan pengobatan sedikit atau
memiliki pengalaman buruk dengan
pengobatan
• Kurang pengetahuan tentang penyakit yg
diderita
4. Hambatan ketaatan
• Regimen pengobatan kompleks
• Durasi terapi panjang
• Munculnya efek merugikan atau efek samping
• Tidak dapat membaca, kognitif rendah,
hambatan bahasa
• Hambatan fisikis / finansial untuk
mendapatkan obat
Tidak Taat  Taat / Patuh (ada tahapanya)
Membuat keputusan dan Mencapai
keselarasan
• Membuat keputusan bersama: pasien dan
tenaga kesehatan membuat keputusan terapi
yg dipilih, berbagi informasi dan sepakat
tentang pengobatan.
• Pasien + Nakes = Keselarasan (kerjasama
sebagai partner)
• Kunci: Komunikasi informasi! (informasi klinis,
pilihan terapi, resiko, hasil yang diharapkan,
contoh pasien lain)
Pencegahan Kemungkinan Tidak Taat
• Dalam pengembangan perencanaan untuk
mencegah ketidak taatan apoteker harus
memikirkan alasan untuk taat dan hambatan
untuk taat.
• Tiga aspek penting dalam konseling pasien:
a. Komunikasi dengan pasien
b.Pemberian Informasi
c. Strategi mencegah ketidaktaatan
a. Komunikasi dg pasien
• Apoteker harus aktif melibatkan pasien sebagai
partner bukan hanya sebagai objek penderita
• Aspek komunikasi yang penting antara lain:
 Kepuasan pasien
 Nada bicara
 Sifat
 Isi
 Frekuensi
 Metode Komunikasi
b. Pemberian Informasi
• Informasi yang diperhatikan terkait pencegahan
ketidaktaatan:
a. Pesuasif: sikap, prilaku dan teknik komunikasi!
b. Penggunaan obat: harus benar sesuai lengkap
termasuk bila terlewat / lupa
c. Penyakit, cara kerja & waktu kerja obat: sistematis,
jelas & memahamkan
d. Efek samping: identifikasi & cara pengatasan
e. Teknik khusus: Obat yg menggunakan alat2 khusus
f. Jumlah & tingkat: tidak disamaratakan untuk
semua pasien, sesuaikan dengan tingkat pendidikan
& latar belakang
c. Strategi mencegah ketidaktaatan
• Strategi perilaku direkomendasikan untuk
mencegah ketidaktaatan:
1. Bekerjasama dg dokter menyederhanakan
pengobatan & menyesuaikan regiman dg
kegiatan rutin pasien
2. Memberi alat pengingat dan pengatur
pemakaian obat
3. Mengingatkan pasien melalui telpon
4. Melibatkan anggota keluarga untuk mendukung
/ mendorong pasien untuk taat minum obat
Identifikasi Ketidaktaatan
• Meskipun saat penyerahan obat apoteker
mencoba melakukan konseling yang terbaik,
namun hampir semua strategi pencegahan
ketidaktaatan menurung seiring berjalannya
waktu
• Pada saat mengambil resep ulangan (penyakit
kronis) apoteker dpt mengidentifikasi
ketidaktaatan yg terjadi.
• Apoteker perlu mengumpulkan banyak informasi
untuk mengembangkan strategi mengatasi
permasalahan ini.
Data Medis & Pertanyaan untuk
menilai ketidaktaatan
• Data medis sebenarnya cukup memberikan
informasi tentang ketidaktaatan (kadar serum,
indikator urin, sample darah) namun tidak
semua kasus bisa bisa menggunakan ini.
• Beberapa pertanyaan yang simaptik bisa
dipergunakan untuk mengidentifikasi
ketidaktaatan pasien.
Pertanyaan untuk mendeteksi
ketidaktaatan
• “Banyak pasien sulit menggunakan semua
obat yang diresepkan. Selama satu minggu ini
berapa banyak tablet yang tidak diminum?”
• “Selama 2 minggu terakhir, apakah pernah
dalam satu hari anda kehabisan obat atau
tidak minum obat?”
• “Apakah ada kegiatan di hari-hari kedepan
yang akan mungkin atau menghambat anda
menggunakan obat?”
• “Apakah ada yang anda khawatirkan terkait
penyakit atau pengobatan anda?”
• “Apa yang kira-kira menghalangi anda mengikuti
rencana pengobatan yang direkomendasikan?”
• “Bagaimana cara anda mengingatkan diri anda
untuk menggunakan obat sesuai dengan
jadwal?”
• “Apakah ada yang menolong anda menggunakan
obat?”
