Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TENTANG PENGERTIAN DAN FAkTOR YANG

MEMPENGARUHI PERSALINAN

DOSEN PEMBIMBING:
Siskha Maya Herliana,S.ST,M.Keb

DISUSUN OLEH : KELOMPOK I

1. Alan Ariakarna (001 STYC20)


2. Amalia Ridho Rahmani (002 STYC20)
3. Amila Dinan Farihan (003 STYC20)
4. Andiansyah (004 STYC20)
5. Anggun Cahyani (005 STYC20)
6. Aprizal (006 STYC20)
7. Binar Aura Fatmawati (007 STYC20)
8. Dandy Irwansyah (008 STYC20)
9. Darmi Echi Anatia (009 STYC20)
10. Dea Wulandari (010 STYC20)
11. Dina Ayu Septiani (011 STYC20)

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
MATARAM
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha
Pemurah dan Lagi Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah
Subhanahu Wa Ta’ala, yang telah melimpahkan Hidayah, Inayah dan Rahmat-
Nya sehingga kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah Keperawatan
Maternitas 1 dengan judul “Pengertian dan factor yang mempengaruhi
persalinan” tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah sudah kami lakukan semaksimal mungkin dengan


dukungan dari banyak pihak, sehingga bisa memudahkan dalam penyusunannya.
Untuk itu kami pun tidak lupa mengucapkan terima kasih dari berbagai pihak
yang sudah membantu kami dalam rangka menyelesaikan makalah ini.

Tetapi tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa dalam
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan
bahasa serta aspek-aspek lainnya. Maka dari itu, dengan lapang dada kami
membuka seluas-luasnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberikan kritik
ataupun sarannya demi penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat berharap semoga dari makalah yang


sederhana ini bisa bermanfaat dan juga besar keinginan kami bisa menginspirasi
para pembaca untuk mengangkat berbagai permasalah lainnya yang masih
berhubungan pada makalah-makalah berikutnya.

Mataram, 15 November 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................5
1.3 Tujuan.................................................................................................................5
BAB II..........................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI......................................................................................................6
2.1 Pengertian Persalinan..........................................................................................6
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan :................................................9
BAB III.......................................................................................................................13
KESIMPULAN...........................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Persalinan adalah proses dimana bayi, Plasenta, dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu bersalin. Persalinan yang normal terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan/setelah usia kehamilan 37 minggu atau lebih tanpa
penyulit. Pada akhir kehamilan ibu dan janin mempersiapkan diri untuk
menghadapi proses persalinan. Janin bertumbuh dan berkembang dalam
proses persiapan menghadapi kehidupan di luar Rahim. Ibu menjalani
berbagai perubahan fisiologis selama masa hamil sebagai persiapan
menghadapi proses persalinan dan untuk berperan sebagai ibu.Persalinan
dan kelahiran adalah akhir kehamilan dan titik dimulainya kehidupan di luar
Rahim bagi bayi baru lahir.Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks yang membuka dan menipis dan
berakhir dengan lahirnya bayi beserta plasenta secara lengkap Pengalaman
persalinan bisa dialami oleh ibu pertama kali (primi), maupun kedua atau
lebih (multi). (Fauziah, 2015).
Primigravida yaitu wanita yang hamil untuk pertama kali, sedangkan
multigravida adalah seorang ibu yang hamil untuk kedua atau lebih.Tanda-
tanda kehamilan primigravida seperti perut tegang, labla mayora tampak
bersatu, hypen seperti pada beberapa tempat, vagina sempit dengan rugae
yang utuh jari, perineum utuh dan baik. Pada serviks terdapat pembukaan
yang di dahului dengan pendataran dan setelah itu baru pembukaan
(pembukaan rata-rata 1 cm dalam 2 jm) Lama kala I untuk primigravida
berlangsung 12 jam sedangkan multigravida lama kala I multigravida 8 jam
(Moctar, 1998).

Menurut penelitian (Saryono, 2012) Perbedaan tingkat nyeri


persalinan normal pada Ibu primigravida dan Multigravida, pada Ibu

1
primigravida yang mengalami nyeri berat melahirkan saat kala 1
sebanyak61,5% dan 20 responden ibu Multigravida mengalami nyeri berat
melahirkan kala 1 sebanyak 38,5%.Nyeri melahirkan di sebabkan oleh
faktor dilatasi serviks yaitu kekuatan primer membuat serviks
menipis/effacement, berdilatasi dan janin turun.