• “Apakah anda merasa nyaman bertanya pada
dokter / apoteker tentang pengobatan anda?”
Metode Penyelesaian Masalah
Ketidaktaatan
Tentukan Posisi pasien dalam tahapan perubahan dengan
Mengubah Perilaku langsung menasehati pasien agar mentaati regimen
Diskusikan keuntungan dan kerugian pengobatan dan ajak
Sebelum Perenungan pasien memikirkanya. Buat pasien tahu bahwa apoteker siap
membantu
Bantu pasien ungkap untung dan rugi dari sudut pandang
Perenungan pasien. Beri lebih banyak informasi, dorong kepercayaan
pasien untuk ambil langkah selanjutnya
Sediakan alat bantu dan berikan ketrampilan untuk menolong
Pesiapan pasien melakukan tindakan. Beri pujian dan dorongan
Lakukan penilaian ulang secara teratur beri pujian dan
Tindakan dorongan
Lakukan pemantauan, atasi perilaku yg terulang kembali
Penjagaan/terulang dengan perilaku yang positif.

kembali
Metode Motivasi
• Gunakan teknik wawancara yg bersifat
memotivasi untuk menghilangkan keraguan
pasien. Tekankan perubahan itu penting dan
pasien pasti mampu mengendalikanya.
• Diskusi manfaat & resiko penggunaan obat
• Tingkatkan kewaspadaan pasien terhadap isyarat
tubuh yg menunjukkan kebutuhan obat
• Jelaskan pasien mampu melakukan evaluasio
sendiri
• Bantu pasien mengembangkan mekanisme daya
tindak
Alat Bantu dan Teknik
1. Gunakan berbagai alat bantu
2. Dapatkan dukungan dari orang di sekitar pasien
3. Tingkatkan pengawasan
4. Intervensi pelayanan sosial
5. Ubah jadwal penggunaan obat at bentuk
sediaan obat
6. Kesepakatan lisan at formal
7. Terapi yng terkontrol
8. Pemantauan diri
1. Alat Bantu Pengingat Obat
Aplikasi / Software
2. Dapatkan dukungan dari orang di sekitar
pasien
 Melibatkan pasangan, anggota keluarga lainnya
dan kelompok pendukung untuk mendorong /
mengingatkan pasien minum obat
 Selidiki pandangan anggota keluarga atau orang
sekitar terhadap kondisi pasien
 Diskusikan dengan orang sekitar tersebut
bagaimana cara membantu pasien untuk teratur
menggunakan obat.
 Biasanya ada kelompok-kelompok khusus
berkaitan dengan suatu penyakit (jantung, diabet,
lupus)
3. Meningkatkan Pengawasan
 Mempersingkat interval pengulangan resep
memberi kesempatan apoteker untuk lebih sering
ketemu pasien mendeteksi ketidaktaatan
 Kunjungan teratur ke dokter dan perhatian
khusus dari dokter & apoteker terbukti
meningkatkan ketaatan
 Konseling lanjutan lewat telpon atau kunjungan
langsung memberi kesempatan apoteker
mendiskusikan masalah pasien
4. Intervensi Pelayanan Sosial
• Kunjungan perawat, perawat kesehatan
masyarakat, pekerja sosial, pekerja rawatan
rumah dapat direkomendasikan untuk kasus
tertentu untuk memantau dan membesarkan
hati pasien.
• Akan sangat bermanfaat jika pasien hanya
memiliki sedikit dukungan sosial, cacat atau
kurangnya kemampuan kognitif
5. Perubahan Aturan Dosis
• Saran kepada dokter untuk mengubah jadwal
penggunaan obat maupun bentuk sediaan
untuk pasien (loading dose / transdermal)
• Jadwal minum obat yang sering atau
pemakaian yang rumit menurunkan
ketidaktaatan
• Perlu diingat tidak semua obat loading dose
sesuai untuk pasien (kemungkinan akumulasi
da efek toksik)
6. Kesepakatan Lisan at Formal
• Pasien dan nakes bersepakat terhadap tindakan
dan perilaku yang layak mendapatkan
penghargaan.
• Pasein akan terbantu mengidentifikasi perilaku
yang diharapkan hingga bisa mendapatkan
reward atau hadiah.
• Boleh dicoba ketika cara lain gagal.
• Apoteker meminta pasien untuk taat dan
mengikuti terapi selama periode waktu tertentu
7. Terapi Yg Terkontrol
• Biasa diterapkan untuk pasien yang selesai
menjalani rawat inap.