Dilatasi serviks adalah pelebaran muara dan saluran serviks, yang


terjadi pada kala I persalinan.Diameter meningkat dari 1 cm sampai dilatasi
lengkap (sekitar 10 cm) agar janin aterm dapat dilahirkan.Apabila dilatasi
serviks sudah lengkap menandai akhir kala I persalinan dan masuk kepada
kala II persalinan.Dilatasi serviks terjadi karena komponen muskulofibrosa
tertarik dari serviks kea rah atas, akibat kontraksi uterus yang kuat. Tekanan
yang ditimbulkan cairan amnion selama ketuban utuh atau kekuatan yang
timbul akibat tekanan bagian presentasi juga membantu serviks berdilatasi
(Fauziah, 2015).

Wanita yang melahirkan mengharapkan persalinan berlangsung


tanpa rasa nyeri, Berbagai cara dilakukan agar ibu melahirkan tidak selalu
merasa sakit dan merasa nyaman. Saat ini hingga 50% persalinan di seluruh
rumah sakit di Indonesia memilih melakukan operasi cectio caesarea,
tingginya operasi caesar disebabkan para ibu primigravida yang hendak
bersalin lebih memilih operasi cectio caesarea karena tidak kuat dan tidak
ingin mengalami nyeri persalinanpada saat kala 1 menurut penelitian
(Jayanthi, 2010).

Ibu Primigravida di Provinsi bali tercatat sebanyak 58,5 % memilih


menjalani operasi section caesaria, lebih besar dari Persalinan Normal. Hasil
penelitian yang dilakukan di RSU Bali Royal Hospital angka section
caesaria non indikasi medis di karenakan ibu takut dan cemas menghadapi
rasa sakit yang akan terjadi pada persalinan normal pada tahun 2014 dari juli

2
– desember terdapat 345 total persalinan SC (13,3%) melakukan SC non
indikasi medis dan pada tahun 2015 mengalami peningkatan ibu primi
melakukan SC oleh karena indikasi non medis (on request) (13,69%).
Menurut penelitian (Hariningsih, 2016).

Menurut (Lase, 2012)dari hasil penelitian yang di lakukan di RSU


Bunda Thamrin Medan 22 ibu mayoritas responden memiliki umur dalam
rentang 25-30 tahun, ibu primigravida menyatakan memilih tindakan section
caesaria di karenakan calon ibu tidak siap melahirkan secara normal, tidak
kuat dan tidak ingin merasakan nyeri berat melahirkan di kala I sebanyak
59,1%. (Hamilton, 1995)Sebanyak 90% persalinan disertai rasa nyeri berat
dan 7-14% tidak disertai nyeri, pada kala I terjadi kontraksi yang dapat
menekan ujung saraf sehingga menimbulkan rangsangan nyeri dan
berdampak timbulnya rasa takut.

Penekanan pada ujung-ujung saraf menimbulkan nyeri disebabkan


karena antara serabut otot dari korpus fundus uterus, adanya iskemik
miomerium dan serviks karena kontraksi sebagai konsekuensi dari
pengeluaran darah dari uterus atau karena adanya vasokontriksi akibat
aktivitas berlebihan dari saraf simpatis, adanya proses peradangan pada otot
uterus, kontraksi pada serviks dan segmen bawah rahim menyebabkan rasa
takut yang memacu aktivitas berlebih dari systemsaraf simpatis, adanya
dilatasi dari serviks dan segmen bawah Rahim. (Kampono, 2008).

Nyeri persalinan dapat dikendalikan dengan 2 metode yaitu


farmakologis dan nonfarmakologis.Metode penghilang rasa nyeri secara
farmakologis adalah metode penghilang rasa nyeri dengan menggunakan
obat-obat kimiawi, sedangkan metode non farmakologis adalah metode
penghilang rasa nyeri secara alami tanpa menggunakan obat-obat kimiawi
yaitu teknik relaksasi, yang merupakan tindakan eksternal yang

3
mempengaruhi respon internal individu terhadap nyeri. Manajemen nyeri
dengan tindakan relaksasi mencakup relaksasi nafas dalam, (Judha, 2012).

Teknik relaksasi nafas dalam dapat mengendalikan nyeri dengan


meminimalkan aktifitas simpatik dalam sistem saraf otonom.Ibu
meningkatkan aktifitas komponen saraf parasimpatik vegetatif secara
simultan.Teknik tersebut dapat mengurangi sensasi nyeri yang di rasakan
dan mengontrol intensitas reaksi ibu terhadap rasa nyeri. Hormon adrenalin
dan kortisol yang menyebabkan stress akan menurun, ibu dapat
meningkatkan konsentrasi dan merasa tenang sehingga memudahkan ibu
untuk mengatur pernafasan sampai frekuensi pernafasan kurang dari 60-
70x/menit. Kadar PaCO2 akan meningkat dan menurunkan PH sehingga
akan meningkatkan kadar oksigen dalam darah (Henderson, 2005).

Penelitian (Thomas E., 2011) menemukan teknik pernapasan dalam


efektif menurunkan nyeri persalinan pada kala I. Sebuah survei terhadap ibu
bersalin di Amerika Serikat pada tahun 2005, menemukan, 77 %
menyatakan penggunaan teknik pernapasan sangat membantu dalam proses
persalinan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di DI RS BPM kota
Yogyakarta didapatkanprevalensi Dari 30 responden penelitian diberikan
teknik relaksasi nafas dalam selama 30 menit. Perlakuan ditujukan untuk
mengurangi nyeri pada saat persalinan kala 1. Dari 30 responden didapatkan
umur responden yang paling banyak adalah 20-30 tahun yaitu 17 orang
(56,7%). Hasil frekuensi prevalensi sebelum dilakukan teknik relaksasi
nafas dalam mendapatkan hasil sebagian besar nyeri berat kala 1 yaitu 19
orang (63,3%). setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam mendapatkan
hasil sebagian besar adaptasi nyeri sedang yaitu 14 orang (49,0%).Hasil
Pengujian Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam untuk mengurangi
Nyeri Pada Ibu Inpartu Kala I Di RS BPM Kota Yogyakarta pre test nilai
rata-rata sebesar 6.9667 setelah post test menjadi 4.6667 Hal ini

4
menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan dari teknik relaksasi nafas
dalam berpengaruh pada nyeri pada ibu inpartu Kala I di RS BPM Kota
Yogyakarta. (Sulistyaningsih, 2011).Jumlah ibu yang melakukan persalinan
normal di RSUD Wangaya berdasarkan data yang di peroleh dari tahun
2015 sampai tahun 2017 yaitu sebanyak 2030 orang, dimana pada tahun
2015 sebanyak 598 orang, tahun 2016 sebanyak 631 orang, dan tahun 2017
sebanyak 801 orang yang yang menjalani persalinan normal dari dan setaip
tahun terus mengalami peningkatan. Dan data perawat/bidan di ruangan
yang memberikan teknik relaksasi nafas dalam saat proses kala 1 persalinan
normal pada tahun 2017 sebanyak 801 kasus.

Ibu bersalin yang sulit beradaptasi dengan rasa nyeri persalinan


dapat menyebabkan tidak terkoordinasinya kontraksi uterus yang dapat
mengakibatkan perpanjangan kala I persalinan dan kesejahteraan janin
terganggu.Tidak ada kemajuan persalinan atau kemajuan persalinan yang
lambat merupakan salah satu komplikasi persalinan yang mengkhawatirkan,
rumit, dan tidak terduga. Persalinan lama dapat menimbulkan konsekuensi
serius bagi salah satu atau keduanya antara lain infeksi intra partum, rupture
uteri, cincin retraksi patologis, pembentukan fistula, cidera otot-otot dasar
panggul, dan efek bagi janin dapat berupa kaput suksedaneum, molase
kepala janin. Ini dapat meningkatkan angka kematian dan kesakitan ibu dan
janin (Hani, 2010).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah Pengertian Persalinan?
2. Apakah Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan?
1.3 Tujuan
1. Agar Mengetahui Pengertian Persalinan
2. Agar Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Persalinan

Menurut WHO (World Health Organization) persalinan normal


adalah persalinan yang dimulai secara spontan beresiko rendah pada awal
persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan, bayi dilahirkan
spontan dengan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37
hingga 42 minggu lengkap. Setelah persalinan ibu dan bayi dalam keadaan
baik.