• Pasien mulai bertanggung jawab terhadap
penggunaan obatnya sendiri sebelum
meninggalkan rumah sakit
• Bisa memberikan waktu untuk mendeteksi dan
mengatasi kesulitan-kesulitan berkenaan dengan
regimen pengobatan sebelum keluar RS
• Pasien dilatih untuk mengatur dan mengingat
penggunaan obat.
8. Program pemantauan diri
4. Diskusi memberikan Informasi
1. Nama & gambaran obat
2. Tujuan / Indikasi
3. Aturan pakai / cara pakai
4. Saran ketaatan &
pemantauan sendiri
5. Efek samping / merugikan &
cara pengatasanya
6. Interaksi Obat
7. Non farmakoterapi
8. Penyimpanan
9. RTL (iter, monitoring etc)
Contoh Dialog…
• “Baiklah ibu, ini memang obat yang bagus untuk
mengatasi sesak nafas atau asthma ibu, namun
kadang-kadang orang yang menggunakan obat ini
mengalami efek yang tidak diinginkan. Saya ingin
membicarakan hal ini dengan anda agar anda
tahu apa yang perlu diperhatikan dan perlu
dilakukan bila anda mengalami sesuatu yang
tidak biasa. Apakah dokter mengatakan apa yang
perlu ibu perhatikan selama menggunakan obat
ini? (EFEK SAMPING OBAT)
Contoh Dialog
“Ada beberapa hal yang sebaiknya ibu baca dalam
leflet informasi ini (tunjukkan lefletnya). Orang-
orang jarang mengalami efek samping inidan efek
ini mungkin tidak terjadi pada ibu. Akan tetapi
jika ibu merasakan ada sesuatu yang tidak biasa
seperti rasa deg-degan ibu bisa menghentikan
penggunaan obat ini sementara waktu atau
mungkin mengalami diare ibu harus segera
mengasup cairan yang banyak untuk mengganti
cairan yang hilang dan segera menghubungi
dokter atau kami sebagai apoteker.” (ESO)
Contoh Dialog
“Obat ini adalah produk kesehatan yang
mempunyai sifat interaksi dengan
makanan/minuman, herbal, jamu atau obat lain
yang bisa menimbulkan akibat yang merugikan
dan dari obat/vitamin yang ibu pakai tidak ada
interaksi yang merugikan tersebut. saya harap ibu
mau menghubungi atau mendiskusikan terlebih
dahulu dengan kami jika dikemudian hari
akan/ingin menggunakan produk herbal atau
obat lainnya untuk memastikan ada tidaknya efek
yang meriugikan kesehatan” (Interaksi Obat)
Contoh Dialog
“Pengobatan yang ibu jalani akan sangat terbantu dengan
hal-hal yang berkenaan dengan gaya / pola hidup. Tadi
ibu sudah menceritakan dengan bagus sekali cara ibu
menjarangkan serangan sesak atau memanejemen
kejadian sesak nafasnya. Menyetel AC dengan suhu
yang tidak kelewat dingin, menyingkir jika ada orang
yang merokok, manajemen stress dalam pekerjaan
karena menurut cerita ibu hal-hal tersebut jika tidak
dilakukan bisa memicu timbulnya sesak nafas atau
memperparah serangan. Menjaga pola makan dan
istirahat dalam level yang cukup akan sangat bagus
bagi metobolisme tubuh, jika metabolism baik juga
akan berimbas pada penyembuhan keluhan-keluhan
ibu. Kami harap ibu bisa melakukannya.” (NonFar
terapi)
Contoh Dialog
“Dokter tidak menuliskan pengulanagan dalam
resep ini, apakah dokter menjelaskan apa
yang harus anda lakukan bila obat ini sudah
habis?” (Iter, kapan kontrol / ke dokter lagi)
5. Diskusi Penutup
1. Beri waktu pasien
memahami informasi &
mengajukan pertanyaan
2. Cek pemahaman pasien
3. Dorong terus untuk
bertanya & fasilitasi
4. Janjian pemantauan
terapi
5. Membesarkan hati,
support pasien &
terimakasih
Contoh Dialog
“Hanya untuk memastikan bahwa tidak ada
informasi dari kami yang terlewat, dapatkan
ibu member tahu bagaimana cara
penggunaan obat ini?” (konfirmasi
pemahaman)
“Iya betul sekali ibu, apakah ada hal-hal yang
perlu saya jelaskan atau ada hal yang mau
ditanyakan lagi?” (pancing untuk bertanya)
Contoh Dialog
• Jika ibu punya pertanyaan atau mengalami
masalah jangan sungkan-sungkan untuk langsung
bertanya dengan mengunjungi apotek kami atau
lewat telepon juga bisa. Ini kartu nama saya dan
apotek kami silahkan dihubungi sewaktu-waktu”
(motivasi untuk bertanya / marketing)
• “Satu lagi ibu, bolehkah saya menelfon besok
untuk mengetahui bagaimana keadaan ibu
dengan pengobatan ini, kapan saat yang tepat
saya bisa telpon ibu?” (rencana monev)
Andaikan…. (Happy Ending)
Pasien berjalan keluar apotek sambil berfikir
“Apotek ini bgaus sekali. Mulai sekarang saya
akan datang ke apotek ini saja karena apoteker
dalam apotek ini sangat membantu dan sekarang
data saya sudah ada di apotek ini..”