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (bayi dan


Placenta) secara alami, yang dimulai dengan adanya kontraksi yang adekuat
pada uterus, pembukaan dan penipisan serviks (Widiastini 2015). Nyeri
persalinan merupakan kondisi fisiologis yang secara umum dialami hampir
semua ibu bersalin (Supliyani 2017).

Menurut manuba bentuk-bentuk persalinan :

a) Persalinan spontan, yaitu persalinan berlangsung dengan tenaga


sendiri.
b) Persalinan buatan, yaitu persalinan dengan rangsangan sehingga
terdapat kekuatan untuk persalinan.
c) Persalinan anjuran, yaitu persalinan yang paling ideal karena
tidak memerlukan bantuan apapun dan mempunyai trauma
persalinan yang paling ringan sehingga sumber daya manusia
dapat terjamin.

1. Sebab-sebab Terjadinya Persalinan

Sebab terjadinya persalinan sampai saat ini masih merupakan


teori-teori yang komplek. Faktor-faktor humoral, pengaruh

6
prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi
disebut sebagai faktor yang mengakibatkan partus mulai. Perubahan-
perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan
mulai dari berlangsungnya partus, antara lain penurunan kadar hormon
esterogen dan progesteron. Seperti diketahui progesterone merupakan
penenang bagi otot- otot uterus. (Elisabeth, 2016).

2. Tanda-tanda Persalinan

a) Adanya kontraksi rahim

Secara umum, tandsa awal bahwa ibu hamil untuk melahirkan


adalah mengejannya rahim atau dikenal dengan istilah kontraksi.
Kontraksi tersebut berirama, teratur dan involuter umumnya kontraksi
bertujuan menyiapkan mulut lahir untuk membesar dan meningkatkan
aliran darah di dalam plasenta setiap kontraksi uterus memilikin 3 fase
yaitu :
1) Increment : ketika intensitas terbentuk
2) Acme : puncak atau maximum
3) Decement : ketika otot relaksasi
Kontraksi yang sesungguhnya akan muncul dan hilang secara teratur
dengan intensitas makin lama makin meningkat (Elisabeth, 2016).

b) Keluarnya lendir bercampur darah

Lendir disekresi sebagai hasil proliferasi kelenjar lendir servik


pada awal kehamilan. Lendir mulanya menyumbat leher rahim,
sumbatan yang tebal pada mulut rahim terlepas, sehingga
menyebabkan keluarnya lendir berwarna kemerahan bercampur darah
dan terdorong keluar oleh kontraksi yang membuka mulut rahim yang
menandakan bahwa mulut rahim menjadi lunak dan membuka, lendir
ini yang dimaksud bloody slim (Elisabeth, 2016).

7
c) Keluarnya air-air (ketuban)

Proses penting menjelang persalinan adalah pecahnya air


ketuban. Selama 9 bulan masa gestasi bayi aman melayang dalam
cairan amnion. Keluarnya air-air dan jumlahnya cukup banyak berasal
dari ketuban yang pecah akibat kontraksi yang meningkat (Elisabeth,
2016).

d) Pembukaan Servik

Penipisan melalui dilatasi serviks, pertama aktivitas uterus


dimulai untuk mencapai penipisan, setelah penipisan kemudian
aktivitas uterus menghasilkan dilatasi servik yang cepat, tanda ini
tidak dirasakan oleh pasien tetapi dapat diketahui dengan pemeriksaan
dalam, petugas akan melakukan pemeriksaan dalam untuk
menentukan pematangan, penipisan dan pembukaan leher rahim
( Elisabeth, 2016).

3. Tanda Persalinan Palsu

Ketika mendekati kehamilan aterm, banyak wanita mengeluhkan


kontraksi uterus yang terasa nyeri, yang mungkin menunjukkan
permulaan persalinan tetapi meskipun terjadi kontraksi kemajuan dilatasi
servik tidak terjadi yang disebut dengan persalinan palsuatau false labour
(Elisabeth, 2016).

4. Pemeriksaan Menjelang Persalinan

Saat terasa mulas dan mengalami kontraksi secara teratur sebagai


tanda akan segera melahirkan, perlu dilakukan pemeriksaan dalam untuk
mengetahui kemajuan persalinan, masih ada atau tidaknya selaput
ketuban karena apabila sudah pecah harus dilakukan tindakan. Dengan
pemeriksaan dalam dapat diketahui juga apakah kepala bayi sudah

8
memutar atau belum, dan jantung janin akan dimonitor secara teratur.
Kontraksi uterus dihitung setiap kali ibu merasakan mulas dan pada saat
perut ibu teraba keras (Elisabeth, 2016).

2.2 Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan :


a. Power (tenaga yang mendorong bayi keluar)
Seperti his atau kontraksi uterus kekuatan ibu mengedan
b. Passage (faktor jalan lahir)
Perubahan pada serviks, pendataran serviks, pembukaan serviks dan
perubahan pada vagina dan dasar panggul.
c. Passanger
Passanger utama lewat jalan lahir adalah janin.passanger terdiri dari
janin, plasenta dan selaput ketuban.
d. Psikis ibu
Kemampuan klien untuk bekerjasama dengan penolong dan adaptasi
terhadap rasa nyeri persalinan.
e. Penolong
Meliputi ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, kesabaran,
pengertiannya dalam menghadapi klien baik primipara dan multipara
( Elisabeth, 2016).
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
Banyak faktor yang berpengaruh terhadap cara persalinan, yang
dapat dibagi menjadi beberapa faktor. Faktor maternal biologi adalah
usia ibu, paritas, jarak kehamilan, tinggi badan (< 145 cm), kelainan jalan
lahir (passage). Faktor maternal lain meliputi status gizi/IMT, anemia,
tekanan darah, riwayat obtetrik buruk, penyakit penyerta, komplikasi
persalinan. Hal ini berperan pada kekuatan saat persalinan (power)
Faktor bayi (passager) antara lain berat badan janin, letak janin dan
kelainan janin. Sedangkan faktor lingkungan dapat berupa pendidikan,

9
sosial ekonomi, tempat tinggal, rujukan dan sebagainya (Annisa, 2011).
Berikut adalah penjelasan faktor-faktor yang memengaruhi persalinan:
a. Usia
Usia reproduksi yang optimal bagi seorang ibu untuk hamil
dan melahirkan adalah 20-35 tahun karena pada usia ini secara fisik
dan psikologi ibu sudah cukup matang dalam menghadapi kehamilan
dan persalinan. Pada usia <20 tahun organ reproduksi belumsempurna
secara keseluruhan dan perkembangan kejiwaan belum matang
sehingga belum siap menjadi ibu dan menerima kehamilannya. Usia
>35 tahun organ reproduksi mengalami perubahan karena proses
menuanya organ kandungan dan jalan lahir kaku atau tidak lentur lagi.
Selain itu peningkatan pada umur tersebut akan mempengaruhi organ
vital dan mudah terjadi penyakit sehingga beresiko mengalami
komplikasi pada ibu dan janin (Annisa, 2011).
b. Paritas
Paritas menunjukkan jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh
seorang wanita. Paritas merupakan factor penting dalam menentukan
kondisi ibu dan janin selama kehamilan maupun selama persalinan.
Pada ibu primipara atau bersalin pertama kali, belum pernah
melahirkan maka kemungkinan terjadinya kelainan dan komplikasi
cukup besar baik pada kekuatan his (power), jalan lahir (passage) dan
kondisi janin (passanger). Informasi yang kurang tentang persalinan
dapat memengaruhi proses persalinan (Kusumawati, 2006).
c. Jarak Kehamilan

Seorang wanita yang hamil dan melahirkan kembali dengan


jarak yang pendek dari kehamilan sebelumnya akan memberikan
dampak yang buruk terhadap kondisi kesehatan ibu dan bayi. Hal ini
disebabkan karena bentuk dan fungsi organ reproduksi belum kembali