Ketika sampai dirumah, ppasiem membaca lembar
informasi yang diberikan apoteker dan
menembelkan kartu nama apoteker (ad
FB/BB/WA, Follow Twtr) pada papan buletin di
dekat telpon sebagai sumber informasi di
kemudian hari.
Contoh-Contoh Komunikasi
1. Perkenalan
a. Menyapa Pasien:
“Selamat pagi/siang/malam/dating, silahkan (duduk) ibu/bapak….. “
b. Perkenalan Diri:
“Saya (nama), apoteker di apotek ini, sekarang saya berhadapan
dengan ibu/bapak siapa ya…. Ada yang bisa saya bantu
ibu/bapak….”.
c. Rentang Waktu :
“Saya hanya akan meminta waktu beberapa menit untuk menanyakan
beberapa hal untuk menentukan obat yang paling tepat bagi
kondisi anda (atau orang yang sakit), apakah ibu/bapak bersedia”
d. Privasi:
“Apakah ibu/bapak merasa nyaman di sini atau kita pindah ke ruang
(konseling) yang lebih privasi?”
2. Menggali Informasi
a. Identifikasi untuk siapa (who):
“Ibu/bapak mencari obat untuk siapa/ obat yang dicari akan
dipergunakan bagi siapa / siapa yang sakit dan
memerlukan obat etc”
b. Konfimasi gejala / tanda / history:
“Apa yang dirasakan/keluhkan; pada bagian mana sakitnya
(ajukan pertanyaan yang spesifik); sudah berapa lama
mengalami kondisi ini; pernahkan mengalami hal ini
sebelumnya”
c. Apa yang dikatakan dokter/apoteker:
“Sudahkan anda berbicara dengan dokter atau apoteker
tentang kondisi ini? Menurut mereka, apa yang harus anda
lakukan?”
d. Informasi lain terkait pengobatan:
“Selain saran dokter/apoteker apakah ada informasi lain yang
didapatkan dari artikel/majalah/internet barang kali?”
e. Apakah pernah mendapatkan pengobatan
tersebut:
“Apakah anda sudah menggunakan / mencoba
saran dari dokter/apoteker/ informasi yang anda
dapatkan tersebut?

f. Pengobatan terkini atau terdahulu:


“Obat apa yang sudah anda gunakan atau yang
dulu pernah anda gunakan untuk kondisi ini?...
Baguskah kerja obat itu?”
g. Apa ada pengobatan (kondisi) lain:
“apakah anda mempunyai penyakit/kondisi tertentu
saat ini, seperti diabetes, tekanan darah tinggi,
tukak lambung atau yang lain? Apakah sedang
hamil atau menyusui?”
h. OTC / Herbal:
“selain obat yang telah kita bicarakan adakah obat yang anda
beli sendiri tanpa resep; apakah anda menggunakan herbal
atau ramuan yang anda buat sendiri?(apakah anda
menjalani akupuntur atau pengobatan lain?untuk kondisi
tersebut obat yang digunakan apa)?
i. Alergi:
Setahu anda, apakah anda alergi pada makanan / obat
tertentu? / Pernahkah anda merasakan efek yang tidak
mengenakkan atau fek yang tidak diinginkan akibat
penggunaan obat?”
j. Alkohol/merokok (gaya hidup):
“beberapa hal yang bisa mempengaruhi kondisi penyakit dan
pengobatan adalah gaya hidup. apakah anda meminum
alkohol/merokok? Kebiasaan pola makan, aktivitas fisik
etc”
• Untuk menunjukkan EMPATI lakukan
paraphrasing (pengulangan kembali) apa
yang dikatakan pasien untuk memastikan ke
pasien bahwa kita mengerti dan memahami
masalah yang dihadapi. “Baik ibu/bapak saya
telah mendapatkan informasi dari anda
(tolong ingatkan kalau saya salah) jadi anda
mengalami… dengan … bla.. bla.. bla..“
3. Konseling Pengobatan
Nampaknya anda mengalami gejala-gejala yang
mengindikasikan adanya (keluhan/infeksi/..) untuk itu saya
menyarankan (non farmakoterapi dulu mungkin) dan jika
ingin menggunakan obat anda bisa memakai…..”
a. Nama obat; komposisi; kekuatan; tipe (oral/sirup etc):
“obat ini (sebut nama) dengan komposisi….. (jika obatnya
bukan generik) kekuatan obatnya …. mg dengan bentuk
sediaan (tablet/sirup/semprot etc)
b. Aturan pakai & jumlah obat
“obat ini digunakan (diminum) …. kali perhari
(sebelum/setelah/pada saat makan). Obat ini jumlahnya ….
dan untuk penggunaan selama … hari (dihabiskan / bila
sakit sudah mereda dan merasa nyaman bisa dihentikan
dan disimpan)
c. Untuk apa pengobatan ini:
“obat ini akan membantu mengatasi (sebut keluhan-keluhan
yang disampaikan pasien), anda akan merasakan keluhan)
mereda dalam .. jam setelah menggunakan obat ini. Kondisi
anda akan membaik jika (keluhan) mereda…
d. Efek samping:
“sangat jarang orang mengalami reaksi setelah menggunakan
obat ini. Reaksi ini mungkin tidak akan terjadi pada anda.
Akan tetapi, bila anda merasa (sebut ESO yang sering
terjadi) yang tidak jelas penyebabnya segera beri tahu saya
(apoteker anda)” at..
“Orang-orang tertentu merasa obat ini membuat mereka ..
(mengantuk).. jadi perhatikan bagaimana pengaruh ibat ini
terhadap anda sebelum anda mengendarai mobil atau
melakukan pekerjaan apapun yang membutuhkan
kewaspadaan.”
e. Jika tidak ada perkembangan:
“Jika dalam 3 hari, kondisi ini masih terus
berlangsung atau kelihatan bertambah burukk
(beri tanda spesifi keparah jika perlu,
misalnya: batuk semakin menjadi, dahak
berwarna hijau etc), temuilah dokter anda.”
4. Interaksi dan Penyimpanan
a. Interaksi:
“obat merupakan produk kesehatan yang mempunyai sifat
interaksi dengan makanan/minuman, herbal/jamu atau
obat lain yang bisa menimbulkan akibat yang merugikan
(cek ada tidak interaksi yang terjadi, jika ada obat yang
digunakan). Saya harap anda mau menghubungi atau
mendiskusikan terlebih dahulu dengan saya jika anda
dikemudian hari ingin/akan menggunakan produk
herbal/obat lainya untuk memastikan ada tidaknya efek
yang merugikan bagi tubuh”
b. Penyimpanan:
“Apakah dirumah tersedia tempat menyimpan obat? Jika tidak
obat bisa anda simpan dalam toples bersih dan letakkan
pada tempat yang kering terhindar dari panas/cahaya
lansung. Kondisi tersebut akan menjaga kualitas obat anda
tetap baik.”
5. Patient Self Care
Non farmakologi:
“Terapi dan proses penyembuhan keluhan-
keluhan anda akan terbantu dengan
melakukan hal-hal seperti …………., …………..,
………… dengan kondisi tubuh yang bagus juga
akan berimbas pada kecepatan penyembuhan
/ pemulihan kondisi. Saya harap anda bisa
melakukannya
6. Kesimpulan
a. Repetisi pasien:
“Hanya untuk memastikan apakah saya sudah
menjelaskan semua informasi, dapatkah sekarang
anda memberi tahu saya bagaimana anda akan
menggunakan obat-obat ini?”
b. Pertanyaan klarifikasi:
“Baiklah ibu/bapak, apakah ada hal-hal yang perlu saya
jelaskan atau ada yang mau ditanyakan lagi?”
c. Menawarkan bantuan jika pasien datang atau
menelpon:
“Jika anda nanti mempunyai pertanyaan atau
mengalami masalah, jangan sungkan-sungkan untuk
bertansa langsung dengan mengunjungi apaotek saya
atau mau lewat telpon juga silahkan.”
d. Terima kasih pada pasien:
“Terima kasih bapak/ibu telah berkunjung ke apotek
kami, semoga obat serta yang apa kita diskusikan akan
banyak membantu anda”
e. Memberitahukan akan menelepon dalam 1-2 hari
(jika pasien bersedia)
“Bolehkan saya menelpon anda besok untuk mengetahui
bagaimana keadaan anda dengan pengobatan ini?..
kapan waktu yang tepat untuk menelpon anda?”

7. Komunikasi non verbal:


Perhatikan dan perlihatkan dengan baik: Postur, sikap,
kontak mata & ekspresi wajah.

Anda mungkin juga menyukai