10
dengan sempurna sehingga fungsinya akan terganggu apabila terhadi
kehamilan dan persalinan kembali. Jarak antara dua persalinan yang
terlalu dekat menyebabkan meningkatnya anemia yang dapat
menyebabkan BBLR, kelahiran preterm, dan lahir mati yang
mempengaruhi proses persalinan dari faktor bayi. Sehingga wanita
membutuhkan 2-3 tahun dalam memulihkan tubuhnya dan
mempersiapkan dirinya pada persalinan berikutnya dan memberikan
kesempatan pada luka untuk sembuh dengan baik. Jarak persalinan
yang pendek meningkatkan resiko bagi ibu dan anak (Kusumawati,
2006).
d. Passenger
Malpresentasi atau malformasi janin dapat mempengaruhi
persalinan normal (Taber, 1994). Pada faktor passenger, terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi yakni ukuran kepala janin,
presentasi, letak, sikap dan posisi janin. Karena plasenta juga harus
melalui jalan lahir, maka ia dianggap sebagai penumpang yang
menyertai janin (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004).
e. Passage away
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang yang
padat, dasar panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina).
Meskipun jaringan lunak khususnya lapisan-lapisan otot dasar
panggul ikut menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih
berperan dalam proses persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan
dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku (Bobak, Lowdermilk &
Jensen, 2004).
f. Power
His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan
serviks membuka dan mendorong janin ke bawah. Pada presentasi
kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk

11
ke dalam rongga panggul (Wiknjosastro dkk, 2005). Ibu melakukan
kontraksi involunter dan volunteer secara bersamaan (Bobak,
Lowdermilk & Jensen, 2004).
g. Position
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi
persalinan. Posisi tegak memberi sejumlah keuntungan. Mengubah
posisi membuat rasa letih hilang, memberi rasa nyaman, dan
memperbaki sirkulasi. Posisi tegak meliputi posisi berdiri, berjalan,
duduk dan jongkok (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004).
h. Psychologic Respons
Proses persalinan adalah saat yang menegangkan dan
mencemaskan bagi wanita dan keluarganya. Rasa takut, tegang dan
cemas mungkin mengakibatkan proses kelahiran berlangsung lambat.
Pada kebanyakan wanita, persalinan dimulai saat terjadi kontraksi
uterus pertama dan dilanjutkan dengan kerja keras selama jam- jam
dilatasi dan melahirkan kemudian berakhir ketika wanita dan
keluarganya memulai proses ikatan dengan bayi. Perawatan ditujukan
untuk mendukung wanita dan keluarganya dalam melalui proses
persalinan supaya dicapai hasil yang optimal bagi semua yang terlibat.
Wanita yang bersalin biasanya akan mengutarakan berbagai
kekhawatiran jika ditanya, tetapi mereka jarang dengan spontan
menceritakannya (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004).

12
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (bayi dan


Placenta) secara alami, yang dimulai dengan adanya kontraksi yang adekuat
pada uterus, pembukaan dan penipisan serviks (Widiastini 2015). Nyeri
persalinan merupakan kondisi fisiologis yang secara umum dialami hampir
semua ibu bersalin (Supliyani 2017).

Banyak faktor yang berpengaruh terhadap cara persalinan, yang


dapat dibagi menjadi beberapa faktor. Faktor maternal biologi adalah usia
ibu, paritas, jarak kehamilan, tinggi badan (< 145 cm), kelainan jalan lahir
(passage). Faktor maternal lain meliputi status gizi/IMT, anemia, tekanan
darah, riwayat obtetrik buruk, penyakit penyerta, komplikasi persalinan. Hal
ini berperan pada kekuatan saat persalinan (power) Faktor bayi (passager)
antara lain berat badan janin, letak janin dan kelainan janin. Sedangkan
faktor lingkungan dapat berupa pendidikan, sosial ekonomi, tempat tinggal,
rujukan dan sebagainya (Annisa, 2011).

13
DAFTAR PUSTAKA
Fauziah, s. (2015). Keperawatan maternitas volume 2 : persalinan. Jakarta:
kencana.
Hariningsih, n. (2016). Faktor yang mempengaruhi keputusan ibu hamil
untuk memilih persalinan dengan metode sectio caesar (sc) tanpa
indikasi medis, (2).
Annisa, s. A. (2011). Faktor-faktor risiko persalinan seksio sesarea di rsud
dr. Adjidarmo lebak pada bulan oktober-desember 2010. Publikasi
skripsi sarjana kedokteran universitas islam negeri syarif
hidayatullah jakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai